Penelitian kualitatif dipandang lebih sesuai untuk mengetahui dinamika gambaran kecemasan ayah dalam menghadapi anak penderita thalassaemia.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Poerwandari 2007 bahwa pendekatan yang sesuai untuk penelitian yang tertarik dalam memahami
manusia dengan segala kekompleksitasannya sebagai makhluk subjektif adalah pendekatan kualitatif. Kecemasan adalah hal yang bersifat subjektif
yang dapat dirasakan setiap individu, dengan hal tersebutlah diharapkan dapat memberikan gambaran yang luas mengenai gambaran kecemasan ayah dalam
menghadapi anak penderita thalassaemia. Oleh karena itu peneliti menggunakan pendekatan kualitatif sebagai metode dalam meneliti kecemasan
ayah dalam menghadapi anak penderita thalassaemia, sehingga hasil yang didapat dari peneliti ini dapat memeberikan gambaran yang luas tentang
kecemasan ayah yang menghadapi anak sebagai penderita thalassaemia. Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
B. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, hal ini disebabkan karena sifat dari penelitian kualitatif terbuka dan luwes, tipe
dan metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian, serta sifat objek yang diteliti.
Jika diperhatikan, metode yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif adalah metode wawancara dan observasi. Maka dengan itu,
penelitian yang akan dilakukan ini pun menggunakan metode yang sama yaitu metode wawancara. Alasan dipilihnya metode wawancara dalam
penelitian ini adalah karena didalam penelitian ini, informasi yang diperlukan adalah berupa kata-kata yang diungkapkan subjek secara langsung, sehingga
dapat dengan jelas menggambarkan perasaan subjek penelitian dan mewakili kebutuhan informasi dalam penelitian.
Wawancara Banister, dkk dalam Poerwandari, 2007 mengungkapkan wawancara
adalah percakapan dan proses tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai
Universitas Sumatera Utara
tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami
individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui
pendekatan lain.
Menurut Stewan dan Cash 2000, wawancara adalah suatu proses komunikasi interaksional antara dua orang, setidaknya satu diantaranya
memiliki tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya, dan biasanya melibatkan pemberian dan menjawab pertanyaan.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam yaitu wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara,
namun penggunaannya tidak seketat wawancara terstruktur. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara yang bersifat umum, yaitu pedoman
wawancara yang harus mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan. Pedoman wawancara digunakan untuk
mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek checklist apakah aspek-aspek relevan tersebut telah
dibahas atau dinyatakan Purwandari, 2001. Adapun aspek yang ingin diungkap peneliti melalui wawancara dalam penelitian ini adalah hal-hal yang
berhubungan dengan kecemasan ayah dalam menghadapi anak penderita thalassaemia yang ditinjau dari perannya sebagai ayah. Meliputi, gambaran
kecemasan ayah, penyebab dari kecemasan ayah, faktor yang mempengaruhi kecemasan ayah, dan peran ayah dalam menghadapi anak penderita
thalassemia.
C. Responden Penelitian 1. Karakteristik Responden Penelitian