Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Sistematika Penulisan

Pemaparan yang ditunjukkan ayah yang meninggalkan pekerjaannya demi menemani anaknya yang sakit ditunjukkan dalam wawancara berikut ini: Sejak anak saya di vonis oleh dokter menderita penyakit ini saya sering ga kerja. Saya sering khawatir kalo meninggalkan dia sama ibunya. Ibunya bilang sama saya kalo ga kuat ngeliat anaknya disuntik-suntik tiap bulan kaya gini jadi kadang saya lebih milih saya sendiri yang nganterin anak saya berobat, biar ibunya aja yang dirumah. Kalo proses transfusinya cepat saya bisa kembali kerja, tapi kalo sampe siang ya saya ga kerja hari itu. Komunikasi Personal, 21 Oktober 2010. Pemaparan diatas menunjukkan bagaimana seorang ayah dapat mendampingi anaknya menjalani rutinitas perjalanan medis, perawatan, dan sebagainya, serta menanggulangi berbagai macam emosi yang timbul saat mendampingi anaknya. Sutedja 2009 mengatakan ketika seorang ayah dihadapkan dengan situasi anak yang mengalami kecelakaan tiba-tiba mereka ayah akan mengalami kebingungan terutama ketika istri atau pasangan mereka tidak benar-benar ada disamping mereka. Beberapa ayah yang memiliki anak laki-laki yang mengalami sakit, mereka akan mendampingi anak laki-lakinya, menemani dan berusaha untuk membangkitkan semangat anaknya kembali. Dagun 2002 menyebutkan ayah yang memiliki anak perempuan akan lebih banyak melarang dan lebih protektif kepada anak perempuannya dibandingkan dengan ayah yang memiliki anak laki-laki, mereka cenderung membiarkan anak laki-lakinya untuk mandiri walaupun tetap memantaunya secara efisien. Ayah yang mempunyai anak dalam kondisi sakit akan merasa khawatir ketika sakit tersebut membuat anaknya trauma pada hal-hal tertentu. Mereka akan berusaha memompa semangat anak-anaknya untuk dapat melawan ketakutan anak-anaknya, menenangkan anak-anaknya, serta mencoba memberikan contoh-contoh agar anak-anaknya menjadi lebih kuat Sutedja, 2009. Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka peneliti ingin meneliti tentang kecemasan ayah dalam menghadapi anak penderita Thalassaemia.

B. Perumusan Masalah

Universitas Sumatera Utara Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui bagaimana gambaran kecemasan seorang ayah dalam menghadapi anak penderita Thalassaemia dan peneliti mencoba merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian yang mencakup: 1. Bagaimana peran ayah dalam menghadapi anak penderita Thalassaemia? 2. Bagaimana gambaran kecemasan ayah dalam menghadapi anak penderita Thalassaemia ditinjau dari perannya sebagai ayah? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kecemasan ayah yang memiliki anak penderita Thalassaemia?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran kecemasan yang dirasakan oleh seorang ayah yang memiliki anak thalassaemia ditinjau dari peran ayah.

D. Manfaat Penelitian 1.

Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi bidang psikologi pada umumnya dan secara khusus dapat menambah khasanah di bidang ilmu psikologi perkembangan mengenai gambaran kecemasan ayah dalam menghadapi anak penderita Thalassaemia.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang apa yang menjadi motivasi untuk mengatasi kecemasan orangtua laki-laki ayah yang memiliki anak penderita Thalassaemia. Bagi kalangan Pemerintah dan masyarakat umum, diharapkan dapat membuka wacana mengenai bagaimana realita sebenarnya tentang kecemasan orangtua laki-laki ayah dalam menghadapi anak yang menderita Thalassaemia. Universitas Sumatera Utara

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah: Bab I: Pendahuluan berisi mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II: Landasan teori berisi teori yang digunakan sebagai landasan penelitian Bab III: Metode penelitian berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang menjelaskan mengenai identifikasi variable penelitian, definisi operasionak variable, populasi, sampel dan pengambilan sampel penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan realiabilitas penelitian, dan metode analisis data penelitian. Bab IV: Analisa Data dan Interpretasi berisi pendeskripsian data responden, analisa dan interpretasi data yang dperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan dan pembahasan data- data penelitian sesuai dengan teori yang relevan dan diskusi. Bab V : Kesimpulan, dan Saran yang menjelaskan kesimpulan dari penelitian ini, diskusi mengenai hasil penelitian yang ada serta saran-saran yang dianjurkan mengenai penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan

Maramis 1980 dalam bukunya Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa mengatakan kecemasan sebagai hal yang mengganggu dan mengancam ketenangan setiap orang. Kecemasan juga dapat menghilangkan rasa aman dan merupakan suatu tanda bahaya seperti halnya timbul rasa was-was, khawatir akan terjadi sesuatu, tegang terus-menerus, dan tidak mampu berlaku santai. Freud dalam Effendi Praja, 1984 mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan pernafasan. Menurut Freud, kecemasan melibatkan persepsi tentang perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis, dengan kata lain kecemasan adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya. Bayle dan Leinster 1987 mengungkapkan bahwa kecemasan adalah fenomena fisiologis dan tidak dapat dipandang sebagai abnormal, kecuali kalau derajatnya lebih besar dari seharusnya, berlangsung lama atau jika terjadi tanpa sebab. Sementara, Atkinson 1996 menyatakan bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang dialami dalam tingkat yang berbeda-beda. Kecemasan yang diungkapkan oleh Keable 1997 merupakan suatu rangsangan emosional yang berlebihan, kognitif dan perilaku. Mereka juga dikaitkan dengan distres subyektif yang signifikan dan ketakutan. Dari pendapat beberapa ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan manifestasi emosi dan kognitif yang bercampur baur, berupa ketegangan, kegelisahan, gangguan perilaku dan kekhawatiran yang Universitas Sumatera Utara