Perbandingan Status Gizi Anak Penderita Keganasan Tumor Solid dengan Anak Penderita Keganasan Hematologi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
PERB
KEGANA
KEGAN
BANDING
ASAN TU
NASAN H
P
F
UNIV
GAN STA
UMOR SO
HEMATOL
USAT HA
FIN
1
FAKULTA
VERSITAS
ATUS GIZ
LID DEN
LOGI DI
AJI ADAM
Oleh:
NI KOLLIN
100100155
AS KEDOK
S SUMAT
2013
ZI ANAK P
NGAN ANA
RUMAH
M MALIK
NS
KTERAN
TERA UTA
PENDERI
AK PEND
SAKIT U
K
N
ARA
ITA
DERITA
UMUM
(2)
P
F
UNIV
USAT HA
KARYA
FIN
NIM
FAKULTA
VERSITAS
AJI ADAM
TULIS IL
Oleh:
NI KOLLIN
M : 100100
AS KEDOK
S SUMAT
2013
M MALIK
LMIAH
NS
155
KTERAN
TERA UTA
K
N
ARA
(3)
Perbandingan Status Gizi Anak Penderita Keganasan Tumor Solid dengan Anak Penderita Keganasan Hematologi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji
Adam Malik
Nama : Fini Kollins
NIM : 100100155
Pembimbing Dosen Penguji I
(dr. Nelly Rosdiana, Sp.A(K)) (dr. Dwi Fara Dina, Sp.OG)
NIP : 19620411198903002 NIP : 198003202009122003
Dosen Penguji II
(dr. Gerben F. Hutaabarat, DTM&H, Sp.MK) NIP : 130 318 029
Medan, 2 Januari 2014 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP. 1954 02 20 1980 11 1 001
(4)
Angka kejadian kanker pada anak terus meningkat setiap tahun. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terdapat 4100 kasus baru kanker pada anak (Tehuteru, 2009). Status gizi anak yang menderita keganasan dapat mempengaruhi perjalanan penyakit, efek dari pengobatan, kualitas hidup dan kelangsungan hidup penderita.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan cross-sectional. Sampel diperoleh dengan cara total sampling selama 3 bulan di RSUP H. Adam Malik. Sampel yang diperoleh sebanyak 40 orang penderita keganasan hematologi dan 22 orang penderita keganasan tumor solid. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekskulsi diukur lingkar lengan atasnya dengan menggunakan pita ukur.
Dari analisis hasil penelitian diperoleh sampel terbanyak berjenis kelamin laki-laki (59,7%) dan sampel terbanyak berada pada rentang usia 2—5 tahun (58,1%). Penderita keganasan tumor solid terbanyak yaitu retinoblastoma (45,5%) dan penderita keganasan hematologi terbanyak yaitu akut limfositik leukemia (82,5%). Selain itu sampel yang menderita keganasan tumor solid yang mengalami gizi baik sebanyak 7 orang (16,3%) dan gizi buruk sebanyak 15 orang (78,9%). Sedangkan sampel yang menderita keganasan hematologi yang mengalami gizi baik sebanyak 36 orang (83,7%) dan gizi buruk sebanyak 4 orang (21,1%). Pada uji hipotesis dengan menggunakan Chi-Square diperoleh p < 0,05.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan status gizi pada anak penderita tumor solid dengan anak penderita keganasan hematologi. Penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat menambah jumlah sampel, mengubah metode pengumpulan data dan memperluas jangka waktu pengambilan data.
(5)
The incidence of childhood cancer is increasing each year. In Indonesia, it is estimated 4100 new cases of cancer in children each year (Tehuteru, 2009). Nutrition state of children with malignancy can affect the course of disease, the effect of treatment, quality of life and survival of patient.
The method used is an analytical study with cross-sectional. Samples were obtained by sampling a total of 3 months in the department of RSUP H. Adam Malik Medan. Samples were obtained as many as 40 people with hematological malignancies and 22 patients with solid tumor malignancies. Samples that met the inclusion criteria and exclusion criteria were measured their upper arm circumference using a measuring tape.
From the analysis of the results obtained most samples were male(59.7%) and in a range 2-5 years old(58.1%). Most patient with solid tumor malignancies are retinoblastoma(45.5%) and most patient with hematological malignancies are acute lymphocytic leukemia(82.5%). In addition, samples of solid tumor malignancies who had experienced good nutrition are 7 people(16.3%) and severe malnutrition as many as 15 people(78.9%). While the sample suffering from hematologic malignancies who have good nutrition are 36 people(83.7%) and severe malnutrition as many as 4 people (21.1%). At the hypothesis test using the Chi-Square obtained p <0.05.
The conclusion from this study is there are differences in nutritional status of children with solid tumors malignancies and children with hematologic malignancies. Future research is recommended to work on increasing the sample size, changing the method of data collection and expanding the data collection period.
Keyword: Nutritional Status, Solid Tumor Malignancies, Hematologic Malignancies
(6)
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian karya tulis imliah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memaparkan landasan pemikiran dan segala konsep menyangkut penelitian yang dilaksanakan. Penelitian yang dilaksanakan ini berjudul “Perbandingan Status Gizi Anak Penderita Keganasan Tumor Solid dengan Anak Penderita Keganasan Hematolgi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik”.
Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A(K), selaku rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Muara P. Lubis, Sp.OG yang telah menjadi Dosen Penasihat Akademik penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu dr. Nelly Rosdiana, Sp.A(K) selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi banyak arahan dan masukkan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Kepada para dosen penguji, dr. Dwi Fara Dina, Sp.OG dan dr. Gerben F. Hutabarat, DTM&H, Sp.MK yang telah memberikan saran dan kritikan yang membangun dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
(7)
6. Orang tua dan saudara kandung penulis yang tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
7. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh sahabat penulis, Suwenny, Cindy, Ivone Affendy, Thilaga Thevadas, Ria Amelia, Arnelli dan rekan-rekan mahasiswa FK USU stambuk 2010 lainnya yang turut memberikan motivasi dan dukungan bagi penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 8. Kepada teman seperjuangan satu kelompok yaitu Irsyadil Fikri yang telah turut bersusah payah dan tetap menjaga kekompakan dalam menyukseskan penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan karya tulis ilmiah ini.
Medan, 6 Desember 2013
(8)
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR SINGKATAN ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Rumusan Masalah ... 2
Tujuan Penelitian ... 2
Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1. Anak ... 4
2.1.1. Definisi Anak ... 4
2.1.2. Status Gizi Anak ... 4
2.1.2.1. Definisi Status Gizi ... 4
2.1.2.2. Pengkajian Status Gizi ... 4
2.1.2.3. Penilaian Status Gizi ... 5
2.1.2.4. Penilaian Antropometri ... 7
2.1.2.5. Penilaian Status Gizi Anak Penderita Kanker ... 8
2.2. Kanker ... 9
(9)
2.2.5. Malnutrisi pada Anak Penderita Kanker ... 14
2.2.5.1. Efek Metabolik pada Pengobatan Kanker ... 15
2.2.5.2. Efek Metabolik pada Kanker ... 20
2.2.6. Epidemiologi Malnutrisi pada Anak Penderita Tumor Solid dan Anak Penderita Keganasan Hematologi ... 22
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 24
3.1. Kerangka Konsep ... 24
3.2. Variabel dan Definisi Operasional ... 25
3.3. Hipotesis ... 26
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 27
4.1. Jenis Penelitian ... 27
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27
4.2.1. Lokasi Penelitian ... 27
4.2.2. Waktu Penelitian ... 27
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
4.3.1. Populasi Penelitian ... 27
4.3.2. Sampel Penelitian ... 28
4.4. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi ... 28
4.4.1. Kriteria Inklusi ... 28
4.4.2. Kriteria Eksklusi ... 28
4.5. Besar Sampel Penelitian ... 28
4.6. Teknik Pengumpulan Data ... 29
4.6.1. Data Primer ... 29
4.6.2. Data Sekunder ... 29
4.7. Metode Pengumpulan Data ... 29
(10)
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 31
5.1.2. Karakteristik Sampel Penelitian ... 31
5.1.2.1. Deskripsi Sampel Berdasarkan Usia ... 32
5.1.2.2. Deskripsi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32
5.1.2.3. Deskripsi Diagnosa Pasien Penderita Keganasan Tumor Solid dan Keganasan Hematologi ... 33
5.1.3. Hasil Analisa Data ... 34
5.2. Pembahasan ... 35
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 38
6.1. Kesimpulan ... 38
6.2. Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA ... 39
(11)
2.1. Perbandingan Berbagai Indikator Untuk Skrining dan Deteksi Kasus
Malnutrisi ... 8
2.2. Faktor Lingkungan Pemicu Kanker ... 12
2.3. Faktor Genetik Pemicu Kanker ... 13
2.4. Efek Samping pada Penggunaan Agen Kemoterapi pada Anak Penderita Kanker ... 16
2.5. Jenis-Jenis Tumor yang Berhubungan dengan Malnutrisi pada Pasien Onkologi Anak ... 22
3.1. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 25
5.1. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Usia Sampel ... 32
5.2. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Sampel ... 32
5.3. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Diagnosa Pasien Penderita Keganasan Tumor Solid dan Keganasan Hematologi ... 33
5.4. Perbandingan Status Gizi Anak Penderita Keganasan Tumor Solid dengan Anak Penderita Keganasan Hematologi.. ... 34
(12)
Gambar Halaman 2.1. Patogenesis Malnutrisi ... 15 2.2. Efek Metabolik pada Kanker ... 21 3.1. Skema Kerangka Konsep Penelitian ... 24
(13)
5FU : 5-Fluorouracil
6MP : 6-Mercaptopurine
ALL : Acute Lymphoblastic Leukemia
AML : Acute Myeloid Leukemia
ANLL : Acute Non-Lymphocytic Leukemia
ATRA : All-Trans-Retinoic Acid
BB : Berat Badan
CML : Chronic Myelogenous (or myeloid) Leukemia DNA : Deoxyribonucleic acid
HSCT : Hematopoietic Stem Cell Transplantation
IARC : International Agency for Research on Cancer
IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia IGF-1 : Insulin-like growth factor 1
LiLA : Lingkar Lengan Atas RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat TB : Tinggi Badan
TNF : Tumor necrosis factors
U : Usia/Umur VOD : Veno Occlusive Disease
WHO : World Health Organization
(14)
Lampiran 2 Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian ... 45
Lampiran 3 Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan ... 46
Lampiran 4 Data Sampel Penderita Keganasan Hematologi ... 47
Lampiran 5 Data Sampel Penderita Keganasan Tumor Solid ... 49
Lampiran 6 Hasil Outputprogram statistik ... 51
Lampiran 7 Ethical Clearence ... 54
Lampiran 8 Surat Izin Penelitian... 55
(15)
Angka kejadian kanker pada anak terus meningkat setiap tahun. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terdapat 4100 kasus baru kanker pada anak (Tehuteru, 2009). Status gizi anak yang menderita keganasan dapat mempengaruhi perjalanan penyakit, efek dari pengobatan, kualitas hidup dan kelangsungan hidup penderita.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan cross-sectional. Sampel diperoleh dengan cara total sampling selama 3 bulan di RSUP H. Adam Malik. Sampel yang diperoleh sebanyak 40 orang penderita keganasan hematologi dan 22 orang penderita keganasan tumor solid. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekskulsi diukur lingkar lengan atasnya dengan menggunakan pita ukur.
Dari analisis hasil penelitian diperoleh sampel terbanyak berjenis kelamin laki-laki (59,7%) dan sampel terbanyak berada pada rentang usia 2—5 tahun (58,1%). Penderita keganasan tumor solid terbanyak yaitu retinoblastoma (45,5%) dan penderita keganasan hematologi terbanyak yaitu akut limfositik leukemia (82,5%). Selain itu sampel yang menderita keganasan tumor solid yang mengalami gizi baik sebanyak 7 orang (16,3%) dan gizi buruk sebanyak 15 orang (78,9%). Sedangkan sampel yang menderita keganasan hematologi yang mengalami gizi baik sebanyak 36 orang (83,7%) dan gizi buruk sebanyak 4 orang (21,1%). Pada uji hipotesis dengan menggunakan Chi-Square diperoleh p < 0,05.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan status gizi pada anak penderita tumor solid dengan anak penderita keganasan hematologi. Penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat menambah jumlah sampel, mengubah metode pengumpulan data dan memperluas jangka waktu pengambilan data.
(16)
The incidence of childhood cancer is increasing each year. In Indonesia, it is estimated 4100 new cases of cancer in children each year (Tehuteru, 2009). Nutrition state of children with malignancy can affect the course of disease, the effect of treatment, quality of life and survival of patient.
The method used is an analytical study with cross-sectional. Samples were obtained by sampling a total of 3 months in the department of RSUP H. Adam Malik Medan. Samples were obtained as many as 40 people with hematological malignancies and 22 patients with solid tumor malignancies. Samples that met the inclusion criteria and exclusion criteria were measured their upper arm circumference using a measuring tape.
From the analysis of the results obtained most samples were male(59.7%) and in a range 2-5 years old(58.1%). Most patient with solid tumor malignancies are retinoblastoma(45.5%) and most patient with hematological malignancies are acute lymphocytic leukemia(82.5%). In addition, samples of solid tumor malignancies who had experienced good nutrition are 7 people(16.3%) and severe malnutrition as many as 15 people(78.9%). While the sample suffering from hematologic malignancies who have good nutrition are 36 people(83.7%) and severe malnutrition as many as 4 people (21.1%). At the hypothesis test using the Chi-Square obtained p <0.05.
The conclusion from this study is there are differences in nutritional status of children with solid tumors malignancies and children with hematologic malignancies. Future research is recommended to work on increasing the sample size, changing the method of data collection and expanding the data collection period.
Keyword: Nutritional Status, Solid Tumor Malignancies, Hematologic Malignancies
(17)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Angka kejadian kanker pada anak terus meningkat setiap tahun. Kejadian kanker anak di United States pada tahun 2000 sampai 2003 sebesar 16,4 kasus per 100.000 anak dibawah usia 18 tahun (Bechard et al., 2008). Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terdapat 4100 kasus baru kanker pada anak (Tehuteru, 2009). Data statistik resmi dari IARC (International Agency for Research on Cancer) menyatakan bahwa 1 dari 600 anak akan menderita keganasan sebelum umur 16 tahun. Sebuah laporan internasional menyatakan, 10% kematian pada anak disebabkan penyakit kanker (Utami, 2011). Meskipun tingkat kelangsungan hidup lima tahun telah meningkat dari 56% pada tahun 1974 menjadi lebih dari 80% pada tahun 2000, keganasan pada anak tetap menjadi penyebab kematian kedua (12,8%) dari semua penyebab kematian di Amerika Serikat (Lottick, 2007).
Angka kesembuhan secara keseluruhan pada anak dengan keganasan melebihi 70% dan diperkirakan mencapai 85% pada tahun 2010 di negara-negara industri. Namun, 85% pada anak yang berada pada negara-negara berkembang, dimana akses untuk mendapatkan perawatan yang memadai sangat terbatas, status kesehatan sering sekali dipengaruhi oleh penyakit-penyakit infeksi dan malnutrisi. Selain dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi (perbedaan definisi mengenai status nutrisi, metode pengukuran status gizi yang bervariasi), dikatakan bahwa prevalensi kejadian malnutrisi pada saat diagnosa mencapai 50% pada anak dengan keganasan di negara-negara berkembang (Sala et al., 2004).
Penyebab malnutrisi pada penderita kanker bukanlah merupakan penyebab tunggal. Kejadian malnutrisi pada penderita kanker tergantung pada jenis tumor, stadium, organ yang terlibat dan kondisi nonmalignan yang menyertainya seperti diabetes melitus, penyakit saluran cerna dan lain-lain. Selain itu, terapi antikanker juga berpengaruh terhadap status nutrisi penderita. Pada suatu penelitian
(18)
didapatkan > 40% penderita yang mendapat terapi antikanker (bedah, kemoterapi dan radiasi) mengalami malnutrisi (Trujillo, 2005). Secara umum penyebab malnutrisi pada pasien yang menderita kanker dipengaruhi oleh kerentanan penderita, lokasi dan tipe tumor, dan terapi kanker (Bechard et al., 2008).
Penilaian status gizi pada anak yang menderita keganasan sangat penting untuk diidentifikasi sehingga dapat dilakukan penanganan malnutrisi dan juga untuk memastikan penyediaan nutrisi yang tepat untuk meningkatkan penyembuhan dan kesehatan jangka panjang anak. Berat badan menjadi terlalu rendah atau berlebih mempunyai hubungan dengan penanganan yang baik dan mortalitas. Perubahan dalam metabolisme nutrisi dan komposisi tubuh pada anak yang mengalami keganasan terjadi sebagai hasil dari penyakit keganasan itu sendiri dan terapi yang dilakukan (Bechard et al., 2008).
Status gizi anak yang menderita keganasan dapat mempengaruhi perjalanan penyakit, efek dari pengobatan, kualitas hidup dan kelangsungan hidup penderita sehingga pengetahuan mengenai status gizi pada anak yang menderita keganasan sangat penting untuk diketahui. Oleh karena itulah, peneliti tertarik untuk meneliti perbandingan status gizi anak yang menderita keganasan tumor solid dengan anak yang menderita keganasan hematologi di RSUP H. Adam Malik, Medan. Sebagaimana juga diketahui bahwa RSUP H. Adam Malik, Medan merupakan rumah sakit rujukan utama di provinsi Sumatera Utara.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat disimpulkan satu pertanyaan pada penelitian ini, yaitu: “ Bagaimanakah status gizi pada anak penderita keganasan tumor solid dan keganasan hematologi ? ”.
1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui status gizi anak penderita keganasan tumor solid dan anak penderita keganasan hematologi.
(19)
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui prevalensi keganasan tumor solid pada anak di RSUP H. Adam Malik.
2. Untuk mengetahui prevalensi keganasan hematologi pada anak di RSUP H. Adam Malik.
3. Mengidentifikasi status gizi anak yang menderita keganasan tumor solid di RSUP H. Adam Malik.
4. Mengidentifikasi status gizi anak yang menderita keganasan hematologi di RSUP H. Adam Malik.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi rumah sakit
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data gambaran status gizi anak penderita keganasan tumor solid di RSUP H. Adam Malik.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data gambaran status gizi anak penderita keganasan hematologi di RSUP H. Adam Malik.
c. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada anak penderita keganasan di RSUP H. Adam Malik.
2. Bagi peneliti
a. Mengoptimalkan tingkat pengetahuan mengenai status gizi anak penderita keganasan dan korelasinya dengan efek terapi yang diberikan.
(20)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anak
2.1.1. Definisi anak
Anak merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang dimulai dari neonatus (< 4 minggu), infant (< 1 tahun), balita (1-2 tahun), pra-sekolah (2-5 tahun), usia sekolah (6-11 tahun) hingga remaja (12-18 tahun) (Lissauer et al., 2007). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan seorang anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
2.1.2 Status gizi anak 2.1.2.1. Definisi status gizi
Menurut Supariasa (2002) status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dari bentuk variabel-variabel tertentu. Status gizi juga merupakan hasil dari keseimbangan antara konsumsi, penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi didalam tubuh.
2..1.2.2. Pengkajian status gizi
Pengkajian status gizi merupakan suatu tindakan evaluasi secara komprehensif dalam menilai status nutrisi, termasuk riwayat medis, riwayat nutrisi/diet, pemeriksaan antropometri, dan penunjang/laboratorium. Penilaian status gizi merupakan salah satu langkah awal dalam penanganan pasien rawat inap karena status nutrisi ikut mempengaruhi perjalanan dan prognosis penyakit, sehingga sebaiknya dilakukan pada pasien saat masuk dan selama perawatan secara berkala. Status nutrisi yang baik telah terbukti dapat mempercepat kesembuhan pasien dan mengurangi komplikasi penyakit, sehingga
(21)
mempersingkat masa perawatan dan menurunkan biaya perawatan pada pasien yang dirawat di rumah sakit (Nasar et al., 2007).
2.1.2.3. Penilaian Status Gizi
Status gizi dapat ditentukan secara langsung dan secara tidak langsung (Widardo, 1997). Menurut Supariasa (2002), penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu :
1. Antropometri
Secara umum antropometri berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini dapat terlihat pada pola pertumbuhan fisik.
2. Klinis
Penilaian klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu, survei tersebut juga digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit.
3. Biokimia
Penilaian satus gizi secara biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
(22)
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urin, tinja, hati dan otot. Metode ini digunakan sebagai suatu peringatan awal bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, sehingga penentuan secara tepat dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Secara umum, dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindness), dimana cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
Menurut Supriasa (2002) penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu :
1. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan adalah penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang di konsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.
2. Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan angka kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaan penilaian status gizi dengan statistik vital dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
(23)
3. Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
2.1.2.4. Penilaian antropometri
Penilaian antropometri merupakan pemeriksaan yang tidak mahal, tidak invasif dan dapat digunakan untuk menilai status nutrisi seseorang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Penilaian ini dilakukan untuk memeriksa jaringan tubuh terkatabolisasi selama proses kelaparan ataupun dalam keadaan stress, yaitu otot, lemak, dan cadangan protein viseral. Pemeriksaan antropometri yang umum dilakukan pada anak dan remaja meliputi:
Berat badan
Tinggi badan (terlentang pada bayi berusia dibawah 2 tahun)
Lingkar kepala (sampai anak berusia 6 tahun)
Lingkar lengan atas
Tebal lipatan kulit (trisep, subskapula, toraks dan daerah lainnya) Peneliti memilih metode penilaian antropometri lingkar lengan atas untuk menilai status gizi anak karena selain penilaian antropometri merupakan pemeriksaan yang tidak mahal dan tidak invasif, penilaian ini juga tidak dibatasi oleh usia anak (Tabel 2.1).
(24)
Tabel 2.1. Perbandingan berbagai indikator untuk skrining dan deteksi kasus malnutrisi
Sumber: Nasar et al., 2007.
2.1.2.5. Penilaian status gizi anak penderita kanker
Walaupun terdapat banyak cara untuk mendeskripsikan malnutrisi, tidak terdapat konsensus yang secara spesifik mengidentifikasi anak yang beresiko. WHO merekomendasikan pengukuran indeks BB/TB untuk menilai status gizi anak dan remaja. Akan tetapi, anak penderita keganasan tidak dapat dinilai berdasarkan indeks yang direkomendasikan WHO tersebut.
Kehilangan berat badan ≥ 5% mengidentifikasikan sebagai malnutrisi akut dan perbandingan berat badan dengan umur dibawah persentil 5 mengidentifikasikan sebagai malnutrisi kronis. Ironisnya, banyak anak penderita kanker tidak memenuhi kriteria tersebut khususnya pada anak yang menderita tumor solid dengan masa pada bagian abdomen. Mereka dapat memiliki berat
Sifat
Indikator
Klinis BB/U TB/U BB/TB LiLA LiLA/U LiLA/ TB Sederhana Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Akseptabilitas Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Biaya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Objektivitas Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak Ya Kuantitatif Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak
bergantung usia
Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya
Reliabilitas Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Akurasi Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Sensitivitas Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Spesifisitas Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Nilai Prediktif Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya
(25)
badan normal meskipun mereka mengalami malnutrisi berat. Penurunan nutrisi/gizi pada anak penderita kanker mungkin juga dapat tertutupi oleh penggunaan kortikosteroid yang dapat menimbulkan edema (Bauer et al., 2011).
Penilaian status gizi sangat sulit karena tidak ada standar baku yang ditetapkan. Penilaian ini dapat dilakukan dalam beberapa dimensi baik dari diet, antropometrik, biokimia, dan metode-metode lain. Penggunaan pengukuran antropometri untuk lengan dalam menilai status gizi anak penderita kanker dapat dilakukan karena pengukuran lengan tidak dipengaruhi masa tumor. Akan tetapi, penilaian diet telah dibuktikan memiliki keterbatasan dan kegunaan yang sedikit (Sala et al., 2004). Sehingga, dalam karya tulis ini akan dilakukan pengukuran antropometri lengan.
2.2. Kanker
2.2.1. Definisi Kanker
Menurut WHO (2013), kanker atau yang disebut juga sebagai tumor ganas atau neoplasma merupakan suatu istilah umum yang digunakan dalam suatu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Menurut National Cancer Institute (2013), kanker adalah suatu istilah untuk penyakit dimana sel-sel membelah secara abnormal tanpa terkendali dan dapat menyerang jaringan disekitarnya. Neoplasma adalah massa jaringan yang abnormal yang pertumbuhannya berlebihan, tidak terkoordinasi dan terus demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti (Kumar et al., 2007).
Kanker merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan neoplasma ganas, dan terdapat banyak jenis tumor atau neoplasma lain yang tidak bersifat kanker (Price et al., 2006). Neoplasma adalah pertumbuhan jaringan yang bersifat otonom dimana sel-sel mengalami proliferasi dan menunjukkan berbagai tingkat ketaatan terhadap prekursor mereka. (Rubin et al., 2009). Secara umum, neoplasma bersifat permanen dan sebagian besar mengalami pertumbuhan yang autonom. Menurut Rubin et al. (2009) beberapa hal penting yang perlu diobservasi dalam neoplasma:
(26)
Neoplasma berasal dari sel-sel yang memiliki kapasitas proliferasi. Oleh karena itu, neuron yang matang dan miosit jantung tidak menimbulkan tumor.
Tumor dapat menunjukan berbagai tingkat diferensiasi sehingga sel asal tidak dapat diidentifikasi.
Stimulus pasti yang bertanggungjawab terhadap proliferasi yang tidak terkendali mungkin tidak dapat diidentifikasi.
Neoplasia terjadi akibat mutasi pada gen yang mengatur pertumbuhan sel, apoptosis, atau perbaikan DNA.
2.2.2. Karsinogenesis
Dua golongan utama gen yang memainkan peranan penting dalam mengatur sinyal pertumbuhan dan siklus sel, yaitu protoonkogen yang mendorong pertumbuhan dan antionkogen yang merupakan gen penekan kanker (tumor suppressor gene) yang menghambat pertumbuhan (Kumar et al., 2007).
Protoonkogen merupakan gen seluler yang sangat penting dalam mempertahankan fungsi normal sel dan mengkode banyak jenis protein, termasuk faktor-faktor transkripsi, faktor pertumbuhan, dan reseptor-reseptor faktor pertumbuhan. Protein-protein tersebut merupakan komponen vital dalam mempengaruhi signal transduksi yang meregulasi pertumbuhan sel, pembelahan dan diferensiasi. Protoonkogen dapat diubah menjadi onkogen yang dapat memicu pertumbuhan sel menjadi ganas.
Gen penekan kanker (contohnya TP53) mendeteksi adanya kerusakan DNA melalui mekanisme yang belum diketahui dan membantu perbaikan DNA dengan menyebabkan penghentian G1 dan memicu gen yang memperbaiki DNA. Sel yang mengalami kerusakan DNA dan tidak dapat diperbaiki diarahkan oleh TP53 untuk mengalami apoptosis. Berdasarkan aktivitas ini, TP53 layak disebut pengawal genom. Apabila terjadi kehilangan TP53 secara homozigot, kerusakan DNA tidak dapat diperbaiki dan mutasi akan terfiksasi di sel yang membelah sehingga sel akan masuk jalan satu-arah menuju transformasi keganasan (Kumar
(27)
Hubungan antara kelainan genetik yang mendasari dengan kejadian keganasan menimbulkan dugaan tentang mekanisme selain onkogen dan gen penekan tumor yang bertangggung jawab terhadap karsinogenesis. Anak dengan kelainan perbaikan DNA seperti xeroderma pigmentosum, sindrom Bloom, dan anemia Fanconi mempunyai resiko meningkat untuk menderita keganasan. Demikian pula, anak dengan berbagai status imunodefisiensi, seperi sindrom Wiskott-Aldrich atau imunodefisiensi terkait-X kongenital, mempunyai keganasan limfoid yang berkembang dengan kecepatan yang nyata lebih tinggi daripada anak normal.
2.2.3. Kanker pada Anak
Kanker pada anak berbeda dengan dewasa dalam sifat, penyebaran, dan prognosis. Kanker pada anak secara garis besar berupa keganasan limfohematopoetik (seperti leukemia limfoblastik akut, limfoma) tercatat sekitar 40%, keganasan sistem saraf pusat sekitar 30% serta embrional dan sarkoma tercatat sekitar 10%. Sebaliknya, tumor epitel pada organ seperti paru, payudara, usus besar, dan prostat lebih sering terjadi pada usia dewasa. Pada dewasa dimana kecenderungan terjadi kanker meningkat sebanding dengan meningkatnya usia sedangkan pada anak kecenderungan terjadinya kanker meningkat pada anak usia dini dan remaja (Lootick, 2007).
Keganasan pada anak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tumor solid nonhematologidan keganasan hematologi. Tumor solid nonhematologi terdiri dari osteosarkoma, tumor-tumor pada sistem saraf pusat, neuroblastoma III dan IV,
tumor Wilms III dan IV, rabdomiosarkoma, Ewing’s sarcoma dan sebagainya. Keganasan hematologi terdiri dari acute lympocytic leukemia, acute myelocytic leukemia, non-Hodgkin’s lymphoma dan Hodgkin’s disease.
2.2.4. Faktor pencetus kanker pada anak
Perkembangan dari kebanyakan kanker melibatkan faktor lingkungan maupun genetik. Namun, kanker pada anak cenderung berasal dari jaringan yang
(28)
tidak langsung terpajan dengan lingkungan. Hal ini menunjukan bahwa faktor hospes mungkin lebih penting dibandingkan dengan faktor lingkungan.
Tabel 2.2. Faktor Lingkungan Pemicu Kanker
Penyebab Kanker Agen fisik
Radiasi pengionisasi Leukemia, tiroid, payudara
Radiasi ultraviolet Melanoma, sel basal dan sel gepeng dalam seroderma pigmentosum
Agen Kimia
Rokok, tembakau Paru, orofaring, laring
Dietilstilbestrol Karsinoma vagina pada anak perempuan Asbestos Mesotelioma Androgen Hepatoma Obat alkilasi Leukemia
Obat imunosupresan Limfoma
Aflatoksin Karsinoma hati
Vinil klorida Angiokarsinoma hati
Fenitoin Limfoma Fenitoin prenatal Neuroblastoma
Siklofosfamid Kanker kandung kemih, leukemia Alkohol (janin sindrom alkohol) Neuroblastoma
Benzen Leukemia Kloramfenikol Leukemia Besi intramuskular Sarkoma pada tempat injeksi
Agen mikrobiologik
Hepatitis B, C Karsinoma hati
Human Immunodeficiency Virus Sarkoma kaposi, limfoma Schistosoma haematobium Karsinoma kandung kemih
(29)
Virus Ebstein-Barr Limfoma Burkitt Afrika, karsinoma nasofaring
Papillomavirus Kanker serviks Virus limfotropik-T manusia I Limfoma sel T
Virus monyet 40 Tumor pleksus koroid Sumber: Crist et al., 2000
Kelainan Kanker Keterangan
Sindrom Kromosomal
Kromosom 11p—(delesi) dengan aniridia sporadik
Tumor Wilms Berkaitan dengan anomali urogenital, retardasi mental
Kromosom 13q—(delesi) Retinoblastoma Berkaitan dengan retardasi mental , malformasi skeletal, dominan autosomal atau mutasi baru sporadik Trisomi 21 Leukemia limfositik
atau nonlimfositik
Mempunyai resiko 15 kali dibandingkan orang normal
Sindrom Klinefelter (47, XXY)
Kanker payudara, tumor sel induk ekstragonad
Disgenesis gonad XO/XY
Gonadoblastoma Gonad harus dibuang
Trisomi 8 Preleukemia Sindrom Noonan Schwannoma
Monosomi 5 atau 7 Sindrom mielodisplasia Infeksi berulang dapat mendahului neoplasia Tabel 2.3. Faktor Genetik Pemicu Kanker
(30)
Sumber: Crist et al., 2000.
2.2.5. Malnutrisi pada Anak penderita Kanker
Malnutrisi merupakan suatu gangguan yang berhubungan dengan status nutrisi, termaksud defisiensi asupan nutrisi (gizi kurang), gangguan metabolisme, dan gizi lebih (American Society for Parenteral and Enteral Nutrition Board of
Fragilitas DNA
Xeroderma pigmentosum Kanker kulit sel basal dan gepeng
Resesif autosomal
Anemia fanconi Leukemia Resesif autosomal Sindrom Bloom Leukemia, limfoma Resesif autosomal Ataksia-telangiektasia Limfoma, leukemia Resesif autosomal Sindrom nevus displastik Melanoma Dominan autosomal
Sindrom immunodefisiensi
Sindrom Wiskott-Aldrich Limfoma, leukemia Imunodefisiensi, resesif terkait-X
Imunodefisiensi terkait-X (Sindrom ducan)
Limfoma Virus Epstein-Barr adalah agen yang
mendorong Agamaglobulinemian
terkait-X
Limfoma, leukemia Imunodefisiensi
Imunodefisiensi gabungan berat
Leukemia, limfoma Imunodefisiensi, resesif terkait-X
Lain-lain
Neurofibromatosis 1 Neurofibroma, glioma, optik, neuroma
Dominan autosom
Hemokromatosis Hepatoma sirosis
Retinoblastoma Sarkoma Peningkatan resiko keganasan sekunder
(31)
D a t e G o G 2 m i o p Directors, 19 asupan nutri Peny tunggal mela energi dan m Gangguan p oksidasi dari Gambar 2.1. 2.2.5.1.Efek Peng mengakibatk itu sendiri. operasi, yan penyakit-pen 995). Dalam isi (gizi kura yebab malnu ainkan menc metabolisme
pada komp i substrat en
. Patogenesis
k Metabolik
gobatan yang kan efek sist
Kombinasi ng biasa dig
nyakit yang
m karya tulis ang). utrisi pada pe
cakup beber e substrat, (2 partemen m nergi dan keh
s Malnutrisi
k pada pengo
g digunakan temik yang l
dari pengob gunakan dal
beresiko tin
ini, malnutr
enderita kank apa faktor, y 2) Komponen metabolik. H
hilangan prot
(Tsang et a
obatan kan
n dalam pen luas yang da batan radiote
am mengob ggi.
risi didefinis
ker bukanlah yaitu (1) Inte n hormonal Hal ini mem
tein tubuh (B
l., 1997, dala
ker
nanganan ka apat memper erapi, obat-o bati kanker p
sikan sebaga
h merupakan eraksi komp
dan inflama mpercepat Bauer et al.,
am Sala et a
anker pada a rberat gejala obatan kemo pada anak, ai defisiensi n penyebab pleks antara asi, dan (3) mobilisasi,
2011).
al., 2004)
anak dapat dari tumor oterapi dan khususnya
(32)
Radioterapi, biasa digunakan dalam terapi leukemia dan tumor otak, diketahui dapat mengakibatkan kerusakan organ fokal. Diare dan malabsorbsi dengan kehilangan cairan dan elektrolit dapat terjadi sebagai efek samping dari dilakukannya radiasi pada daerah abdomen dan pelvis. Radiasi pada daerah kepala dan leher mungkin memiliki efek yang sama dalam mengakibatkan kerusakan pengecapan, mengunyah dan fungsi menelan. Status nutrisi juga dapat dipengaruhi oleh intervensi pembedahan yang bergantung pada lokasi tumor dan luasnya daerah reseksi. Proses digestif, ingesti, absorbsi dan utilisasi merupakan proses yang kompleks. Gangguan pembedahan dengan terganggunya proses menelan, penurunan reserve lambung, atau penurunan panjang intestinal dapat mengakibatkan penurunan pemasukan oral sama seperti absorbsi nutrisi.
Agen-agen kemoterapi diketahui dapat mengakibatkan anorexia, dengan atau tanpa nausea dan muntah, enteritis dengan malabsorpsi dan diare, mukositis dan konstipasi. Persepsi pengecapan juga mengalami gangguan pada pasien kanker yang menerima kemoterapi; fenomena ini dapat mengakibatkan anoreksia dan penurunan intake makanan.
Tabel 2.4. Efek Samping pada Penggunaan Agen Kemoterapi pada Anak penderita Kanker
Agen Kemoterapi Target
Pengobatan
Toksisitas
Alkylating agents
Mechlorethamine (nitrogen mustard)
Penyakit Hodgkin Mual dan muntah, Plebitis, mukositis
Cyclosphosphamide Limfoma,
leukemia, sarkoma, neuroblastoma
Mual dan muntah, sistitis, retensi cairan, jantung (Dosis tinggi)
Ifosfamide Sarkoma, sel germinal
Mual dan muntah, sistitis, renal, jantung (dosis tinggi)
Melphalan Rabdomiosarkoma, sarkoma,
Mual dan muntah, mukositis, diare (dosis tinggi)
(33)
neuroblastoma, leukemia (Dosis tinggi) Lomustine, carmustine (CCNU, BCNU) Tumor otak, limfoma, penyakit Hodgkin
Mual dan muntah, renal, pulmonari
Busulfan CML, leukemia (HSCT)
Pulmonari, Mual dan Muntah, mukositis, hepatik (Dosis tinggi)
Cisplatin Testikular, sel germinal lainnya,
tumor otak, osteosarkoma,
neuroblastoma
Mual dan muntah, renal
Carboplatin Tumor otak, sel germinal,
neuroblastoma, sarkoma
Mual dan muntah, hepar
Dacarbazine Neuroblastoma, sarkoma, Penyakit Hodgkin
Mual dan muntah, flulike syndrome, hepar
Temozolomide Mual dan Muntah Tumor otak Procarbazine Tumor otak,
Penyakit Hodgkin
Mual dan muntah, ruam, mukositis
Antimetabolites
Methotrexate Leukemia, limfoma,
osteosarkoma
Mukositis, ruam, hepar, renal
Mercaptopurine (6MP)
Leukemia (ALL, CML)
(34)
Thioguanine Leukemia (ALL, AML)
Mual dan muntah, mukositis, hepar (VOD)
Cytarabine (Ara-C) Leukemia, limfoma Mual dan muntah, mukositis,
gastrointestinal, flulike syndrome, okular, kulit (Dosis
tinggi) Fluorouracil (5FU) Karsinoma, tumor
hepar
Mukositis, Mual dan muntah, diare, kulit, okular, jantung
Antitumor antibiotics Doxorubicin (adriamycin), daunomycin, idarubicin Leukemia (ALL, ANLL), limfoma, tumor solid
Mukositis, Mual dan muntah, diare, jantung
Mitoxantrone Leukimia (ALL, ANLL), limfoma
Mukositis, mual dan muntah, warna biru pada urin, vena, sklera, kuku
Bleomycin Limfoma, testikular, sel germinal lainnya
Paru, kulit, demam, mukositis,
Raynaud’s, mual dan muntah
Dactinomycin (actinomycin-D)
Sarkoma Wilm Mual dan muntah, mukositis, hepar (VOD)
Plant products
Vincristine Leukemia (ALL), limfoma, tumor solid
SIADH, hipotensi, konstipasi
Vinblastine Histiositosis, penyakit Hodgkin, testikular
Mukositis
Etoposide Leukemia (ALL, ANLL), limfoma,
Mual dan muntah, mukositis, hipotensi, leukemia sekunder,
(35)
neuroblastoma,
sarkoma, tumor otak
diare (dosis peroral)
Teniposide Leukemia (ALL) Mual dan muntah, mukositis, hipotensi
Topotecan Neuroblastoma, rabdomiosarkoma
Diare, mukositis, mual dan muntah, ruam, hepar
Irinotecan Rabdomiosarkoma Diare, mual dan muntah, hepar, dehidrasi, ileus Other agents Corticosteroid (prednisone, methylprednisolone, dexamethasone, decardon) Leukemia, limfoma, tumor otak
Peningkatan nafsu makan,
centripedal obesity, miopati, osteoporosis, pankreatitis, hipertensi, diabetes, gagal
tumbuh, gangguan penyembuhan luka
Asparaginase Leukemia (ALL), limfoma, Pankreatitis, hepar All-trans-Retinoic acid (ATRA, tretinoin) Acute promyelocytic leukemia
Retinoic acid syndrome (Peningkatan berat badan, miopati, respiratory distress, gagal jantung dan ginjal),
cheilitis, kulit kering, peningkatan trigliserida 13-cis-Retinoic acid (isotretionin, accutane) Penyakit residual neuroblastoma minimal
cheilitis, mulut kering, nyeri tulang dan sendi, peningkatan trigliserida, peningkatan Ca2+ Imatinib mesylate
(gleevec)
Kromosom Ph + CML
Mual dan muntah, lelah, hepar
(36)
2.2.5.2. Efek Metabolik pada kanker
Keberadaan kanker mengakibatkan beberapa perubahan penting pada metabolisme makronutrien dan gangguan metabolik yang dapat mengganggu keseimbangan energi. Efek metabolik sangat bervariasi dan tergantung pada tipe dan ukuran tumor, protokol pengobatan kemoterapi, faktor individu, dan status nutrisi. Terdapat beberapa nutrien yang mengalami gangguan metabolisme, yaitu:
1. Karbohidrat
Pergeseran metabolik multipel dalam homeostasis glukosa mengakibatkan peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah pada kanker. Hal ini termaksud peningkatan glukoneogenesis. Peningkatan konversi laktat menjadi glukosa mungkin disebabkan oleh peningkatan produksi laktat pada tumor-tumor tertentu. Hal ini diikuti dengan resistensi insulin, peningkatan produksi glukosa sehingga menyediakan substrat yang cukup bagi tumor yang siap untuk dimetabolisme dalam kondisi aerobik dan anaerobik.
2. Lemak
Perubahan multipel dalam metabolisme lemak pada kanker termasuk peningkatan pemecahan asam lemak bebas, peningkatan oksidasi asam lemak bebas, peningkatan pemecahan gliserol, lipolisis yang meningkat, dan penurunan laju lipogenesis. Faktor yang memobilisasi lemak telah didapati dalam urin pasien penderita kanker kaheksia dan menunjukan bioaktivitas dengan mengisolasi adiposit murine.
3. Protein
Kanker sering dihubungkan dengan respon fase akut profil darah dengan sintesis yang rendah dari albumin, prealbumin dan transferin, dan peningkatan laju sintesis protein C-reaktif, fibrinogen dan ferritin. Beberapa tumor seperti kanker hepatoseluler menunujukan laju pemecahan protein yang sangat cepat dan meningkatkan degradasi protein. Peningkatan pemecahan protein otot memobilisasi asam amino yang dapat meningkatkan pertumbuhan tumor sama seperti bahan bakar
(37)
gl m in bi m di ha m 4. Si ka ol Pe ka pe pr m G Sa lukoneogene menderita ka
nsulin-like g inding prote
merupakan ha iketahui seca al yang seri masalah dalam
itokin Sitokin p aheksia adal leh makrofa emberian T anker kahe eningkatan p rotein tubuh meningkatkan
ambar 2.2. E ala et al., 20
esis. Pening anker mung
growth facto in. Pada pas al utama ya ara pasti, ke ing ditemuk m pertumbuh
proinflamasi lah TNF, IL ag dan lim TNF kepada eksia yaitu pemecahan h. TNF dan n lipolisis.
Efek Metab 04)
gkatan peme gkin berhub
or-1 (IGF-1 sien lain, pen ang penting.
hilangan pro kan pada ke han anak.
i yang biasa L-6, dan IL fosit sebaga a manusia u peningka gliserol, dan n IL-6 men
olit pada Ka
ecahan prot bungan deng
), dan insu
nurunan sint Walaupun otein dalam eganasan da anya berhub L-1. Sitokin-ai respon h
menunjukan atan pemec n peningkata nghambat l
anker (Susk
tein pada a gan penuru
lin-like gro
tesis protein mekanisme otot skelet m an hal ini m
bungan deng -sitokin ini host terhada n gejala sep
cahan asam an pemecah ipoprotein
ind et al., 1
anak yang unan kadar wth factor otot skelet nya belum merupakan merupakan gan kanker diproduksi ap kanker. perti pada m lemak, han seluruh lipase dan 993 dalam
(38)
2.2.6. Epidemiologi malnutrisi pada anak penderita tumor solid dan anak penderita keganasan hematologi
Kejadian kanker pada anak di United States selama tahun 2000 — 2003 adalah 16,4 kasus per 100.000 anak dibawah 18 tahun. Keganasan yang paling sering terjadi pada anak adalah leukemia limfositik akut diikuti dengan tumor pada otak dan sistem saraf pusat (Bechard et al., 2008). Pada penelitian Garofalo
et al. pada tahun 2005 dari 59 anak yang menderita keganasan hematologi didapati 15 anak mengalami malnutrisi yaitu sekitar 25,4% sedangkan dari 68 anak yang menderita tumor solid nonhematologi didapati 30 anak yang mengalami malnutrisi yaitu sekitar 44,1%.
Beberapa data mengidentifikasikan malnutrisi berhubungan dengan tipe, tingkat, dan status metastasis dari penyakit dan juga efek toksisitas dari terapi kanker. Secara umum, terdapat dua klasifikasi pasien dengan resiko tinggi dan resiko sedang untuk terjadinya malnutrisi, dan faktor resiko terjadinya obesitas akibat terapi kanker (Bauer et al., 2011).
Tabel 2.5. Jenis-jenis tumor yang berhubungan dengan malnutrisi pada pasien onkologi anak.
Resiko Tinggi Malnutrisi Resiko Sedang Malnutrisi
Resiko Tinggi Akumulasi Lemak
Tumor solid tahap lanjut Tumor solid nonmetastasis
Leukemia limphoblastik akut yang menerima irradiasi kranial
- Tumor Wilms Leukemia
limphoblastik akut nonkomplikasi
Kraniofaringeoma
- Neuroblastoma III dan IV
Remisi penyakit yang berat selama mendapat terapi
Keganasan dengan pemakaian kortikosteroid dosis tinggi dan berkepanjangan atau obat-obat
(39)
perawatan lain yang memicu peningkatan penumpukan lemak tubuh - Rabdomiosarkoma Irradiasi kranial atau abdomen Sarkoma Ewing
Meduloblastoma
Multipel leukemia kambuh dan limfoma
Tumor kepala dan leher Paska Transplantasi sel induk
Tumor diencephalik Sumber: Bauer et al., 2011.
(40)
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual penilitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan status gizi anak penderita keganasan tumor solid dan anak penderita keganasan hematologi. Dalam penilitian ini status gizi anak diidentifikasi dengan pengukuran lingkar lengan atas terhadap usia anak.
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Anak penderita
keganasan tumor solid
Anak penderita keganasan hematologi
Status gizi dilihat dari pengukuran LiLA/U (lingkar lengan atas/ usia)
(41)
3.2. Variabel dan Definisi Operasional
Tabel 3.1. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian
Variabel Definisi operasional
Cara Ukur Alat Ukur
Skala Ukur
Hasil Ukur a) Karakteristik Variabel Dependen
Status gizi Suatu keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan Peneliti mengukur lingkar lengan atas responden Pita ukur (cm) Ordinal Gizi baik, gizi cukup dan gizi kurang
b) Karakteristik Variabel Independent
Anak penderita tumor solid dengan keganasan Pasien dibawah 18 tahun yang telah didiagnosa menderita tumor ganas yang memiliki konsistensi padat Peneliti mengambil data rekam medis Rekam medis - - Anak penderita keganasan hematologi Pasien dibawah 18 tahun yang telah didiagnosa menderita keganasan hematologi atau keganasan darah Peneliti mengambil data dari rekam medis Rekam medis - -
(42)
3.3. Hipotesis
Hipotesa penelitian ini adalah terdapat perbedaan status gizi anak penderita keganasan tumor solid dan anak penderita keganasan hematologi.
(43)
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi status gizi anak penderita keganasan tumor solid dan anak penderita keganasan hematologi.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dibangsal dan poliklinik departemen ilmu kesehatan anak RSUP H. Adam Malik Medan. Peneliti memilih rumah sakit tersebut karena mudah bagi peneliti untuk menjangkau tempat penelitian, terdapat populasi yang sesuai dengan kriteria peneliti, jumlah pasien yang cukup banyak dan di rumah sakit tersebut juga belum pernah dilakukan penelitian yang berhubungan dengan perbandingan status gizi anak penderita tumor solid dan anak penderita keganasan hematologi.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Agustus 2013 sampai November 2013 dibangsal dan poliklinik departemen ilmu kesehatan anak RSUP H. Adam Malik Medan.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi target dari penelitian ini adalah seluruh pasien anak yang didiagnosis menderita keganasan tumor solid dan keganasan hematologi dibangsal dan poliklinik departemen ilmu kesehatan anak RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan Juli 2013 sampai dengan September 2013. Populasi terjangkau
(44)
penelitian ini adalah pasien yang berusia dibawah 18 tahun yang didiagnosis dengan keganasan tumor solid yang belum atau telah menerima tindakan pembedahan dan keganasan hematologi yang telah menerima minimal dua siklus terapi pengobatan.
4.3.2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah subjek yang diambil dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
4.4. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi 4.4.1. Kriteria Inklusi
Pasien yang telah terdiagnosis dengan keganasan tumor solid yang belum atau telah menerima terapi pembedahan dan keganasan hematologi yang telah menerima minimal dua siklus terapi pengobatan.
Tumor solid yang terdiri dari osteosarkoma, tumor-tumor sistem saraf pusat, neuroblastoma III dan IV, Wilm’s tumor, rabdomiosarkoma,
Ewing’s sarcoma, sarkoma hepar, tumor sel germinal, leiomiosarkoma, karsinoma renal, adenokarsinoma, tumor neuroektodermal primitif dan tumor-tumor solid lainnya.
Keganasan hematologi yang terdiri dari akut limfositik leukemia, akut mielotik leukemia, non-Hodgkin limfoma dan penyakit Hodgkin.
4.4.2. Kriteria Eksklusi
Pasien yang tidak bersedia menjadi responden.
Pasien yang berusia diatas 18 tahun.
Pasien yang memiliki riwayat penyakit sistemik lainnya.
4.5. Besar Sampel Penelitian
Jumlah sampel penelitian dikumpulkan berdasarkan waktu penelitian yaitu dari bulan Agustus 2013 hingga November 2013. Jumlah sampel yang terkumpul akan dianalisis secara keseluruhan.
(45)
4.6. Teknik Pengumpulan Data 4.6.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data. Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengukuran lingar lengan atas pada anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan menggunakan pita ukur yang dilakukan langsung oleh peneliti terhadap sampel penelitian.
4.6.2. Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari rekam medis yaitu berupa diagnosa penyakit pasien dan banyaknya siklus pengobatan yang telah dilalui.
4.7. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan data pada variabel dependen yaitu pengukuran lingkar lengan atas, dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat pita ukur. Alat ini menggunakan satuan sentimeter.
2. Pengukuran LiILA dilakukan di lengan kiri pada pertengahan antara akromion dan olekranon.
3. Pengambilan data pada variabel independen yaitu diagnosa penyakit pasien, terapi pengobatan dan usia pasien diperoleh dari data rekam medis.
4.8. Pengolahan dan Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan analisa data dengan teknik analisa kuantitatif melalui beberapa tahap, pertama pengecekan kelengkapan data responden serta memastikan bahwa semua data telah terisi dengan tepat. Selanjutnya dengan mengklasifikasi data dengan mentabulasi data yang telah terkumpul. Untuk mengolah data terlebih dahulu hasil pengukuran lingkar lengan atas akan diberi titik dalam grafik WHO (untuk anak < 6 tahun) dan dalam tabel American Journal of Clinical Nutrition (untuk anak 6 — 18 tahun) sesuai dengan
(46)
usia anak. Setelah diberi titik maka akan dinterpretasikan sesuai ketentuan yang telah berlaku yaitu gizi lebih, gizi baik, gizi buruk dan gizi kurang. Oleh karena penelitian ini hanya bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan status gizi antara anak penderita keganasan hematologi dan anak penderita keganasan tumor solid maka gizi lebih dan gizi baik digolongkan menjadi gizi baik dan gizi buruk dan gizi kurang akan digolongkan menjadi gizi buruk. Selanjutnya entry data dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi. Pada penelitian ini akan dilakukan analisa
Bivariat yang digunakan untuk menguji perbedaan status gizi anak penderita tumor solid dengan anak penderita keganasan hematologi di RSUP H. Adam Malik. Dalam menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu chi square test yakni membandingkan status gizi anak penderita tumor solid dengan anak penderita keganasan hematologi di RSUP H. Adam Malik dengan taraf signifikansi 95% (α = 0,05). Pedoman dalam menerima hipotesis: apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak, apabila (p) > 0,05 maka Ho gagal ditolak. Ditemukan nilai alpha kurang dari 0,05 maka perbandingan antara keduanya adalah signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa nol dalam penelitian ini ditolak dan dapat diinterprestasikan bahwa ada perbedaan status gizi anak penderita tumor solid dengan anak penderita keganasan hematologi di RSUP H. Adam Malik.
(47)
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 355/ Menkes/ SK/ VII/ 1990 yang juga merupakan rumah sakit rujukan yang meliputi wilayah pembangunan A seperti Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau dan pada tanggal 6 September 1991 RSUP Haji Adam Malik Medan telah ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa. RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan penunjang non medis dan pelayanan non medis. Penelitian ini dilakukan dibangsal dan poliklinik departemen ilmu kesehatan anak RSUP H. Adam Malik Medan. Ruang rawat inap (bangsal) anak berada di lantai 1 gedung R dan poliklinik ilmu kesehatan anak berada di lantai 2 gedung poliklinik RSUP H. Adam Malik Medan.
5.1.2. Karakteristik Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini dikumpulkan selama periode Agustus 2013 sampai November 2013 dan diperoleh sebanyak 62 sampel, yang terdiri dari 40 orang anak penderita keganasan hematologi dan 22 orang anak penderita keganasan tumor solid. Semua data diperoleh melalui data primer yaitu pengukuran lingkar lengan atas dan data sekunder yaitu diagnosa penyakit pasien dan banyaknya siklus pengobatan yang telah dilalui.
(48)
5.1.2.1. Deskripsi Sampel Berdasarkan Usia
Dari hasil penelitian, diperoleh distribusi usia sampel sebagai berikut.
Tabel 5.1. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Usia Sampel
No. Umur Sampel
(Tahun) Jumlah Persentase (%)
1 1—2 2 3,2
2 2—5 36 58,1
3 6—11 12 19,35
4 12—18 12 19,35
Total 62 100,0
Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah sampel terbanyak ada pada rentang usia 2-5 tahun yaitu sebanyak 36 orang (57,2%).
5.1.2.2. Deskripsi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian juga dapat diperoleh distribusi jenis kelamin sampel sebagai berikut.
Tabel 5.2. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Sampel.
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1 Laki-Laki 37 59,7 2 Perempuan 25 40,3
Total 62 100
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diperoleh jumlah sampel laki-laki (59,7%) lebih banyak daripada perempuan (40,3%).
(49)
5.1.2.3. Deskripsi Diagnosa Pasien Penderita Keganasan Tumor Solid dan Keganasan Hematologi
Dari hasil penelitian juga dapat diperoleh distribusi diagnosa pasien penderita keganasan tumor solid dan keganasan hematologi.
Tabel 5.3. Data Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Diagnosa Pasien Penderita Keganasan Tumor Solid dan Keganasan Hematologi.
No. Keganasan Diagnosa Jumlah Persentasi(%)
1 Tumor Solid Wilms Tumor 2 9,1
Retinoblastoma 10 45,5
Rabdomiosarkoma 6 27,3
Tumor Sel
Germinal
2 9,1
Liposarkoma 1 4,5
Hepatoblastoma 1 4,5
Total 22 100
2. Hematologi Akul Limfositik Leukemia
33 82,5
Akut Mielositik Leukemia
2 5
Non-Hodgkin Limfoma
5 12,5
Total 40 100
Berdasarkan tabel diatas diperoleh jumlah pasien penderita keganasan tumor solid yaitu pasien penderita retinoblastoma sebanyak 10 orang (45,5%), rabdomiosarkoma sebanyak 6 orang (27,3%), wilms tumor sebanyak 2 orang (9,1%), tumor sel germinal sebanyak 2 orang (9,1%), liposarkoma sebanyak 1 orang (4,5%) dan hepatoblastomas sebanyak 1 orang (4,5%). Pasien penderita
(50)
keganasan hematologi terbanyak yaitu pasien penderita akut limfositik leukemia sebanyak 33 orang (82,5%).
5.1.3. Hasil Analisa Data
Pengujian terhadap hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan status gizi anak penderita keganasan hematologi dengan status gizi anak penderita keganasan tumor solid dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows
yang akan menganalisis variabel dependen dan variabel independen. Data yang dikumpulkan dari hasil pengukuran lingkar lengan atas terhadap 62 sampel akan dianalisis melalui uji hipotesis Chi-Square dan didapat hasilnya sebagai berikut.
Tabel 5.4. Perbandingan Status Gizi Anak Penderita Keganasan Tumor Solid dengan Anak Penderita Keganasan Hematologi.
Status Gizi Total
Gizi Baik Gizi Buruk
Diagnosa
Keganasan
Tumor Solid Jumlah 7 15 22 Presentasi 16,3% 78,9% 35,5%
Keganasan
Hematologi Jumlah 36 4 40 Presentasi 83,7% 21,1% 64,5%
Total Jumlah 43 19 62
Presentasi 100% 100% 100%
Berdasarkan tabel 5.4., didapatkan bahwa jumlah penderita yang menderita gizi baik sebanyak 43 orang, yaitu 7 orang (16,3%) menderita keganasan tumor solid dan 36 orang (83,7%) menderita keganasan hematologi. Sampel yang menderita gizi buruk sebanyak 19 orang, yaitu 15 orang (78,9%) menderita keganasan tumor solid dan 4 orang (21,1%) menderita keganasan hematologi.
(51)
Tabel 5.5. Uji Hipotesis Chi-Square.
Nilai Nilai Signifikan (p)
Pearson Chi-Square 22,606 0,0 Jumlah Kasus Valid 62
Dari hasil perhitungan uji hipotesis Chi-Square diperoleh nilai signifikan (p) < 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil dalam penelitian ini signifikan.
5.2. Pembahasan
Hasil pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti di RSUP H. Adam malik selama 3 bulan diperoleh jumlah pasien penderita keganasan hematologi sebanyak 48 orang sedangkan pasien penderita keganasan tumor solid sebanyak 25 orang. Pasien yang menderita keganasan hematologi yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebanyak 40 orang, Pasien yang belum mendapat terapi pengobatan lebih dari satu siklus sebanyak 5 orang dan Pasien yang masih dalam sangkaan menderita keganasan hematologi sebanyak 3 orang. Sedangkan pasien yang menderita keganasan tumor solid yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebanyak 22 orang dan pasien yang masih dalam sangkaan menderita keganasan tumor solid sebanyak 3 orang.
Dari hasil analisis data penelitian, dijumpai lebih banyak sampel yang berjenis kelamin laki-laki (59,7%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Elhasid, et al. (1999).
Berdasarakan usia, jumlah sampel terbanyak didapati pada rentang usia 1—2 tahun sebanyak 2 orang (3,2%), 2—5 tahun sebanyak 36 orang (58,1%), 6— 11 tahun sebanyak 12 orang (19,35%) dan 12—18 tahun sebanyak 12 orang (19,35%). Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Garofalo, et al. (2005) dimana sampel terbanyak berada pada usia pra-sekolah dan remaja.
Hasil analisa data anak penderita keganasan tumor solid menunjukan bahwa keganasan tumor solid terbanyak yaitu retinoblastoma sebanyak 10 orang
(52)
(45,5%), diikuti dengan rabdomiosarkoma sebanyak 6 orang (27,3%), wilms tumor sebanyak 2 orang (9,1%), tumor sel germinal sebanyak 2 orang (9,1%), liposarkoma sebanyak 1 orang (4,5%), dan hepatoblastoma sebanyak 1 orang (4,5%).
Hasil analisa data menunjukan bahwa anak yang menderita keganasan tumor solid yang mengalami gizi baik sebanyak 7 orang (16,3%) dan gizi buruk sebanyak 15 orang (78,9%), Sedangkan anak yang menderita keganasan hematologi yang mengalami gizi baik sebanyak 36 orang (83,7%) dan gizi buruk sebanyak 4 orang (21,1%). Hal ini menunjukan bahwa anak yang menderita keganasan tumor solid cenderung memiliki status gizi buruk sedangkan anak yang menderita keganasan hematologi cenderung memiliki status gizi lebih. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Garofalo, et al. (2005) dan Elhasid, et al. (1999).
Perbedaan kecenderungan status gizi anak penderita keganasan hematologi dengan status gizi anak penderita keganasan tumor solid disebabkan oleh perjalanan penyakit keganasan itu sendiri maupun terapi pengobatan yang diberikan kepada pasien tersebut. Anak penderita keganasan hematologi dalam terapi pengobatannya diberikan terutama dalam golongan steroid. Penggunaan steroid ini bersifat anabolik yaitu mempertahankan massa otot (Kishner S.,2013) dan mempertahankan lemak tubuh (Finkelstein et al., 2013). Hal ini mengakibatkan anak penderita keganasan hematologi cenderung mengalami gizi baik.
Anak penderita keganasan tumor solid mendapat terapi berupa pembedahan, kemoterapi atau radioterapi. Pada suatu penelitian didapatkan > 40% penderita yang mendapat terapi antikanker (bedah, kemoterapi dan radiasi) mengalami malnutrisi (Trujillo, 2005). Kecendrungan anak penderita keganasan tumor solid mengalami gizi buruk disebabkan oleh perjalanan keganasan itu sendiri dimana kita ketahui pembelahan sel yang terus menerus membutuhkan energi. Nutrisi yang diperoleh penderita akan digunakan juga untuk pembelahan sel keganasan tumor solid tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan anak penderita keganasan tumor solid cenderung mengalami gizi buruk.
(53)
Pada hasil analisa data menggunakan uji hipotesis Chi-Square tidak diperoleh nilai ekspektasi dibawah 5. Hal ini menyatakan bahwa uji hipotesis Chi-Square dapat digunakan dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini. Selain itu, hasil perhitungan uji hipotesis Chi-Square diperoleh nilai signifikan (p) < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan status gizi anak penderita keganasan hematologi dengan status gizi anak penderita keganasan tumor solid. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Garofalo, et al.
(54)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian maka diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan status gizi anak penderita keganasan hematologi dengan status gizi anak penderita keganasan tumor solid di RSUP Haji Adam Malik, Medan periode Agustus – November 2013.
6.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti berhubungan dengan penelitian ini adalah:
1. Kepada kalangan tenaga medis agar dapat meningkatkan asupan nutrisi pada kasus keganasan yang beresiko terjadinya malnutrisi sehingga pasien memiliki respon yang lebih baik terhadap pengobatan yang diberikan dan pasien memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
2. Sosialisai pengetahuan mengenai gejala-gejala dini keganasan pada anak kepada orang tua sehingga dapat membantu diagnosis dini keganasan pada anak sehingga anak tersebut memiliki prognosis yang lebih baik.
3. Kepada peneliti lainnya agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut lagi dengan menambah jumlah sampel, lama waktu penelitian dan menambah variabel-variabel lain agar hasil penelitian dapat digunakan untuk menyembuhkan pasien ataupun meningkatkan kualitas hidup pasien.
4. Kepada instansi-instansi RSUP H. Adam Malik agar dapat meningkatkan kualitas data rekam medis dan penyimpanan data secara sistematis. Hal ini dapat membantu dalam penggambilan data pasien sehingga data-data yang didapat lebih akurat.
(55)
DAFTAR PUSTAKA
American Society for Parenteral and Enteral Nutrition Board of Directors, 1995.
Definition of term used in American Society for Parenteral and Enteral Nutrition Board of Directors guidelines and standards. Journal of Parenteral and Enteral Nutrition, 19, 1-2.
Bauer, J., Jurgens, H., & Fruhwald, M. C., 2001. Important Aspects of Nutrition in Children with Cancer. Advance in Nutrition 2:67-77.
Bechard, L.J., & Dugan, C., 2008. Cancer Treatment. In: Duggan, C., Watkins, J.B., & Walker, W.A., ed. Nutrition in Pediatrics. 4th ed. Hamilton, Ontario: BC Decker, 607-614.
Budiarto, E., 2002. Pengambilan Sampel. In: Budiarto, E., ed. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 17-27.
Crist et al., 2000. Penyakit Neoplasma dan Tumor. In: Nelson, W.E., Behrman, R.E., Kliegman, R., & Arvin, A.M., ed. Ilmu Kesehatan Anak. 15th ed. Jakarta: EGC, 1758-1777.
Elhasid, R., Laor, A., Lischinsky, S., Postovsky, S., & Arush, M.W.B., 1999.
Nutritional Status of Children with Solid Tumors. Cancer 1999;86:119-25. Finkelstein et al., 2013. Gonadal Steroids and Body Composition, Strength, and
Sexual Function in Men. N Engl J Med 2013; 369:1011-1022.
Fitzmaurice, N., & Beardsmore, S., 2005. Common Central Nervous System Tumors. In: Tomlinson, D., & Kline, N.E., ed. Pediatric Oncology Nursing. New York: Springer, 85-101.
Garofolo, A., Lopez, F.A., & Petrilli, A.S., 2005. High Prevalence of Malnutrition Among Patients with Solid Non-Hematological Tumors as Found by Using Skinfold and Circumference Measurements. Sao Paulo Med J 2005; 123(6):277-81.
(56)
Giordano, A., Falco, G.D., Rubin, E., & Rubin, R., 2009. Neoplasia. In: Rubin, E., & Reisner, H.M., ed. Essentials of Rubin's Pathology. 5th ed. USA: Williams & Wilkins, 270-336.
International Agency for Research on Cancer (IARC), 2013. Cancer. Available from: http://www.iarc.fr/en/cancertopics/index.php. [Updated 27 April 2013].
Kishner, S., 2013. Anabolic Sterid Use and Abuse. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/128655-overview. [Updated 8 Maret 2013].
Kumar, V., & Stricker, T.P., 2007. Neoplasia. In: Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., Aster, J.C., & Perkins, J.A., ed. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 8th ed. Philadelphia, PA: Saunders, 270-336.
Lissauer, T., & Clayden, G., 2007. History and Examination. In: Lissauer, T., & Clayden, G., ed. Illustrated Textbook of Paediatrics. 3rd ed. UK: Elsevier, 9-22.
Lottick, N.S., 2007. Cancer and Benign Tumor. In: Kleigman, R.M., Behrman, R.E., Jenson, H.B., & Stanton, B.F., ed. Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed. Philadelphia, PA: Elsevier, 1725-1734.
Mosby, T.T., Barr, R.D., & Pencharz, P.B., 2009. Nutritional Assessment of Children With Cancer. Journal of Pediatric Oncology Nursing, Vol 26, No 4 (July-August), 2009: pp 186-197.
Nasar, S.S., Prawitasari, T. Lestari, E. D., Djais, J., & Susanto, J.C., 2007.
Skrining malnutrisi pada anak yang dirawat Di rumah sakit. Health Technology Assessment Indonesia Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1-41.
National Cancer Institute (NCI), 2013. What is Cancer?. Available from:
http://www.cancer.gov/cancertopics/cancerlibrary/what-is-cancer. [Updated 1 May 2013].
Ng, J.Y., 2011. Prevalensi Lima Kanker Tertinggi pada Anak di Beberapa Laboratorium di Daerah Kota Medan pada Tahun 2009. Fakultas
(57)
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan. Available at:
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25632. [Updated 1 Mei 2013]. Price et al., 2006. Gangguan Pertumbuhan, Proliferasi, dan Diferensiasi Sel. In:.
Price et al., ed. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. 6th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 150-158.
Roy, N.C., 2000. Use of Mid-upper Arm Circumference for Evaluation of Nutritional Status of Children and for Identification of High-risk Groups for Malnutrition in Rural Bangladesh. J Health Popul Nutr 2000 Des;18(3):171-180.
Rubin, E., Rubin, R., Falco, G.D., & Giordano, A., 2009. Neoplasia. In: Rubin, E., & Reisner, H.M., ed. Essential of Rubin’s Pathology. 5th ed. New York: Lippincott Williams & Wilkins, 72-91.
Sala, A., Pencharz, P., & Barr, R.D., 2004. Children, Cancer, and Nutrition—A Dynamic Triangle in Review. Cancer 2004;100:677-87.
Sastroasmoro, S., 2007. Pemilihan Subjek Penelitian. In: Sastroasmoro, S., ed.
Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto, 78-91. Shike, M., 1996. Nutrition therapy for the Cancer Patient. Hematology/Oncology
Clinics of North America, Volume 10, Issue 1, Pages 221-234.
Supariasa, et al. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 37-121.
Tehuteru, S 2009. Mewaspadai Gejala Kanker pada Anak. Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Available from :
http://www.idai.or.id/kesehatananak/artikel.asp?q=20096512959. [Accesed 22 April 2013].
Tomlinson, D., 2005. Leukimia. In: Tomlinson, D., & Kline, N.E., ed. Pediatric Oncology Nursing. New York: Springer, 1-21.
Trujillo, E.B., Bergerson, S.L., Graf, J.C., & Michael, M., 2005. Cancer. In:
Merritt, R., et al., ed. The American Society for Parenteral and Enteral Nutrition Support Practice Manual. 2nd ed. New York: American Society for Parenteral and Enteral Nutrition, 150-170.
(58)
Utami, 2011. Deteksi Dini Kanker pada Anak. Tabloid Nova. Available from :
http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Anak/Deteksi-Dini-Kanker-Pada-Anak2. [Accesed 22 April 2013].
Widardo, 1997. Ilmu Gizi II : Anthropometri Gizi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 12-33.
World Health Organization (WHO), 2013. Cancer: Fact Sheets. Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs297/en/index.html. [Updated 27 April 2013].
World Health Organization (WHO), 2013. Child Growth Standards. Available
from: http://www.who.int/childgrowth/standards/ac_for_age/en/.
(59)
L I N T A A T I I LAMPIRAN
I. Data Prib
Nama : Fini Tempat/ Tan Agama : Bu Alamat : Jl. Telepon : 06
II. Riwayat
1. Tahun 1 2. Tahun 1 3. Tahun 2 4. Tahun 2
III. Riwaya 1. Scientif Talksho 2. Seminar Oktober 3. Seminar 2013 N 1 badi Kollins nggal Lahir :
ddha Brigjend Ka 61-7871487/ Pendidikan 1996-1997 : 1997-2003 : 2003-2006 : 2006-2009 : at Pelatihan
fic Class, Se ow Pre-Coas r Neurosurg r 2012 r update Ke
DAFTAR
: Medan/ 22
atamso Gg. B / 083186762
n
TK Kartane SD Santo Y SMP Santo SMA Wage
eminar Upda s FK USU 2 gery Update
edokteran da
RIWAYAT
November
Baru No. 2B 211
egara Medan Yusup Tanjun
Yusup Tanj e Rudolf Sup
ate Kedokter 2011 and Gamm an Penyusun T HIDUP 1992 B Lingkungan n
ng Balai Kar ung Balai K pratman 2 M
ran, Semina
ma Knife Ika
nan Proposa n XII
rimun Karimun
edan
ar Ethical Cl
atan Dokter
al Penelitian
learence &
r Indonesia
(60)
IV. Riwayat Organisasi
1. Tahun 2012 : Pengabdian Masyarakat Keluarga Mahasiswa Buddhis Universitas Sumatera Utara
2. Tahun 2013 : Seksi Administrasi dan Kesekretariatan Bakti Sosial Motion in Dharma
(61)
LAMPIRAN 2
LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN
Salam sejahtera,
Saya, Fini Kollins , yang sedang menjalani Pendidikan Kedokteran di Universitas Sumatera Utara, akan mengadakan penelitian. Penelitian saya tersebut berjudul
“Perbandingan Status Gizi Anak Penderita Keganasan Tumor Solid dengan Anak Penderita Keganasan Hematologi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan”.
Dalam penelitian ini, Bapak/Ibu/Saudara akan diwawancarai mengenai identitas (nama, jenis kelamin, umur, dan alamat), seputar penyakit (keganasan tumor solid/keganasan hematologi) dan terapi pengobatan yang telah dilakukan. Selanjutnya, data pengukuran status gizi Bapak/Ibu/Saudara akan dilakukan oleh peneliti.
Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Pada penelitian ini, identitas Bapak/Ibu/Saudara akan disamarkan atau dirahasiakan. Hanya dosen pembimbing, staf ahli yang melakukan pemeriksaan, anggota komisi etik dan peneliti yang dapat melihat data identitas Bapak/Ibu/Saudara. Data yang dipublikasikan pun disamarkan dari identitas Bapak/Ibu/Saudara. Kerahasiaan Bapak/Ibu/Saudara dijamin sepenuhnya.
Apabila masih terdapat ketidakjelasan dalam hal pelaksanaan penelitian ini, segala pertanyaan yang ada dapat secara langsung ditanyakan kepada peneliti yang dapat dihubungi pada nomor telepon 083186762211.
Demikian informasi ini saya sampaikan. Terima kasih atas keikutsertaan Bapak/Ibu/Saudara pada penelitian ini. Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara sangat saya hargai dan akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Medan,...2013 Peneliti,
(62)
LAMPIRAN 3
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) / INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini mengerti sepenuhnya risiko dan manfaat dari keikutsertaan saya pada penelitian ini dan menyatakan setuju untuk ikut serta sebagai subjek penelitian.
Identitas Orang Tua
Nama : ... Alamat : ... Umur : ...(tahun)
Identitas Anak
Nama : ... Alamat : ... Jenis kelamin : ...
Umur : ...(tahun)
Nomor Rekam Medik : ...
Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian
Judul Penelitian : Perbandingan Status Gizi Anak Penderita Keganasan Tumor Solid dengan Anak Penderita Keganasan Hematologi di RSUP H. Adam Malik Medan
Nama Peneliti : Fini Kollins
Nama Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Demikian surat pernyataan ini untuk dapat digunakan seperlunya.
Medan,...2013 Responden,
(63)
LAMPIRAN 4
DATA SAMPEL PENDERITA KEGANASAN HEMATOLOGI
No. Nama Jenis
Kelamin Usia (tahun) No. Rekam Medis LiLA
(cm) Diagnosa
Status Gizi
1 MAfS Laki-laki 3 55.69.99 18,5 ALL Gizi Baik 2 MarS Laki-laki 3 55.01.83 19,4 ALL Gizi Lebih 3 MAT Laki-laki 3 56.61.49 18,5 NHL Gizi
Buruk 4 SiA Perempuan 3 55.11.24 18,8 ALL Gizi
Lebih 5 SaA Laki-laki 3 49.90.84 19 ALL Gizi
Lebih 6 By. N/F Laki-laki 3,11 47.74.67 19,5 ALL Gizi
Lebih 7 ANR Laki-laki 3,9 48.99.19 18,8 AML Gizi
Baik 8 AA Perempuan 4 50.55.91 21 ALL Gizi Lebih 9 AW Laki-laki 4 56.09.01 20 ALL Gizi
Lebih 10 So Perempuan 4 54.18.56 17 ALL Gizi
Baik 11 LuP Laki-laki 4,1 56.04.53 13,5 ALL Gizi Kurang 12 RAH Perempuan 3 49.36.54 17,5 ALL Gizi
Baik 13 Al Perempuan 4,2 56.09.07 19,8 ALL Gizi Lebih 14 MTAr Perempuan 4,11 54.15.87 17 ALL Gizi
Baik 15 Ffir Perempuan 4,6 54.37.75 20 NHL Gizi Lebih 16 MazS Laki-laki 4,6 55.01.83 13,5 ALL Gizi
Baik 17 NH Perempuan 4,11 48.05.53 20,5 ALL Gizi Lebih 18 MTiA Perempuan 5 54.15.87 20,5 ALL Gizi
Lebih 19 Sf Perempuan 4 54.18.56 18 ALL Gizi
Lebih 20 Ra Laki-laki 5,1 55.80.81 21 ALL Gizi
(64)
Lebih 21 Sa Perempuan 5,5 55.01.42 22 ALL Gizi
Lebih 22 FA Laki-laki 6 56.76.08 22 ALL Gizi
Lebih 23 Dh Perempuan 4 49.11.47 20 ALL Gizi
Lebih 24 Ma Laki-laki 10 49.59.59 18 ALL Gizi
Buruk 25 NR Laki-laki 3 48.98.19 18 AML Gizi
Lebih 26 BAP Perempuan 7 55.81.59 24 ALL Gizi
Baik 27 ArF Laki-laki 8,4 53.34.80 24,5 ALL Gizi Lebih 28 AdC Laki-laki 4 55.21.43 13 ALL Gizi
Kurang 29 DAR Perempuan 10 56.33.03 31 ALL Gizi
Lebih 30 MaS Perempuan 11 55.14.89 31 ALL Gizi
Lebih 31 SKA Laki-laki 11 52.98.93 23 NHL Gizi
Baik 32 DAT Laki-laki 13 55.88.49 19,5 NHL Gizi Baik 33 AP Laki-laki 12 30.33.26 19,5 ALL Gizi Baik 34 AS Laki-laki 12 52.19.05 33,3 ALL Gizi Lebih 35 Far Laki-laki 12 53.19.03 35 ALL Gizi
Lebih 36 MF Perempuan 5 52.41.81 21 ALL Gizi
Baik 37 Ro Perempuan 13 46.88.98 20 ALL Gizi Baik 38 RG Laki-laki 13 50.31.32 35 ALL Gizi Lebih 39 IF Perempuan 17 54.15.45 23,5 ALL Gizi
Baik 40 WDW Laki-laki 2,3 55.39.88 14 NHL Gizi Baik
(65)
LAMPIRAN 5
DATA SAMPEL PENELITIAN KEGANASAN TUMOR SOLID
No. Nama Jenis
Kelamin Usia (tahun) No. Rekam Medis LiLA
(cm) Diagnosa
Status Gizi
1 TPS Laki-laki 2 55.05.25 18,8 Wilms Tumor Gizi Baik 2 HN Laki-laki 8,2 55.24.52 18 Retinoblastoma Gizi Baik 3 RWM Laki-laki 5 55.99.87 13,2 Rabdomiosarkoma Gizi Buruk 4 AD Perempuan 3,10 55.72.35 11 Retinoblastoma Gizi
Buruk 5 Ba Laki-laki 8 43.93.65 20 Wilms Tumor Gizi
Baik 6 RDS Perempuan 14,5 53.45.18 20 Rabdomiosarkoma Gizi Kurang 7 SAF Laki-laki 3,11 49.90.84 14,5 Retinoblastoma Gizi
Baik 8 MF Laki-laki 4 54.30.60 13,4 Retinoblastoma Gizi Kurang 9 Ma Perempuan 3 56.62.45 12,5 Retinoblastoma Gizi
Buruk 10 PR Perempuan 2 56.35.34 18 Retinoblastoma Gizi
Lebih 11 FR Laki-laki 14 55.14.45 22 Rabdomiosarkoma Gizi
Baik 12 Ke Perempuan 2,5 52.05.53 12,8 Hepatoblastoma Gizi Kurang 13 MS Perempuan 13 63.66.75 19 Rabdomiosarkoma Gizi
Kurang 14 Fa Laki-laki 3,3 43.03.67 13 Tumor Sel
Germinal
Gizi Kurang 15 PS Laki-laki 2,8 55.15.25 18 Retinoblastoma Gizi
Lebih 16 Ris Laki-laki 2,11 56.47.10 15 Retinoblastoma Gizi
Kurang 17 Fpa Laki-laki 4 52.89.55 13 Retinoblastoma Gizi
Kurang 18 Ada Laki-laki 6 48.62.86 12,5 Tumor Sel
Germinal
Gizi Kurang 19 G Laki-laki 3 53.41.54 12,8 Retinoblastoma Gizi
Kurang 20 MHP Laki-laki 4 55.17.43 12 Rabdomiosarkoma Gizi
(66)
Kurang 21 MaS Perempuan 13 52.86.35 19 Rabdomiosarkoma Gizi
Kurang 22 YT Laki-laki 18 52.27.37 19 Liposarkoma Gizi
(67)
LAMPIRAN 6
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1-2 2 3.2 3.2 3.2
2-5 36 58.1 58.1 58.1
6-11 12 19.35 19.35 19.35
12-18 12 19.35 19.35 19.35
Total 62 100.0 100.0
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid L 37 59.7 59.7 59.7
P 25 40.3 40.3 100.0
Total 62 100.0 100.0
Diagnosa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Germ Cell Tumor 2 9.1 9.1 9.1
Hepatoblastoma 1 4.5 4.5 13.6
Liposarcoma 1 4.5 4.5 18.2
Rabdhomyosarcoma 1 4.5 4.5 22.7
Retinoblastoma 10 45.5 45.5 68.2
Rhabdomyosarcoma 5 22.7 22.7 90.9
Wilm's Tumor 2 9.1 9.1 100.0
(68)
Diagnosa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ALL 33 82.5 82.5 82.5
AML 2 5.0 5.0 87.5
NHL 5 12.5 12.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Status Gizi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Gizi Baik 43 69.4 69.4 69.4
Gizi Buruk 19 30.6 30.6 100.0
Total 62 100.0 100.0
Golongan * StatGizi Crosstabulation
StatGizi
Total Gizi Baik Gizi Buruk
Golongan Keganasan Hematologi Count 36 4 40
Expected Count 27.7 12.3 40.0
% within Golongan 90.0% 10.0% 100.0%
Keganasan Tumor Solid Count 7 15 22
Expected Count 15.3 6.7 22.0
% within Golongan 31.8% 68.2% 100.0%
Total Count 43 19 62
Expected Count 43.0 19.0 62.0
(69)
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 22.606a 1 .000
Continuity Correctionb 19.952 1 .000
Likelihood Ratio 22.885 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
N of Valid Cases 62
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,74. b. Computed only for a 2x2 table
(70)
L
LAMPIRANN 7
(71)
L
(1)
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 22.606a 1 .000
Continuity Correctionb 19.952 1 .000
Likelihood Ratio 22.885 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
N of Valid Cases 62
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,74. b. Computed only for a 2x2 table
(2)
L
(3)
L
(4)
(5)
(6)