Status gizi anak .1. Definisi status gizi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anak 2.1.1. Definisi anak Anak merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang dimulai dari neonatus 4 minggu, infant 1 tahun, balita 1-2 tahun, pra-sekolah 2-5 tahun, usia sekolah 6-11 tahun hingga remaja 12-18 tahun Lissauer et al., 2007. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan seorang anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. 2.1.2 Status gizi anak 2.1.2.1. Definisi status gizi Menurut Supariasa 2002 status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dari bentuk variabel-variabel tertentu. Status gizi juga merupakan hasil dari keseimbangan antara konsumsi, penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi didalam tubuh. 2..1.2.2. Pengkajian status gizi Pengkajian status gizi merupakan suatu tindakan evaluasi secara komprehensif dalam menilai status nutrisi, termasuk riwayat medis, riwayat nutrisidiet, pemeriksaan antropometri, dan penunjanglaboratorium. Penilaian status gizi merupakan salah satu langkah awal dalam penanganan pasien rawat inap karena status nutrisi ikut mempengaruhi perjalanan dan prognosis penyakit, sehingga sebaiknya dilakukan pada pasien saat masuk dan selama perawatan secara berkala. Status nutrisi yang baik telah terbukti dapat mempercepat kesembuhan pasien dan mengurangi komplikasi penyakit, sehingga Universitas Sumatera Utara mempersingkat masa perawatan dan menurunkan biaya perawatan pada pasien yang dirawat di rumah sakit Nasar et al., 2007.

2.1.2.3. Penilaian Status Gizi

Status gizi dapat ditentukan secara langsung dan secara tidak langsung Widardo, 1997. Menurut Supariasa 2002, penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu : 1. Antropometri Secara umum antropometri berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini dapat terlihat pada pola pertumbuhan fisik. 2. Klinis Penilaian klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan- perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel superficial epithelial tissues seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ- organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat rapid clinical surveys. Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu, survei tersebut juga digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat penyakit. 3. Biokimia Penilaian satus gizi secara biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai Universitas Sumatera Utara macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urin, tinja, hati dan otot. Metode ini digunakan sebagai suatu peringatan awal bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, sehingga penentuan secara tepat dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. 4. Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi khususnya jaringan dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Secara umum, dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik epidemic of night blindness, dimana cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. Menurut Supriasa 2002 penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : 1. Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang di konsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi. 2. Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan angka kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaan penilaian status gizi dengan statistik vital dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. Universitas Sumatera Utara 3. Faktor Ekologi Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

2.1.2.4. Penilaian antropometri

Penilaian antropometri merupakan pemeriksaan yang tidak mahal, tidak invasif dan dapat digunakan untuk menilai status nutrisi seseorang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Penilaian ini dilakukan untuk memeriksa jaringan tubuh terkatabolisasi selama proses kelaparan ataupun dalam keadaan stress, yaitu otot, lemak, dan cadangan protein viseral. Pemeriksaan antropometri yang umum dilakukan pada anak dan remaja meliputi:  Berat badan  Tinggi badan terlentang pada bayi berusia dibawah 2 tahun  Lingkar kepala sampai anak berusia 6 tahun  Lingkar lengan atas  Tebal lipatan kulit trisep, subskapula, toraks dan daerah lainnya Peneliti memilih metode penilaian antropometri lingkar lengan atas untuk menilai status gizi anak karena selain penilaian antropometri merupakan pemeriksaan yang tidak mahal dan tidak invasif, penilaian ini juga tidak dibatasi oleh usia anak Tabel 2.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Perbandingan berbagai indikator untuk skrining dan deteksi kasus malnutrisi Sumber: Nasar et al., 2007.

2.1.2.5. Penilaian status gizi anak penderita kanker

Walaupun terdapat banyak cara untuk mendeskripsikan malnutrisi, tidak terdapat konsensus yang secara spesifik mengidentifikasi anak yang beresiko. WHO merekomendasikan pengukuran indeks BBTB untuk menilai status gizi anak dan remaja. Akan tetapi, anak penderita keganasan tidak dapat dinilai berdasarkan indeks yang direkomendasikan WHO tersebut. Kehilangan berat badan ≥ 5 mengidentifikasikan sebagai malnutrisi akut dan perbandingan berat badan dengan umur dibawah persentil 5 mengidentifikasikan sebagai malnutrisi kronis. Ironisnya, banyak anak penderita kanker tidak memenuhi kriteria tersebut khususnya pada anak yang menderita tumor solid dengan masa pada bagian abdomen. Mereka dapat memiliki berat Sifat Indikator Klinis BBU TBU BBTB LiLA LiLAU LiLA TB Sederhana Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Akseptabilitas Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Biaya Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya Objektivitas Tidak Tidak Tidak Ya Ya Tidak Ya Kuantitatif Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak bergantung usia Ya Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Reliabilitas Tidak Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Akurasi Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Ya Sensitivitas Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Spesifisitas Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Nilai Prediktif Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya Ya Universitas Sumatera Utara badan normal meskipun mereka mengalami malnutrisi berat. Penurunan nutrisigizi pada anak penderita kanker mungkin juga dapat tertutupi oleh penggunaan kortikosteroid yang dapat menimbulkan edema Bauer et al., 2011. Penilaian status gizi sangat sulit karena tidak ada standar baku yang ditetapkan. Penilaian ini dapat dilakukan dalam beberapa dimensi baik dari diet, antropometrik, biokimia, dan metode-metode lain. Penggunaan pengukuran antropometri untuk lengan dalam menilai status gizi anak penderita kanker dapat dilakukan karena pengukuran lengan tidak dipengaruhi masa tumor. Akan tetapi, penilaian diet telah dibuktikan memiliki keterbatasan dan kegunaan yang sedikit Sala et al., 2004. Sehingga, dalam karya tulis ini akan dilakukan pengukuran antropometri lengan. 2.2. Kanker 2.2.1. Definisi Kanker