Pengaruh Collateralizable Assets, Rasio Hutang, dan Reputasi Auditor terhadap Kebijakan Dividen di perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2012-2014

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Al Shabibi dan Ramesh. 2011. “An Empirical Study on the Determinants of

Dividend Policy in the UK .” International Research Journal of Finance and

Economics, Issue 80, h.105-120.

Antonia, E. 2008. ”Analisis Pengaruh Reputasi Auditor,Proporsi Dewan Komisaris Independen, Levarage, Kepemilikan Manajerial dan Proporsi Komite Audit Independen terhadap Manajemen Laba.” Tesis, Universitas Diponegoro.

Arifanto, N. 2011. ”Analisis Pengaruh Agensi Cost terhadap Dividend Payout Ratio. ”Skripsi, Universitas Diponegoro.

Erlina, Sri Mulyani, 2007. USU Press, Metodologi Penelitian Medan.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi 3. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadiatmo, B. 2013. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen. ”Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No.1, h.1-13.

Jensen dan Meckling, 1976. ”Theory of the Firm : Managerial Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure.”Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4, h. 305-360.

Johari, N., Saleh, N., Jaffar,R. dan Hassan,M. 2008. ”The Influence of Board Independence, Competency and Ownership on Earning Management in

Malaysia. ”Int.Journal of Economics and Management, Vol. 2, No. 2, pp. 281-306.

Latiefasari, H. 2011. ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan

Dividen.”Skripsi, Universitas Diponegoro.

Nugroho, A. 2011. “ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio.”Skripsi, Universitas Diponegoro.

Santoso, H. 2012. ”Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan

Dividen. ”Skripsi, Universitas Diponegoro.

Sari. 2010. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja

Perbankan Nasional. ”Skripsi, Universitas Diponegoro.

Sumiadji. 2011. ”Analisis Variabel Keuangan yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen. ”Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 3, No. 2, h. 129-138.


(2)

Weygant, J. dan Kieso, E. 2008. Accounting Principles. Edisi 8. New York : John Wiley & Sons.

Wiranto, M. 2009. ”Pengaruh Komisaris Independen terhadap Kebijakan Dividen dan Kebijakan Hutang Jangka Panjang Perusahaan Keluarga yang terdaftar di BEI Periode 2001-2008. ”Skripsi, Universitas Airlangga.

Yovanka, H. 2010. ”Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, Profitablity, Collateralizable Assets, dan Growth Potential terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan-Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia.


(3)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal atau hubungan yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Berdasarkan bentuk hubungan antara variabelnya penelitian ini adalah hubungan sebab akibat (Sugiono, 2006:10).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan atau dokumen – dokumen perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari www.idx.co.id.

3.3 Batasan Operasional

Dengan dasar pertimbangan efisiensi, waktu, serta pengetahuan peneliti, maka peneliti melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yang di antaranya :

1. Penelitian dilakukan terbatas hanya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Peneliti dibatasi hanya selama 3 tahun yaitu dari tahun 2012 – 2014. 3. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Collateralizable Assets, Rasio Hutang yang diproksikan dalam Debt Equity Ratio, dan Reputasi Auditor.

4. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kebijakan Dividen yang diproksikan dalam Dividend Payout Ratio.


(4)

3.4 Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel 3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel bebas (Sekaran, 2003). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kebijakan Dividen yang proksikan sebagai Dividend Payout Ratio (DPR). Dalam hal ini, DPR diukur dengan cara sebagai berikut :

Dividend Payout Ratio = Dividend Per Share Earning Per Share

3.4.2 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang membantu menjelaskan varians dalam variabel terikat (Sekaran,2003). Variabel dalam peneltian ini adalah sebagai berikut :

1. Collateralizable Assets

Collateralizable assets adalah asset perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan peminjaman. Variabel ini diukur dengan membandingkan fixed assets terhadap total assets. Collateralizable assets dapat dirumuskan sebagai berikut :

Collateralizable Assets = Fixed Assets

Total Assets 2. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio mengukur perbandingan antara total kewajiban dengan total ekuitas yang menunjukkan kemampuan ekuitas perusahaan


(5)

untuk melunasi seluruh hutang-hutangnya. DER dapat dirumuskan sebagai berikut :

DER = Total Kewajiban Total Ekuitas Pemilik Saham 3. Reputasi Auditor

Reputasi auditor adalah tipe dari perusahaan audit apakah perusahaan audit yang bersangkutan adalah salah satu dari perusahaan audit Big Four atau perusahaan audit lainnya. Dalam penelitian ini, perusahaan audit Big four

yang dilibatkan adalah Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young, KPMG dan PricewaterhouseCoopers. Reputasi auditor direpresentasikan dengan variable dummy. 1 adalah ketika perusahaan diaudit oleh salah satu dari perusahaan audit Big Four dan 0 adalah ketika perusahaan diaudit oleh perusahaan audit non BigFour.


(6)

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Jenis

Variabel

Nama Variabel

Definisi Variabel Indikator Skala Dependen Kebijakan

Dividen (Y) Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend. Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earning per share pada periode yang bersangkutan

DPR= DPS EPS

Rasio

Independen Collateraliza ble Assets (X1) Aset perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan peminjaman Collateralizable Assets = FixedAssets Total Assets Rasio

Independen Rasio Hutang (X2) Perbandingan antara total kewajiban dengan totfal ekuitas yang menunjukkan kemampuan ekuitas perusahaan untuk melunasi seluruh hutang-hutangnya DER = Total Kewajiban Total Ekuitas Pemilik Saham

Rasio

Independen Reputasi Auditor (X3)

Tipe dari

perusahaan audit apakah

perusahaan audit

Big Four dan Non Big Four


(7)

yang

bersangkutan adalah salah satu dari perusahaan audit Big Four

atau perusahaan audit lainnya.

3.5 Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun penelitian yaitu tahun 2012 sampai dengan 2014 yaitu sejumlah 130 perusahaan.

Sampel dapat dikatakan baik apabila sampel tersebut memenuhi dua kriteria yaitu presisi dan akurat. Sampel yang diharapkan memiliki presisi tinggi yaitu sampel yang mempunyai tingkat kesalahan pengambilan sampel yang rendah (Erlina, 2011:83). Secara umum, ada dua metode pengambilan sampling yaitu (Erlina, 2011:85) :

1. Probability sampling; yaitu metode pengambilan sampel dimana setiap elemen populasi mempunyai peluang atau kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Metode probabilitas dibedakan atas : (1) simple random sampling dan (2) complex random sampling.

2. Non probability sampling; yaitu tidak setiap elemen populasi mempunyai kemungkinan atau peluang untuk terpilih sebagai sampel penelitian. Metode non probability terdiri dari metode : (1) convience, (2) purposive yang terdiri dari jugjement dan quota, dan (3) snowball.

Metode pengambilan sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan mempublikasikan annual report dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.


(8)

2. Variabel independen dan dependen terdapat di laporan keuangan.

3. Menyertakan laporan keuangan yang telah diaudit KAP selama tahun 2012-2014.

Tabel 3.2 Daftar Populasi

No Nama Perusahaan Kode

Kriteria Pengambil

an Sampel Sampel 1 2 3

1 Akasha Wira international Tbk. ADES - - 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA - -

3 Cahya Kalbar Tbk. CEKA - -

4 Davomas Abadi Tbk. DAVO - -

5 Asahimas Flat Glass Tbk. AMFG - -

6 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP -

7 Arwana Citra Mulia Tbk. ARNA 1

8 Mayora Indah Tbk. MYOR - -

9 Astra International Tbk ASII 2

10 Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI - - 11 Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN - -

12 Sekar Laut Tbk. SKLT - -

13 Siantar Top Tbk. STTP - -

14 Ultra Jaya Milk Tbk. ULTJ - -

15 Astra Auto Part Tbk. AUTO 3

16 Indofarma (Persero) Tbk. INAF -


(9)

18 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. CPIN - -

19 Merck Tbk. MERK 4

20 Pyridam Farma Tbk PYFA - -

21 Schering Plough Indonesia Tbk SCPI - - 22 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. SQBI - -

23 Delta Jakarta Tbk. DLTA - -

24 Darya-Varia Laboratoria Tbk. DVLA - - 25 Ekadharma International Tbk. EKAD - - 26 Bantoel International Investama Tbk. RMBA - - 27 Kedaung Setia Industrial Tbk. KDSI - -

28 Kedaung Indag Can Tbk. KICI - -

29 Langgeng Makmur Industry Tbk. LMPI -

30 Martina Berto Tbk. MBTO - -

31 Fajar Surya Wisesa Tbk. FASW 5

32 Goodyear Indonesia Tbk. GDYR - -

33 Gudang Garam Tbk. GGRM - -

34 Gajah Tunggal Tbk. GJTL - -

35 Holcim Indonesia SMCB 6

36 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. HMSP 7 37 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF - -

38 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP 8 39 Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk. IKAI - -

40 Keramik Indonesia Assosiasi Tbk. KIAS - -


(10)

42 Surya Toto Indonesia Tbk. TOTO - -

43 Alaska Industrindo Tbk. ALKA - -

44 Alumindo Light Metal Industry Tbk. ALMI - - 45 Beton Jaya Manunggal Tbk. BTON - -

46 Citra Turbindo Tbk. CTBN - -

47 Gunawa Dianjaya Steel Tbk. GDST - - 48 Indal Aluminium Industry Tbk. INAI - -

49 Itamaraya Tbk. ITMA - -

50 Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk. JKSW - -

51 Jaya Pari Steel Tbk. JPRS - -

52 Krakatau Steek Tbk. KRAS 9

53 Japfar Comfeed Indonesia Tbk. JPFA 10

54 Kimia Farma (Persero) Tbk. KAEF 11

55 Hanson International Tbk. MYRX - -

56 Kalbe Farma Tbk. KLBF - -

57 Pelangi Indah Canindo Tbk. PICO - -

58 Lion Metal Works Tbk. LION - -

59 Barito Pasific Tbk. BRPT - -

60 Budi Acid Jaya Tbk. BUDI - -

61 Dulta Pertiwi Nusantara DPNS - -

62 Lionmesh Prima Tbk. LMSH - -

63 Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA - - 64 Intan Wijaya International Tbk. INCI - - 65 Sorino Agro Corporation Tbk. SOBI - -


(11)

66 Indo Argo Asia Corporindo Tbk. SRSN - -

67 Indo Acitama Tbk. TPIA - -

68 Unggul Indah Cahaya Tbk. UNIC - -

69 Alam Karya Unggul Tbk. AKKU - -

70 Argha Karya Prima Industry Tbk. AKPI - - 71 Asiaplast Industries Tbk. APLI - -

72 Berlina Tbk. BRNA - -

73 Titan Kimia Nusantara Tbk. FPNI - -

74 Champion Pasific Indonesia Tbk. IGAR 12 75 Indopoly Swakarsa Industry Tbk. IPOL - -

76 Sekawan Intipratama Tbk. SIAP - -

77 Siwani Makmur Tbk. SIMA - -

78 Trias Sentosa Tbk. TRST - -

79 Yana Prima Hasta Persada Tbk. YPAS - - 80 Multistrada Arah Sarana Tbk. MASA - -

81 Mustika Ratu Tbk. MRAT - -

82 Malindo Feedmill Tbk. MAIN - -

83 Siearad Produce Tbk. SIPD - -

84 Sumalindo Lestari Jaya Tbk. SULI - - - 85 Tirta Mahakam Resources Tbk. TIRT - -

86 Alkindo Naratama Tbk. ALDO - -

87 Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI - - 88 Indah Kiat Pulp & paper Tbk. INKP - -


(12)

90 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI - - 91 Surabaya Agung Industri Pulp &

Kertas Tbk.

SAIP - -

92 Suparma Tbk. SPMA - -

93 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. TKIM - -

94 Pelat Timah Nusantara Tbk. NIKL 13

95 Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk.

SCCO - -

96 Semen Gresik Tbk. SMGR 14

97 Selamat Sempurna Tbk. SMSM - -

98 Tembaga Mulia Semanan Tbk. TBMS - - 99 Indomobil Sukses International Tbk. IMAS - -

100 Indospring Tbk. INDS - -

101 Multi Prima Sejahtera Tbk. LPIN - -

102 Mandom Indonesia Tbk. TCID -

103 Nipress Tbk. NIPS - -

104 Prima Alloy Steel Universal Tbk. PRAS - - 105 Tempo Scan Pasific Tbk. TSPC - - 106 Polychem Indonesia Tbk. ADMG - -

107 Argo Pantes Tbk ARGO - -

108 Centex Tbk – Saham Seri B. CNTB - -

109 Centex Tbk. CNTX - -

110 Eratex Djaya Tbk. ERTX - -

111 Ever Shine Textile Industry Tbk. ESTI - - 112 Pan Asia Indosyntec Tbk. HDTX - -


(13)

113 Indo Rama Synthetic Tbk. INDR - -

114 Karwell Indonesia Tbk. KARW - -

115 Apac Citra Centertex Tbk. MYTX - - 116 Pan Asia Filament Inti Tbk. PAFI - -

117 Pan Brothers Tbk. PBRX - -

118 Asia Pasific Fibers Tbk. POLY - - 119 Ricky Putra Globalindo Tbk. RICY - - 120 Sunson Textile Manufacturer Tbk. SSTM - - 121 Nusantara Inti Corpora Tbk. UNIT - -

122 Unitex Tbk. UNTX - -

123 Primarindo Asia Infrastructure Tbk. BIMA - - 124 Surya Intrindo Makmur Tbk. SIMM - -

125 Sumi Indo Kabel Tbk. IKBI - -

126 Jembo Cable Company Tbk. JECC - -

127 KMI Wire and Cable Tbk KBLI - -

128 Kabelindo Murni Tbk. KBLM - -

129 Unilever Indonesia UNVR - -

130 Voksel Electric Tbk. VOKS - -

Sumber : www.idx.co.id

Berdasarkan kriteria diatas, maka dari 130 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya 14 perusahaan ( Tabel 3.1 ) yang memenuhi kriteria yang telah dikemukakan diatas dengan 42 unit analisis (14 x3 tahun). Daftar sampel dapat dilihat pada Tabel 3.1


(14)

Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan

1 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk.

2 ASII Astra International Tbk

3 AUTO Astra Auto Part Tbk.

4 MERK Merck Tbk.

5 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk.

6 SMCB Holcim Indonesia

7 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 8 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

9 KRAS Krakatau Steek Tbk.

10 JPFA Japfar Comfeed Indonesia Tbk. 11 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk. 12 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk. 13 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk.

14 SMGR Semen Gresik Tbk.

3.6 Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber publikasi baik media cetak maupun elektronik.

Data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur periode 2012-2014 yang listed di Bursa Efek Indonesia. Data


(15)

diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory ( ICMD) dan laporan keuangan dan tahunan yang terdapat pada BEI.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis data yang diperlukan, yaitu jenis data sekunder, maka metode pengumpulan yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode studi pustaka dan dokumentasi.

Metode studi pustaka adalah suatu metode yang dilakukan dengan menggunakan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan subyek yang dibahas dalam penelitian. Sedangkan dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengolah data sekunder berupa laporan tahunan.

3.8 Metode Analisis Data

Mengacu pada kerangka pemikiran yang telah dijabarkan, metode analisis yang akan digunakan adalah regresi linear beganda untuk menjelaskan output hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Suatu model dapat diakatakan baik sebagai alat prediksi ketika mempunyai sifat best linier unbiased estimator. Oleh karena itu, sebelum dilakukan analisis regresi, perlu dilakukan uji asumsi klasik. Analisis tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut.

3.8.1 Uji Asumsi Klasik A. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan unutk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distirbusi memiliki distribusi normal.


(16)

Model regresi yang baik adalah yang mendekati normal atau yang normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, histogram yang membanding kan antara observasi data dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Selain itu alat uji yang bisa digunakan adalah metode uji Kolmogorov-Smirnov.

Uji Kolmogorov-Smirnov adalah metode yang umum digunakan unutk menguji normalitas data. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan (Variabel memiliki tingkat signifikan diatas 0,05) maka semua data terdistribusi secara normal.

Namun demikian dengan melihat histogram saja hal ini bisa menyesatkan khususnya unutk sample yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat Normal Probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. “Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya “(Ghozali, 2006).

B. Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah adanya suatu hubungan linier yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Pada program SPSS, ada beberapa metode yang sering


(17)

digunakan untuk mendeteksi adanya multikolineritas. Salah satunya adalah dengan cara mengamati nilai Variance inflation Factor (VIF) dan Tolerence.

Batas dari VIF adalah 10 dan nilai dari Tolerence adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai Tolerence kurang dari 0,1 maka terjadi multikolinieritas. Bila ada variabel independen yang terkena multikolinieritas, maka signifikan secara statistic, maka variabel independen dalam model regresi tersebut tidak mengalami heteroskedasitas.

C. Heteroskedasitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksaaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskeditas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesditas atau tidak heteroskedasitas.

Cara mendeteksi adalah dengan melihat grafik scatterplot. Pada output yang dihasilkan, jika titik titik membentuk suatu pola tertentu, maka hal ini mengindikasikan terjadinya heteroskedasitas, tetapi apabila titik titik pada grafik scatterplot menyebar diatas dan dibawah angka 0, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedasitas.

Cara lain untuk mendeteksinya dengan cara uji park. Uji park

mengemukakan metode bahwa varians merupakan fungsi dari variabel-variabel independen yang dinyatakan dengan persamaan linear yang dibentuk dalam persamaan logaritma. Apabila koefisien parameter beta dari persamaan regresi linear signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model


(18)

empiris yang diestimasi terdapat heteroskedasitas. Apabila parameter beta tidak signifikan secara statistik, maka variabel independen dalam model regresi tersebut tidak mengalami heteroskedasitas.

D. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi gejala autokorelasi maka estimator least square masih tidak bias, tetapi menjadi tidak efisien. Dengan demikian, koefisien estimasi yang diperoleh menjadi tidak akurat.

3.8.2 Analisis Regresi Berganda

Alat uji yang digunakan untuk menganalisis hipotesis dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda untuk menguji variabel bebas

collateralizable assets, rasio hutang, dan reputasi auditor terhadap variabel terikat kebijakan dividen. Analisis regresi linier berganda dipergunakan karena variabel terikat yang dicari dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel bebas atau variabel penjelas.

Adapun model persamaan yang digunakan adalah menurut Sugiyono (2006:211) sebagai berikut : Y = a + b1 X1 + b2 X2 +b3X3 + e

Dimana

Y = Kebijakan Dividen X1 = Collateralizable Assets

X2 = Rasio Hutang


(19)

a = Konstanta

b1, b2,b3 = Koefisien Regresi

e = Tingkat Kesalahan (error of term)

3.8.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dianalisi dengan cara sebagai berikut : 1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

“Uji F digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat” (Ghozali, 2005: 91). Uji-F digunakan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh variabel bebas yaitu Collateralizable Assets (X1), Rasio Hutang (X2) dan Reputasi Auditor (X3) terhadap variabel terikat yaitu Kebijakan Dividen (Y). Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima atau Ha ditolak, jika F hitung < F table pada α = 5%

H0 ditolak atau Ha diterima, jika F hitung > F table pada α = 5%

2. Uji Signifikan Individual/ Uji Parsial (Uji-t)

Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individual yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secara individual mempengaruhi variabel dependen (Y) (Ghozali, 2005:84). Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima atau Ha ditolak, jika t hitung < t table pada α = 5%


(20)

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai koefisien determinasi kecil, berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. “Nilai koefisien determinasi mendekati satu, berarti kemampuan variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen “(Ghozali,2005:83) Dalam penelitian ini menggunakan adjusted R square, karena menurut Ghozali (2005:83)” kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bisa terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan dalam model.” Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat. Oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan menggunakan adjusted R square pada saat mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.


(21)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari internet melalui situs www.idx.co.id . Data yang digunakan merupakan data laporan auditor independen pada perusahaan Manufaktur pada tahun 2012 – 2014. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan Software SPSS versi 21. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, diperoleh 14 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria dan menjadi sampel dalam penelitian ini selama periode tahun 2012-2014.

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, median, variance, serta standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Menurut sugiyono (2007:49) Dimana komponen-komponen statistik deskriptif dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut.

2. Median adalah suatu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil.


(22)

3. Range dapat diketahui dengan jalan mengurangi data yang terbesar dengan data terkecil yang ada pada kelompok itu,

4. Standard deviation adalah simpangan baku. Semakin kecil nilainya, maka data yang digunakan mengelompokkan di sekitar nilai rata-rata,

5. Variance adalah jumlah kuadrat semua deviasi nilai-nilai individual terhadap rata-rata kelompok

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Sumber : Diolah dengan SPSS 2015 Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Collateralizable_Asset 42 .73 .14 .87 .4642 .21642 .047

Rasio_Hutang 42 2.38 .02 2.40 .6762 .58019 .337 Reputasi_Auditor 42 1.00 .00 1.00 .7857 .41530 .172

Dividend_Payout_Ratio 42 .74 .15 .89 .4062 .16001 .026

Valid N (listwise) 42

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dijelaskan penggambaran tentang data yang digunakan dalam penelitian ini :

1. N merupakan data yang valid yakni sebanyak 42 (14 dikali 3).

2. Collateralizable Assets memiliki nilai minimum 0,14 dan nilai maksimum yaitu 0,87, dengan nilai rata-rata yaitu 0,4642. Standard Deviation variabel ini adalah 0,21642 dan variance 0,047. Range yaitu senilai 0,73 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum.


(23)

3. Rasio Hutang memiliki nilai minimum 0,2 dan nilai maksimum yaitu 2,40 dengan nilai rata-rata yaitu 0,6762. Standard Deviation variabel ini adalah 0,58019 dan variance 0,337. Range yaitu senilai 2,38 menunjukkan bahwa data yang digunakan yang dalam penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum. 4. Reputasi Auditor memiliki nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum yaitu

1,00 dengan nilai rata-rata yaitu 0,7857. Standard Deviation variabel ini adalah 0,41530 dan variance 0,172. Range yaitu senilai 1,00 menunjukkan bahwa data yang digunakan yang dalam penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum.

5. Divident Payout Ratio memiliki nilai minimum 0,15 dan nilai maksimum yaitu 0,89 dengan nilai rata-rata yaitu 0,4062. Standard Deviation variabel ini adalah 0,16001 dan variance 0,026. Range yaitu senilai 0,74 menunjukkan bahwa data yang digunakan yang dalam penelitian ini bersifat heterogen karena adanya perbedaan nilai antara nilai maksimum dan nilai minimum.

4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dapat dilakukan secara kasat mata yaitu dapat dilihat pada grafis histogram dan grafik PP Plots. Suatu data akan berdistribusi normal jika grafik histogram menyerupai bel yang menghadap ke atas. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik berikut ini :


(24)

Gambar 4.1

Uji Normalitas (1) : Histogram Sebelum Transformasi Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa residual data berdistribusi normal, hal ini ditunjukan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak melenceng ke kiri atau ke kanan.

Gambar 4.2

Uji Normalitas (2) : Grafik Normalitas PP Plot Sebelumnya Transformasi Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)


(25)

Pada Gambar 4.2 Normal P-P Plot terlihat titik-titik yang mengikuti data disepanjang garis normal, hal ini berarti residual data berdistribusi normal.

Tabel 4.2

Uji Kolmogrov-Smirnov Sebelum Transformasi Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 42

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .14604139

Most Extreme Differences

Absolute .099

Positive .098

Negative -.099

Kolmogorov-Smirnov Z .640

Asymp. Sig. (2-tailed) .807

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Asymp.sig (2-tailed) adalah 0,807 dan nilai signifikan (0,05), karena nilai Asymp.sig (2-tailed) diatas 0,05 yaitu 0,807 hal ini berarti menunjukan bahwa residual data berdisribusi normal.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Untuk melihat ada tidaknya gejala multikolinearitas, peneliti melihat besaran korelasi antara variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir yaitu : tolerance > 0,1 dan VIF (Variance Inflation Factor) < 5. Uji multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.3 berikut :


(26)

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2015

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya gejala multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance dan VIF. Masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1. Untuk Collateralizable Assets

memiliki nilai tolerance 0,683; Rasio Hutang memiliki nilai tolerance 0,885; Reputasi Auditor memiliki nilai tolerance 0,617. Jika dilihat dari VIF, masing-masing variabel independen lebih kecil dari 5 yaitu Collateralizable Assets 1,463; Rasio Hutang memiliki VIF 1,131; Reputasi Auditor memiliki VIF 1,620. Kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel independennya.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan dasar dari analisis sebagai berikut :

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) .362 .073 4.986 .000

Collateralizable_Asset -.277 .132 -.375 -2.094 .043 .683 1.463

Rasio_Hutang .031 .043 .112 .710 .482 .885 1.131

Reputasi_Auditor .193 .073 .501 2.657 .011 .617 1.620


(27)

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada akan membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut ini :

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

Sumber : Diolah denegan SPSS 2015

Dari grafik scatterplot pada gambar 4.3 diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y tidak


(28)

dari titik-titik yang lain mengindikasikan bahwa adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data penelitian lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini sehingga model ini layak untuk digunakan untuk melihat pengaruh collateralizable assets, rasio hutang, dan reputasi auditor terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Adanya autokorelasi dapat diuji dengan menggunakan Uji Durbin-Watson, dengan kriteria sebagai berikut :

1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada ditemukan autokorelasi positif

2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada ditemukan autokorelasi 3. Angka D-W di atas +2 berarti ada ditemukan autokorelasi negative

Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4

Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb

Model R R

Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics Durbin -Watso n R Square Change F Change

df1 df2 Sig. F Change

1 .409a .167 .101 .15170 .167 2.540 3 38 .071 1.899

a. Predictors: (Constant), Reputasi_Auditor, Rasio_Hutang, Collateralizable_Asset b. Dependent Variable: Dividend_Payout_Ratio


(29)

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, hasil uji autokorelasi maka dapat dibuat keputusan dengan persamaan :

du < d < 4-du

1,7202 < 1,899 < 2,279

Dari angka persamaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat adanya autokorelasi positif atau negatif.

4.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara statistic dilakukan dengan menggunakan analisis uji parsial (t-test) dan uji simultan

(F-test). 4.4.1 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial.

Tabel 4.5 Hasil Uji t

Sumber : Diolah dengan SPSS 2015 Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .362 .073 4.986 .000

Collateralizable_Asset .277 .132 .375 1.094 .243

Rasio_Hutang .031 .043 .112 .710 .482

Reputasi_Auditor .193 .073 .501 2.657 .011


(30)

Hasil uji secara parsial (t)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara parsial.

Collateralizable Assets (X1) terhadap Dividend Payout Ratio (Y)

H1 : Collateralizable Assets (X1) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (Y) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

Nilai t hitung Collateralizable Assets (X1) diperoleh sebesar 1,094 dan nilai

signifikansi sebesar 0,043. Data t tabel df = jumlah sampel – jumlah variabel yaitu 42-4 maka df = 38 pada tingkat signifikansi 5%, maka nilai t tabel adalah 1,68595. Nilai t hitung < nilai t tabel yang telah ditetapkan atau 1,094 <1,68595 dan nilai signifikan untuk uji t yang diperoleh 0,243 > dari tingkat signifikan

alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Sehingga H1 ditolak dengan pengertian bahwa Collateralizable Assets (X1) tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (Y). Artinya jika Collateralizable Assets (X1) meningkat maka tidak

berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (Y). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Latiefasari (2011).

Rasio Hutang (X2) terhadap Dividend Payout Ratio (Y)

H2 : Rasio Hutang (X2) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (Y) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Nilai t hitung Rasio Hutang (X2) diperoleh sebesar 0,710 dan nilai signifikansi

sebesar 0,482. Sehingga diperoleh t hitung < t tabel atau 0,710 <1,68595 dan nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,482 > dari tingkat signifikansi


(31)

bahwa rasio hutang (X2) tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio (Y).

Artinya apabila rasio hutang (X2) meningkat maka tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio (Y). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Latiefasari (2011).

Reputasi Auditor (X3) terhadap Dividend Payout Ratio (Y)

H3 : Reputasi Auditor (X3) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (Y) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Nilai t hitung Reputasi Auditor (X3) diperoleh sebesar 2,657 dan nilai signifikansi

sebesar 0,011. Sehingga diperoleh t hitung > nilai t tabel yang telah ditetapkan atau 2,657>1,68595 dan nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh 0.011< dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Sehingga H3 diterima

dengan pengertian bahwa Reputasi Audior (X3) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (Y). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Al Shahibi dan Ramesh (2011)

Model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut : Y = 0.362 + 0,277X1 + 0,31X2– 0,193X3 + e

Dimana :

X1 : Collateralizable Assets

X2 : Rasio Hutang

X3 : Reputasi Auditor

α : Konstanta


(32)

Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda tersebut masing-masing variabel menjelaskan bahwa :

1. Konstanta sebesar 0,362 menyatakan bahwa apabila tidak ada variabel bebas maka nilai dividend payout ratio (Y) adalah sebesar 0,362.

2. Collateralizable Assets (X1) memiliki arah hubungan yang negatif sejauh 0,277

terhadap dividend payout ratio (Y). Dengan asumsi setiap kenaikan pada

collateralizable assets (X1) sebesar 1% akan menyebabkan penurunan pada dividend payout ratio (Y) sebesar 0,277%, dan sebaliknya penurunan pada

collateralizable assets (X1) sebesar 1% akan menyebabkan pula kenaikan pada dividend payout ratio (Y) sebesar 0,277%.

3. Rasio Hutang (X2) memiliki arah hubungan yang negatif sejauh 0,31 terhadap dividend payout ratio (Y). Dengan asumsi setiap kenaikan pada rasio hutang (X2)

sebesar 1% akan menyebabkan penurunan dividend payout ratio sebesar 0,31%, sebaliknya penurunan rasio hutang (X2) sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan dividend payout ratio (Y) sebesar 0,31%

4. Reputasi Auditor (X3) memiliki arah hubungan yang positif sejauh 0,193

terhadap dividend payout ratio (Y). Dengan asumsi setiap kenaikan reputasi auditor (X3) sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan pada dividend payout ratio

(Y) sebesar 0,193%, dan sebaliknya penurunan pada reputasi auditor (X3) sebesar

1% akan menyebabkan pula penurunan pada dividend payout ratio (Y) sebesar 0,193%.


(33)

4.4.2 Uji F

Uji F atau uji secara simultan dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki pengaruh secara bersama-sama atau pun simultan terhadap variabel terikat, apabila nilai signifikan yang diperoleh kurang dari 0,05.

Tabel 4.6 Hasil Uji F

Sumber : Diolah dengan SPSS 2015 ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression .175 3 .058 2.540 .041b

Residual .874 38 .023

Total 1.050 41

a. Dependent Variable: Dividend_Payout_Rasio

b. Predictors: (Constant), Reputasi_Auditor, Rasio_Hutang, Collateralizable_Asset

Collateralizable Assets (X1), Rasio hutang (X2) dan reputasi auditor (X3) terhadap dividend payout ratio (Y)

H4 : Collateralizable Assets (X1), Rasio hutang (X2) dan reputasi auditor (X3) berpengaruh secara bersama-sama terhadap dividend payout ratio (Y) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Uji F pada tabel anova diperoleh nilai F sebesar 2,540 dan nilai signifikan sebesar 0,041 yaitu lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

collateralizable assets (X1), rasio hutang (X2) dan reputasi auditor (X3)

berpengaruh secara bersama-sama terhadap dividend payout ratio (Y) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, maka H4 diterima karena didukung


(34)

4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk menunjukkan seberapa besar presentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel depeden. Nilai koefisien determinasi ini terletak diantara nol dan satu.

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinasi Sumber : Diolah dengan SPSS 2015

Model Summary Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .409a .167 .101 .15170

a. Predictors: (Constant), Reputasi_auditor, Log_Collateralizable_assets, Rasio_hutang

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa terjadi korelasi atau hubungan yang signifikan antara collateralizable assets (X1), rasio hutang (X2) dan reputasi auditor (X3) sebagai variabel independen dan dividend payout ratio (Y) sebagai variabel dependen. Hal ini terlihat dari nilai R sebesar 0,409 atau 40,9%. Nilai

Adjusted R Squared diperoleh sebesar 0,101 yang berarti 10,1% variasi atau perubahan dalam collateralizable assets (X1), rasio hutang (X2) dan reputasi auditor (X3) mempengaruhi kebijakan dividen (Y). Sisanya sebesar 89,9 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.


(35)

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa, Secara parsial :

1. Secara parsial collateralizable assets (X1) tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio (Y) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini dapat dilihat dari t-test pada Tabel 4.5, dimana nilai t hitung variabel ukuran perusahaan (X1) diperoleh sebesar 1,094 dan nilai signifikansinya sebesar 0,243 > alpha

(0,05). Hal ini bisa terjadi pada situasi ketika perusahaan memiliki

collateralizable assets yang rendah, artinya perusahaan memiliki hutang yang rendah. Sebagian besar aktivitas perusahaan berasal dari modal. Pada perusahaan yang mempunyai hutang yang rendah, perusahaan dapat leluasa dalam menentukan tingkat pembayaran dividen, karena perusahaan yang mempunyai hutang yang rendah membuat perusahaan bebas dari ancaman likuidasi karena gagal memenuhi pembayaran hutang perusahaan. Hal itu membuat manajer lebih mengalokasikan dana perusahaan untuk pembayaran dividen kepada para pemilik saham.

2. Secara parsial rasio hutang (X2) tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio (Y) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini dapat dilihat dari t-test pada Tabel 4.5, nilai t hitung variabel rasio hutang (X2) 0,710 dan nilai signifikansi sebesar 0,482 > alpha (0,05) Hal ini berarti sebagian besar aktivitas perusahaan berasal dari modal. Oleh karena itu, berapapun besarnya rasio hutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan yang salah satunya adalah pembagian dividen.


(36)

3. Secara parsial variabel reputasi auditor (X3) berpengaruh terhadap dividend payout ratio (Y) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini dapat dilihat dari t-test pada Tabel 4.5, nilai t hitung variabel reputasi auditor (X3) 2.657 dan nilai signifikansinya sebesar 0,011 < alpha (0,05). Reputasi auditor merupakan tipe dari perusahaan audit apakah perusahaan audit yang bersangkutan adalah salah satu dari perusahaan audit big four atau perusahaan audit lainnya. Perusahaan audit yang tergabung dalam Big Four dapat meningkatkan kualitas mekanisme pengawasan internal kliennya dibandingkan dengan auditor non Big Four. Lang dan Lundholm (dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011) menguji kualitas pengungkapan dengan mengukur hubungan antara informasi asimetris dan kualitas auditor. Informasi asimetris ini dapat berujung pada masalah agency cost karena timbul dari ketidaksamaan informasi yang dimiliki manajemen dengan informasi yang diterima para pemilik saham. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa perusahaan-perusahaan yang diaudit oleh KAP yang reputable memiliki kecenderungan tidak melakukan kecurangan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang diaudit oleh KAP belum memiliki reputasi. Hal ini menunjukkan bahwa reputasi auditor merupakan penghalang bagi perusahaan untuk melakukan kecurangan. Jika kecurangan manajemen dapat diminimalisir, maka manajemen akan memberikan kinerja yang baik yang dapat berujung pada pemaksimalan laba. Rasio


(37)

pembayaran dividen tergantung pada laba tahun berjalan perusahaan. Secara Simultan :

1. Berdasarkan Uji F, secara simultan collateralizable assets (X1), rasio hutang

(X2) dan reputasi auditor (X3) berpengaruh secara simultan terhadap dividend payout ratio (Y) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Uji F pada Tabel 4.6 diperoleh nilai F sebesar 2,540 dan nilai signifikan sebesar 0,041 yaitu lebih kecil dari 0,05.


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain :

1. Collateralizable assets (X1) tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio (Y). Hal ini dapat dilihat dari t-test, dimana nilai t hitung variabel

collateralizable assets (X1) diperoleh sebesar 1,094 dan nilai

signifikansinya sebesar 0,243 yang lebih besar dari tingkat signifikansi

alpha yang telah ditetapkan.

2. Rasio Hutang (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio (Y). Hal ini dapat dilihat dari t-test, dimana nilai t hitung variabel rasio hutang (X2) 0,710 dan nilai signifikansi sebesar 0,482 yang

lebih besar dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan.

3. Reputasi auditor (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio (Y). Hal ini dapat dilihat dari t-test, dimana nilai t hitung variabel reputasi auditor (X3) diperoleh sebesar 2,657 dan nilai

signifikansinya sebesar 0,011 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi

alpha yang telah ditetapkan.

4. Collateralizable assets (X1),rasio hutang (X2) dan reputasi auditor (X3)

berpengaruh secara simultan terhadap dividend payout ratio (Y) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini dapat dilihat dari nilai F sebesar 2,540 dan nilai signifikan sebesar 0,041 yaitu lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa collateralizable assets (X1),


(39)

rasio hutang (X2) dan reputasi auditor (X3) berpengaruh secara

bersama-sama terhadap dividend payout ratio (Y) pada perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Adapun beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh penulis yaitu :

1. Penelitian yang diamati hanya menggunakan 3 tahun yaitu periode 2012 – 2014 untuk melihat collateralizable assets (X1), rasio hutang (X2) dan

reputasi auditor (X3) terhadap kebijakan dividen yang diproksikan ke

dalam dividend payout ratio (Y) pada perusahaan manufaktur.

2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI dan yang telah memenuhi kriteria yang di tetapkan sehingga sampel berjumlah 42 perusahaan manufaktur.

3. Variabel yang digunakan hanya variabel collateralizable assets (X1), rasio

hutang (X2) dan kebijakan dividen yang diproksikan ke dalam dividend payout ratio (X3). Sementara masih banyak lagi variabel yang dapat

digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap kebijakan dividen (Y). 5.3 Saran

Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka beberapa saran yang diajukan adalah

1. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan agar lebih memperbanyak jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian mengenai kebijakan dividen, misalnya seperti ukuran perusahaan, pangsa pasar auditor, pihak ketiga dan lain lain agar penelitian dapat lebih digeneralisasi.


(40)

2. Periode penelitian ini hanya terbatas pada 3 tahun saja yaitu 2012 – 2014, maka untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan periode penelitian lebih dari 2 tahun. Misalnya periode empat tahun, lima tahun, enam tahun dan seterusnya.

3. Sampel pada penelitian ini terbatas pada perusahaan manufaktur saja. Sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel perusahan yang bergerak disektor lain seperti perusahaan jasa dan perusahaan dagang.


(41)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori agensi merupakan salah satu dari teori yang penting dalam kebijakan dividen. Menurut Jensen dan Meckling (dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011) mendefinisikan hubungan agensi sebagai : “sebuah kontrak satu orang atau lebih (principal) yang berhubungan dengan pihak lain (agent) untuk mewakili

principal yang melibatkan pendelegasian otoritas pengambilan keputusan

kepada agen.” Teori Agensi mengemukakan bahwa adanya pemisahan antara

kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menyebabkan konflik. Konflik tersebut dikarenakan principal yang diwakili oleh share holder dan agent yang direpresentasikan oleh manajer dan direksi memiliki perbedaan kepentingan. Keinginan, motivasi dan kepentingan yang tidak sama antara manajemen dan pemegang saham menimbulkan kemungkinan manajemen bertindak merugikan pemegang saham, antara lain berperilaku tidak etis dan cenderung melakukan kecurangan akuntansi. Oleh karena itu, diperlukan tata kelola perusahaan yang baik yang berperan sebagai efektivitas mekanisme yang bertujuan meminimalisasi konflik keagenan, dengan penekanan khusus pada mekanisme legal yang mencegah dilakukannya ekspropriarsi atas pemegang saham baik mayoritas maupun minoritas ( Sari, 2010).


(42)

Jiraporn et al. (dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011) menjelaskan bahwa tujuan utama dari tata kelola perusahaan adalah untuk mencapai keseimbangan diantara investor dan manajemen. Mereka menekankan bahwa perusahaan yang mempunyai tim tata kelola perusahaan yang berkualifikasi dan berkualitas akan berhasil mengendalikan biaya agensi dan dapat menguranginya.

Jika perusahaan mempunyai tim tata kelola perusahaan yang baik, perusahaan dapat membayar dividen yang lebih tinggi. Pernyataan ini konsisten dengan Jensen (dalam Al Shahibi dan Ramesh, 2011) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tim tata kelola yang lemah memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mendistribusikan dividen kepada para pemilik saham. Hal ini disebabkan manajer akan menyimpan kas dan membelanjakannya yang akan memberikan manfaat untuk tujuan mereka sendiri.

Michaely dan Roberts (dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011) menyatakan bahwa para pemilik saham akan mengharapkan dividen jika perusahaan memiliki tata kelola yang kuat. Al-Najjar dan Hussainey (dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011) menyatakan bahwa salah satu dari konflik agensi di antara manajer dan pemilik saham adalah level hutang. Mereka berpendapat bahwa investor ingin menjaga level hutang dalam level terendah. Sebagai hasilnya, lebih banyak lagi dividen yang diharapkan oleh pemilik saham jika perusahaan memiliki rasio hutang rendah.


(43)

Jiraporn (dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011) menguji biaya agensi sebagai faktor penjelas untuk kebijakan dividen. Dia menemukan bahwa 12 perusahaan yang memberikan hak yang terbatas kepada pemilik saham cenderung menghadapi masalah agensi. Hal ini dikarenakan manajer mengeksploitasi kelemahan pemilik saham dan membuat keputusan yang sesuai dengan tujuan mereka sendiri. Di sisi lain, Kowalewski et al. (dalam Al Shabibi dan Ramesh , 2011) menemukan hubungan positif di antara biaya agensi dengan pembayaran dividen (dividend payout).

Biaya agensi dapat dihilangkan dengan membayar dividen kepada pemilik saham. Jika perusahaan membayar dividen, arus kas bebas akanberkurang di tangan manajer. Oleh karena itu, manajer tidak memiliki kas untukmenggunakannya untuk tujuan mereka sendiri.

2.1.2 Pengertian Dividen

Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki. Dividen akan diterima oleh pemegang saham hanya apabila ada usaha yang akan menghasilkan cukup uang untuk membagi dividen tersebut dan apabila dewan direksi menganggap layak bagi perusahaan untuk mengumumkan deviden. Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah pendapatan yang dihasilkan dari pembagian deviden, dimana perusahaan menyerahkan sebagian labanya, untuk kepentingan kesejahteraan pemegang saham (Latiefasari, 2011).


(44)

Dividen merupakan hak pemegang saham, untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan membagi keuntungan dalam bentuk dividen, semua pemegang saham mendapatkan haknya yang sama. Namun demikian, pembagian dividen untuk pemegang saham preferen

lebih diutamakan dari pembagian dividen pemegang saham biasa (Latiefasari, 2011).

2.1.3 Dividend Payout Ratio

Dividend payout ratio adalah persentase dari laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend. Dividend payout ratio

merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earning per share

pada periode yang bersangkutan. Di dalam komponen dividend per share

terkandung unsur dividen, sehingga jika semakin besar dividen yang dibagikan maka semakin besar pula dividend payout ratio. Pembagian dividen yang besar bukanya tidak diinginkan oleh investor, tetapi jika dividend payout ratio lebih besar dari 25% dikuatirkan akan terjadi kesulitan likuiditas keuangan perusahaan di masa yang akan datang.

Banyak perusahaan berusaha untuk mempertahankan dividend payout ratio, laba yang diinginkan untuk suatu periode yang panjang, artinya terdapat target dividend payout ratio untuk jangka panjang atau mempertahankan laba. Hasilnya, dividen biasanya dipertahankan pada jumlah konstan dan dinaikkan hanya jika manajer yakin bahwa relatif mudah untuk mempertahankan kenaikan pembayaran tersebut di masa depan (Latiefasari, 2011).


(45)

Yang dimaksud dengan dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Biasanya dividen dibagikan dengan internal waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Dividen biasanya dibagikan setiap triwulan, jika situasi mendukung, maka dividen dapat dinaikkan sekali setiap tahun (Latiefasari, 2011).

2.1.4 Bentuk-Bentuk Dividen

Menurut Kieso dan Weygant (2002), dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut:

a. Dividen Kas

Dividen yang paling umum dibagikan dalam bentuk kas, yang perlu diperhatikan adalah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen.

b. Dividen Aset

Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas. Aset yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga, perusahaan lain yang dimiliki, barang dagangan atau aktiva lain.

c. Dividen Hutang

Dividen Hutang timbul apabila saldo laba yang dibagi tidak mencukupi untuk pembagian dividen, sehingga perusahaan akan mengeluarkan script dividend yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.

d. Dividen Likuiditas

Dividen likuiditas adalah dividen yang sebagian besar merupakan pengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar deflasi yang diperhitungkan untuk periode tersebut.

e. Dividen Saham

Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut. Pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.

Dalam pembayaran dividen oleh emiten, maka emitan selalu akan mengumumkan secara resmi jadwal pelaksanaan pembayaran deviden. Tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan dalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut:


(46)

a. Tanggal Pengumuman

Yaitu tanggal pada saat direksi perusahaan mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian divisi.

b. Tanggal Cum Dividen

Merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham. c. Tanggal Pencatatan Dalam Daftar Pemegang Saham

Tanggal dimana seorang investor harus terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan publik atau emiten sehingga ia mempunyai hak yang diperuntukkan bagi pemegang saham.

d. Tanggal ex. Dividen

Tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan tidak lagi menyertai saham tersebut, jangka waktunya adalah 4 hari kerja sebelum tanggal pencatatan pemegang saham.

e. Tanggal Pembayaran

Tanggal dimana pemegang saham dapat mengambil dividen sesuai dengan dividen yang diumumkan oleh emiten

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Beberapa faktor dapat membuat manajemen mendistribusikan dividen kepada para pemilik saham, diantaranya :

a. Collateralizable Assets

Collateralizable Assets adalah aset perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman. Kreditor seringkali meminta jaminan berupa aktiva ketika memberi pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan pendanaan.

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merepresentasikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya. Oleh karena itu, semakin besar DER , semakin kecil pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Hal ini


(47)

dikarenakan adanya bunga dan pinjaman yang harus dibayarkan oleh perusahaan.

c. Reputasi Auditor

Di dalam literatur akuntansi konvensional, industri audit terbagi menjadi dua struktur pasar, yaitu the big four yang merepresentasikan perusahaan audit besar dan sebagai proksi untuk kualitas audit yang bagus dan sejumlah perusahaan audit yang relatif kecil. Yang termasuk the big four diantaranya adalah Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young, KPMG dan PricewaterhouseCoopers. Perusahaan-perusahaan ini memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan perusahaan audit yang lain karena memiliki keunggulan keahlian teknis, jangkauan global, sumber daya yang melimpah (Lian Kee dan Patel,2010).

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Al Shahibi dan Ramesh (2011) meneliti apakah board size, board independence, reputasi auditor, ukuran perusahaan, profitabilitas, level hutang,

growth, resiko, tipe industri, dan tangibility mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan non finansial di Inggris Raya tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan variable board independence, ukuran perusahaan, profitabilitas,reputasi auditor dan resiko berpegaruh secara positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.

Suharli (2004) meneliti apakah variable return on Investment , fixed assets, dan current ratio sebagai variabel moderasi berpengaruh terhadap


(48)

membagikan dividen pada tahun 2002-2003. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa current ratio dapat digunakan sebagai variabel penguat (variabel mederator) karena memberi hasil positif dan signifikan. Dari kedua variabel independen hanya profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan.

Wicaksana (2012) meneliti apakah variable cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2005-2009. Hasil analisis menunjukkan bahwa variable cash ratio dan return on asset berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan

variable debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

dividend payout ratio.

Jauhari (2002) dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder”.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah size

(LTA), Insider Ownership (INS), Fokus Perusahaan (FS), Free Cash Flow

(FCF), jumlah pemegang saham biasa (LCSHR) dan Growth (GROW) sebagai variabel moderating. Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 1993-1999. Pengambilan sample digunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dalam penelitian tersebut yaitu Variabel FS dan LTA memiiki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan variable LCSHR dan INS memiliki pengaruh


(49)

positif tidak signifikan. Dan variabel FCF dan GROW memiliki pengaruh negatif tidak signifikan.

Mahardini (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Kebijakan Utang dan Resiko Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen ”. Penelitian ini mengembangkan model persamaan regresi berganda untuk mengetahui pengaruh interdependensi pada kedua variabel. Hasil penelitian menunjukkan uji F adalah kebijakan utang dan risiko perusahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan uji T adalah kebijakan utang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kebijakan dividen.

Darminto (2008) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan signifikansi pengaruh dari variabel profitabilitas, likuiditas, struktur modal dan struktur kepemilikan saham, terhadap kebijakan dividen perusahaan industry manufaktur yang go public di BEI. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan dalam kelompok industri manufaktur yang telah go public

, dan membayarkan dividen secara kontinyu pada tahun 2002 sampai tahun 2005 sesuai dengan klasifikasi dalam Indonesian Capital Market Directory

(ICMD). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, likuiditas, struktur modal dan struktur kepemilikan saham secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Secara parsial variabel profitabilitas dan struktur modal berpengaruh signifikan, sedangkan variabel likuiditas dan struktur kepemilikan saham berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.


(50)

Kusuma (2006) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh informasi asimetris terhadap kebijakan dividen dengan menggunakan teori packing order. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di dalam Jakarta Stock Exchange dalam periode 2000-2004. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa dividen berhubungan negatif dengan level informasi asimetris.

Ipaktri (2010) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mencari bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur dengan periode penelitian tahun 2006 sampai dengan 2010. Hasil uji secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, dan arus kas bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas. Hasil uji secara simultan (Uji-F) menunjukkan bahwa semua variabel independen (kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas.

Latiefasari (2011) melakukan penelitian apakah current ratio, DER, growth, collateralizable assets , dan ROE berpengaruh terhadap DPR pada 190 perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia periode


(51)

2005- 2009. Penelitian ini memberikan hasil bahwa Growth berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. Variabel collateralizable assets berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR. Sedangkan CR, ROE dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti

Variabel Independen Model Analisis Hasil Penelitian 1 Al Shahibi

dan Ramesh (2011) Board size, board independence, reputasi auditor, ukuran perusahaan, profitabilitas, level hutang,

growth, resiko, tipe industri, dan tangibility Regresi Linear Berganda

Board independence, ukuran perusahaan, profitabilitas, reputasi auditor, dan resiko berpegaruh secara positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen . Sedangkan, level hutang,

growth, tipe industri, dan

tangibility tidak menunjukkan hasil signifikan.

2 Suharli (2004)

Return on Investment , fixed assets, dan

Current ratio.

Regresi Linear Berganda

Current ratio dapat digunakan sebagai variabel penguat (variable mederator) karena memberi hasil positif dan signifikan. -

Dari kedua variabel Independen hanya profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian dividen


(52)

perusahaan. 3 Wicaksana

(2012)

Cash ratio, debt to equity ratio, dan

return on asset

Regresi Linear Berganda

Variable

cash ratio dan return on asset berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variabel

debt to equity ratio berpengaruh negative dan signifikan terhadap

dividend payout ratio

4 Jauhari(2002) Size (LTA),

Insider Ownership

(INS), Fokus Perusahaan (FS),

Free Cash Flow

(FCF), jumlah Pemegang saham biasa (LCSHR) dan Growth

(GROW) sebagai Variable modera

Regresi Linear Berganda

Variabel FS dan LTA memiiki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan variabel LCSHR dan INS memiliki pengaruh positif tidak signifikan. Dan variabel FCF dan GROW memiliki pengaruh negatif tidak signifikan. 5 Mahardini

(2009) Kebijakan utang dan risiko perusahaan Regresi Berganda

Uji F menunjukkan kebijakan utang dan risiko perusahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan pada kebijakan

dividen, sedangkan uji t adalah kebijakan utang mempunyai pengaruh yang signifikan pada variabel kebijakan dividen.

6 Darminto (2008) Profitabilitas, likuiditas, struktur modal Multi Regresi Variabel profitabilitas, likuiditas, struktur modal dan struktur


(53)

dan struktur kepemilikan saham,

Linear kepemilikan saham secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Secara parsial, 24 variabel profitabilitas dan struktur modal berpengaruh signifikan,

sedangkan variabel likuiditas dan struktur kepemilikan saham berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.

7 Kusuma

(2006) Informasi Asimetris Regresi Tobit Dividen berhubungan negatif dengan level informasi asimetris 8 Ipaktri (2010) Kepemilikan

manajerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas

Regresi Linier Berganda

Uji secara parsial (Uji t) menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap

kebijakan dividen kas, dan arus kas bebas tidak

berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas. 9 Latiefasari

(2011)

Current ratio, DER, growth, collateralizable assets, dan ROE

Regresi Berganda

Growth berpengaruh positif

signifikan terhadap DPR. Collateralizable


(54)

. assets

berpengaruh negatif signifikan terhadap

DPR.CR,ROE dan DER tidak

berpengaruh signifikan terhadap DPR.

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Terdapat beberapa faktor yang memicu manajer untuk memutuskan besar kecilnya dividen yang akan didistribusikan kepada para pemilik saham. Penilitian ini mecoba meneliti faktor– faktor yang bersumber dari informasi laporan keuangan perusahaan. Variabel collateralizable assets, rasio hutang, dan reputasi auditor diduga dapat mempengaruhi besar kecilnya jumlah dividen yang akan didistribusikan.

Gambar 2.1 menunjukkan kerangka konseptual yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

H1

H2

H3

H4

Collateralizable Assets (X1) Rasio Hutang (X2)

Reputasi Auditor (X3)

Kebijakan Dividen (Y)


(55)

2.3.2 Hipotesis Penelitian 2.3.2.1 Collateralizable Assets

Collateralizable assets digunakan sebagai proksi untuk teori biaya agensi yang timbul dari konflik antara pemegang saham dan pemegang obligasi Perusahaan dengan collateralizable assets yang tinggi memiliki masalah agensi yang rendah antara pemegang saham dan pemegang obligasi. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan collateralizable assets yang tinggi dapat menggunakan asset tersebut sebagai jaminan untuk hutang. Perusahaan cenderung kurang mengandalkan laba ditahan dalam kegiatan pendanaannya sehingga kecil kemungkinan pemegang obligasi akan membatasi kebijakan dividen perusahaan (Santoso, 2012). Tingginya collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor sehingga perusahaan dapat membayar dividen dalam jumlah besar. Sebaliknya, semakin rendah collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor sehingga kreditor akan menghalangi perusahaan untuk membiayai dividen dalam jumlah besar kepada pemegang saham karena takut piutang mereka tidak akan terbayar (Latiefasari, 2011). Semakin besar

collateralizable assets, semakin kecil pula dividen yang akan dibagikan. Hipotesis yang berkaitan dengan collateralizable assets adalah sebagai berikut:

H1. Terdapat hubungan negatif antara collateralizable assets dan kebijakan dividen.


(56)

2.3.2.2 Rasio Hutang

Rasio Hutang menunjukkan total hutang sebagai persentase pendanaan pemilik saham. Menurut Al-Najjar dan Hussainey (dalam Al Shabibi dan Ramesh,2011), rasio hutang mengukur seberapa jauh sebuah perusahaan didanai oleh pendanaan eksternal. Hutang perusahaan adalah salah satu alasan yang menentukan apakah sebuah perusahaan akan membayar dividen atau tidak. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, semakin besar pula kewajibannya. Pada perusahaan yang mempunyai rasio hutang yang tinggi, perusahaan lebih berhati-hati dalam menentukan tingkat pembayaran dividen, karena perusahaan yang mempunyai hutang yang tinggi membuat perusahaan rawan likuidasi atau gagal memenuhi pembayaran hutang perusahaan (Nugroho, 2011). Hal itu membuat manajer lebih mengalokasikan dana perusahaan ke pembayaran hutang daripada pembayaran dividen. Terlebih perusahaan yang mempunyai hutang cenderung mempunyai perjanjian hutang yang mengatur tentang pembatasan dividen.

Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi cenderung memiliki agency cost rendah. Eksistensi hutang akan membuat kontrol maupun proses pengawasan terhadap para manajer tidak hanya dilakukan oleh para pemilik saham, melainkan juga kreditor. Hal ini akan mengurangi ketergantungan para pemilik saham terhadap dividen sebagai salah satu mekanisme untuk mengatasi konflik keagenan (Santoso, 2012). Hipotesis yang berkaitan dengan rasio hutang adalah sebagai berikut :

H2. Terdapat hubungan negatif antara rasio hutang dengan kebijakan dividen.


(57)

2.3.2.3 Reputasi Auditor

Reputasi auditor merupakan tipe dari perusahaan audit apakah perusahaan audit yang bersangkutan adalah salah satu dari perusahaan audit big four atau perusahaan audit lainnya. Perusahaan audit yang tergabung dalam big four dapat meningkatkan kualitas mekanisme pengawasan internal kliennya dibandingkan dengan auditor non big four. Lang dan Lundholm (dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011) menguji kualitas pengungkapan dengan mengukur hubungan antara informasi asimetris dan kualitas auditor. Informasi asimetris ini dapat berujung pada masalah agency cost karena timbul dari ketidaksamaan informasi yang dimiliki manajemen dengan informasi yang diterima para pemilik saham. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidak selarasan informasi yang terdapat antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan terhadap laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan terutama para pemegang saham akan mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh auditor mengenai laporan keuangan suatu perusahaan.

Lang and Lundholm (dalam Al Shabibi dan Rameh, 2011) menemukan bahwa semakin baik kualitas auditor, jumlah informasi asimetris yang diberikan kepada para pemilik saham oleh manajer berkurang. Hal ini disebabkan para investor memperoleh informasi yang cukup dari laporan tahunan yang dianalisa oleh para auditor. Dalam penelitian ini, kualitas pengungkapan laporan keuangan diukur dengan reputasi auditor. Glosten dan Milgrom (dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011) menyatakan bahwa informasi asimetris adalah faktor penting yang


(58)

mengakibatkan para pemilik saham meminta kualitas pengungkapan. Informasi asimetris ini dapat berujung pada kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen karena sifat oportunistik manajemen yang berusaha meningkatkan kesejahteraan sesuai dengan kepentingan mereka sendiri. Zhou dan Elder (dalam Antonia, 2008) menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang diaudit oleh KAP yang reputable memiliki kecenderungan tidak melakukan kecurangan sebelum proses IPO dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang diaudit oleh KAP belum memiliki reputasi. Hal ini menunjukkan bahwa reputasi auditor merupakan penghalang bagi perusahaan untuk melakukan kecurangan. Jika kecurangan manajemen dapat diminimalisir, maka manajemen akan memberikan kinerja yang baik yang dapat berujung pada pemaksimalan laba. Rasio pembayaran dividen tergantung pada laba tahun berjalan perusahaan.

Dalam penelitian ini, perusahaan audit big four yang dilibatkan adalah Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young, KPMG dan PricewaterhouseCoopers. Hipotesis untuk tipe audit adalah sebagai berikut :

H3. Terdapat hubungan positif antara reputasi auditor dan kebijakan dividen.

Jadi dapat disimpulkan bahwa :

H4. Collateralizable Assets, Rasio Hutang, dan Reputasi Auditor berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap Kebijakan Dividen.


(1)

iv KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu, Puji dan syukur kepada Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Collateralizable Assets, Rasio Hutang, dan Reputasi Auditor terhadap Kebijakan Dividen di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2012-2014”. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M,Ec., Ak.,CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak.,CPA. selaku Ketua Departemen dan Bapak Hotmal Jafar, M.M, Ak., selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si., Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra.Mutia Ismail selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, M.M., A,k, selaku dosen Pembimbing yang telah mencurahkan pemikiran dan meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta motivasi pada penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak dan Ibuk Dra. Nurzaimah, M.M., Ak selaku dosen Penguji dan pembanding yang telah memberikan saran dan kritik demi penyempurnaan skripsi ini.


(2)

6. Seluruh Dosen/Staf Pengajar dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Akuntansi Program S1. Kedua orang tua saya yang terus memberikan dorongan motivasi, semangat dan doa yang tidak pernah usai dan juga abang, kakak, adik, teman-teman saya yang memberikan semangat dan dorongan doa.

Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan rahmat dan anugerah atas bantuan, dukungan, dan motivasi yang telah mereka berikan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak yang memerlukannya.


(3)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tinjauan Teoritis ... 8

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 8

2.1.2 Pengertian Dividen ... 10

2.1.3 Divident Payout Ratio ... 11

2.1.4 Bentuk-bentuk Dividen ... 12

2.1.5 Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 13

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 14

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 21

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 21

2.3.2 Hipotesis Penelitan ... 22

2.3.2.1 Collateralizable Assets ... 22

2.3.2.2 Rasio Hutang ... 23

2.3.2.3 Reputasi Auditor ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

3.3 Batasan Operasional ... 26

3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 27

3.4.1 Variabel Dependen ... 27

3.4.2 Variabel Independen ... 27

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 37

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 38

3.8 Metode Analisis Data ... 38

3.8.1 Uji Asumsi Klasik ... 38

3.8.2 Analisis Regresi Berganda ... 41

3.8.3 Pengujian Hipotesis ... 42


(4)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 44

4.2 Analisis statistik Deskriptif ... 44

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 46

4.3.1 Uji Normalitas Data ... 46

4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 48

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 49

4.3.4 Uji Autokorelasi ... 51

4.4 Pengujian Hipotesis ... 52

4.4.1 Uji t ... 52

4.4.2 Uji F... 56

4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 57

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 62

5.3 Saran... ... 62


(5)

viii DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 18

Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

Tabel 3.2 Daftar Populasi Penelitian ... 31

Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian ... 37

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 44

Tabel 4.2 Uji Kolmogrov-Smirnov Sebelum Transformasi ... 48

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 49

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 51

Tabel 4.5 Hasil Uji t ... 52

Tabel 4.6 Hasil Uji F ... 56

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 57


(6)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 21

Gambar 4.1 Histogram Sebelum Transformasi ... 47

Gambar 4.2 PP Plot Sebelum Transformasi ... 47


Dokumen yang terkait

Pengaruh Collateralizable Assets, Rasio Hutang, dan Reputasi Auditor terhadap Kebijakan Dividen di perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2012-2014

1 25 76

PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP EARNING MANAGEMENT DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2008 2010

0 7 110

PENGARUH NILAI PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009 2011

1 28 117

PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN DIVIDEN, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI 2011-2014.

0 2 28

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

2 6 18

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BEI.

0 0 73

PENGARUH INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS, REPUTASI AUDITOR, RASIO HUTANG, DAN COLLATERALIZABLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

1 1 11

Pengaruh Collateralizable Assets, Rasio Hutang, dan Reputasi Auditor terhadap Kebijakan Dividen di perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2012-2014

0 1 18

Pengaruh Collateralizable Assets, Rasio Hutang, dan Reputasi Auditor terhadap Kebijakan Dividen di perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2012-2014

0 0 2

PENGARUH BIAYA AGENSI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2011)

0 1 14