62
rasio hutang X
2
dan reputasi auditor X3 berpengaruh secara bersama- sama terhadap dividend payout ratio Y pada perusahan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Adapun beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh penulis yaitu : 1.
Penelitian yang diamati hanya menggunakan 3 tahun yaitu periode 2012 –
2014 untuk melihat collateralizable assets X
1
, rasio hutang X
2
dan reputasi auditor X
3
terhadap kebijakan dividen yang diproksikan ke dalam dividend payout ratio Y pada perusahaan manufaktur.
2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI dan yang telah memenuhi kriteria yang di tetapkan sehingga sampel berjumlah 42 perusahaan manufaktur.
3. Variabel yang digunakan hanya variabel collateralizable assets X
1
, rasio hutang X
2
dan kebijakan dividen yang diproksikan ke dalam dividend payout ratio X
3
. Sementara masih banyak lagi variabel yang dapat digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap kebijakan dividen Y.
5.3 Saran
Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka beberapa saran yang diajukan adalah
1. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan agar lebih memperbanyak jumlah
variabel yang digunakan dalam penelitian mengenai kebijakan dividen, misalnya seperti ukuran perusahaan, pangsa pasar auditor, pihak ketiga
dan lain lain agar penelitian dapat lebih digeneralisasi.
Universitas Sumatera Utara
63
2. Periode penelitian ini hanya terbatas pada 3 tahun saja yaitu 2012
– 2014, maka untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan periode penelitian
lebih dari 2 tahun. Misalnya periode empat tahun, lima tahun, enam tahun dan seterusnya.
3. Sampel pada penelitian ini terbatas pada perusahaan manufaktur saja.
Sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel perusahan yang bergerak disektor lain seperti perusahaan jasa dan
perusahaan dagang.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory
Teori agensi merupakan salah satu dari teori yang penting dalam kebijakan dividen. Menurut Jensen dan Meckling dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011
mendefinisikan hubungan agensi sebagai : “sebuah kontrak satu orang atau
lebih principal yang berhubungan dengan pihak lain agent untuk mewakili principal yang melibatkan pendelegasian otoritas pengambilan keputusan
kepada agen.” Teori Agensi mengemukakan bahwa adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menyebabkan konflik. Konflik
tersebut dikarenakan principal yang diwakili oleh share holder dan agent yang direpresentasikan oleh manajer dan direksi memiliki perbedaan kepentingan.
Keinginan, motivasi dan kepentingan yang tidak sama antara manajemen dan pemegang saham menimbulkan kemungkinan manajemen bertindak
merugikan pemegang saham, antara lain berperilaku tidak etis dan cenderung melakukan kecurangan akuntansi. Oleh karena itu, diperlukan tata kelola
perusahaan yang baik yang berperan sebagai efektivitas mekanisme yang bertujuan meminimalisasi konflik keagenan, dengan penekanan khusus pada
mekanisme legal yang mencegah dilakukannya ekspropriarsi atas pemegang saham baik mayoritas maupun minoritas Sari, 2010.
Universitas Sumatera Utara
9
Jiraporn et al. dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011 menjelaskan bahwa tujuan utama dari tata kelola perusahaan adalah untuk mencapai keseimbangan
diantara investor dan manajemen. Mereka menekankan bahwa perusahaan yang mempunyai tim tata kelola perusahaan yang berkualifikasi dan
berkualitas akan berhasil mengendalikan biaya agensi dan dapat menguranginya.
Jika perusahaan mempunyai tim tata kelola perusahaan yang baik, perusahaan dapat membayar dividen yang lebih tinggi. Pernyataan ini
konsisten dengan Jensen dalam Al Shahibi dan Ramesh, 2011 yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tim tata kelola yang lemah
memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mendistribusikan dividen kepada para pemilik saham. Hal ini disebabkan manajer akan menyimpan kas
dan membelanjakannya yang akan memberikan manfaat untuk tujuan mereka sendiri.
Michaely dan Roberts dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011 menyatakan bahwa para pemilik saham akan mengharapkan dividen jika perusahaan
memiliki tata kelola yang kuat. Al-Najjar dan Hussainey dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011 menyatakan bahwa salah satu dari konflik agensi di antara
manajer dan pemilik saham adalah level hutang. Mereka berpendapat bahwa investor ingin menjaga level hutang dalam level terendah. Sebagai hasilnya,
lebih banyak lagi dividen yang diharapkan oleh pemilik saham jika perusahaan memiliki rasio hutang rendah.
Universitas Sumatera Utara
10
Jiraporn dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011 menguji biaya agensi sebagai faktor penjelas untuk kebijakan dividen. Dia menemukan bahwa
12 perusahaan yang memberikan hak yang terbatas kepada pemilik saham
cenderung menghadapi masalah agensi. Hal ini dikarenakan manajer mengeksploitasi kelemahan pemilik saham dan membuat keputusan yang
sesuai dengan tujuan mereka sendiri. Di sisi lain, Kowalewski et al. dalam Al Shabibi dan Ramesh , 2011 menemukan hubungan positif di antara biaya
agensi dengan pembayaran dividen dividend payout. Biaya agensi dapat dihilangkan dengan membayar dividen kepada pemilik
saham. Jika perusahaan membayar dividen, arus kas bebas akanberkurang di tangan
manajer. Oleh
karena itu,
manajer tidak
memiliki kas
untukmenggunakannya untuk tujuan mereka sendiri.
2.1.2 Pengertian Dividen
Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para
pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki. Dividen akan diterima oleh pemegang saham hanya apabila ada usaha yang
akan menghasilkan cukup uang untuk membagi dividen tersebut dan apabila dewan direksi menganggap layak bagi perusahaan untuk mengumumkan
deviden. Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah pendapatan yang dihasilkan dari pembagian deviden, dimana perusahaan
menyerahkan sebagian labanya, untuk kepentingan kesejahteraan pemegang saham Latiefasari, 2011.
Universitas Sumatera Utara
11
Dividen merupakan hak pemegang saham, untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan membagi keuntungan
dalam bentuk dividen, semua pemegang saham mendapatkan haknya yang sama. Namun demikian, pembagian dividen untuk pemegang saham preferen
lebih diutamakan dari pembagian dividen pemegang saham biasa Latiefasari, 2011.
2.1.3 Dividend Payout Ratio
Dividend payout ratio adalah persentase dari laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend. Dividend payout ratio
merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earning per share pada periode yang bersangkutan. Di dalam komponen dividend per share
terkandung unsur dividen, sehingga jika semakin besar dividen yang dibagikan maka semakin besar pula dividend payout ratio. Pembagian dividen
yang besar bukanya tidak diinginkan oleh investor, tetapi jika dividend payout ratio lebih besar dari 25 dikuatirkan akan terjadi kesulitan likuiditas
keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Banyak perusahaan berusaha untuk mempertahankan dividend payout
ratio, laba yang diinginkan untuk suatu periode yang panjang, artinya terdapat target dividend payout ratio untuk jangka panjang atau mempertahankan laba.
Hasilnya, dividen biasanya dipertahankan pada jumlah konstan dan dinaikkan hanya jika manajer yakin bahwa relatif mudah untuk mempertahankan
kenaikan pembayaran tersebut di masa depan Latiefasari, 2011.
Universitas Sumatera Utara
12
Yang dimaksud dengan dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Biasanya
dividen dibagikan dengan internal waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya.
Dividen biasanya dibagikan setiap triwulan, jika situasi mendukung, maka dividen dapat dinaikkan sekali setiap tahun Latiefasari, 2011.
2.1.4 Bentuk-Bentuk Dividen
Menurut Kieso dan Weygant 2002, dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut:
a. Dividen Kas
Dividen yang paling umum dibagikan dalam bentuk kas, yang perlu diperhatikan adalah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk
pembagian dividen. b.
Dividen Aset Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas. Aset
yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga, perusahaan lain yang dimiliki, barang dagangan atau aktiva lain.
c. Dividen Hutang
Dividen Hutang timbul apabila saldo laba yang dibagi tidak mencukupi untuk pembagian dividen, sehingga perusahaan akan mengeluarkan script
dividend yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.
d. Dividen Likuiditas
Dividen likuiditas adalah dividen yang sebagian besar merupakan pengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar
deflasi yang diperhitungkan untuk periode tersebut. e.
Dividen Saham Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut.
Pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya.
Dalam pembayaran dividen oleh emiten, maka emitan selalu akan mengumumkan secara resmi jadwal pelaksanaan pembayaran deviden.
Tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan dalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
13
a. Tanggal Pengumuman
Yaitu tanggal pada saat direksi perusahaan mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian divisi.
b. Tanggal Cum Dividen
Merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.
c. Tanggal Pencatatan Dalam Daftar Pemegang Saham
Tanggal dimana seorang investor harus terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan publik atau emiten sehingga ia mempunyai hak yang
diperuntukkan bagi pemegang saham.
d. Tanggal ex. Dividen
Tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan tidak lagi menyertai saham tersebut, jangka waktunya adalah 4 hari kerja sebelum tanggal
pencatatan pemegang saham.
e. Tanggal Pembayaran
Tanggal dimana pemegang saham dapat mengambil dividen sesuai dengan dividen yang diumumkan oleh emiten
2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Beberapa faktor dapat membuat manajemen mendistribusikan dividen kepada para pemilik saham, diantaranya :
a. Collateralizable Assets
Collateralizable Assets adalah aset perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman. Kreditor seringkali meminta jaminan berupa aktiva
ketika memberi pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan pendanaan. b.
Debt to Equity Ratio DER Debt to Equity Ratio DER merepresentasikan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi semua kewajibannya. Oleh karena itu, semakin besar DER , semakin kecil pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
14
dikarenakan adanya bunga dan pinjaman yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
c. Reputasi Auditor
Di dalam literatur akuntansi konvensional, industri audit terbagi menjadi dua struktur pasar, yaitu the big four yang merepresentasikan perusahaan audit
besar dan sebagai proksi untuk kualitas audit yang bagus dan sejumlah perusahaan audit yang relatif kecil. Yang termasuk the big four diantaranya
adalah Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst Young, KPMG dan PricewaterhouseCoopers. Perusahaan-perusahaan ini memiliki keunggulan
jika dibandingkan dengan perusahaan audit yang lain karena memiliki keunggulan keahlian teknis, jangkauan global, sumber daya yang melimpah
Lian Kee dan Patel,2010.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Al Shahibi dan Ramesh 2011 meneliti apakah board size, board independence, reputasi auditor, ukuran perusahaan, profitabilitas, level hutang,
growth, resiko, tipe industri, dan tangibility mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan non finansial di Inggris Raya tahun 2007. Hasil penelitian
menunjukkan variable
board independence,
ukuran perusahaan,
profitabilitas,reputasi auditor dan resiko berpegaruh secara positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen.
Suharli 2004 meneliti apakah variable return on Investment , fixed assets, dan current ratio sebagai variabel moderasi berpengaruh terhadap
dividend payout ratio pada seluruh perusahaan yang listed di BEJ dan
Universitas Sumatera Utara
15
membagikan dividen pada tahun 2002-2003. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa current ratio dapat digunakan sebagai variabel penguat
variabel mederator karena memberi hasil positif dan signifikan. Dari kedua variabel independen hanya profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan
jumlah pembagian dividen perusahaan. Wicaksana 2012 meneliti apakah variable cash ratio, debt to equity
ratio, dan return on asset berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode
pengamatan 2005-2009. Hasil analisis menunjukkan bahwa variable cash ratio dan return on asset berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan
variable debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.
Jauhari 2002 dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder
”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah size
LTA, Insider Ownership INS, Fokus Perusahaan FS, Free Cash Flow FCF, jumlah pemegang saham biasa LCSHR dan Growth GROW sebagai
variabel moderating. Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 1993-1999.
Pengambilan sample digunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dalam penelitian
tersebut yaitu Variabel FS dan LTA memiiki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan variable LCSHR dan INS memiliki pengaruh
Universitas Sumatera Utara
16
positif tidak signifikan. Dan variabel FCF dan GROW memiliki pengaruh negatif tidak signifikan.
M ahardini 2009 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Kebijakan Utang dan Resiko Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen ”. Penelitian ini mengembangkan model persamaan regresi berganda untuk
mengetahui pengaruh interdependensi pada kedua variabel. Hasil penelitian menunjukkan uji F adalah kebijakan utang dan risiko perusahaan secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan uji T adalah kebijakan utang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel kebijakan dividen. Darminto 2008 melakukan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
signifikansi pengaruh dari variabel profitabilitas, likuiditas, struktur modal dan struktur kepemilikan saham, terhadap kebijakan dividen perusahaan industry
manufaktur yang go public di BEI. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan dalam kelompok industri manufaktur yang telah go public
, dan membayarkan dividen secara kontinyu pada tahun 2002 sampai tahun 2005 sesuai dengan klasifikasi dalam Indonesian Capital Market Directory
ICMD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, likuiditas, struktur modal dan struktur kepemilikan saham secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Secara parsial variabel profitabilitas dan struktur modal berpengaruh signifikan, sedangkan variabel
likuiditas dan struktur kepemilikan saham berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.
Universitas Sumatera Utara
17
Kusuma 2006 melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh
informasi asimetris
terhadap kebijakan
dividen dengan
menggunakan teori packing order. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di dalam Jakarta Stock Exchange dalam periode
2000-2004. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa dividen berhubungan negatif dengan level informasi asimetris.
Ipaktri 2010 melakukan penelitian yang bertujuan untuk mencari bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas
dan arus kas bebas terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan manufaktur dengan periode penelitian tahun 2006 sampai dengan 2010. Hasil uji secara parsial Uji t menunjukkan bahwa
variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan dividen kas, likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, dan arus kas bebas tidak berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen kas. Hasil uji secara simultan Uji-F menunjukkan bahwa semua variabel independen kepemilikan manajerial, profitabilitas,
likuiditas dan arus kas bebas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas.
Latiefasari 2011 melakukan penelitian apakah current ratio, DER, growth, collateralizable assets , dan ROE berpengaruh terhadap DPR pada
190 perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia periode
Universitas Sumatera Utara
18
2005- 2009. Penelitian ini memberikan hasil bahwa Growth berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. Variabel collateralizable assets berpengaruh
negatif signifikan terhadap DPR. Sedangkan CR, ROE dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Variabel Independen
Model Analisis
Hasil Penelitian
1 Al Shahibi
dan Ramesh 2011
Board size, board
independence, reputasi auditor,
ukuran perusahaan,
profitabilitas, level hutang,
growth, resiko, tipe
industri, dan tangibility
Regresi Linear
Berganda Board independence,
ukuran perusahaan, profitabilitas, reputasi
auditor, dan resiko berpegaruh secara
positif dan signifikan
terhadap kebijakan
dividen .
Sedangkan, level hutang,
growth, tipe industri, dan
tangibility tidak menunjukkan hasil
signifikan.
2 Suharli
2004 Return on
Investment , fixed assets, dan
Current ratio. Regresi
Linear Berganda
Current ratio dapat digunakan sebagai
variabel penguat variable mederator
karena memberi hasil positif dan signifikan.
- Dari kedua variabel
Independen hanya profitabilitas yang
dapat mempengaruhi kebijakan jumlah
pembagian dividen
Universitas Sumatera Utara
19
perusahaan. 3
Wicaksana 2012
Cash ratio, debt to equity
ratio, dan return on asset
Regresi Linear
Berganda Variable
cash ratio dan return on asset berpengaruh
positif dan signifikan, sedangkan variabel
debt to equity ratio berpengaruh
negative dan signifikan terhadap
dividend payout ratio
4 Jauhari2002 Size LTA,
Insider Ownership
INS, Fokus Perusahaan FS,
Free Cash Flow FCF, jumlah
Pemegang saham biasa LCSHR
dan Growth GROW sebagai
Variable modera Regresi
Linear Berganda
Variabel FS dan LTA memiiki pengaruh
positif dan signifikan terhadap DPR.
Sedangkan variabel LCSHR dan INS
memiliki pengaruh positif tidak
signifikan. Dan variabel FCF dan
GROW memiliki pengaruh negatif
tidak signifikan.
5 Mahardini
2009 Kebijakan utang
dan risiko perusahaan
Regresi Berganda
Uji F menunjukkan kebijakan utang dan
risiko perusahaan secara bersama-sama
berpengaruh signifikan pada kebijakan
dividen, sedangkan uji t adalah kebijakan
utang mempunyai pengaruh yang
signifikan pada variabel kebijakan
dividen.
6 Darminto
2008 Profitabilitas,
likuiditas, struktur modal
Multi Regresi
Variabel profitabilitas, likuiditas, struktur
modal dan struktur
Universitas Sumatera Utara
20
dan struktur kepemilikan
saham, Linear
kepemilikan saham secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
dividen. Secara parsial, 24
variabel profitabilitas dan struktur modal
berpengaruh signifikan,
sedangkan variabel likuiditas dan struktur
kepemilikan saham berpengaruh tidak
signifikan terhadap kebijakan dividen.
7 Kusuma
2006 Informasi
Asimetris Regresi
Tobit Dividen berhubungan
negatif dengan level informasi asimetris
8 Ipaktri 2010 Kepemilikan
manajerial, profitabilitas,
likuiditas dan arus kas bebas
Regresi Linier
Berganda Uji secara parsial Uji
t menunjukkan bahwa variabel kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen kas,
profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap kebijakan dividen kas,
likuiditas berpengaruh positif signifikan
terhadap kebijakan dividen kas,
dan arus kas bebas tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
dividen kas.
9 Latiefasari
2011 Current ratio,
DER, growth, collateralizable
assets, dan ROE Regresi
Berganda Growth berpengaruh
positif signifikan terhadap
DPR. Collateralizable
Universitas Sumatera Utara
21
. assets
berpengaruh negatif signifikan
terhadap DPR.CR,ROE
dan DER tidak berpengaruh signifikan
terhadap DPR.
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual