Saran Tinjauan Penelitian Terdahulu

62 rasio hutang X 2 dan reputasi auditor X3 berpengaruh secara bersama- sama terhadap dividend payout ratio Y pada perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Adapun beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh penulis yaitu : 1. Penelitian yang diamati hanya menggunakan 3 tahun yaitu periode 2012 – 2014 untuk melihat collateralizable assets X 1 , rasio hutang X 2 dan reputasi auditor X 3 terhadap kebijakan dividen yang diproksikan ke dalam dividend payout ratio Y pada perusahaan manufaktur. 2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI dan yang telah memenuhi kriteria yang di tetapkan sehingga sampel berjumlah 42 perusahaan manufaktur. 3. Variabel yang digunakan hanya variabel collateralizable assets X 1 , rasio hutang X 2 dan kebijakan dividen yang diproksikan ke dalam dividend payout ratio X 3 . Sementara masih banyak lagi variabel yang dapat digunakan untuk melihat pengaruhnya terhadap kebijakan dividen Y.

5.3 Saran

Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka beberapa saran yang diajukan adalah 1. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan agar lebih memperbanyak jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian mengenai kebijakan dividen, misalnya seperti ukuran perusahaan, pangsa pasar auditor, pihak ketiga dan lain lain agar penelitian dapat lebih digeneralisasi. Universitas Sumatera Utara 63 2. Periode penelitian ini hanya terbatas pada 3 tahun saja yaitu 2012 – 2014, maka untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan periode penelitian lebih dari 2 tahun. Misalnya periode empat tahun, lima tahun, enam tahun dan seterusnya. 3. Sampel pada penelitian ini terbatas pada perusahaan manufaktur saja. Sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel perusahan yang bergerak disektor lain seperti perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Universitas Sumatera Utara 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Keagenan Agency Theory

Teori agensi merupakan salah satu dari teori yang penting dalam kebijakan dividen. Menurut Jensen dan Meckling dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011 mendefinisikan hubungan agensi sebagai : “sebuah kontrak satu orang atau lebih principal yang berhubungan dengan pihak lain agent untuk mewakili principal yang melibatkan pendelegasian otoritas pengambilan keputusan kepada agen.” Teori Agensi mengemukakan bahwa adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menyebabkan konflik. Konflik tersebut dikarenakan principal yang diwakili oleh share holder dan agent yang direpresentasikan oleh manajer dan direksi memiliki perbedaan kepentingan. Keinginan, motivasi dan kepentingan yang tidak sama antara manajemen dan pemegang saham menimbulkan kemungkinan manajemen bertindak merugikan pemegang saham, antara lain berperilaku tidak etis dan cenderung melakukan kecurangan akuntansi. Oleh karena itu, diperlukan tata kelola perusahaan yang baik yang berperan sebagai efektivitas mekanisme yang bertujuan meminimalisasi konflik keagenan, dengan penekanan khusus pada mekanisme legal yang mencegah dilakukannya ekspropriarsi atas pemegang saham baik mayoritas maupun minoritas Sari, 2010. Universitas Sumatera Utara 9 Jiraporn et al. dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011 menjelaskan bahwa tujuan utama dari tata kelola perusahaan adalah untuk mencapai keseimbangan diantara investor dan manajemen. Mereka menekankan bahwa perusahaan yang mempunyai tim tata kelola perusahaan yang berkualifikasi dan berkualitas akan berhasil mengendalikan biaya agensi dan dapat menguranginya. Jika perusahaan mempunyai tim tata kelola perusahaan yang baik, perusahaan dapat membayar dividen yang lebih tinggi. Pernyataan ini konsisten dengan Jensen dalam Al Shahibi dan Ramesh, 2011 yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tim tata kelola yang lemah memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mendistribusikan dividen kepada para pemilik saham. Hal ini disebabkan manajer akan menyimpan kas dan membelanjakannya yang akan memberikan manfaat untuk tujuan mereka sendiri. Michaely dan Roberts dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011 menyatakan bahwa para pemilik saham akan mengharapkan dividen jika perusahaan memiliki tata kelola yang kuat. Al-Najjar dan Hussainey dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011 menyatakan bahwa salah satu dari konflik agensi di antara manajer dan pemilik saham adalah level hutang. Mereka berpendapat bahwa investor ingin menjaga level hutang dalam level terendah. Sebagai hasilnya, lebih banyak lagi dividen yang diharapkan oleh pemilik saham jika perusahaan memiliki rasio hutang rendah. Universitas Sumatera Utara 10 Jiraporn dalam Al Shabibi dan Ramesh, 2011 menguji biaya agensi sebagai faktor penjelas untuk kebijakan dividen. Dia menemukan bahwa 12 perusahaan yang memberikan hak yang terbatas kepada pemilik saham cenderung menghadapi masalah agensi. Hal ini dikarenakan manajer mengeksploitasi kelemahan pemilik saham dan membuat keputusan yang sesuai dengan tujuan mereka sendiri. Di sisi lain, Kowalewski et al. dalam Al Shabibi dan Ramesh , 2011 menemukan hubungan positif di antara biaya agensi dengan pembayaran dividen dividend payout. Biaya agensi dapat dihilangkan dengan membayar dividen kepada pemilik saham. Jika perusahaan membayar dividen, arus kas bebas akanberkurang di tangan manajer. Oleh karena itu, manajer tidak memiliki kas untukmenggunakannya untuk tujuan mereka sendiri.

2.1.2 Pengertian Dividen

Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki. Dividen akan diterima oleh pemegang saham hanya apabila ada usaha yang akan menghasilkan cukup uang untuk membagi dividen tersebut dan apabila dewan direksi menganggap layak bagi perusahaan untuk mengumumkan deviden. Pendapatan yang diharapkan oleh pemegang saham adalah pendapatan yang dihasilkan dari pembagian deviden, dimana perusahaan menyerahkan sebagian labanya, untuk kepentingan kesejahteraan pemegang saham Latiefasari, 2011. Universitas Sumatera Utara 11 Dividen merupakan hak pemegang saham, untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan membagi keuntungan dalam bentuk dividen, semua pemegang saham mendapatkan haknya yang sama. Namun demikian, pembagian dividen untuk pemegang saham preferen lebih diutamakan dari pembagian dividen pemegang saham biasa Latiefasari, 2011.

2.1.3 Dividend Payout Ratio

Dividend payout ratio adalah persentase dari laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend. Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividend per share dengan earning per share pada periode yang bersangkutan. Di dalam komponen dividend per share terkandung unsur dividen, sehingga jika semakin besar dividen yang dibagikan maka semakin besar pula dividend payout ratio. Pembagian dividen yang besar bukanya tidak diinginkan oleh investor, tetapi jika dividend payout ratio lebih besar dari 25 dikuatirkan akan terjadi kesulitan likuiditas keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Banyak perusahaan berusaha untuk mempertahankan dividend payout ratio, laba yang diinginkan untuk suatu periode yang panjang, artinya terdapat target dividend payout ratio untuk jangka panjang atau mempertahankan laba. Hasilnya, dividen biasanya dipertahankan pada jumlah konstan dan dinaikkan hanya jika manajer yakin bahwa relatif mudah untuk mempertahankan kenaikan pembayaran tersebut di masa depan Latiefasari, 2011. Universitas Sumatera Utara 12 Yang dimaksud dengan dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki. Biasanya dividen dibagikan dengan internal waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian dividen tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Dividen biasanya dibagikan setiap triwulan, jika situasi mendukung, maka dividen dapat dinaikkan sekali setiap tahun Latiefasari, 2011.

2.1.4 Bentuk-Bentuk Dividen

Menurut Kieso dan Weygant 2002, dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat mempunyai beberapa bentuk sebagai berikut: a. Dividen Kas Dividen yang paling umum dibagikan dalam bentuk kas, yang perlu diperhatikan adalah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen. b. Dividen Aset Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas. Aset yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga, perusahaan lain yang dimiliki, barang dagangan atau aktiva lain. c. Dividen Hutang Dividen Hutang timbul apabila saldo laba yang dibagi tidak mencukupi untuk pembagian dividen, sehingga perusahaan akan mengeluarkan script dividend yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang. d. Dividen Likuiditas Dividen likuiditas adalah dividen yang sebagian besar merupakan pengembalian modal. Biasanya modal yang dikembalikan adalah sebesar deflasi yang diperhitungkan untuk periode tersebut. e. Dividen Saham Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut. Pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya. Dalam pembayaran dividen oleh emiten, maka emitan selalu akan mengumumkan secara resmi jadwal pelaksanaan pembayaran deviden. Tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan dalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 13 a. Tanggal Pengumuman Yaitu tanggal pada saat direksi perusahaan mengeluarkan pernyataan berisi pengumuman pembagian divisi. b. Tanggal Cum Dividen Merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham. c. Tanggal Pencatatan Dalam Daftar Pemegang Saham Tanggal dimana seorang investor harus terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan publik atau emiten sehingga ia mempunyai hak yang diperuntukkan bagi pemegang saham. d. Tanggal ex. Dividen Tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan tidak lagi menyertai saham tersebut, jangka waktunya adalah 4 hari kerja sebelum tanggal pencatatan pemegang saham. e. Tanggal Pembayaran Tanggal dimana pemegang saham dapat mengambil dividen sesuai dengan dividen yang diumumkan oleh emiten

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Beberapa faktor dapat membuat manajemen mendistribusikan dividen kepada para pemilik saham, diantaranya : a. Collateralizable Assets Collateralizable Assets adalah aset perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman. Kreditor seringkali meminta jaminan berupa aktiva ketika memberi pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan pendanaan. b. Debt to Equity Ratio DER Debt to Equity Ratio DER merepresentasikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya. Oleh karena itu, semakin besar DER , semakin kecil pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Hal ini Universitas Sumatera Utara 14 dikarenakan adanya bunga dan pinjaman yang harus dibayarkan oleh perusahaan. c. Reputasi Auditor Di dalam literatur akuntansi konvensional, industri audit terbagi menjadi dua struktur pasar, yaitu the big four yang merepresentasikan perusahaan audit besar dan sebagai proksi untuk kualitas audit yang bagus dan sejumlah perusahaan audit yang relatif kecil. Yang termasuk the big four diantaranya adalah Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst Young, KPMG dan PricewaterhouseCoopers. Perusahaan-perusahaan ini memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan perusahaan audit yang lain karena memiliki keunggulan keahlian teknis, jangkauan global, sumber daya yang melimpah Lian Kee dan Patel,2010.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Al Shahibi dan Ramesh 2011 meneliti apakah board size, board independence, reputasi auditor, ukuran perusahaan, profitabilitas, level hutang, growth, resiko, tipe industri, dan tangibility mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan non finansial di Inggris Raya tahun 2007. Hasil penelitian menunjukkan variable board independence, ukuran perusahaan, profitabilitas,reputasi auditor dan resiko berpegaruh secara positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Suharli 2004 meneliti apakah variable return on Investment , fixed assets, dan current ratio sebagai variabel moderasi berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada seluruh perusahaan yang listed di BEJ dan Universitas Sumatera Utara 15 membagikan dividen pada tahun 2002-2003. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa current ratio dapat digunakan sebagai variabel penguat variabel mederator karena memberi hasil positif dan signifikan. Dari kedua variabel independen hanya profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian dividen perusahaan. Wicaksana 2012 meneliti apakah variable cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2005-2009. Hasil analisis menunjukkan bahwa variable cash ratio dan return on asset berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variable debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Jauhari 2002 dalam penelitiannya yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder ”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah size LTA, Insider Ownership INS, Fokus Perusahaan FS, Free Cash Flow FCF, jumlah pemegang saham biasa LCSHR dan Growth GROW sebagai variabel moderating. Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 1993-1999. Pengambilan sample digunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dalam penelitian tersebut yaitu Variabel FS dan LTA memiiki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan variable LCSHR dan INS memiliki pengaruh Universitas Sumatera Utara 16 positif tidak signifikan. Dan variabel FCF dan GROW memiliki pengaruh negatif tidak signifikan. M ahardini 2009 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Utang dan Resiko Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen ”. Penelitian ini mengembangkan model persamaan regresi berganda untuk mengetahui pengaruh interdependensi pada kedua variabel. Hasil penelitian menunjukkan uji F adalah kebijakan utang dan risiko perusahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan uji T adalah kebijakan utang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kebijakan dividen. Darminto 2008 melakukan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan signifikansi pengaruh dari variabel profitabilitas, likuiditas, struktur modal dan struktur kepemilikan saham, terhadap kebijakan dividen perusahaan industry manufaktur yang go public di BEI. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan dalam kelompok industri manufaktur yang telah go public , dan membayarkan dividen secara kontinyu pada tahun 2002 sampai tahun 2005 sesuai dengan klasifikasi dalam Indonesian Capital Market Directory ICMD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, likuiditas, struktur modal dan struktur kepemilikan saham secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Secara parsial variabel profitabilitas dan struktur modal berpengaruh signifikan, sedangkan variabel likuiditas dan struktur kepemilikan saham berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. Universitas Sumatera Utara 17 Kusuma 2006 melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh informasi asimetris terhadap kebijakan dividen dengan menggunakan teori packing order. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di dalam Jakarta Stock Exchange dalam periode 2000-2004. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa dividen berhubungan negatif dengan level informasi asimetris. Ipaktri 2010 melakukan penelitian yang bertujuan untuk mencari bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur dengan periode penelitian tahun 2006 sampai dengan 2010. Hasil uji secara parsial Uji t menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, dan arus kas bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas. Hasil uji secara simultan Uji-F menunjukkan bahwa semua variabel independen kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas. Latiefasari 2011 melakukan penelitian apakah current ratio, DER, growth, collateralizable assets , dan ROE berpengaruh terhadap DPR pada 190 perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia periode Universitas Sumatera Utara 18 2005- 2009. Penelitian ini memberikan hasil bahwa Growth berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. Variabel collateralizable assets berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR. Sedangkan CR, ROE dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Variabel Independen Model Analisis Hasil Penelitian 1 Al Shahibi dan Ramesh 2011 Board size, board independence, reputasi auditor, ukuran perusahaan, profitabilitas, level hutang, growth, resiko, tipe industri, dan tangibility Regresi Linear Berganda Board independence, ukuran perusahaan, profitabilitas, reputasi auditor, dan resiko berpegaruh secara positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen . Sedangkan, level hutang, growth, tipe industri, dan tangibility tidak menunjukkan hasil signifikan. 2 Suharli 2004 Return on Investment , fixed assets, dan Current ratio. Regresi Linear Berganda Current ratio dapat digunakan sebagai variabel penguat variable mederator karena memberi hasil positif dan signifikan. - Dari kedua variabel Independen hanya profitabilitas yang dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian dividen Universitas Sumatera Utara 19 perusahaan. 3 Wicaksana 2012 Cash ratio, debt to equity ratio, dan return on asset Regresi Linear Berganda Variable cash ratio dan return on asset berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan variabel debt to equity ratio berpengaruh negative dan signifikan terhadap dividend payout ratio 4 Jauhari2002 Size LTA, Insider Ownership INS, Fokus Perusahaan FS, Free Cash Flow FCF, jumlah Pemegang saham biasa LCSHR dan Growth GROW sebagai Variable modera Regresi Linear Berganda Variabel FS dan LTA memiiki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan variabel LCSHR dan INS memiliki pengaruh positif tidak signifikan. Dan variabel FCF dan GROW memiliki pengaruh negatif tidak signifikan. 5 Mahardini 2009 Kebijakan utang dan risiko perusahaan Regresi Berganda Uji F menunjukkan kebijakan utang dan risiko perusahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan pada kebijakan dividen, sedangkan uji t adalah kebijakan utang mempunyai pengaruh yang signifikan pada variabel kebijakan dividen. 6 Darminto 2008 Profitabilitas, likuiditas, struktur modal Multi Regresi Variabel profitabilitas, likuiditas, struktur modal dan struktur Universitas Sumatera Utara 20 dan struktur kepemilikan saham, Linear kepemilikan saham secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Secara parsial, 24 variabel profitabilitas dan struktur modal berpengaruh signifikan, sedangkan variabel likuiditas dan struktur kepemilikan saham berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen. 7 Kusuma 2006 Informasi Asimetris Regresi Tobit Dividen berhubungan negatif dengan level informasi asimetris 8 Ipaktri 2010 Kepemilikan manajerial, profitabilitas, likuiditas dan arus kas bebas Regresi Linier Berganda Uji secara parsial Uji t menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, dan arus kas bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas. 9 Latiefasari 2011 Current ratio, DER, growth, collateralizable assets, dan ROE Regresi Berganda Growth berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. Collateralizable Universitas Sumatera Utara 21 . assets berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR.CR,ROE dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. 2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Collateralizable Assets, Rasio Hutang, dan Reputasi Auditor terhadap Kebijakan Dividen di perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2012-2014

1 25 76

PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP EARNING MANAGEMENT DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2008 2010

0 7 110

PENGARUH NILAI PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009 2011

1 28 117

PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG, KEBIJAKAN DIVIDEN, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI 2011-2014.

0 2 28

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

2 6 18

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BEI.

0 0 73

PENGARUH INDEPENDENSI DEWAN KOMISARIS, REPUTASI AUDITOR, RASIO HUTANG, DAN COLLATERALIZABLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

1 1 11

Pengaruh Collateralizable Assets, Rasio Hutang, dan Reputasi Auditor terhadap Kebijakan Dividen di perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2012-2014

0 1 18

Pengaruh Collateralizable Assets, Rasio Hutang, dan Reputasi Auditor terhadap Kebijakan Dividen di perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2012-2014

0 0 2

PENGARUH BIAYA AGENSI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2011)

0 1 14