2.3.4 Gonore
2.3.4.1 Gonore Secara Umum
Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi di antara PMS Pada pengobatannya terjadi pula perubahan karena sebagian disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae yang telah resisten terhadap penisilin dan disebut Penicillinase Producing Neisseria Gonorrhoeae PPNG. Kuman ini meningkat dibanyak negeri
termasuk Indonesia.
Pada umumnya penularannya melalui hubungan kelamin yaitu secara genito- genital, oro-genital dan ono-genital. Tetapi, di samping itu dapat juga terjadi secara
manual melalui alat-alat, pakaian, handuk, termometer, dan sebagainya. Oleh karena itu secara garis besar dikenal gonore genital dan gonore ekstra genital.
2.3.4.2 Etiologi
Penyebab gonore adalah gonokok yang ditemukan oleh NEISSER pada tahun 1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut temasuk dalam grup Neisseria
dan dikenal ada 4 spesies, yaitu N. gonorrhoeae dan N. meningitidis yang bersifat patogen serta N. catarrhalis dan N. pharyngis sisca yang bersifat komensal. Keempat
spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.
Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8 u dan panjang 1,6 u, bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung dengan pewarnaan
Gram bersifat Gram-negatif, terlihat di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39
° C, dan tidak tahan zat desinfektan.
Secara morfologik ini terdiri atas 4 tipe yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan bersifat
Universitas Sumatera Utara
nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang immature, yakni pada vagina wanita sebelum pubertas.
2.3.4.3 Gejala Klinis
Masa tunas sangat singkat, pada pria umumnya bervariasi antara 2-5 hari, kadang- kadang lebih lama dan hal ini desebabkan karena penderita telah mengobati diri
sendiri, tetapi dengan dosis yang tidak cukup atau gejala sangat samar sehingga tidak diperhatikan oleh penderita. Pada wanita masa tunas sulit ditentukan karena pada
umumnya asimtomatik.
Gambaran klinis dan komplikasi gonore sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal genitalia. Oleh karena itu perlu pengetahuan susunan
anatomi genitalia pria dan wanita. Beriktu ini dicantumkan infeksi pertama dan komplikasi, baik pada pria maupun pada wanita.
1. Pada pria
a. Uretritis,
b. Tysonitis,
c. Parauretritis,
d. Littritis,
e. Cowperitis,
f. Prostatitis,
g. Vesikulitis,
h. Vas deferentitis atau funikulitis,
i. Epididimitis, dan
j. Trigonitis.
2. Pada wanita
a. Uretritis,
b. ParauretritisSkenitis,
c. Servisitis,
Universitas Sumatera Utara
d. Bartholinitis,
e. Salpingitis,
f. Proktitis,
g. Orofaringitis,
h. Konjungtivitis, dan
i. Gonore diseminata.
2.3.4.4 Pengobatan
Pada pengobatan yang perlu diperhatikan adalah efektivitas, harga dan sesedikit mungkin efek toksinnya. Ternyata pilihan utama ialah penisilin + probenesid, kecuali
di daerah yang tinggi insidens Neisseria gonorrhoeae Penghasil Penisilinase NGPP. Secara epidemiologis pengobatan yang dianjurkan adalah obat dengan dosis tunggal.
Macam-mascam obat yang dapat dipakai antara lain:
1. Penisilin
Yang efektif ialah penisilin G prokain akua. Dosis 4,8 juta unit + 1 gram probenesid. Angka kesembuhan pada tahun 1991 ialah 91,2 . Di RSCM
3 juta unit + 1 gram probenisid. Obat tersebut dapat menutupi gejala sifilis. Kontraindikasinya ialah alergi penisilin.
2. Ampisilin dan amoksisilin
Ampisilin dosisnya ialah 3,5 gram + 1 gram probenesid, dan amoksisilin 3 gram + 1 gram probenesid. Angka kesembuhan pada tahun 1987 hanya
61,4 , sehingga tidak dianjurkan. Suntikan ampisilin tidak dianjurkan. 3.
Sefalosporin Seftriakson generasi ke-3 cukup efektif dengan dosis 250 mg i.m.
Sefoperazon dengan dosis 0.50 g sampai 1.00 g secara intramuskular. Sefiksim 400 mg per oral dosis tunggal memberi angka kesembuhan 95
.
Universitas Sumatera Utara
4. Kanamisin
Dosisnya 2 gram i.m. Angka kesembuhan pada tahun 1985 ialah 85 . Baik untuk penderita yang alergi penisilin, gagal dengan pengobatan
penisilin dan tersangka sifilis.
5. Tiamfenikol
Dosisnya 3,5 gram, secara oral. Angka kesembuhan pada tahun 1988 ialah 97,7 . Tidak dianjurkan pemakaiannya pada kehamilan.
6. Kuinolon
Dari golongan kuinolon, obat yang menjadi pilihan adalah ofloksasin 400 mg, siprofloksasin 250-500 mg, dan norfloksasin 800 mg secara oral.
Angka kesembuhan pada tahun 1992 untuk ofloksasin masih tinggi, yakni 100 . Mengingat pada beberapa tahun terakhir ini resistensi terhadap
siprofloksasin dan ofloksasin semakin tinggi, maka golongan kuinolon yang dianjurkan adalah levofloksasin 250 mg per oral dosis tunggal.
Obat dengan dosis tunggak yang tidak efektif lagi ialah tetrasiklin, streptomisin dan spiramisin.
Universitas Sumatera Utara
2.3.5 Sifilis
2.3.5.1 Sifilis Secara Umum
Sifilis ialah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum; sangat kronik dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya dapat menyerang hampir semua alat tubuh,
dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin.
Meskipun insidens sifilis kian menurun, penyakit ini tidak dapat diabaikan, karena merupakan penyakit berat. Hampir semua alat tubuh dapat diserang, termasuk
sistem kardiovaskular dan saraf. Selain itu wanita hamil yang menderita sifilis dapat menularkan penyakitnya ke janin sehingga menyebabkan sifilis kongenita yang dapat
menyebabkan kelainan bawaan dan kematian. Istilah kita untuk penyakit ini yaitu raja singa sangat tepat karena keganasannya.
2.3.5.2 Epidemiologi
Asal penyakit ini tidak jelas. Sebelum tahun 1492 belum dikenal di Eropa. Ada yang menganggap penyakit ini berasal dari penduduk Indian yang dibawa oleh anak buah
Colombus waktu mereka kembali ke Spanyol pada tahun 1494 terjadi epidemik di Napoli. Pada abad ke-18 baru diketahui bahwa penularan sifilis dan gonore
disebabkan oleh senggama dan keduanya dianggap disebabkan oleh infeksi yang sama.
Pada abad ke-15 terjadi wabah di Eropa, sesudah tahun 1860 morbilitas sifilis di Eropa menurun cepat, mungkin karena perbaikan sosio-ekonomi. Selama Perang
Dunia kedua insidensnya meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 1964, kemudian makin menurun.
Insidens sifilis di berbagai negeri di seluruh dunia pada tahun 1996 berkisar antara 0,04 - 0,52 . Insidens yang terendah di Cina, sedangkan yang tertinggi di
Universitas Sumatera Utara