2.3.3.3 Epidemiologi
Selama dekade terakhir ini insidens PMS cukup cepat meningkat diberbagai negeri di dunia. Banyak laporan mengenai penyakit ini, tetapi angka-angka yang dilaporkan
tidak menggambarkan angka yang sesungguhnya. Hal tersebut disebabkan antara lain oleh:
1. Banyak kasus yang tidak dilaporkan, karena belum ada undang-undang
yang mengharuskan melapor setiap kasus baru PMS yang ditemukan.
2. Bila ada laporan, sistem pelaporan yang berlaku belum seragam.
3. Fasilitas diagnostik yang ada sekarang ini kurang sempurna sehingga
sering kali terjadi salah diagnosis dan penanganannya.
4. Banyak kasus yang asimtomatik tanpa gejala yang khas terutama
penderita wanita.
5. Pengontrolan terhadap PMS ini belum berjalan baik.
Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi meningkatnya insidens PMS ini antara lain:
1. Perubahan demografik secara luas biasa:
a. Peledakan jumlah penduduk
b. Pergerakan masyarakat yang bertambah, dengan berbagai alasan,
misalnya: -
Pekerjaan, -
Liburan, -
Pariwisata, -
Rapatkongresseminar dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Kemajuan sosial ekonomi, terutama dalam bidang industri
menyebabkan lebih banyak kebebasan sosial dan lebih banyak waktu yang terluang.
2. Perubahan sikap dan tindakan akibat perubahan-perubahan demografik di
atas, terutama dalam bidang agama dan moral.
3. Kelalain beberapa Negara dalam pemberian pendidikan kesehatan dan
pendidikan seks khususnya.
4. Perasaan aman pada penderita karena pemakaian obat antibiotik dan
kontrasepsi.
5. Akibat pemakaian obat antibiotik tanpa petunjuk yang sebenarnya, maka
timbul resistensi kuman terhadap antibiotik tersebut.
6. Fasilitas kesehatan yang kurang memadai terutama fasilitas laboraturium
dan kliniki pengobatan.
7. Banyaknya kasus asimtomatik, merasa tidak sakit, tetapi dapat menulari
orang lain.
Universitas Sumatera Utara
2.3.4 Gonore
2.3.4.1 Gonore Secara Umum
Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insidens yang tinggi di antara PMS Pada pengobatannya terjadi pula perubahan karena sebagian disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae yang telah resisten terhadap penisilin dan disebut Penicillinase Producing Neisseria Gonorrhoeae PPNG. Kuman ini meningkat dibanyak negeri
termasuk Indonesia.
Pada umumnya penularannya melalui hubungan kelamin yaitu secara genito- genital, oro-genital dan ono-genital. Tetapi, di samping itu dapat juga terjadi secara
manual melalui alat-alat, pakaian, handuk, termometer, dan sebagainya. Oleh karena itu secara garis besar dikenal gonore genital dan gonore ekstra genital.
2.3.4.2 Etiologi
Penyebab gonore adalah gonokok yang ditemukan oleh NEISSER pada tahun 1879 dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut temasuk dalam grup Neisseria
dan dikenal ada 4 spesies, yaitu N. gonorrhoeae dan N. meningitidis yang bersifat patogen serta N. catarrhalis dan N. pharyngis sisca yang bersifat komensal. Keempat
spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.
Gonokok termasuk golongan diplokok berbentuk biji kopi berukuran lebar 0,8 u dan panjang 1,6 u, bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung dengan pewarnaan
Gram bersifat Gram-negatif, terlihat di luar dan di dalam leukosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39
° C, dan tidak tahan zat desinfektan.
Secara morfologik ini terdiri atas 4 tipe yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili yang bersifat virulen, serta tipe 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan bersifat
Universitas Sumatera Utara