b. Secara Praktis Secara Praktis, pembahasan dalam skripsi ini diharapkan dapat menjadi
masukan, dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi kalangan akedemisi dalam menambah wawasan pengetahuan mengenai pentingnya penerapan
batas-batas wanprestasi dan perbuatan melawan hukum dalam suatu perikatan, sehingga dapat ditentukan upaya hukum apabila ada atau tidaknya hubungan
kontraktual.
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan dikepustakaan di lingkungan Universitas Sumatera Utara, belum ada penulisan skripsi yang membahas tentang
“Penerapan Batas-Batas Antara Wanprestasi dengan Perbuatan Melawan Hukum” sampai dengan penulisan skripsi ini dilakukan. Hal ini juga didasarkan pada
penelitian yang dilakukan pada Kepustakaan Keperdataan khususnya Perdata BW, sehingga dapat dikatakan bahwa isi penulisan ini adalah asli, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Skripsi ini disusun berdasarkan referensi buku-buku, media cetak maupun elektronik, juga melalui bantuan dari berbagai pihak.
E. Tinjauan Kepustakaan
Perikatan adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda “Verbintenis”. Istilah perikatan ini lebih umum dipakai dalam literatur hukum di
Indonesia. “Perikatan artinya hal yang mengikat orang yang satu terhadap orang
Universitas Sumatera Utara
yang lainnya
12
Dari ketentuan pasal-pasal yang terdapat dalam undang-undang tersebut dapat diketahui bahwa sumber perikatan itu adalah perjanjian dan undang-
undang. Dari uraian tersebut dapatlah dikemukakan bahwa perikatan adalah hubungan hukum yang terjadi antara debitur dan kreditur, yang terletak dalam
bidang harta kekayaan .” Pengaturan Hukum Perikatan terdapat pada buku III Kitab
Undang-undang Hukum Perdata KUH Perdata terdiri dari 18 bab, tiap-tiap bab dibagi lagi menjadi beberapa bagian.
13
2. Karena keadaan memaksa force majeur, jadi diluar kemampuan
debitur, debitur tidak bersalah .
Prestasi adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitur dalam setiap perikatan. Pemenuhan prestasi adalah hakikat perikatan, sehingga wujud prestasi
itu adalah memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidak berbuat sesuatu. Wanprestasi berasal dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda
“wanprestatie”, artinya tidak memenuhi kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatan, baik perikatan yang timbul karena perjanjian maupun perikatan yang
timbul karena undang-undang. Tidak dipenuhinya kewajiban itu ada dua kemungkinan, yaitu :
“ 1. Karena kesalahan debitur, baik karena kesengajaan maupun karena kelalaian;
14
. “
12
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Bandung : Alumni, 1981, hal. 5.
13
Ibid , hal. 9.
14
Ibid, hal 19-20.
Universitas Sumatera Utara
Istilah perbuatan melawan hukum pada umumnya adalah sangat luas artinya, yaitu kalau perkataan “Hukum” dipakai dalam arti yang seluas-luasnya
dan hal perbuatan melawan hukum dipandang dari segala sudut. Hukum adalah rangkaian peraturan-peraturan yang mengenai tingkah laku orang-orang sebagai
anggota suatu masyarakat, sedang satu-satunya tujuan dari hukum adalah mengadakan keselamatan dan kebahagiaan sebagai tata tertib dalam masyarakat.
Perbuatan melawan hukum adalah bukan saja perbuatan yang langsung melawan hukum, melainkan juga perbuatan yang secara
langsung melanggar peraturan lain daripada hukum diantaranya peraturan dalam lapangan kesusilaan, keagamaan dan sopan santun. Sehingga
perbuatan yang bertentangan dengan norma kesusilaan, keagamaan dan sopan santun sudah dapat dikatakan perbuatan yang melawan hukum
15
15
Wiryono Prodjodikoro, Perbuatan Melanggar Hukum, Bandung ; Sumur Bandung, 1992 hal. 13.
. Akibat umum dari suatu perbuatan melawan hukum yaitu kekacauan
dalam masyarakat, kegoncangan dalam neraca keseimbangan masyarakat, atau dapat dikatakan sebagai suatu keganjilan. Oleh sebab itu, suatu perbuatan dapat
dikatakan melawan hukum walaupun tidak melanggar ketentuan yang terdapat dalam suatu perjanjian.
Didalam suatu perikatan, perbuatan melawan hukum dapat terjadi apabila tidak ada hubungan kontraktual antara para pihak yang menimbulkan kerugian
dan pihak yang menderita kerugian. Apabila pihak yang menimbulkan kerugian tidak melanggar ketentuan dalam perjanjian, tetapi menimbulkan kerugian pada
pihak lain, sudah dapat dikatakan sebagai perbuatan melawan hukum.
Universitas Sumatera Utara
F. Metode Penulisan