jalan kuda disambar petir hingga mati. Karenanya, si penjual kuda tu bagaimanapun tidak memenuhi prestasinya.
Force majeur dalam hubungannya dengan pelaksanaan perjanjan dapat
dibedakan antara force majeur yang lengkap dan force majeur yang sementara. Force majeur
yang lengkap adalah keadaan memaksa yang menyebabkan suatu perjanjian seluruhnya tidak dapat dilaksanakan sama sekali. Sedangkan
force majeur yang sebagian adalah keadaan memaksa yang mengakibatkan
sebagian dari perjanjian tidak dapat dilaksanakan. Selanjutnya yang disebut force majeur yang tetap adalah adalah keadaan
memaksa yang mengakibatkan suatu perjanjian terus-menerus atau selamanya tidak mungkin dilaksanakan.
Sedangkan yang disebut force majeur yang sementara adalah force majeur yang mengakibatkan pelaksanaan suatu perjanjian ditunda sampai waktu yang
ditentukan semula dalam perjanjian.
C. Wujud Wanprestasi dalam Perikatan
Dalam suatu perikatan yang dibuat dua pihak yang terikat yaitu debitur dan kreditur dimana dalam hal ini menimbulkan hak dan kewajiban bagi para
pihak sesuai dengan apa yang disepakati bersama. Debitur diwajibkan untuk menyerahkan prestasi kepada kreditur dimana prestasi berupa memberikan,
berbuat, atau tidak berbuat sesuatu pasal 1234 KUH Perdata. Selain itu debitur juga berkewajiban untuk memberikan harta kekayaannya diambil oleh kreditur
sebagai pelunasan atas hutang debitur yang tidak memenuhi kewajibannya.
Universitas Sumatera Utara
Adapun wujud atau bentuk wanprestasi itu adalah sebagai berikut
20
a. Kerugian yang diderita kreditur;
: “ 1.Debitur tidak memenuhi perikatan atau sama sekali tidak
melaksanakan prestasi; 2.Debitur terlambat memenuhi prestasiperikatan;
3.Debitur melaksanakan prestasi tetapi tidak baik, atau debitur keliru atau tidak pantas dalam memenuhi perikatan.”
Dari ketiga bentuk wanprestasi tersebut diatas, maka yang menjadi masalah adalah pada saat mana debitur dikatakan terlambat memenuhi prestasi
dan pada saat mana pula debitur dikatakan tidak memenuhi prestasi sama sekali. Apabila debitur tidak memenuhi perikatan atau melakukan perbuatan
wanprestasi maka dalam hal ini kreditur dapat meminta ganti rugi atau ongkos kerugian dan bunga yang dideritanya. Hal ini menurut ketentuan yang diatur
dalam pasal 1246 KUH Perdata bahwa oleh kreditur dapat dituntut :
b. Keuntungan yang seharusnya akan diterima.
Menurut Mariam Darus wujud dari tidak memenuhi perikatan ada 3 macam yaitu :
1 Debitur sama sekali tidak memenuhi perikatan,
2 Debitur terlambat memenuhi perikatan
3 Debitur keliru atau tidak memenuhi perikatan.
Dalam kenyataannya, sukar menentukan saat debitur dikatakan tidak memenuhi perikatan, karena ketika mengadakan perjanjian pihak-pihak tidak
menentukan waktu untuk melaksanakan perjanjian tersebut. Bahkan dalam perikatan, waktu untuk melaksanakan prestasi ditentukan, sehingga cidera janji
20
Gunawan Widjaja, Memahami Prinsip Keterbukaan, aanvullend Recht, dalam Hukum Perdata,
Jakarta : PT .Raja Grafindo Persada, 2006,hal. 356.
Universitas Sumatera Utara
tidak terjadi dengan sendirinya. Wanprestasi itu tidak terjadi dengan sendirinya, maka untuk menentukan seseorang itu wanprestasi tergantung kepada waktu yang
diperjanjikan, yang mudah untuk menentukan saat debitur wanprestasi yaitu mulai saat orang itu melakukan perbuatan yang dilarang dalam perjanjian dan tidak
memenuhi perikatan, maka dikatakanlah wanprestasi.
D. Akibat Hukum Wanprestasi dalam Perikatan dan Cara Penyelesaiannya