Pengaruh pengambilan analgesik berdasarkan tingkat keparahan dismenorea

5.2.1. Jumlah responden dismenore primer yang mengalami pertambahan dan pengurangan dengan penggunaan analgesik dan tidak menggunakan analgesik. Berdasarkan table 5. 2, sebanyak 47 orang dismenorea yang mengunakan analgesik, diketahui bahwa setelah dilakukan pengiraan volume darah berdasarkan tabel pengukuran darah yang telah disediakan, didapati terdapat peningkatan volume darah berdasarkan referensi, volume darah yang lebih dari 80 ml dikatakan volume darah menstruasi bertambah. Selain itu dari golongan mahasiswi yang menggunakan analgesik, sebanyak 27 orang mahasiswi diketahui volume darah menstruasinya berkurang. Hal yang sama terjadi pada penderita dismenore yang tidak menggunakan analgesik, dalam tabel 5.2. menyatakan bahwa sebanyak 42 orang yang tidak menggunakan analgesik terjadi pertambahan volume darah menstruasi dan 32 orang mahasiswi diketahui terjadinya pengurangan volume darah. Walaupun terjadi pertambahan volume darah menstruasi pada penderita yang menggunakan analgesik dan tidak menggunakan analgesik, nampaknya jumlah mahasiswi yang terjadi pertambahan volume darah dari kumpulan yang menggunakan analgesik lebih tinggi jika dibandingkan kumpulan mahasiswi yang tidak menggunakan analgesik.

5.2.2 Pengaruh pengambilan analgesik berdasarkan tingkat keparahan dismenorea

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui keputusan individu dalam pengambilan analgesik untuk mengurangi nyeri haid yang dialami adalah berbeda. Ada yang mengambil analgesik setelah nyeri yang haid yang dirasakan itu adalah berat atau sederhana dan juga ada yang ringan. Tiap-tiap individu mempunyai reaksi yang berbeda-beda untuk mengatasi setiap permasalahannya masing-masing termasuklah penanganan nyeri haid yang dialami. Pengambilan analgesik ini merupakan salah satu cara bagi setiap individu dalam Universitas Sumatera Utara menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan keinginan yang dicapai dengan harapan nyeri teratasi dan respon terhadap situasi seperi nyeri haid yang bagi mereka adalah suatu ancaman terhadap kualitas hidup sehari setelah menstruasi. Jadi, pengambilan analgesic ini adalah wajar bagi tiap-tiap individu tersebut. Interpretasi seseorang terhadap sakit dapat berbeda sehingga mempengaruhi keputusan yang diambil, misalnya nyeri haid yang diperberat dengan kelelahan diinpretasikan sebagai nyeri haid yang berat dan begitulah sebaliknya. Supardi dan Notosiswoyo, 2003 Keputusan dalam pengambilan analgesik juga dipengaruhi oleh beberapa faktor individu yaitu: 1. pengalaman- pengalaman diri sendiri dan juga orang lain menyakinkan bahawa penggunaan analgesik bisa mengurangi nyeri sama ada yang ringan, sederhana dan juga berat 2. tingkat pendidikan- semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang individu, semakin luas tingkat pengetahuan, dan individu tersebut akan cuba untuk memahami dan mencari penyelesaian tentang masalah yang berlaku pada diri sendiri 3. fasilitas dan ekonomi- kemudahan atau fasilitas dan ekonomi yang tidak bermasalah untuk mendapatkan obat ditempat tinggal juga mempengaruhi seseorang individu dalam pengambilan analgesik untuk mengurangi nyeri haid yang dialami. 4. keberhasilan- keberhasilan penggunaan analgesik dalam mengirangi nyeri haid yang berat atau ringan sebelumnya juga bisa mempengaruhi pengambilan analgesik untuk nyeri yang berikutnya. Supardi dan Notosiswoyo, 2003

5.2.3 Hasil T-test