Defenisi Indikasi TINJAUAN PUSTAKA

5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan terjadi dalam dua keadaan yaitu Persalinan biasa dan persalinan luar biasa. Persalinan biasa disebut juga persalinan spontan adalah Bila bayi lahir dengan persentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam. Persalinnan luar biasa atau abnormal ialah bila bayi dilahirkan pervaginam dengan cunam, atau ekstraktor vacum, versi dan ekstraksi, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya Prawirohardjo, 1999. Istilah sesaria sendiri berasal dari bahasa Latin Caedere yang artinya memotong atau menyayat. Tindakan yang dilakukan tersebut bertujuan untuk melahirkan bayi melalui tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut dan dinding rahim. Menurut sejarah seksio sesaria, bayi terpaksa dilahirkan melalui cara ini apabila persalinan alami sudah dianggap tidak efektif atau dalam keadaan darurat dan hanya dapat diselamatkan melalui operasi. Bramantyo, 2003 Universitas Sumatera Utara 6

2.2 Indikasi

Melahirkan dengan cara bedah atau seksio sesarea tidak bisa diputuskan bagitu saja oleh dokter karena resiko yang mungkin dialami akibat pembedahan harus dipertimbangkan, baik dari segi kesehatan ibu maupun bayinya. Seksio ini seharusnya dilakukan jika keadaaan medis memerlukannya. Artinya janin atau ibu dalam keadaaan gawat darurat dan hanya dapat diselamatkan jika persalinan dilakukan dengan jalan seksio sesarea. Itu sebabnya harus ada alasan yang jelas untuk melakukan tindakan pembedahan. Hal ini karena bentuk operasi apapun selalu mengandung resiko sehingga harus ada indikasi yang jelas. Tindakan operasi diputuskan oleh penolong persalinan, bertujuaan untuk memperkecil terjadinya resiko yang membahayakan jiwa ibu atau bayinya. Namun, dalam kehamilan sehat, persalinan secara alami jauh lebih aman. Meskipun demikian kini banyak pasien yang dengan sengaja meminta persalinan dengan jalan operasi walaupun tanpa alasan medis yang tepat. Pada keadaan ini semuanya memang kembali pada etika profesi kedokteran. Pada umumnya dokter akan menilai dan mengambil keputusan yang terbaik dalam membantu suatu proses persalinan. bramantyo, 2003 Mengenai kontra indikasi, perlu diingat bahwa seksio sesarea dilakukan baik untuk kepentingan ibu maupun untuk kepentingan bayi, oleh sebab itu seksio sesarea tidak dilakukan kecuali dalam keadaaan terpaksa. Universitas Sumatera Utara 7 Adapun indikasi Secsio Sesarea terhadap janin Yaitu : 1. Bayi terlalu besar Berat bayi lahir sekitar 4.000 gram atau lebih giant baby,menyebabkan bayi sulit keluar dari jalan lahir. Umumnya, pertumbuhan janin yang berlebihan makrosomia karena ibu menderita kencing manis Keadaan ini dalam ilmu kedokteran disebut bayi besar objektif. Apabila dibiarkan terlalu lama di jalan lahir dapat membahayakan keselamatan janinnya. 2. Kelainan Letak Ada dua kelainan letak janin dalam rahim, yaitu : a. Letak Sungsang Sekitar 3-5 atau 3 dari 100 bayi terpaksa lahir dalam posisi sungsang. Resiko bayi lahir sungsang pada persalinan alami diperkirakan 4 kali lebih besar dibandingkan lahir dengan letak kepala yang normal. Oleh karena itu, biasanya langkah terakhir untuk mengantisipasi terburuk karena persalinan yang tertahan akibat janin sungsang adalah operasi. Namun, tindakan operasi untuk melahirkan janin sungsang baru dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu posisi janin yang beresiko terjadinya “macet” di tengah proses persalinan. Apabila posisi bokong di bawah rahim dengan satu atau dua kaki menjuntai maka kelahiran bayinya harus dengan operasi sesar. b. Letak Lintang Kelainan lain yang paling sering terjadi adalah letak lintang atau miring. Letak yang demikian menyebabkan poros janin tidak sesuai dengan arah jalan lahir. Pada keadaan ini, letak kepala pada posisi yang satu dan bokong pada sisi yang lain. Pada umumnya, bokong akan berada sedikit lebih tinggi dari pada Universitas Sumatera Utara 8 kepala janin, sementara bahu berada pada bagian atas panggul. Konon,punggung dapat berada di depan, belakang, atas, maupun bawah. Kelainan letak lintang ini hanya terjadi sebanyak 1. Letak lintang ini biasanya ditemukan pada perut ibu yang menggantung atau karena adanya kelainan bentuk rahimnya. Keadaan ini menyebabkan keluarnya bayi terhenti dan macet dengan persentasi tubuh janin di dalam jalan lahir. Apabila dibiarkan terlalu lama, keadaan ini dapat mengakibatkan janin kekurangan oksigen dan menyebabkan kerusakan pada otak janin. Oleh karena itu, harus segera dilakukan operasi untuk mengeluarkannya. 1. Gawat janin Diagnosis gawat janin berdasarkan pada denyut jantung janin yang abnormal. Gangguan pada bayi juga dapat diketahui dari adanya kotoran dalam air ketuban. Normalnya, air ketuban pada bayi cukup bulan berwarna agak putih keruh, seperti air cucian beras yang encer. Akan tetapi, jika janin mengalami gangguan, ia akan membuang kotorannya di dalam air ketuban sehingga warnanya menjadi kehijauan. Apabila proses persalinan sulit dilakukan melalui vagina maka bedah caesar merupakan jalan keluar satu-satunya. 2. Janin Abnormal Janin sakit atau abnormal, misalnya gangguan Rh, kerusakan genetik, dan hidrosephalus. 3. Faktor Plasenta Ada beberapa kelainan plasenta yang menyebabkan keadaan gawat darurat pada ibu atau janin sehingga harus dilakukan persalinan dengan operasi. a. Plasenta previa Universitas Sumatera Utara 9 b. Plasenta lepas c. Plasenta accreta d. Vasa previa 4. Kelainan Tali Pusat Berikut ini ada dua kelainan tali pusat yang biasa terjadi a. Prolapsus tali pusat Prolapsus tali pusat adalah keadaan menyembul sebagian atau seluruh tali pusat. Pada keadaan ini tali pusat, tali pusat sudah berada didepan atau disamping bagian terbawah janin atau tali pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi. b. Terlilit tali pusat Dalam rahim, tali pusat ikut “berenang” bersama janindalam kantung ketuban. Ketika janin bergerak, letak dan posisi tali pusatpun biasanya ikut bergerak dan berubah. Kadang akibat gerak janin dalam rahim, letak dan posisi tali pusat membelit tubuh janin, baik dibagian kaki, paha, perut, lengan, atau lehernya. 5. Gamelli Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi dari pada kelahiran satu bayi. Oleh karena itu, pada kelahiran kembar dianjurkan dilakukan di rumah sakit karena kemungkinan sewaktu-waktu dapat dilakukan tindakan operasi tanpa direncanakan. Meskipun dalam keadaan tertentu, bisa saja bayi kembar lahir secara alami. Bramantyo 2003 Universitas Sumatera Utara 10

2.3 Tipe – Tipe Seksio Sesarea