Gejala Kanker Payudara Klasifikasi Kanker Payudara

8. Wanita yang obesitas kegemukan pasca menopause, mengkonsumsi lemak, dan konsumsi alkohol berlebihan Setiati, 2009. Faktor Obesitas menyebabkan 30 resiko terjadinya kanker. Asupan energi yang berlebihan pada obesitas menstimulasi produksi hormon estrogen, terutama setelah menopause. Terdapat hubungan yang bermakna antara terjadinya kanker payudara dengan berat badan yang berlebih, diet yang tidak seimbang serta kurangnya aktifitas. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasae Indonesia RISKESDAS tahun 2007, kejadian kanker payudara pada obesitas dengan usia 15 tahun sebanyak 10,3 , overweight pada wanita 6-14 tahun sebanyak 6,4 , dan laki- laki 6-14 tahun sebanyak 9,5 . Sedangkan berdasarkan Data WHO, kejadian obesitas usia 5-17 tahun sebanyak 10 .

2.4.3. Gejala Kanker Payudara

Kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak terganggu aktivitasnya. Tanda yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah teraba benjolan kecil di payudara. Keluhan baru timbul bila penyakitnya sudah lanjut. Beberapa keluhannya antara lain Dalimartha, 2004: 1. Teraba benjolan pada payudara. 2. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya. 3. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau diobati. 4. Eksim pada putting susu dan sekitarnya. 5. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari putting atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui. Universitas Sumatera Utara 6. Puting susu tertarik kedalam. 7. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk peau d’orange.

2.4.4. Klasifikasi Kanker Payudara

Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim TNM yang direkomendasikan oleh AJCC, 1992 American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons. Pada sistim TNM dinilai tiga faktor utama yaitu T yaitu Tumor size atau ukuran tumor , N yaitu Node atau kelenjar getah bening regional dan M yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T,N,M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi PA . Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut Tjindarbumi, 2005 : • T Tumor size, ukuran tumor :  T 0 : tidak ditemukan tumor primer  T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang  T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm  T 3 : ukuran tumor diameter 5 cm  T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya , dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama Universitas Sumatera Utara • N Node, kelenjar getah bening regional kgb :  N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak aksilla  N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan  N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan  N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka supraclavicula atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum • M Metastasis , penyebaran jauh :  M x : metastasis jauh belum dapat dinilai  M 0 : tidak terdapat metastasis jauh  M 1 : terdapat metastasis jauh Setelah masing-masing faktot T,.N,M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut : • Stadium 0 : T0 N0 M0 • Stadium 1 : T1 N0 M0 • Stadium II A : T0 N1 M0 T1 N1 M0 T2 N0 M0 • Stadium II B : T2 N1 M0 T3 N0 M0 • Stadium III A : T0 N2 M0 T1 N2 M0 T2 N2 M0 T3 N1 M0 T2 N2 M0 • Stadium III B : T4 N0 M0 T4 N1 M0 T4 N2 M0 • Stadium IV : Tiap T-Tiap N -M1 2.4.5. Pencegahan Kanker Payudara Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Universitas Sumatera Utara Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tertier Sukardja, 2000. Menurut IUCC 1987 dalam Sukardja 2000, pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang sehat melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan dari kontak karsinogen dan berbagai faktor resiko, serta melaksanakan pola hidup sehat karena diperkirakan hampir seluruk kasus kanker disebabkan oleh karsinogen yang ada dilingkunagan kita, dan sebagian besar ada hubungannya dengan tembakau dan alkohol. Menurut Nina 2002 dalam Hawari 2004, pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memilki siklus haid normal merupakan population at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Diantaranya adalah dengan melakukan SADARI Pemeriksaan Payudara Sendiri dan skrining melalui mammografi. Menurut beberapa penelitian, menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan SADARI dibandingkan yang tidak. Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup Universitas Sumatera Utara penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan Hawari, 2004.

2.5. Deteksi Dini Kanker Payudara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Hkbp Nomensen Pematang Siantar Tahun 2013

22 147 156

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smk Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun 2015

12 91 120

Determinan Perillaku Sadari Remaja Putri dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2014

6 61 118

PENGARUH PELATIHAN SADARI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN CARA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA Pengaruh Pelatihan Sadari Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Siswi SMK Dwija Dharma Boyolali.

1 3 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Kader Melakukan Sadari Di Posyandu Desa Makamhaji.

1 3 17

PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA BERBASIS SADARI

0 0 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SADARI sebagai Alat Deteksi Dini Kanker Payudara 2.1.1 Deteksi Dini - Efektifitas Metode Simulasi terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI di SMA Negeri 1 dan SMA Citra

0 1 34

I. Pengetahuan mengenai SADARI - Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Hkbp Nomensen Pematang Siantar Tahun 2013

0 2 40

II. PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG SADARI - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smk Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun 2015

0 0 34

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smk Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun 2015

0 3 12