lebih rendah 200-400 g daripada ibu hamil dengan kadar hemoglobin lebih tinggi 10 gdl.
Scholl dkk. 1992 dalam Haram dkk. 2007 menyatakan anemia defisiensi besi meningkatkan insidensi BBLR Bayi Berat Lahir
Rendah sebanyak tiga kali. Lone dkk. 2004 menyatakan defisiensi besi menstimulasi produksi CRH Corticotrophin-Releasing
Hormone. Menurut Allen 2001 dalam Haram dkk. 2007 CRH
Corticotrophin-Releasing Hormone janin meningkatkan produksi kortisol dan kerusakan oksidatif pada eritrosit, yang dapat
menghambat pertumbuhan janin.
4. Mortalitas
Anemia selama kehamilan meningkatkan risiko mortalitas pada intrauterin dan perinatal. Umumnya, keadaan ini berhubungan
dengan prematuritas dan sepsis Lone dkk., 2004.
2.3. Embriologi Tengkorak
2.3.1. Proses Pembentukan Tengkorak
Menurut Sadler 2000, tengkorak terbagi atas dua bagian, yaitu: 1.
Neokranium Neokranium adalah bagian pembentuk batok pelindung di sekitar
otak. Neokranium terdiri atas dua bagian, meliputi: a.
Neokranium membranosa Neokranium membranosa terdiri atas tulang-tulang pipih yang
mengelilingi otak sebagai suatu kubah. Perkembangan atap dan sebagian besar sisi tulang tengkorak berasal dari sel-sel krista
Universitas Sumatera Utara
neuralis, sedangkan daerah oksipital dan bagian posterior rongga mata berasal dari mesoderm paraksial. Kedua sumber ini
memiliki mesenkim yang membungkus otak dan mengalami penulangan membranosa. Akibatnya, terbentuk sejumlah tulang
pipih membranosa yang ditandai dengan spikula-spikula tulang berbentuk seperti jarum. Spikula menyebar dari pusat
penulangan primer ke arah tepi secara progresif. Pada pertumbuhan masa janin dan setelah kelahiran, tulang
membranosa membesar dengan perlekatan lapisan-lapisan baru pada permukaan luar yang diikuti oleh resorpsi osteoklastik dari
arah dalam.
b. Neokranium kartilaginosa atau kondrokranium
Neokranium kartilaginosakondrokranium merupakan bagian yang membentuk tulang-tulang dasar tengkorak. Awalnya,
bagian ini terdiri dari beberapa kartilago yang terpisah-pisah. Kartilago yang terletak di depan batas rostral korda dorsalis dan
berakhir setinggi kelenjar hipofisis di tengah sella tursika, berasal dari sel-sel krista neuralis dan membentuk
kondrokranium parakordal. Kartilago yang terletak di sebelah posterior batas tersebut berasal dari mesoderm paraksial dan
membentuk kondrokranium kordal. Apabila kartilago-kartilago ini menyatu dan mengalami penulangan endokondral, maka
terbentuk dasar tengkorak. Dasar tulang oksipital terbentuk oleh kartilago parakordal dan
korpus tiga sklerotom oksipital. Pada bagian rostal lempeng dasar oksipital, terdapat kartilago hipofisis dan trabekula kranii.
Kartilago-kartilago ini segera menyatu untuk membentuk korpus
Universitas Sumatera Utara
tulang sfenoid dan ethmoid. Akibatnya, terbentuk suatu lempeng kartilago median yang berjalan dari daerah nasal sampai tepi
depan foramen magnum. Lempeng kartilago median tersebut mengalami sejumlah
kondensasi mesenkim di bagian kanan dan kiri. Bagian paling rostral, ala orbitalis, membentuk ala minor tulang sfenoid. Ala
minor tulang sfenoid diikuti oleh ala temporalis ke arah kaudal, dan membentuk ala magna tulang sfenoid. Terdapat juga kapsula
periotik yang membentuk pars petrosa dan pars mastoidea ossis temporalis. Bagian-bagian ini menyatu dengan lempeng median
satu sama lain, kecuali bagian lubang tempat saraf otak meninggalkan tengkorak.
2. Viserokranium Viserokranium adalah bagian pembentuk kerangka wajah.
Mesenkim untuk pembentukan tulang-tulang wajah, termasuk tulang hidung dan tulang mata os. lakrimalis, berasal dari sel-sel krista
neuralis. Viserokranium terutama dibentuk oleh dua lengkung faring pertama.
Salah satu lengkung tersebut membentuk bagian dorsal, yaitu prosesus maksillaris. Prosesus maksillaris berjalan ke depan, di
bawah daerah mata, dan membentuk os. maksilaris, os. zigomatikum, dan sebagian os. temporalis. Sedangkan, lengkung
lainnya membentuk bagian ventral, yaitu prosesus mandibularis. Bagian ini mengandung kartilago Meckel. Mesenkim di sekitar
kartilago Meckel memadat, menghilang, dan mengalami penulangan membranosa sehingga membentuk mandibula. Kartilago Meckel
tidak menghilang pada ligamentum sfenomandibularis. Ujung dorsal
Universitas Sumatera Utara
prosesus mandibularis dan lengkung faring kedua membentuk inkus, malleus, dan stapes.
2.3.2. Tengkorak Bayi Baru Lahir