BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Anemia merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat dunia yang mempengaruhi negara maju dan negara berkembang. Anemia memiliki dampak yang
besar terhadap kesehatan masyarakat, begitu juga pada perkembangan sosial dan ekonomi. Anemia terjadi di setiap tahap siklus hidup manusia, di mana satu dari
empat orang di dunia menderita anemia. Risiko tertinggi anemia terdapat pada anak- anak yang belum bersekolah 0-4,99 tahun dan ibu hamil World Health
Organization, 2008. Menurut World Health Organization 2008, seorang ibu hamil dinyatakan
anemia bila kadar hemoglobin 11,0 gdl. Prevalensi anemia saat kehamilan tahun 1993-2005 mencakup 41,8 populasi penderita anemia di dunia 95 CI: 39,9-
43,8, yaitu sebanyak 56 juta jiwa penduduk dunia 95 CI: 54-59 juta. Di Indonesia, proporsi populasi anemia saat kehamilan mencakup 44,3 95 CI: 17,3-
75,2, yaitu sebanyak 1.950.000 jiwa 95 CI: 761.000-3.308.000. Pada tahun 2002, anemia defisiensi besi telah dipertimbangkan sebagai faktor
kontribusi beban penyakit dunia yang paling penting World Health Organization, 2008. Anemia defisiensi besi merupakan tipe anemia paling umum pada kehamilan,
terutama di negara berkembang. Menurut Scholl dkk. 1992, ibu dengan anemia defisiensi besi memiliki resiko tiga kali lebih besar untuk melahiran BBLR Bayi
Berat Lahir Rendah. Selain itu, Sakande dkk. 2004 menyatakan bahwa keadaan defisiensi besi yang berat pada ibu telah menunjukkan dampak buruk pada kadar besi
bayi baru lahir, dan selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya Emamghorashi dan Heidari, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Masa neonatus merupakan waktu yang sangat rentan, di mana terdapat banyak penyesuaian fisiologis yang diperlukan untuk kehidupan ekstrauteri. Banyak masalah
khusus pada bayi baru lahir yang terkait dengan adaptasi yang buruk, seperti: asfiksia, kelahiran prematur, anomali kongenital, dan pengaruh-pengaruh proses persalinan
yang merugikan. Oleh sebab itu, pemeriksaan fisik dan perawatan rutin perlu diperlukan sejak bayi dilahirkan Needlman, 2000.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir dilakukan minimal tiga kali, yaitu saat lahir, pemeriksaan 24 jam di ruang perawatan, dan saat pulang. Beberapa pemeriksaan fisik
bayi baru lahir yang harus dicatat adalah lingkar kepala, berat badan, panjang badan, kelainan fisik yang ditemukan, frekuensi nafas, frekuensi nadi, serta keadaan tali
pusat Suradi, 2008. Menurut Gross dkk. 1978 dan Dolk 1991 dalam Bateman dan Chiriboga
2000, ukuran kepala kecil saat kelahiran bayi IUGR Intrauterine Growth Retardation merupakan faktor penting dalam memprediksi perkembangan neurologi
yang buruk. Terdapat bukti bahwa pertumbuhan otak yang terganggu pada masa janin dan bayi dapat mengarah pada fungsi kognitif yang lebih buruk di masa anak-anak.
Namun, efek dari kecepatan pertumbuhan otak setelah masa bayi masih belum diketahui Lundgren dkk., 2001 dan Gale dkk., 2004 dalam Gale dkk.,2006.
Berdasarkan uraian dari berbagai data dan penelitian di atas, penulis menyadari bahwa kondisi kehamilan seorang ibu sangat berperan penting pada perkembangan
janin. Kondisi janin selama kehamilan akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan bayi, anak, bahkan pada tahap tumbuh-kembang selanjutnya. Oleh
sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan lingkar kepala bayi baru lahir.
1.2. Rumusan Masalah