perubahan dan bahkan kehilangan fungsinya. Ketika berusia 15 tahun Aya mulai merasakan  kejanggalan-kejanggalan  pada  tubuhnya.  Begitu  pula  yang  di
perhatikan ibunya dimana sebagai orang tua ia melihat ada perubahan-perubahan yang terjadi pada diri anaknya. Kondisi kesehatan Aya terlihat semakin menurun.
Ketika  berjalanpun  ia  terlihat  sedikit  aneh  bahkan  sering  ia  terjatuh  tanpa  ada sesuatu  yang  menjadi  penyebabnya.  Perlahan  tapi  pasti  SCA  telah  membuat
tubuhnya  kian  melemah.  Aya  tidak  mampu  lagi  berjalan  tanpa  penyanggah bahkan pada akhirnya ia harus terduduk di kursi roda. Syaraf-syaraf jarinya pun
semakin  buruk  dalam  merespon  sehingga  ia  praktis  tidak  bisa  lagi menggunakannya.  Ketika  akhirnya  ia  hanya  mampu  berbaring  diatas  ditempat
tidurnya. Sungguh penyakit SCA ini telah mengubur masa depannya. Hal  ini  tentu  saja  berdampak  terhadap  kondisi  psikologis  Aya  Kito.  Ia
mengalami  depresi  yang  sangat  berat.  Ia  tumbuh  menjadi  remaja  yang  sangat sensitif  terhadap  perlakuan  dari  lingkungan  sekitarnya.  Namun,  di  lain  sisi  ada
sebuah kekuatan dalam diri yang ia miliki yaitu keinginannya untuk tetap hidup, ingin  membantu  orang  lain,  ingin  memberikan  sesuatu  buat  orang-orang  yang
menderita  sama  seperti  dirinya.  Meskipun  dengan  kondisi  yang  ia  jalani  saat menderita SCA. Hal inilah yang menjadi daya tarik penulis untuk meneliti lebih
dalam  lagi  akan  kondisi  psikologis  Aya  Kito  ketika  ia  berjuang  untuk  bertahan dari penyakitnya bahkan pada  akhirnya ia mampu menjadi panutan bagi orang-
orang disekitarnya.  Berdasarkan  alasan diatas penulis mengambil judul Analisis Psikologis Tokoh Utama dalam novel  1 Liter Of Tears  karya Aya Kito.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Universitas Sumatera Utara
Setiap manusia memiliki keinginan untuk dapat hidup sempurna. Menjalani setiap fase dalam hidupnya dengan baik. Dimulai dengan masa balita, anak-anak,
remaja,  dewasa,  menikah,  memiliki  anak,  memiliki  kehidupan  yang  sejahtera, keluarga  yang  harmonis  dan  masih  banyak  lagi  lainnya.  Karena  sudah  menjadi
sifat dasar manusia ingin mendapatkan yang lebih baik dari apa yang ia miliki saat ini.  Namun  apa  jadinya  ketika  seorang  manusia  sudah  tidak  memiliki  harapan
untuk  bisa  merencanakan  masa  depannya,  ditambah  lagi  dengan  hal  tersebut sudah diketahui ketika berumur 15 tahun. Adalah kisah nyata di Jepang dimana
seorang  anak  bernama  Aya  Kito  divonis  menderita  penyakit Spinocerebelar Ataxia. Yang penyakit ini masih belum ditemukan obatnya.
Dalam  menghadapi  penyakitnya  inilah  Aya  Kito  mengalami  pergulatan pikiran  yang  tiada  habisnya.  Berulang-kali  ia  bertanya  kepada  ibunya  kenapa
harus ia yang menderita penyakit tersebut. Dimasa muda dimana seharusnya ia mulai  merencanakan  jalan  kehidupannya  di  saat  itu  pula  ia  harus  menghadapi
ujian  yang  begitu  berat.  Sungguh  beban  mental  yang  begitu  besar  yang  harus dihadapi  seorang  remaja  yang  masih  belia.  Jika  dilihat  dari  sudut  pandang
psikologis  masa  remaja  adalah  masa  yang  sangat  labil  bagi  seorang  individu dalam  menjalani  kehidupan.  Karena  pada  masa  remaja  seorang  individu  mulai
mencari  konsep  diri  yang  ia  miliki.  Konsep  diri  merupakan  gambaran  yang dimiliki seorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman
yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan. Konsep diri berkembang dari pengalaman-pengalaman yang terus-
menerus. Menurut William H. Fitts 2006:138 mengemukakan bahwa konsep
Universitas Sumatera Utara
diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Dari Novel yang berjudul  1 Liter Of Tears  terlihat dengan jelas kekuatan jiwa yang begitu besar dimiliki oleh Aya. Meskipun tak jarang ia dilanda depresi
yang membuatnya terpuruk tapi ia mampu untuk bisa tetap bertahan dan berjuang dalam menjalani hidupnya. Tujuan hidup dan motivasi  yang kuat telah  menjadi
energi besar bagi dirinya untuk terus berjuang  melawan penyakit  yang diderita. Motivasi  dan  tujuan  hidup  memiliki  peranan  yang  besar  dalam  menjalani
kehidupan. Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan  atau  mencapai  sesuatu  tujuan.  Abraham  Maslow  mengemukakan
bahwa  pada  dasarnya  semua  manusia  memiliki  kebutuhan  dasar  dimana kebutuhan  itu  sendiri  merupakan  kebutuhan  akan  menjadi  motivasi  bagi  setiap
individu  disadari  atau  tidak..  Ia  menunjukkannya  dalam  5  tingkatan  yang berbentuk  piramid,  seseorang  memulai  dorongan  dari  tingkatan  terbawah.  Lima
tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang
hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Di Jepang sendiri terdapat sebuah  istilah  Ikigai   yang  berarti  tujuan  hidup.  Pada  dasarnya  ikigai  adalah
cerminan  dari  tujuan  hidup  atau  dengan  kata  lain  sebuah  motivasi  Oleh  karena itulah  penulis  ingin  mencoba  mendefinisikan  lebih  detil  terhadap  kondisi
psikologis  yang  dihadapi  oleh  Aya  Kito  sebagai  remaja  yang  dihadapkan  pada penyakit  yang  mematikan..  Selain  itu  penulis  juga  ingin  melihat  sejauh  mana
tujuan  hidup  atau  yang  disebut  dengan  ikigai  bisa  menjadi  kekuatan  dalam menjalani sebuah kehidupan khususnya yang telah dialami oleh Aya Kito. Maka
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan  hal  tersebut,  penulis  merumuskan  permasalahan  dalam  bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kondisi psikologis Aya Kito ketika ia dihadapkan dengan penyakitnya tersebut sesuai dalam novel  1 Liter Of Tears ?
2. Bagaimana motivasi Aya Kito dalam menjalani kehidupannya?
1.3. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN