abang remaja tersebut menghisap rokok. Oleh karena itu mereka berpendapat tidak salah bagi mereka untuk merokok.
Pada penelitian juga dijumpai terdapat teman siswa tersebut yang merokok. Smet 1999 mengatakan remaja merokok ketika bersama-sama
dengan teman mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Jusuf 1994 di Jakarta Timur, perilaku merokok sering disebabkan oleh anggota keluarga seperti
abang dan temannya. Pada penelitian ini didapati terdapat anggota keluarga yaitu ibu
responden yang menghalangi anaknya untuk tidak merokok tetapi responden tersebut masih tetap juga merokok. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mariani, S.R., 2004 yang mengatakan ibu bapa tidak peduli anaknya merokok. Mengikut pandangan peneliti mengapa responden masih
lagi merokok walaupun sudah dilarang oleh ibunya karena sikap remaja itu yang ingin hidup bebas dan tidak suka dikengkang. Selain itu pengaruh teman
yang merokok lebih memainkan peranan terhadap remaja merokok.
5.2.5. Pengetahuan Siswa
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan pengetahuan siswa SMP Dharma Pancasila mengenai rokok dan bahaya merokok secara umum sudah baik.
Pengetahuan responden meliputi kandungan dalam rokok dan efek yang bisa terjadi apabila mengisap rokok seperti penyakit jantung, penyakit paru,
kanker, ketagihan, gangguan pada kehamilan, efek pada anak dan efek pada perokok pasif. Sebagian besar siswa menjawab dengan benar terhadap
beberapa pernyataan yang diajukan. Sebagian besar siswa 91.1 mengetahui bahawa merokok bisa menyebabkan ketagihan. Sebagian besar
siswa 77.8 mengetahui bahawa merokok bisa menyebabkan gangguan pada janin seperti terjadinya keguguran pada wanita hamil. Sebagian besar
siswa 80.0 mengetahui bahawa wanita hamil yang merokok, bisa
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan anak yang dilahirkan mengalami gangguan perkembangan fisik dan gangguan intelektual. Namun, terdapat sebilangan siswa 77.8 yang
tidak tahu bahan-bahan kimia yang terdapat dalam rokok. Pengetahuan siswa yang baik ini dipengaruhi oleh penyuluhan yang
dilakukan oleh pihak sekolah terhadap bahaya merokok. Selain itu juga terdapat informasi dari iklan dan juga koran yang menayangkan mengenai
bahaya merokok. Pada usia meningkat remaja, remaja juga sudah tahu untuk membedakan yang baik dan yang tidak baik dan merokok merupakan sesuatu
yang tidak baik. Guru juga sangat berperan dalam mengajarkan kepada siswa- siswa mereka mengenai gaya hidup yang sehat dan salah satu daripadanya
adalah tidak mengisap rokok. Guru di SMP Dharma Pancasila memiliki pengetahuan yang baik mengenai merokok. Menurut Notoatmodjo 2007,
pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang untuk bertindak. Dengan memiliki pengetahuan yang baik, guru bisa memberikan infomasi kepada
siswa mengenai bahayanya merokok.
5.2.6. Sikap Siswa Tentang Merokok
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa 94.4 siswa mempunyai sikap yang baik mengenai merokok. Sebanyak 95.6 bersetuju bahawa
merokok perlu dilarang ditempat umum. 97.8 siswa bersetuju bahawa rokok tidak bisa dijualkan kepada anak yang berusia kurang 18 tahun. Selain itu,
sebanyak 93.3 siswa berpendapat ceramah merokok perlu dilakukan di sekolah. 92.2 siswa pula bersetuju orang yang merokok di tempat umum
perlu disuruh untuk tidak mengisap rokok. Sebanyak 94.4 bersetuju untuk tidak mengambil rokok apabila ditawarkan rokok oleh orang lain. Namun
terdapat 33.3 tidak bersetuju untuk tidak bergaul dengan orang yang mengisap rokok.
Universitas Sumatera Utara
Sikap yang baik yang ditunjukkan oleh siswa ini disebabkan mereka sudah ada kesadaran mengenai bahayanya merokok. Mereka ingin ceramah
dilakukan di sekolah supaya mereka dapat tahu mengenai rokok dan bahayanya merokok dengan lebih mendalam. Selain itu, pengetahuan yang
baik mengenai merokok juga akan berpengaruh mengenai sikap yang baik yang ditunjukkan oleh siswa SMP terhadap merokok. Secara umumnya, siswa
SMP Dharma Pancasila menunjukkan sikap yang baik mengenai merokok.
5.2.7 Tindakan siswa terhadap merokok