kardiovaskuler, kelainan saluran pernapasan dan kanker, baik kanker paru-paru, esophagus, laring dan rongga mulut Sitepoe, 2000.
Asap rokok mengandung komponen-komponen dan zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti nikotin, tar dan karbon monoksida. Nikotin bisa memparahkan
lagi gangguan kardiovaskular seperti penyakit jantung iskemik, Raynaud’s syndrome dan cerebral aneurysms Mangan G.L. Golding J.F., 1984. Namun, masih banyak
juga orang yang merokok.
1.2. Rumusan Masalah
Dengan memerhatikan latar belakang masalah di atas, penulis berkeinginan untuk mengetahui bagaimana perilaku anak-anak Sekolah Menengah Pertama SMP
di Medan tentang merokok.
1.3. Tujuan penelitian
1.3.1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini dilakukan adalah untuk melihat tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan anak-anak di SMP tentang merokok
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan siswa SMP tentang merokok.
2. Mengetahui usia siswa SMP mulai merokok.
3. Mengetahui prevalensi siswa SMP yang sudah pernah merokok.
4. Mengetahui jumlah rokok yang dikonsumsi oleh siswa SMP dalam satu
hari. 5.
Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa SMP mulai merokok.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat terhadap : a
Supaya dapat memberi infomasi kepada guru masalah merokok pada siswa SMP di Medan supaya dapat dilakukan penanganan bagi mengurangi perilaku
merokok pada siswa SMP. b
Supaya siswa-siswa SMP menambah pengetahuan tentang bahayanya merokok dan termotivasi untuk tidak merokok bagi siswa yang belum pernah
merokok dan berhenti merokok bagi siswa yang masih merokok. c
Supaya sekolah menyadari tentang besarnya masalah rokok pada siswa SMP yang semakin memprihatinkan dan perlu diatasi dengan secepat mungkin
dengan memberi edukasi dan penyuluhan kepada siswa tentang bahaya merokok.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Merokok
2.1.1. Kandungan rokok
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian diisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa. Temperatur pada
sebatang rokok yang tengah dibakar adalah 900 C untuk ujung rokok yang
dibakar dan 30 C untuk ujung rokok yang terselip di antara bibir perokok.
Asap rokok yang diisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua komponen yang lekas menguap berbentuk gas dan komponen yang yang bersama gas
terkondensasi menjadi partikel. Dengan demikian, asap rokok yang diisap dapat berupa gas sejumlah 85 dan sisanya berupa partikel Sitepoe, 2000.
Asap rokok yang diisap melalui mulut disebut mainstream smoke, sedangkan asap rokok yang terbentuk pada hujung rokok yang terbakar serta
asap rokok yang dihembuskan ke udara oleh perokok disebut sidestream smoke. Sidestream smoke menyebabkan seseorang menjadi perokok pasif.
Asap rokok mainstream mengandung 4000 jenis bahan kimia berbahaya dalam rokok dengan berbagai mekanisme kerja terhadap tubuh. Dibedakan
atas fase partikel dan fase gas. Fase partikel terdiri daripada nikotin, nitrosamine, N nitrosonorktokin, poliskiklik hidrokarbon, logam berat dan
karsinogenik amin. Sedangkan fase yang dapat menguap atau seperti gas adalah karbonmonoksid, karbondioksid, benzene, amonia,
formaldehid,hidrosianida dan lain-lain Sitepoe, 2000. Beberapa bahan kimia yang terdapat di dalam rokok dan mampu
memberikan efek yang mengganggu kesehatan antara lain nikotin, tar, gas karbon monoksida dan berbagai logam berat seseorang akan terganggu
kesehatan bila merokok secara terus menerus. Hal ini disebabkan adanya nikotin di dalam asap rokok yang diisap. Nikotin bersifat adiktif sehingga bisa
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan seseorang menghisap rokok secara terus-menerus. sebagai contoh, seseorang yang menghisap rokok sebanyak sepuluh kali isapan dan
menghabiskan 20 batang rokok sehari, berarti jumlah isapan rokok per tahun mencapai 70.000 kali. Nikotin bersifat toksis terhadap jaringan syaraf juga
menyebabkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Denyut jantung bertambah, kontraksi otot jantung seperti dipaksa, pemakaian oksigen bertambah, aliran
darah pada pembuluh darah koroner bertambah dan vasokontriksi pembuluh darah perifer. Nikotin meningkatkan kadar gula darah, kadar asam lemak
bebas, kolestrol LDL dan meningkatkan agresi sel pembekuan darah Sitepoe, 2000.
Tar mempunyai bahan kimia yang beracun yang bisa menyebabkan kerusakan pada sel paru-paru dan menyebabkan kanker. Rokok juga
mengandung gas karbon monoksida CO yang bisa membuat berkurangnya kemampuan darah untuk membawa oksigen. Gas ini bersifat toksis yang
bertentangan dengan gas oksigen dalam transport hemoglobin Sitepoe, 2000.
2.1.2. Efek merokok
Merokok bukanlah penyebab suatu penyakit, tetapi dapat memicu suatu jenis penyakit sehingga boleh dikatakan merokok tidak menyebabkan
kematian secara langsung, tetapi dapat mendorong munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Berbagai jenis penyakit dapat dipicu
karena merokok mulai dari penyakit di kepala sampai dengan penyakit di kaki. Penyakit yang bisa disebabkan oleh merokok adalah seperti sakit
kardiovaskuler, penyakit jantung koroner dan kanker seperti kanker paru-paru, kanker mulut, kanker esophagus dan lain-lain lagi Sitepoe, 2000.
Faktor yang mempengaruhi tinggi risiko terkena kanker paru adalah usia perokok, usia perokok itu mulai merokok dan jumlah rokok yang diisap
dalam satu hari. Risiko terkena kanker paru meningkat 3.62 kali lipat dengan
Universitas Sumatera Utara
peningkatan usia perokok sebanyak 10 tahun. Risiko terkena kanker paru meningkat 2.82 kali lipat dengan peningkatan jumlah rokok yang diisap dalam
sehari. Risiko terkena kanker paru menurun 0.332 kali lipat dengan peningkatan usia sebanyak 10 tahun perokok mulai merokok Situmeang,
2001. Sekitar 85 penderita penyakit paru-paru yang bersifat kronis dan
obstruktif misalnya bronchitis dan emfisema ini adalah perokok. Gejala yang ditimbulkan pada penyakit paru dan obstruktif berupa batuk kronis, berdahak
dan gangguan pernafasan. Apabila diadakan uji fungsi paru maka pada perokok, fungsi parunya jauh lebih jelek dibandingkan dengan bukan perokok
Sitepoe, 2000. Rokok merupakan faktor risiko penyakit paru obstruktif menahun
yang utama. Asap rokok dapat menganggu aktifitas saluran pernapasan dan mengakibatkan hipertrofi kelenjar mukosa. Mekanisme kerusakan paru akibat
merokok melalui dua tahap yaitu peradangan yang disertai kerusakan pada matriks ekstrasel dan menghambat proses perbaikan matriks ekstrasel.
Mekanisme kerusakan paru akibat rokok adalah melalui radikal bebas yang dikeluarkan oleh asap rokok Muhammad Amin, 1996.
Pada wanita hamil yang perokok, akan terjadi efek pada janin dalam kandungannya. Merokok pada wanita hamil memberi risiko yang tinggi untuk
terjadinya keguguran, kematian janin, kematian bayi sesudah lahir dan kematian mendadak pada bayi Sitepoe, 2000. Chanoine J.P dalam Sitepoe,
2000 mengatakan wanita hamil perokok juga akan mengganggu perkembangan kesehatan fisik maupun intelektual anak-anak yang akan
bertumbuh. Chainoine J.P dalam Sitepoe, 2000 juga mengatakan merokok bisa
mengurangi peluang seseorang untuk memiliki anak. Fertilitas pria ataupun wanita perokok akan mengalami penurunan dibandingkan dengan bukan
Universitas Sumatera Utara
perokok. Wanita perokok akan mengalami masa menopause lebih cepat dibandingkan wanita yang tidak merokok.
Rokok bisa mengakibatkan kulit menjadi mengerut, kering, pucat dan mengeriput terutama di daerah wajah. Mekanisme ini terjadi akibat bahan
kimia yang dijumpai didalam rokok yang mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah tepi dan di daerah terbuka misalnya pada wajah. Bagi mereka
yang berkulit putih, kulit menjadi pucat, kecoklatan, mengeriput terutama di bagian pipi dengan adanya penebalan di antara bagian yang mengeriput
Sitepoe, 2000. Selain itu, rokok juga bisa menjadi penyebab polusi udara dalam
ruangan. Asap rokok menjadi penyebab paling dominan dalam polusi ruangan tertutup. Rokok memberikan polutan berupa gas dan logam-logam berat.
Gangguan akut dari polusi ruangan dengan rokok adalah bau yang kurang menyenangkan serta menyebabkan iritasi mata, hidung dan tenggorokan. Bau
polusi rokok akan mempengaruhi rasa tidak enak badan. Bagi penderita asma, polusi ruangan akan memicu terjadinya asma Sitepoe, 2000.
Asap rokok juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan terhadap perokok pasif yaitu orang yang berada berdekatan dengan perokok yang turut
mengisap asap rokok Sidestream smoke. Seorang perempuan yang mempunyai suami yang mengisap rokok mempunyai risiko yang lebih tinggi
untuk mengidap kanker paru berbanding dengan perempuan yang tidak mempunyai suami yang merokok Taufik, 2000.
2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja. Nawi et. al. 2006 mengatakan remaja di Indonesia berpendapat
merokok telah menjadi kebiasaan budaya. Kebanyakan lelaki pada masa sekarang menghisap rokok. Di rumah terdapat paling kurang satu anggota
Universitas Sumatera Utara
keluarga yang mengisap rokok. Di kalangan teman-teman, akan ada seorang yang merokok. Begitu juga di sekolah. Remaja akan melihat guru-guru
merokok di kawasan sekolah. Budaya merokok ini menyebabkan remaja merasakan mereka harus merokok, kalau tidak mereka akan rasa terpinggir.
Merokok telah menjadi suatu kegiatan sosial. Lebih parah lagi, rokok mudah didapati pada masa kini. Hal ini disokong oleh Mariani, S.R., 2004 yang
mengatakan salah satu faktor remaja merokok adalah karena rokok mudah didapati.
Mariani, S.R., 2004 mengatakan salah satu faktor remaja merokok adalah karena terdapat anggota keluarga remaja yang merokok. Sebagai
contoh, bapak atau abang remaja tersebut menghisap rokok. Oleh karena itu mereka berpendapat tidak salah bagi mereka untuk merokok. Remaja juga
merokok karena banyak orang di dalam komunitas mereka merokok. Selain itu, pengaruh teman merupakan salah satu faktor kenapa remaja merokok.
Smet 1999 mempunyai pendapat yang sama dalam hal ini; yaitu remaja selalu merokok ketika bersama teman-teman mereka. Menurut penelitian
Jusuf 1994 di Jakarta Timur, perilaku merokok sering disebabkan oleh anggota keluarga seperti abang, teman dan kurangnya pengetahuan tentang
bahaya merokok. Nawi et al. 2006 juga mengatakan di Indonesia, merokok merupakan
aspek yang penting pada masyarakat. Apabila ditawarkan rokok pada seorang lelaki, ini adalah tanda bahwa remaja itu sudah bersedia untuk menjadi
dewasa. Mariani, S.R., 2004 turut mengatakan remaja berpendapat bahwa merokok itu satu kebiasaan pada masyarakat. Awalnya dalam budaya
Indonesia, merokok tidak sesuai untuk perempuan, hanya untuk lelaki. Pada masa kini, anggapan itu sudah tidak bisa dipakai lagi karena ternyata
perempuan juga digalakkan untuk merokok oleh iklan rokok yang ada di
Universitas Sumatera Utara
mana-mana; sehingga sekarang ini perokok perempuan juga semakin bertambah Nawi et al, 2006.
Pendapat lain mengatakan bahwa, faktor-faktor utama remaja merokok adalah faktor psikologi. Menurut Mariani, S.R., 2004, remaja merokok
karena ingin menghilangkan kebosanan dan mengurangi stress. Aktivitas harian remaja yang sibuk dengan urusan sekolah seperti harus terlibat dalam
kegiatan sekolah, menyiapkan tugas-tugas sekolah dan lain-lain lagi bisa membuatkan remaja merasa bosan. Hal ini menggalakkan remaja untuk
merokok. Tekanan atau stress yang dihadapi remaja seperti kurang mendapat perhatian daripada ibu bapa karena kesibukan mereka bekerja, masalah
keluarga seperti penceraian dan ujian yang harus dihadapi menyebabkan remaja melibatkan diri dalam kegiatan tidak berfaedah seperti merokok.
Terdapat salah anggapan mengenai efek merokok oleh remaja. Mereka menganggap merokok itu tidak berbahaya bagi lelaki karena lelaki
mempunyai daya tahan tubuh yang lebih kuat dibandingkan perempuan. Remaja juga memandang rendah efek yang bisa disebabkan oleh rokok
terhadap kesehatan tubuh. Mereka tidak tahu efek yang bisa disebabkan oleh merokok Nawi et al, 2006. Hal ini juga diakui oleh Mariani, S.R., 2004
yang mengatakan remaja merokok karena tidak tahu tentang efek merokok. Menurut Mariani, S.R., 2004, terdapat beberapa faktor lain yang
menjadi penyebab kenapa remaja ingin merokok. Pada mulanya mereka merokok karena untuk suka-suka dan rasa ingin tahu yang seterusnya
berlanjutan kepada ketagihan merokok. Ada remaja yang berpendapat bahwa merokok dapat membuat mereka menjadi keren dan unik. Faktor-faktor lain
adalah karena mereka ingin menjadi dewasa, merokok merupakan trend atau ikutan budaya pada masa kini, supaya remaja diterima teman-teman, ibu bapa
tidak peduli jika remaja merokok, remaja berpendapat merokok sebagai suatu tanda kebebasan dan perilaku merokok tidak salah dari segi moral.
Universitas Sumatera Utara
Di negara berkembang seperti di Indonesia, peningkatan perilaku merokok adalah disebabkan kurangnya kesadaran mengenai bahaya merokok.
Kurangnya tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk melaksanakan program berhenti merokok juga menyumbang kepada peningkatan perilaku
merokok. Syarikat rokok di Indonesia bisa mempromosi jenama rokok mereka dengan hebat sekali Hudoyo A. 2000.
2.3. Perilaku merokok