Tindakan Practise Perilaku merokok

5 Sintesis Synthesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6 Evaluasi Evaluation berkaitan dengan kemapuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.3.2. Sikap Attitude

Sikap adalah merupakan reaksi atau respons sesorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Notoadmodjo 2007, sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni 1. Menerima Receiving diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2. Merespon Responding adalah memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. Menghargai Valuing, mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab Responsible, bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resikop adalah merupakan sikap yang paling tinggi.

2.3.3. Tindakan Practise

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk terwujudnya sikap menajdi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, anatara lain adalah fasilitas. Adapun tingkat – tingkat praktek tindakan yaitu : Universitas Sumatera Utara 1 Persepsi Perception yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. 2 Respon terpimpin Guided Respons yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh. 3 Mekanisme Mechanism menunjukkan apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara ototmatis ataupun sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan. Adaptasi Adaptation yaitu merupakan suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi tindkaan tersebut Notoadmodjo, 2007. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 1 Kerangka konsep Bahaya merokok - Pengetahuan knowledge - Sikap attitude - Tindakan practise Faktor merokok: - psikologi - lingkungan Siswa SMP merokok - budaya Prevalensi merokok -umur -jumlah rokok perhari Universitas Sumatera Utara 2 Definisi operasional 1 Siswa SMP merupakan anak-anak yang bersekolah di SMP. 2 Merokok adalah menghisap satu batang rokok dengan cara membakar ujung rokok dan menghisap asapnya. 3 Bahaya merokok bermaksud efek negatif yang bisa disebabkan oleh perilaku merokok. Perilaku merokok terdiri daripada pengetahuan, sikap dan tindakan. a Pengetahuan siswa adalah tentang kemampuan untuk menjawab pertanyaan tentang rokok dan efek bahaya yang bisa disebabkan rokok. Responden akan diberikan kuesioner. Pertanyaan yang dilakukan merupakan pernyataan tertutup. Bentuk pernyataan yang diberikan merupakan multiple choice dan check list. Tiap pertanyaan mempunyai nilai 0 - 2 dengan kriteria: bila jawaban benar diberi nilai 2, bila jawaban salah diberi nilai 1 dan bila jawaban tidak tahu diberi nilai 0 Imron TA M dan Munif A, 2010. Adapun untuk tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu baik, sedang dan kurang Pratomo, 1986: a. Baik, jika responden mencapai skor 75 dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor paling kurang 11 daripada 14. b. Sedang, jika responden mencapai skor 40 – 75 dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor 6-10 c. Buruk, jika responden mencapai skor 40 dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor sama dengan atau kurang daripada 5. Skala pengukuran : ordinal Cara ukur : angket menggunakan kuesioner b Sikap adalah sikap atau respon siswa terhadap merokok. Adakah mereka sudah sadar tentang bahaya merokok dan akan berhenti merokok atau mereka akan masih terus merokok. Responden akan diberikan kuesioner. Universitas Sumatera Utara Pertanyaan yang dilakukan merupakan pernyataan tertutup. Bentuk pernyataan yang diberikan merupakan multiple choice. Tiap pertanyaan mempunyai nilai 0 - 2 dengan kriteria: bila jawaban tepat diberi nilai 2, bila jawaban kurang tepat diberi nilai 1 dan bila jawaban tidak tepat diberi nilai 0 Imron TA M dan Munif A, 2010. Dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu baik, sedang dan kurang Pratomo, 1986: a. Baik, jika responden mencapai skor 75 dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor paling kurang 13 daripada 16. b. Sedang, jika responden mencapai skor 40 – 75 dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor 7-12. c. Buruk, jika responden mencapai skor 40 dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor sama dengan atau kurang daripada 6. Skala pengukuran : ordinal Cara ukur : angket menggunakan kuesioner c Tindakan adalah mengenai tindakan yang akan dilakukan oleh siswa terhadap perilaku merokok. Hal ini meliputi tindakan siswa untuk mengurangkan merokok, tindakan mereka untuk berhenti merokok atau mereka terus merokok. Responden akan diberikan kuesioner. Pertanyaan yang dilakukan merupakan pernyataan tertutup. Bentuk pernyataan yang diberikan merupakan multiple choice. Tiap pertanyaan mempunyai nilai 0 - 2 dengan kriteria: bila jawaban benar diberi nilai 2, bila jawaban kurang tepat diberi nilai 1 dan bila jawaban salah diberi nilai 0 Imron TA M dan Munif A, 2010. Dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu baik, sedang dan kurang Pratomo, 1986 : Universitas Sumatera Utara a. Baik, jika responden mencapai skor 75 dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor paling kurang 13 daripada 16. b. Sedang, jika responden mencapai skor 40 – 75 dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor 7-12 c. Buruk, jika responden mencapai skor 40 dari keseluruhan kuesioner yaitu responden mendapat skor sama dengan atau kurang daripada 6. Skala pengukuran : ordinal Cara ukur : angket menggunakan kuesioner 4 Prevalensi merokok merupakan jumlah siswa yang merokok dalam kelompoknya seperti umur, jenis kelamin dan jumlah rokok yang dihisap dalam sehari. a Umur adalah usia siswa SMP mulai merokok. Cara ukur : angket menggunakan kuesioner Skala pengukuran : numerik b Jumlah rokok yang dihisap dalam sehari adalah berapa batang rokok yang dihisap sampai habis dalam satu hari. Perokok ringan mengisap 1-10 batang rokok perhari. Perokok sedang mengisap 11-20 batang rokok perhari. Perokok berat mengisap melebihi 20 batang rokok perhari. Cara ukur : angket menggunakan kuesioner Skala pengukuran : ordinal 5 Faktor psikologi adalah faktor-faktor siswa SMP merokok yang muncul dari dalam dirinya dan tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar. Faktor-faktor psikologi adalah seperti merasa bosan, merasa stress, sebagai tanda kebebasan, siswa merasa keren jika merokok, siswa tidak percaya diri, ingin coba-coba, siswa tidak tahu bahaya merokok, mereka ingin jadi dewasa dan untuk mengurangi makan. Faktor lingkungan merupakan pengaruh dari luar Universitas Sumatera Utara yang menyebabkan siswa merokok. Faktor-faktor lingkungan terdiri dari: terdapat orang tua siswa yang merokok, anggota keluarga siswa yang merokok, pengaruh teman-teman yang merokok, rokok mudah didapati dan pengaruh dari iklan merokok. Faktor budaya adalah suatu kebiasaan atau budaya dalam suatu masyarakat. Faktor-faktor sosiobudaya adalah seperti merokok tidak salah dari segi moral, ibu bapa tidak peduli anak mereka merokok, kebiasaan dalam masyarakat merokok di tempat umum dan tiada orang yang menghalangi anak-anak untuk merokok. Cara ukur : angket menggunakan kuesioner Skala pengukuran : nominal Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian