pendeknya dari aktiva lancarnya”. Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio lancar adalah kreditor jangka pendek seperti pemasok.
Rasio lancar memiliki hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Semakin besar aktiva lancar maka semakin tinggi rasio lancar.
Rumus untuk menghitung rasio lancar menurut Wild, et al 2005 : 4
Rasio lancar current ratio =
Lancar Kewajiban
Lancar Aktiva
b. Rasio Leverage
Perusahaan memperoleh sumber pendanaan dari dua sumber yaitu kreditor dan pemegang saham. Rasio leverage menunjukkan berapa besar
perusahaan didanai oleh kreditor dan pemegang saham. Rasio leverage rasio utang menurut Van Horne dan Wachowicz 2005 : 209 adalah
“rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang”. Rasio leverage disebut juga rasio solvabilitas. Menurut Darsono dan
Ashari 2005 : 54 rasio leverage atau rasio solvabilitas adalah “rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jika perusahaan tersebut dilikuidasi”. Pihak yang paling berkepentingan terhadap rasio leverage perusahaan
adalah kreditur dan pemegang saham. Semakin besar jumlah pendanaan yang berasal dari kreditor, semakin tinggi risiko perusahaan tidak dapat
membayar seluruh kewajiban dan bunganya. Bagi pemegang saham,
Universitas Sumatera Utara
semakin tinggi rasio leverage, semakin rendah tingkat pengembalian yang akan diterima pemegang saham karena perusahaan harus melakukan
pembayaran bunga sebelum laba dapat dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
Menurut Tampubolon 2005 : 37 “pada dasarnya rasio leverage yang lazim digunakan adalah debt to net worth, coverage interest charges, total
assets to net worth, fixed assets to net worth, current assets to net worth, inventory to net worth, receivable to net worth, liquid assets to net worth”.
Ada dua rasio leverage menurut Van Horne dan Wachowicz 2005 : 209 yaitu “rasio utang terhadap ekuitas debt to equity dan rasio utang
terhadap total aktiva debt to total assets ratio”. Rasio leverage yang menjadi fokus penelitian ini adalah debt to equity
ratio DER. Debt to equty ratio merupakan rasio yang membandingkan utang peruahaan dengan total ekuitas. DER merupakan financial leverage
yang dipertimbangkan sebagai variabel keuangan karena secara teoritis menunjukkan rasio suatu perusahaan sehingga berdampak pada
ketidakpastian harga saham. DER yang tinggi mempunyai dampak yang buruk terhadap kinerja perusahaan karena tingkat utang yang semakin
tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan, Sebaliknya, tingkat DER yang rendah menunjukkan kinerja
yang semakin baik, karena menyebabkan tingkat pengembalian yang semakin tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Debt to Equty Ratio =
Ekuitas Total
Kewajiban Total
c. Rasio Aktivitas