Nilai Kesediaan Membayar WTP Biaya Rehabilitasi Hutan

121 Pr = 4.371 – 0,0775 Qds……………………………………………………..36 R 2 Pr = Harga air+biaya rehabilitasi Rpm = 99,5 3 Qds = jumlah air yang diminta m , dan 3 Secara grafis kurva permintaan harga air konsumen PDAM disajikan Gambar 21. Kurva Penawaran dengan Biaya Rehabilitasi. Berdasarkan asumsi biaya produksi tidak mengalami perubahan, maka harga air yang diproduksi PDAM juga tidak mengalami perubahan. Sehingga persamaan kurva penawaran tetap menggunakan yang telah dihitung diatas yaitu: P = -256.426 + 1.235,2 Qs……………………………………………………37 R 2 P= Harga air Rpm = 86,1 3 dan Qs = jumlah air yang ditawarkan m 3 Berdasarkan pada persamaan dari kurva permintaan yang telah ditambahkan biaya rehabilitasi dan kurva penawaran Persamaan 36 dan 37, maka dapat dihitung harga keseimbangan air yang sesuai dengan prinsip pasar, yaitu sebagai berikut: Q demand r = Q suplay atau P demand = P 4.371 – 0,0775 Qds = -256.426 + 1.235,2 Qs suplay Per = 4.354,6 Rpm 3 Qe = 211,1 m 3 Harga air keseimbangan Rpm 3 yang tercapai berdasarkan pada penggabungan kurva permintaan dan penawaran setelah memperhitungkan biaya rehabilitasi hutan dan lahan adalah sebesar Rp.4.354,6m 3 dengan tingkat konsumsi sebesar 211,1 m 3 Apabila dibandingkan antara besarnya harga air PDAM dengan memperhitungkan biaya rehabilitasi hutan dan lahan Rp.4.354,6 dengan harga keekonomian air PDAM tanpa memperhitungakan biaya rehabilitasi Rp.4.257,7 maka terlihat bahwa akan terjadi kenaikan harga sebesar 2,3. Sedangkan apabila dibandingkan dengan harga air PDAM untuk tarif rumah tangga mewah R3 sebesar Rp.4.200,- maka harga air PDAM dengan biaya rehabilitasi mengalami kenaikan sebesar 2,4. . 122 Peningkatan harga air PDAM setelah memperhitungkan biaya rehabilitasi hutan dan lahan kemungkinan akan menyebabkan penurunan permintaan air. Hal ini sesuai dengan pendapat Putri et al., 2007, bahwa apabila harga air rendah dengan tingkat konsumsi tinggi, maka jika terjadi peningkatan harga sedikit saja akan menyebabkan jumlah permintaan air berkurang banyak. Sebaliknya apabila harga tinggi dan konsumsi rendah, maka bila terjadi kenaikan harga akan memberikan efek penurunan permintaan sedikit saja. Hal ini antara lain karena kurva permintaan lebih curam pada harga lebih tinggi. Sanim 2011, menyatakan bahwa peningkatan kebutuhan air diperkotaan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas perekonomian dan laju urbanisasi, untuk itu walaupun harga air bersih terus meningkat maka permintaannya tidak akan menurun secara drastis. Analisis Besarnya Erosi Setiap Skenario Pengembangan Besarnya erosi pada skenario-3, skenario-4 dan skenario-5 lebih rendah dari erosi yang diperbolehkan Tolerable Soil LossTSL, sedangkan skenario-2 erosinya lebih tinggi dari TSL Tabel 26. Tabel 26. Pendugaan erosi setiap skenario pengembangan DAS Way Betung tonhath No Skenario Pengembangan Erosi rata-rata tonhath TSL tonhath 1 Skenario-1 Existing 56,1 37,4 2 Skenario-2 39,1 3 Skenario-3 21,6 4 Skenario-4 29,4 5 Skenario-5 19,8 Sumber : Dianalisis dari data landuse, tanah dan curah hujan 2009 Hal ini disebabkan skenario-2 memiliki nilai CP faktor tanaman dan pengelolaan lahan tertimbang lebih besar 0,16 apabila dibandingkan dengan nilai CP skenario-3, skenario-4 dan skenario-5. Walaupun luas hutan pada skenario-2 telah mencapai 30 dari luas DAS, namun nilai CP masih cukup besar. Nilai CP tersebut disumbangkan oleh luasan kebun campuran 1.543,4 ha 29,3 dan semak belukar 1.156,2 ha 21,9 sehingga hal ini yang menyebabkan erosi yang dihasilkan lebih besar dari TSL. Nilai faktor tanaman