Nilai Ekonomi Taman Wisata Bumi Kedaton TWBK

110 Tabel 21 memperlihatkan biaya pengadaan air untuk pertanian padi sawah relatif mahal, yaitu berkisar antara Rp83.542; - Rp198.000;haMT. Variasi yang demikian besar antar lain karena perbedaan upah tenaga kerja serta pengadaan sarana pengairan berupa bambu yang relatif sulit diperoleh pada beberapa dusun seperti Sumber Agung. Beberapa hal yang menyebabkan dusun Sumber Agung memerlukan biaya pengadaan air yang paling besar, antara lain adalah letak dusun yang dekat dengan perkotaan sehingga tenaga kerja lebih mahal, dan yang kedua di dusun tersebut ketersediaan bambu sebagai salah satu alat penyalur air harus didatangkan dari luar dusun sehingga harganya mahal. Nilai Kesediaan Membayar WTP Biaya Rehabilitasi Hutan Pengguna Air DAS Way Betung Nilai kesediaan membayar WTP biaya rehabilitasi hutan pengguna air DAS Way Betung berasal dari: a Konsumen Perusahaan Daerah Air Minum PDAM, b Pengunjung Taman Wisata Bumi Kedaton TWBK, c Konsumen Industri Air Minum Dalam Kemasan AMDK, d Rumah tangga hulu, dan e Pertanian padi sawah.

a. Nilai Kesediaan Membayar WTP Biaya Rehabilitasi Hutan Konsumen

PDAM. Nilai kesediaan membayar WTP biaya rehabilitasi hutan dari pelanggan rumah tangga secara umum dipengaruhi oleh tingkat ketergantungan mereka terhadap pasokan air bersih. Tabel 22 memperlihatkan bahwa pelanggan R2 bersedia membayar biaya rehabilitasi WTP yang paling besar diikuti oleh pelanggan R1 dan yang paling kecil adalah justru pelanggan R3 rumah tangga mewah. Hal ini disebabkan tingkat ketergantungan pelanggan rumah tangga mewah R3 terhadap pasokan air dari PDAM tidak terlalu besar, karena pada umumnya mereka memiliki kemampuan untuk membuat sumur bor, sehingga walaupun air dari PDAM tidak mengalir mereka masih mampu memenuhi kebutuhan airnya sendiri. Sebaliknya pelanggan rumah tangga sederhana R1 dan rumah tangga menengah R2, pada umumnya kebutuhan airnya sangat tergantung pada pasokan PDAM. Apabila air dari PDAM tidak mengalir mereka 111 umumya membeli air bersih dari penjaja air keliling dengan harga yang relatif mahal, satu hari mereka membutuhkan 4-5 kemasan air jerigen ukuran 20 liter Rp.5.000,-20 liter sehingga apabila air PDAM tidak mengalir selama beberapa hari maka mereka akan mengeluarkan uang yang lebih banyak. Kondisi yang demikian menyebabkan rumah tangga R1 dan R2 sangat mendukung dan bersedia membayar biaya rehabilitasi hutan dan lahan lebih besar dibanding rumah tangga R3 agar pasokan air PDAM dapat terjamin. Tabel 22. Nilai kesediaan membayar WTP biaya rehabilitasi hutan pelanggan PDAM tahun 2009 Rptahun No Kategori Jumlah Rata-rata Nilai Total RT RT KK WTP Rpbln WTP Rp dibayar Rp 1 R1 3.491 3.053,8 10.660.990,4 9.676.980,9 2 R2 24.768 3.071,4 76.073.178,2 69.051.623,9 3 R3 664 1.900,0 1.261.600,0 1.145.154,3 Jumlah 28.923 87.995.768,6 79.873.759,2 Nilai WTP rehabilitasi 79.873.759,15 x 12 Rp.958.485.109,8 Sumber: Dianalisis dari data primer 2009 Apabila mekanisme pembayaran WTP pelanggan PDAM sudah dapat diimplementasikan dengan baik, maka akan diperoleh potensi biaya rehabilitasi DAS Way Betung yang relatif besar yaitu Rp.958.485.109,8tahun, nilai ini lebih besar dari pada yang diberikan oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk di Cirebon sebesar Rp.320.000.000,-tahun sebagai wilayah pemanfaat user kepada pemerintah Kabupaten Kuningan sebagai wilayah penyedia jasa provider Hamzah, 2005. Namun apabila dibandingkan dengan nilai kompensasi yang diberikan oleh PDAM Kota Cirebon kepada Kabupaten Kuningan sebesar Rp.1,8 Milyar tahun, maka nilai potensi biaya rehabilitasi WTP dari pelanggan PDAM Kota Bandar Lampung masih jauh lebih kecil. Ketersediaan biaya rehabilitasi ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi kelestarian DAS Way Betung dimasa yang akan datang, sehingga biaya rehabilitasi kawasan hulu dapat terpenuhi, dan pada gilirannya sungai Way Betung dapat diandalkan sebagai pemasok air baku bagi PDAM Kota Bandar Lampung. 112 Nilai ekonomi air berdasarkan penerimaan PDAM meter air sebesar Rp.19,6 Milyartahun, nilai ekonomi air berdasarkan kebutuhan rumah tangga sebesar Rp.37,1 Milyartahun dan nilai kesediaan membayar biaya rehabilitasi dari pelanggan air PDAM sebesar Rp.958,5 Jutatahun. Hal ini menunjukkan bahwa apabila PDAM mampu memenuhi kebutuhan air pelanggannnya, maka pendapatan akan meningkat mencapai 100 dan pelanggan bersedia membayar biaya rehabilitasi. Rendahnya penerimaan PDAM antara lain disebabkan adanya kebocoran air dalam proses distribusi dan keterbatasan air baku karena makin menurunnya debit minimum terutama pada musim kemarau.

b. Nilai Kesediaan Membayar WTP Biaya Rehabilitasi Hutan

Pengunjung TWBK. Pengetahuan masyarakat terhadap kelestarian sumberdaya air adalah bagaimana pemahaman mereka terhadap kelestarian hutan sumberdaya air yang dimanfaatkan. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah responden yang mengetahui apabila air yang mengalir di sungai TWBK yang digunakan untuk fasilitas wisata berasal dari kawasan hutan adalah 81,6 dan 18,7 responden tidak mengetahui apabila air yang mereka gunakan untuk fasilitas wisata berasal dari kawasan hutan. Alasan mereka tidak mengetahuinya, karena mereka tidak memiliki pengetahuan terhadap bidang kehutanan, dan juga tidak ada penjelasan dari pihak tempat wisata sumber air yang mereka gunakan untuk fasilitas wisata. Tabel 23. Nilai kesediaan membayar WTP biaya rehabilitasi hutan pengunjung TWBK tahun 2009 Rpkunjungan No Kesediaan Membayar Rp Jumlah Responden Persentase 1 11 12,2 2 500 8 8,2 3 1.000 27 27,6 4 2.000 28 28,6 5 2.500 1 1,0 6 3.000 7 7,1 7 3.500 1 1,0 8 5.000 11 11,2 9 6.000 1 1,0 10 10.000 3 3,0 Sumber : Dianalisis dari data primer 2009. 113 Sebagian besar responden juga mengetahui apabila hutan rusak maka akan mempengaruhi fasilitas tempat wisata dan pengunjung, sehingga mereka juga setuju apabila hutan dipelihara untuk menjaga kenyamanan pengunjung. Berdasarkan analisis responden yang mengisi daftar pertanyaan kuesioner, sejumlah 90 responden 91,8 menyatakan bersedia membayar biaya rehabilitasi hutan dan lahan demi terciptanya hutan lestari. Sebanyak 8 responden 8,2 menolak membayar biaya rehabilitasi hutan dan lahan dengan alasan bahwa harga karcis yang mereka bayarkan sudah cukup mahal Tabel 23. Tabel 23 memperlihatkan bahwa pengunjung Taman Wisata Bumi Kedaton memiliki kesediaan membayar dengan persentase tertinggi 28,6 yaitu sebesar Rp.2.000,-. Sedangkan kesediaan membayar biaya rehabilitasi dengan persentase terendah 1,0 adalah sebesar Rp.2.500,- Rp.3.500,- dan Rp 6.000,-. Berdasarkan analisis dari Tabel 23 diperoleh rata-rata kesediaan untuk membayar WTP biaya rehabilitasi adalah sebesar Rp.2.091,8kunjungan Kenyataan di atas menunjukkan bahwa pengunjung TWBK bersedia memberikan biaya korbanan sebesar Rp2.091,8kunjungan agar tempat wisata tetap nyaman dan dapat mempertahankan kondisinya dimasa yang akan datang.

c. Nilai Kesediaan Membayar WTP Biaya Rehabilitasi Hutan Pengguna AMDK.

Nilai kesediaan membayar atau Willingness to Pay WTP terhadap biaya rehabilitasi hutan dan lahan DAS Way Betung adalah kesediaan individu untuk membayar suatu kondisi lingkungan atau penilaian suatu sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan. Berdasarkan data yang diperoleh, maka jumlah responden yang mengetahui apabila AMDK yang digunakan berasal dari mata air di kawasan hutan adalah 82 dan 18 responden tidak mengetahui apabila AMDKyang mereka gunakan berasal dari kawasan hutan. Alasan mereka tidak mengetahui bahwa AMDK yang digunakan berasal dari kawasan hutan adalah karena mereka tidak memiliki pengetahuan tentang kehutanan dan kurangnya keinginan untuk mengetahui sumber air yang mereka gunakan. Responden yang menyatakan bersedia membayar untuk biaya rehabilitasi lahan dan hutan DAS Way Betung sebanyak 90 responden 90. Awalnya