Kayu Nangka tergolong ke dalam kayu setengah keras, tahan terhadap serangan rayap, tahan terhadap pembusukan jamur dan bakteri,mudah dikerjakan dan mengkilap
kalau disemir. Walaupun tidak sekuat kayu Jati, kayu Nangka dianggap lebih unggul daripada kayu Jati untuk pembuatan mebel, konstruksi bangunan, pembubutan, tiang
kapal, dayung, perkakas dan alat musik Veirheij dan Coronel, 1997.
2.3.2 Mahoni Swietenia Macrophylla
Nama botani mahoni adalah Swietenia macrophylla Blume, famili Meliaceae, meliputi dua jenis yaitu Swietenia macrophylla King mahoni daun besar dan Swietenia
mahagoni Jacq mahoni daun kecil, sedangkan di negara lain terdapat : American Mahagoni, Baywood Inggris, Acajou Amerique Perancis; mahagony, Broadleaf
Mahagoni USA. Daerah penyebarannya di seluruh Jawa dengan ciri tinggi pohon mencapai 35
meter, diameter sampai 125 cm bentuk silindris, tidak berbanir tajuk membulat. Kayu teras bewarna coklat muda sampai coklat tua kemerahan lambat laun menjadi lebih tua.
Tekstur kayu agak halus arah serat berpadu, kadang bergelombang. Permukan kayu licin dan terdapat variasi gambar yang disebabkan oleh arah serat dan lingkaran tumbuh
yang tidak teratur Martawijaya, 1995. Kayu Mahoni memiliki pori soliter dan bergabung 2-3 dalam arah radial
diameter 100-200 mikron, frekuensi 30-65 per mm² , berisi deposit dengan bidang perforasi yang sederhana. Terdapat Parenkim terminal yang merupakan pita panjang -
panjang pada kayu akhir dalam lingkaran tumbuh, jari-jari multiserat, lebar 30-50 mikron, heteroselular, panjang serat 1.362 mikron dengan diameter 27 mikron, tebal
dinding 3,4 mikron dan diameter rongga sel 10,2 mikron. Berat jenis kayu Swietenia macrophylla 0,61 0,53-0,67 kelas kuat II, kelas
awet III dan Swietenia mahagoni 0,64 0,56-0,72, kelas kuat II, kelas awet III dengan penyusutan sampa kering udara untuk Swietenia macrophylla 0,9 radial dan 1,3
tangensial sedangkan untk kering tanur 3,3 radial dan 5,7 tangensial. Tsoumis 1991 menyatakan bahwa warna kayu disebabkan oleh bahan yang
dapat di ekstrak Tanin dan sebagainya yang disebut ekstraktif. Ekstraktif adalah bahan kimia dalam kayu yang dapat dilarutkan dalam pelarut netral seperti air, eter, alkohol,
benzen dan aseton. Kandungan ekstraktif dalam kayu bervariasi, mulai dari 1 hingga lebih dari 10 dan dapat mencapai 20 untuk kayu-kayu tropis.
Achmadi 1990 menyatakan bahwa flavanoid, stilbena, tanin dan antosianin termasuk golongan zat warna ekstraktif kayu. Uprichard 1993 juga menyatakan bahwa
polifenol dan tanin pada kayu daun lebar memiliki kontribusi besar pada warna kayu, khususnya warna kayu teras.
Kayu Mahoni memiliki daya tahan terutama terhadap rayap kayu kering Cryptotermes Spp, sukar diawetkan. Kayu mahoni dapat dikeringkan dengan baik
tanpa cacat yang berarti, pengeringan alami pada ketebalan 2,5 sampai 5 cm masing- masing memerlukan 40-50 hari. Untuk pengeringan dalam Dry Klin disarankan
menggunakan bagan pengeringan moderat pada suhu 43ºC - 76ºC dengan kelembaban nisbi 75-33. Kayu Mahoni mudah dikerjakan meskipun dalam proses pembubutan
kadang timbul bulu-bulu halus dan serat yang patah Martawijaya 1995.
2.3.3 Rambutan Nephelium lappaceum