Rayap kayu kering TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fumigasi Kayu

ketiga komponen warna tersebut. Normalisasi perlu dilakukan terutama bila sejumlah citra ditangkap dengan penerangan yang berbeda-beda. Hasil perhitungan tiap komponen warna pokok yang telah dinormalisasi akan menghilangkan pengaruh penerangan, sehingga nilai untuk setiap komponen warna dapat dibandingkan satu sama lainnya walaupun berasal dari citra dengan kondisi penerangan yang berbeda. Model warna RGB dapat dinormalisasi dengan rumus sebagai berikut: Indeks warna merah I Red = Indeks warna hijau I Green = Indeks warna biru I Blue = Nilai R, G dan B masing-masing berupa besaran yang menyatakan nilai intensitas warna merah, hijau dan biru. Nilai warna hasil normalisasi ini kemudian ditafsirkan dengan melihat besarannya dimana apabila ketiga komponen yang telah dinormalkan ini, katakanlah masing-masing menjadi indeks warna merah R, hijau G dan biru B, mempunyai nilai yang sama 13 maka objek tidak berwarna. Bila R lebih besar daripada G dan B maka objek bewarna merah, dan seterusnya. Warna merah murni akan mempunyai nilai R yang sama dengan satu, sementara dua indeks lainnya bernilai nol.

2.5. Rayap kayu kering

Iklim Indonesia yang terletak di daerah tropis sangat mendukung organisme perusak kayu, termasuk rayap kayu kering Cryptotermes cynochepalus. Di Indonesia rayap tergolong ke dalam kelompok serangga perusak kayu utama. Binatang kecil yang tergolong ke dalam serangga sosial ini, mampu menghancurkan bangunan yang berukuran besar dan mengakibatkan kerugian yang besar pula. Rayap adalah serangga berukuran kecil dan hidup dalam kelompok-kelompok sosial yang mempunyai sistem kasta dan berkembang sempurna. Dalam setiap koloni terdapat tiga kasta yang menurut fungsinya masing-masing diberi nama kasta pekerja, kasta prajurit, dan kasta reproduktif primer dan sekunder. Dalam penggolongan ini bentuk morfologi dari setiap kasta sesuai dengan fungsinya masing-masing Nandika dan Tambunan, 1989. Rayap kayu kering termasuk famili kalotermitidae dan biasanya menyerang kayu-kayu kering yang digunakan sebagai bahan bangunan, perlengkapan rumah tangga dan lain-lain. Sarangnya terletak di dalam kayu dan tidak mempunyai hubungan dengan tanah. Rayap kayu kering dapat bekerja dalam kayu yang mempunyai kadar air 10-12 atau lebih rendah Tarumingkeng, 1971 Rayap kayu kering Cryptotermes spp adalah jenis rayap yang sangat umum terdapat pada daerah-darah tropis, khususnya pada dataran rendah Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Filipina. Penyebaran rayap kayu kering berhubungan dengan iklim lembab. Nimfa Cryptotermes spp memiliki panjang 5-6 mm dengan warna kuning kecoklatan. Pada kasta reproduktif muda berukuran 10 mm Tarumingkeng, 1971. Tarumingkeng 1971 juga menyatakan bahwa rayap kayu kering merupakan perusak kayu paling banyak, terutama pada kayu yang berada dalam keadaan kering, seperti kusen pintu, jendela, alat-alat rumah tangga dan lain-lain. Hampir semua kayu ringan dan tidak awet diserang. Bahan-bahan lain yang mengandung selulosa seperti kertas dan kain diserang juga. Serangan tidak mudah terlihat dari luar karena hanya pada bagian yang terlindung. Dari bagian luar, kayu yang diserang kelihatan masih utuh, padahal pada bagian dalam telah berlubang-lubang atau rusak sama sekali. Hanya kotoran berbentuk butiran halus merupakan ciri khas serangan rayap kayu kering. Rayap kayu kering menyerang kayu kelas awet rendah sampai sedang, yaitu kelas awet III sampai IV dan kayu tersebut ternaungi dengan kadar air 12 .

III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini, baik proses fumigasi maupun pengolahan data penelitian dilakukan di Bagian Teknologi Peningkatan Mutu Kayu, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksakan selama 5 bulan, mulai dari bulan Juni – November 2008.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat-alat yang digunakan sebagai penunjang proses penelitian ini diantaranya: 1. Kilang fumigasi menyerupai bentuk oven yang terbuat dari bahan logam berpintu kaca dengan alas berbahan aluminium dengan busa stereoform sebagai pembatas antara aluminium dengan kaca. Bagian pintu dibuat dari kaca ditujukan agar memudahkan pengamatan akan terjadinya perubahan warna. Ruangan fumigasi ini berukuran 100 x 50 x 70 cm. Ruangan ini dilengkapi dengan 2 unit bohlam yang masing-masing berdaya 100 watt yang berfungsi sebagai pemanas sekaligus penerang. Bentuk dari ruang fumigasi disajikan pada Gambar 1a. 2. Wadah penampung amonia yang berupa satu unit bak plastik dengan ukuran 40 x 15 x 8 cm. 3. Satu unit termometer sebagai penunjuk suhu dalam ruangan. 4. Peralatan keselamatan masker, kacamata, dan sarung tangan. 5. Seperangkat komputer dengan software pencitra warna RGB, aplikasi Adobe Photoshop 7.0 dan aplikasi Microsoft Office 2007. 6. Alat pencatat, timbangan digital, kaliper, kalkulator dan moisture meter. Bahan yang digunakan adalah papan dari 6 jenis kayu hutan rakyat, yaitu: kayu Durian Durio sp., kayu Mahoni Swietenia macrophylla, kayu Menteng Baccaurea racemosa, kayu Mindi Melia azedarach, kayu Nangka Artocarpus heterophyllus dan kayu Rambutan Nephelium lappaceum L. Persiapan contoh uji dikelompokan menjadi dua, yaitu contoh uji berukuran 2 x 8 x 15 cm untuk pengujian daya tahan pewarnaan terhadap cuaca sebanyak 18 contoh uji untuk setiap jenis kayu, dan contoh uji berukuran 5 x 2,5 x 2 cm untuk pengujian daya tahan terhadap rayap kayu kering berjumlah 18 contoh uji untuk setiap jenis kayu. Jadi total contoh uji yang dipersiapkan untuk kedua pengujian ini adalah masing-masing 108 contoh uji.