dengan baik. Buah berbentuk samara elips sampai semi globular dengan panjang 7 cm dan lebar 5 cm, umumnya terdiri atas satu lembaga.
Rambutan dapat tumbuh subur pada daerah dataran rendah tropis lembab, pada ketinggian  dari  permukaan  air  laut  hingga  600  mdpl.  Tumbuhan  ini  menyusun  lapisan
kanopi bawah dan tengah hutan primer dan sekunder. Curah hujan di habitat alaminya dapat  mencapai  2500  mm  per  tahun.  Jenis  ini  tumbuh  pada  tanah  subur  berpasir  yang
kaya humus atau tanah liat yang kaya humus, dengan pH tanah berkisar antara 4.5-6.5. Kayunya  cocok  untuk  bahan  bangunan.  Pohon  ini  dapat  ditanam  untuk  pemulihan
kembali lahan-lahan kritis.
2.3.4 Durian Durio zibethinus
Durian Durio zibethinus termasuk ke dalam famili Bombacaceae, di Sumatera Utara  dikenal  dengan  nama  andurian,  tarutung  toba,  drotong  pakpak.  Daerah
penyebarannya  mulai  dari  Aceh,  Sumatera,  Jawa,  Bali,  Sulawesi  dan  Maluku.  Tinggi pohon ini bisa mencapai 50-60 m dengan diameter 120-140 cm dan biasanya berbanir.
Durian  dapat  tumbuh  baik  di  daerah  rendah  sampai  pada  ketinggian  600m  dpl,  yang mempunyai  iklim  basah  dengan  curah  hujan  antara  1500-2500  mmtahun  dan  merata
sepanjang  tahun.  Suhu  udara  yang  sesuai  20 ˚-30˚C,  dengan  pH  antara  5,5-7.  Kayu
terasnya  bewarna  coklat  merah  jika  masih  segar,  lambat  laun  akan  menjadi  cokelat kelabu  atau  coklat  semu-semu  lembayung.  Kayu  gubal  berwarna  putih  dan  dapat
dibedakan dengan jelas dari kayu teras, tebal sampai 5 cm. Teksturnya agak kasar dan merata dengan arah serat lurus atau bepadu. Permukaan kayu agak licin dan mengkilap.
Kayu  durian  termasuk  kelas  awet  IVV  dan  kelas  luat  II-III  dengan  berat  jenis 0,57. Kayunya mudah digergaji meskipun permukaan cenderung untuk berbulu, mudah
dikupas untuk dibuat vinir. Kayu durian cepat menjadi kering tanpa cacat, tetapi papan yang  tipis  cenderung  untuk  menjadi  cekung.  Jika  diawetkan  dapat  menyerap  bahan
pengawet  dengan  mudah  meskipun  dengan  proses  perendaman.  Kayu  Durian  biasa dipakai sebagai bahan untuk pembuatan peti, plywood, veneer atau bahan-bahan seperti
papan dan balok untuk kontruksi ringan.
2.3.5 Mindi Melia azedarach
Nama botani Mindi adalah Melia azedarach L, famili meliaceae. Nama Mindi di negara  lain  adalah  Persia  lilac  United  Kingdom,  Arbre  de  paternoster  France,
Paraiso Spain, Peternosterbaum Germany. Daerah penyebarannya di seluruh Jawa, Bali, NTT dan NTB. Dengan ciri tinggi
pohon  mencapai  40  meter,  diameter  sampai  185  cm  dan  tidak  berbanir.  Kayu  gubal bewarna  putih  kemerah
–  merahan  dan  mempunyai  batas  yang  jelas  dengan  kayu terasnya.  Tekstur  kayu  sangat  kasar  dengan  arah  serat  lurus  atau  agak  berpadu.
Permukan kayu agak licin dan mengkilap indah. Kayu Mindi memiliki pori soliter dan bergabung 2-3 dalam arah radial, dengan
ukuran diameter 30-360 mikron. Frekuensi 1-50 per mm² dan berisi zat bewarna coklat sampai  hitam.  Parenkim  paratrakeal  berbentuk  selubung  lengkap  atau  tidak  lengkap.
Parenkim  apotrakeal  tersebar  membentuk  pita  pendek.  Jari-jari  homoseluler  dan umumnya  multiseriat  dengan  lebar  7-61  mikron  dan  tinggi  sampai  1000  mikron.
Panjang serat 1323 mikron, dengan diameter 27 mikron. Tebal dinding 2,8 mikron dan diameter  lumen  21,0  mikron.  Berat  jenis  kayu  Mindi  0,53  0,42-0,65,  dengan  kelas
kuat II-III dan kelas awet IV-V. Kayu  Mindi  dapat  dikeringkan  dengan  baik  tanpa  cacat  yang  berarti,
pengeringan alami  pada  ketebalan 2,5cm dari kadar  air 37 – 15  memerlukan waktu
40-50 hari. Pengeringan dalam Dry Klin  disarankan menggunakan bagan pengeringan moderat pada suhu 60ºC - 80ºC dengan kelembaban nisbi 80-40.
2.3.6 Menteng Baccaurea racemosa