Kinerja dan Pengukurannya Kinerja Operasional Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Lombok, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat

vide Magdalena 2007, pelayanan adalah suatu perbuatan dimana seseorang atau suatu kelompok menawarkan pada kelompok atau orang lain suatu produk baik yang berkaitan atau tidak berkaitan dengan fisik produk barang atau jasa. Pelayanan untuk memenuhi keperluan pengguna jasa pelabuhan bersifat langsung dan kasuistis dalam arti dilakukan secara kasus demi kasus. Pelayanan yang diperlukan meliputi berbagai kegiatan mulai dari sarana produksi, pemasaran hasil sampai dengan distribusinya. Tenaga yang melakukan pelayanan hendaknya memiliki keahlian tertentu yang diperkuat melalui suatu bentuk surat keterangansertifikat Tasmas, 2008.

2.6 Kinerja dan Pengukurannya

Kinerja adalah kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan hasil kerja. Menurut Bernardin dan Russel 1993 vide Mudzakir 2009, kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Pencapaian kinerja yang tinggi merupakan suatu prestasi bagi setiap organisasi dan bagian unit organisasi yang oleh karenanya setiap organisasi dituntut untuk dapat selalu meningkatkan kinerjanya. Semakin tinggi kinerja organisasi, maka semakin tinggi pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan Mudzakir, 2009. Menurut Mudzakir 2009, secara umum kinerja akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Faktor individual, antara lain: pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, komitmen. 2. Faktor kepemimpinan, antara lain: kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan. 3. Faktor tim, antara lain: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim. 4. Faktor sistem, antara lain: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur dalam organisasi. 5. Faktor kontekstual situasional, antara lain: tekanan dan perubahan lingkungan ekternal dan internal. Pengukuran kinerja merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditentukan, termasuk informasi atau efisiensi penggunaan sumberdaya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa, perbandingan hasil kegiatan dengan target, dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan Robertson, 2002 vide Mahmudi, 2007. Proses pengukuran kinerja tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian proses penyusunan kebijakanprogramkegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan Anonim, 2005. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan yang dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja yang diperoleh melalui data internal yang ditetapkan oleh instasi maupun data eksternal yang berasal dari luar instansi. Pengumpulan data kinerja tersebut dilakukan untuk memperoleh data yang akurat, lengkap, tepat waktu dan konsisten, yang berguna dalam pengambilan keputusan. Pengukuran kinerja mencakup kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target rencana tingkat pencapaian dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan dan tingkat pencapaian target rencana tingkat pencapaian dan masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen rencana kerja. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada data hasil pengukuran kinerja kegiatan Anonim, 2005. Pengukuran kinerja untuk organisasi sektor publik berbeda dengan pengukuran kinerja untuk sektor swasta karena tujuan dari kedua sektor tersebut berbeda. Menurut Mahmudi 2007, tujuan utama dari organisasi sektor swasta yaitu menghasilkan laba dimana keberadaan organisasi ini adalah untuk menjual barang dan jasa dalam rangka menciptakan kekayaan dan kesejahteraan bagi pemiliknya sedangkan pada sektor publik keberadaannya adalah untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dengan cara memberikan pelayanan terbaik. Seperti yang kita ketahui bahwa pelabuhan perikanan merupakan sektor publik sehingga pengukuran kinerjanya menggunakan pengukuran kinerja untuk organisasi sektor publik. Pengukuran kinerja meliputi aktivitas penetapan serangkaian ukuran atau indikator kinerja yang memberikan informasi sehingga memungkinkan bagi unit kerja sektor publik untuk memonitor kinerjanya dalam menghasilkan output dan outcome terhadap masyarakat. Pengukuran kinerja bermanfaat untuk membantu manajer unit kerja dalam memonitor dan memperbaiki kinerja dan berfokus pada tujuan organisasi Mahmudi, 2007. Pengukuran kinerja sektor publik tidak semudah pengukuran kinerja sektor swasta. Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja sektor swasta dapat diukur dengan ukuran finansial sedangkan pengukuran kinerja sektor swasta seringkali sulit diukur dengan ukuran finansial. Terdapat beberapa hal yang perlu diketahui untuk mengukur kinerja sektor publik, yaitu Mahmudi, 2007: Apa yang sebenarnya akan diukur? Skala atau ukuran apa yang akan digunakan? Berapa toleransi kesalahan yang dapat diterima? Siapa yang akan mengukur? Untuk siapa informasi kinerja tersebut dan apa yang akan mereka lakukan dengan laporan hasil kinerja itu? Pengukuran kinerja pada sektor publik memiliki beberapa tujuan. Tujuan tersebut antara lain Mahmudi, 2007: Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi Penilaian kinerja berfungsi sebagai tonggak yang menunjukkan tingkat ketercapaian tujuan dan juga menunjukkan apakah organisasi berjalan sesuai arah atau menyimpang dari tujuan yang ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan dari arah yang semestinya, pimpinan dengan cepat dapat melakukan tindakan koreksi dan pebaikan. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai Pengukuran kinerja bertujuan untuk memperbaiki hasil dari usaha yang dilakukan oleh pegawai dengan mengkaitkannya terhadap tujuan organisasi. Pengukuran kinerja merupakan sarana untuk pembelajaran pegawai tentang bagaimana seharusnya mereka bertindak, dan memberikan dasar dalam perubahan perilaku, sikap, skill, atau pengetahuan kerja yang harus dimiliki pegawai untuk mencapai hasil kerja terbaik. Memperbaiki kinerja periode berikutnya Pengukuran kinerja dilakukan sebagai sarana pembelajaran untuk perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Pengukuran kinerja dalam jangka panjang bertujuan untuk membentuk budaya prestasi di dalam organisasi, dimana dengan adanya budaya prestasi ini maka setiap orang di dalam organisasi dituntut untuk berprestasi. Pengukuran kinerja untuk sektor publik, khususnya pelabuhan perikanan dapat dilakukan oleh berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan metode skoring scorring methode. Menurut Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 432DPT30T.220.D3I2008, pengukuran kinerja pelabuhan perikanan mengacu kepada tolok ukur kriteria maupun standar volumenya. Indikator ini merupakan pencapaian secara mikro yakni untuk menjabarkan pengukuran kinerja pelabuhan perikanan. Dari data yang ada dilaporkan berdasarkan realisasi pencapaian dibandingkan dengan standar indikator akhirnya diketahui hasil penilaian akhir yaitu berupa nilai keberhasilan. Nilai ini yang dijadikan tolok ukur dalam mengukur kinerja pelabuhan perikanan. Adapun tolok ukur yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pengelolaan pelabuhan perikanan adalah: a. Pengumpulan laporan b. Jumlah produksi ikan c. Frekuensi kunjungan kapal d. Penyerapan tenaga kerja e. Penyaluran air bersih f. Penyaluran es g. Penyaluran BBM h. Jumlah investor di pelabuhan perikanan i. Pendapatan pelabuhan perikanan j. Realisasi pembangunan k. Pelaksanaan K3 kebersihan, keamanan dan ketertiban 3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian