Aktivitas Air Pengamatan .1 Viskositas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Viskositas

Viskositas larutan coating diukur untuk mengetahui tingkat kekentalan dari masing-masing larutan coating. Hasil pengukuran menunjukan, kenaikan viskositas ternyata seiring dengan naiknya konsentrasi ZnO nanopartikel pada larutan coating. Hasil pengukuran viskositas dapat dilihat pada gambar 8. Viskositas larutan coating yang dihasilkan berkisar pada angka 3 –6 CpA. Larutan yang terlalu encer akan menghasilkan coating yang terlalu tipis sedangakan larutan yang terlalu kental akan menghasilkan coating yang terlalu tebal. Nilai viskositas ini juga akan mempengaruhi nilai aktivitas air dari film yang dibuat, karena semakin besar viskositas maka jumlah air yang terikat akan semakin banyak yang menyebabkan aktivitas air menurun. Gambar 8. Nilai viskositas larutan coating pada berbagai konsentrasi ZnO nanopartikel Hasil uji sidik ragam menggunakan SPSS dengan uji lanjut Duncan dapat dilihat pada lampiran 1. Hasil yang diperoleh ternyata viskositas dipengaruhi secara nyata oleh konsentrasi. Peningkatan viskositas disebabkan adanya penambahan komponen solid terlarut yang ada pada larutan coating, yaitu berupa serbuk ZnO nanopartikel. Penambahan komponen solid ini akan menghambat gaya puntir dari spindel viskometer sehingga nilai viskositas akan naik. Selain itu, reaksi kimia juga terjadi akibat molekul air akan terikat secara kimia dengan ZnO yang akan membentuk gugus OH menjadi ZnOH ₂ Baurmenn dan Bill 2006.

4.2 Aktivitas Air

Aktivitas air atau a w adalah jumlah air bebas yang tersedia dan dapat digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme dalam pangan. Setiap mikroba 5,58 ± 0,31 5,69 ± 0,24 5,81 ± 0,21 5,97 ± 0,15 6,03 ± 0,20 5,3 5,4 5,5 5,6 5,7 5,8 5,9 6 6,1 0,25 0,50 1 3 memiliki jumlah a w minimum yang dapat digunakan untuk hidup, seperti kapang mampu tumbuh pada a w 0,7 khamir pada a w 0,8-0,9 dan bakteri pada a w 0,9. Menurut Wianarno 1997 suatu bahan pangan yang memilki a w diatas 0,7 akan dapat ditumbuhi mikroorganisme yang bersifat berbahaya sehingga menjadikan produk rusak, busuk atau bahkan beracun. Nilai a w film sangat menentukan kualitas dari bahan pengemas yang nantinya akan diaplikasikan. Nilai a w yang dibawah 0,7 akan mampu menghambat pertumbuhan jumlah mikroba sehingga mempunyai potensi yang baik dalam melindungi makanan yang nanti akan dikemas. Gambar 9. Nilai a w film pada berbagai konsentrasi ZnO nanopartikel Aktivitas air yang terukur pada sampel film mengalami penurunan dengan bertambahnya jumlah konsentrasi ZnO nanopartikel yang digunakan. Dapat dilihat pada gambar 9, pada konsentrasi 0 aktivitas air yang terukur sebesar 0,72 ± 0,00, lalu menurun sampai 0,67 ± 0,01 pada konsentrasi 1 dan 3 . Hasil pengolahan uji sidik ragam menggunakan SPSS dilanjutkan uji lanjut Duncan dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil yang diperoleh nilai aktivitas air dipengaruhi secara nyata oleh nilai konsentrasi ZnO nanopartikel. Penurunan nilai a w ini diakibatkan adanya reaksi kimia yang terjadi antara pati yang terglatinisasi dengan ZnO nanopartikel. Reaksi kimia yang terjadi menghasilkan senyawa baru yaitu ZnOH ₂ yang mengikat air secara kimia sehingga menurunkan nilai a w Ma et al 2013. Proses glatinisasi selain menghasilkan pH yang rendah serta bertambahnya nilai viskositas, ternyata juga mampu menurunkan nilai a w akibat hidrolisis komponen pati yang mampu mengikat air. ZnO nanopartikel yang berfungsi sebagai filler akan terdispersi keseluruh bagian yang menyebabkan matriks akan terisi sehingga menurunkan kemampuan penyerapan air pada film yang berakibat pada nilai aktivitas air yang menurun. Gambar 10 juga menunjukan bahwa pada konsentrasi 0 ditumbuhi kapang setelah 2 hari penyimpanan dan untuk konsentrasi 3 masih belum terlihat adanya jamur sampai 60 hari penyimpanan. 0,72 ± 0,00 0,70 ± 0,01 0,69 ± 0,00 0,67 ± 0,01 0,67 ± 0,00 0,64 0,65 0,66 0,67 0,68 0,69 0,7 0,71 0,72 0,73 0,25 0,50 1 3

Dokumen yang terkait

Edible film pati tapioka terplastisasi gliserol dengan penambahan agar

0 6 36

Pengembangan Bionanokomposit Film Berbasis Tapioka/Nanopartikel Perak dan Tapioka/Nanopartikel Seng Oksida dengan Plasticizer Gliserol.

1 5 50

Pembuatan Pelapis Bionanokomposit Dari Tapioka, Nanopartikel Zno, Asam Stearat Serta Aplikasinya Pada Mangga Terolah Minimal

0 7 63

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 0 20

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 0 2

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 0 6

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 5 16

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol Chapter III V

0 1 51

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

2 4 6

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 0 26