Analisis Sifat Termal menggunakan Differential Scanning Calorimetri Uji Antibakteri Metode Difusi Sumur

Gambar 10. Visualisasi film konsentrasi ZnO nanopartikel 0 dan 3 4.3 Warna Pengukuran terhadap komponen warna menggunakan sistem CIE yang dinyatakan dalam notasi Lab. Notasi ini menggunakan 3 dimensi ruang dalam menentukan arah perubahan warna Suyatma dalam Handayani 2010. Sistem CIE ini dapat dikonversi menjadi ∆E yang merupakan nilai toleransi perbedaan warna. Nilai ∆E ini merupakan cerminan dari warna yang sesungguhnya. Perbedaan nilai ∆E pada sampel dapat dilihat pada tabel 1. Gambar 11. Visualisasi film pada berbagai konsentrasi ZnO nanopartikel Sampel film yang dihasilkan tidak bisa dilihat secara jelas perbedaannya apabila menggunakan mata telanjang. Namun setelah dilakukan pengukuran menggunakan chromatometer maka dapat terlihat perbedaannya. Uji sidik ragam menggunakan SPSS dilanjutkan uji lanjut Duncan terdapat pada lampiran 3. Hasilnya menunjukan bahwa nilai ∆E dipengaruhi secara nyata oleh tiga kelompok konsentrasi. Penambahan ZnO dalam konsentrasi yang berbeda ternyata akan mempengaruhi warna dari film. Semakin tinggi konsentrasi warna yang dihasilkan semakin putih dan keruh. Fenomena ini akibat adanya ZnO nanopartikel yang merupakan sumber pigmen pemutih, sehingga menjadi lebih putih seiring dengan konsentrasi ZnO nanopartikel yang digunakan. Film sendiri memiliki salah satu kriteria yaitu transparan. Hal ini dikarenakan pangan yang telah mengalami proses coating harus terlihat secara jelas dan nyata sesuai warna yang sebenarnya. Apabila larutan coating tidak transparan maka warna yang akan terlihat adalah warna coating bukan warna bahan pangan sebenarnya. Tabel 3. Nilai ∆E film pada berbagai konsentrasi ZnO nanopartikel Konsentrasi ZnO ∆E 88,48ᵃ ± 0,88 0,25 88,82ᵃ ± 0,63 0,5 89,57ᵇ ± 0,48 1 90,34ᶜ ± 0,48 3 90,37ᶜ ± 0,31

4.4 Tebal

Tebal setiap film dipengaruhi oleh total padatan yang ada pada cetakan. Selain itu, ketebalan juga dipengaruhi oleh luas cetakan dan tinggi larutan Park et al 2003. Apabila dalam pembuatan film menggunakan cetakan yang sama akan diperoleh hasil tebal yang berbeda ketika volumenya berbeda. Semakin besar volume yang digunakan akan menghasilkan film yang semakin tebal. Total padatan dalam penelitian pada setiap perlakuan adalah sama yaitu sebesar 1 bv. Tebal dari setiap film yang dihasilkan akan mempengaruhi sifat barrier dan mekanis film yang dihasilkan. Sifat ini seperti WVTR, absorbsi air, kuat tarik dan elongasi. Nilai tebal dari masing-masing film dapat dilihat pada tabel 4. Nilai tebal film dilakukan analisis uji sidik ragam menggunakan SPSS dilanjutkan uji lanjut Duncan dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil yang diperoleh menunjukan tebal masing-masing film tidak dipengaruhi secara nyata oleh nilai konsentrasi. Film yang dibuat memilki rataan tebal yang sama yaitu 0,09 ± 0,01 mm. Film yang memiliki ketebalan seragam ini merupakan salah satu indikator yang baik karena dianggap tidak akan mempengaruhi secara nyata berbagai uji mekanis yang akan dilakukan. Tabel 4. Nilai tebal film pada berbagai konsentrasi ZnO nanopartikel Konsentrasi ZnO Tebal mm 0,09ᵃ ± 0,01 0,25 0,09ᵃ ± 0,01 0,5 0,09ᵃ ± 0,01 1 0,09ᵃ ± 0,01 3 0,09ᵃ ± 0,01 4.5 Kuat Tarik Kuat tarik adalah besarnya gaya maksimum yang dapat diterima oleh suatu material sampai material tersebut putus. Salah satu karakteristik film yang baik adalah mempunyai nilai kuat tarik yang memenuhi standar. Nilai kuat tarik standar yang harus dimiliki oleh film yaitu berkisar 10-100 Mpa Krochta 1992. Nilai kuat tarik yang semakin besar menandakan semakin kuat film yang dihasilkan, apabila nilai kuat tarik semakin kecil menandakan semakin rapuh film. Gambar 12. Nilai Kuat Tarik film pada berbagai konsentrasi ZnO nanopartikel Data yang diperoleh disajikan pada gambar 12. Pada konsentrasi 0 nilai yang diperoleh adalah 52,72 ± 7,19 Mpa dan pada konsentrasi 3 kuat tarik yang dimiliki sebesar 55,39 ± 8,93 Mpa. Uji sidik ragam menggunakan SPSS dilanjutkan uji lanjut Duncan disajikan pada lampiran 8. Adapun hasil yang diperoleh ternyata nilai kuat tarik film tidak dipengaruhi secara nyata oleh nilai konsentrasi. Hal ini menunjukan bahwa penambahan ZnO nanopartikel tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai kuat tarik film. Seharusnya penambahan ZnO nanopartikel akan meningkatkan nilai kuat tarik karena sifat fisik yang dimilikinya. ZnO yang merupakan komponen solid yang terdispersi keseluruh bagian film sehingga akan memberikan struktur yang kuat lalu meningkatkan nilai kuat tarik. Akan tetapi disisi lain, adanya gliserol justru menurunkan nilai kuat tarik karena gliserol menurunkan gaya kohesi antar rantai polimer. Data yang diperoleh menunjukan adanya keseragaman pada nilai kuat tarik, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya ZnO nanopartikel mampu memperbaiki sifat kuat tarik yang kurang baik karena adanya gliserol tetapi belum mampu meningkatakan performa film dari segi kuat tarik. 4.6 Elongasi Elongasi atau persentase pemanjangan adalah perbandingan panjang awal dengan panjang akhir ketika bahan putus atau dapat dikatakan sebagai kemampuan maksimal perbandingan panjang awal dengan panjang akhir bahan yang dapat diterima suatu bahan sampai tepat putus. Elongasi pada film dikaitkan dengan fleksibilitas dan keplastisan yang merupakan salah satu karakteristik penting film. Tingkat keplstisan yang tinggi merupakan salah satu karakteristik 52,72 ± 7,19 50,39 ± 6,88 58,46 ± 10,97 54,42 ± 9,56 55,57 ± 8,93 10 20 30 40 50 60 70 0,25 0,50 1 3

Dokumen yang terkait

Edible film pati tapioka terplastisasi gliserol dengan penambahan agar

0 6 36

Pengembangan Bionanokomposit Film Berbasis Tapioka/Nanopartikel Perak dan Tapioka/Nanopartikel Seng Oksida dengan Plasticizer Gliserol.

1 5 50

Pembuatan Pelapis Bionanokomposit Dari Tapioka, Nanopartikel Zno, Asam Stearat Serta Aplikasinya Pada Mangga Terolah Minimal

0 7 63

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 0 20

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 0 2

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 0 6

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 5 16

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol Chapter III V

0 1 51

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

2 4 6

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 0 26