Water Vapour Transmition Rate

memiliki jumlah a w minimum yang dapat digunakan untuk hidup, seperti kapang mampu tumbuh pada a w 0,7 khamir pada a w 0,8-0,9 dan bakteri pada a w 0,9. Menurut Wianarno 1997 suatu bahan pangan yang memilki a w diatas 0,7 akan dapat ditumbuhi mikroorganisme yang bersifat berbahaya sehingga menjadikan produk rusak, busuk atau bahkan beracun. Nilai a w film sangat menentukan kualitas dari bahan pengemas yang nantinya akan diaplikasikan. Nilai a w yang dibawah 0,7 akan mampu menghambat pertumbuhan jumlah mikroba sehingga mempunyai potensi yang baik dalam melindungi makanan yang nanti akan dikemas. Gambar 9. Nilai a w film pada berbagai konsentrasi ZnO nanopartikel Aktivitas air yang terukur pada sampel film mengalami penurunan dengan bertambahnya jumlah konsentrasi ZnO nanopartikel yang digunakan. Dapat dilihat pada gambar 9, pada konsentrasi 0 aktivitas air yang terukur sebesar 0,72 ± 0,00, lalu menurun sampai 0,67 ± 0,01 pada konsentrasi 1 dan 3 . Hasil pengolahan uji sidik ragam menggunakan SPSS dilanjutkan uji lanjut Duncan dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil yang diperoleh nilai aktivitas air dipengaruhi secara nyata oleh nilai konsentrasi ZnO nanopartikel. Penurunan nilai a w ini diakibatkan adanya reaksi kimia yang terjadi antara pati yang terglatinisasi dengan ZnO nanopartikel. Reaksi kimia yang terjadi menghasilkan senyawa baru yaitu ZnOH ₂ yang mengikat air secara kimia sehingga menurunkan nilai a w Ma et al 2013. Proses glatinisasi selain menghasilkan pH yang rendah serta bertambahnya nilai viskositas, ternyata juga mampu menurunkan nilai a w akibat hidrolisis komponen pati yang mampu mengikat air. ZnO nanopartikel yang berfungsi sebagai filler akan terdispersi keseluruh bagian yang menyebabkan matriks akan terisi sehingga menurunkan kemampuan penyerapan air pada film yang berakibat pada nilai aktivitas air yang menurun. Gambar 10 juga menunjukan bahwa pada konsentrasi 0 ditumbuhi kapang setelah 2 hari penyimpanan dan untuk konsentrasi 3 masih belum terlihat adanya jamur sampai 60 hari penyimpanan. 0,72 ± 0,00 0,70 ± 0,01 0,69 ± 0,00 0,67 ± 0,01 0,67 ± 0,00 0,64 0,65 0,66 0,67 0,68 0,69 0,7 0,71 0,72 0,73 0,25 0,50 1 3 Gambar 10. Visualisasi film konsentrasi ZnO nanopartikel 0 dan 3 4.3 Warna Pengukuran terhadap komponen warna menggunakan sistem CIE yang dinyatakan dalam notasi Lab. Notasi ini menggunakan 3 dimensi ruang dalam menentukan arah perubahan warna Suyatma dalam Handayani 2010. Sistem CIE ini dapat dikonversi menjadi ∆E yang merupakan nilai toleransi perbedaan warna. Nilai ∆E ini merupakan cerminan dari warna yang sesungguhnya. Perbedaan nilai ∆E pada sampel dapat dilihat pada tabel 1. Gambar 11. Visualisasi film pada berbagai konsentrasi ZnO nanopartikel Sampel film yang dihasilkan tidak bisa dilihat secara jelas perbedaannya apabila menggunakan mata telanjang. Namun setelah dilakukan pengukuran menggunakan chromatometer maka dapat terlihat perbedaannya. Uji sidik ragam menggunakan SPSS dilanjutkan uji lanjut Duncan terdapat pada lampiran 3. Hasilnya menunjukan bahwa nilai ∆E dipengaruhi secara nyata oleh tiga kelompok konsentrasi. Penambahan ZnO dalam konsentrasi yang berbeda ternyata akan mempengaruhi warna dari film. Semakin tinggi konsentrasi warna yang dihasilkan semakin putih dan keruh. Fenomena ini akibat adanya ZnO nanopartikel yang merupakan sumber pigmen pemutih, sehingga menjadi lebih putih seiring dengan konsentrasi ZnO nanopartikel yang digunakan. Film sendiri memiliki salah satu kriteria yaitu transparan. Hal ini dikarenakan pangan yang telah mengalami proses coating harus terlihat secara jelas dan nyata sesuai warna

Dokumen yang terkait

Edible film pati tapioka terplastisasi gliserol dengan penambahan agar

0 6 36

Pengembangan Bionanokomposit Film Berbasis Tapioka/Nanopartikel Perak dan Tapioka/Nanopartikel Seng Oksida dengan Plasticizer Gliserol.

1 5 50

Pembuatan Pelapis Bionanokomposit Dari Tapioka, Nanopartikel Zno, Asam Stearat Serta Aplikasinya Pada Mangga Terolah Minimal

0 7 63

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 0 20

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 0 2

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 0 6

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 5 16

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol Chapter III V

0 1 51

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

2 4 6

Pembuatan Hybrid Biokomposit Dari Pati Biji Mangga (mangifera indica) Berpengisi Nanopartikel ZnO (Zinc Oxide) dan Mikropartikel Clay Dengan Plasticizer Gliserol

0 0 26