javanica K.et V.S., Shorea koordesii Brandis., Shorea retinodes Sym., Shorea
faguetiana Heim Sarayar 1974.
Berat jenis untuk meranti kuning rata-rata sebesar 0,56 0,37 – 0,86. Jenis ini memiliki kelas awet antara III – IV dan kelas kuat antara II – III. Penggunaan
jenis ini antara lain sebagai lantai dan perabot rumah tangga, vinir dan kayu lapis, perahu, papan partikel, pulp dan kertas, serta bahan bangunan. Berat jenis untuk
meranti merah rata-rata 0,52 0,30 – 0,86. Jenis ini memiliki kelas awet antara III – IV dan kelas kuat antara III – IV. Penggunaan jenis ini antara lain sebagai vinir
dan kayu lapis, bahan bangunan, daun pintu dan jendela, kayu perkapalan dan peti jenazah Mandang Pandit 1997.
Dan berat jenis untuk meranti putih rata-rata sebesar 0,63 0,42 – 0,91. Jenis ini memiliki kelas awet antara III – IV dan kelas kuat II – III. Pengunaan
jenis ini antara lain sebagai vinir dan kayu lapis, papan partikel, lantai, bahan bangunan dan perkapalan, serta perabot rumah tangga. Kekurangan jenis ini
adalah sukar dikerjakan karena cepat menumpulkan perkakas pertukangan Mandang Pandit 1997.
2.6. Kayu Akasia Acacia mangium Wild
Acacia mangium Wild termasuk ke dalam famili Fabaceae, sub famili
Mimosoidae, mulai dikenal secara luas di Indonesia setelah jenis ini banyak digunakan dalam kegiatan reboisasi dan rehabilitasi lahan. Pada tanah yang cukup
subur, jenis ini dapat mencapai tinggi 23 meter dengan diameter lebih dari 20 cm pada umur 9 tahun. Pemanfaatan kayu jenis pohon ini terutama ditujukan untuk
penyediaan bahan baku industri pulp dan kertas Malik 2002. Menurut Mandang Pandit 1997, kayu mangium memiliki ciri umum,
yaitu: teras berwarna coklat pucat sampai coklat tua, kadang-kadang coklat zaitun sampai coklat kelabu, batasnya tegas dengan gubal yang berwarna kuning pucat
sampai kuning jerami. Corak kayu polos atau berjalur-jalur berwarna gelap dan terang bergantian pada bidang radial. Bertekstur halus sampai agak kasar dan
merata. Arah serat biasanya lurus, kadang-kadang berpadu. Permukaannya agak mengkilap dan licin, kayu berwarna coklat.
Berat jenis Acacia auriculiformis rata-rata 0,69 0,49-0,84, kelas awet III dan kelas kuat II-III. Berat jenis Acacia mangium rata-rata 0,61 0,43-0,66 dan
Acacia lecophloea memiliki berat jenis 0,79 0,71-0,89 kelas awet IV dan kelas
kuat II. Kegunaan dari kayu ini yaitu sebagai bahan konstruksi ringan sampai berat, rangka pintu dan jendela, perabot rumah tangga a.l. lemari, lantai, papan
dinding, tiang, tiang pancang, gerobak dan rodanya, pemeras minyak, gagang alat, alat pertanian, kotak dan batang korek api, papan partikel, papan serat, vinir
dan kayu lapis, pulp dan kertas, selain itu baik juga untuk kayu bakar dan arang Mandang Pandit 1997.
Secara umum presentase kayunya 30-50, kulit 10,5-12, serat kayu akasia tergolong pendek yaitu 0,880 mm – 0,970 mm dengan tebal dinding 4,367
µm – 4,617 µm, kayu teras berwarna cokelat kelabu dan nilai MOEnya 105.900 kgcm
2
– 116.000 kgcm
2
tergantung umur pohonnya Ginoga 1997 dalam Malik 2002.
2.7. Kayu Sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen