Pencegahan Infeksi Neonatal SGB

membungkus bakteri, fusi ini membentuk suatu kawah atau fagosom. Lisosom- lisosom yang mengandung enzim hidrolitik dan substansi bakterisidal lain bermigrasi kearah fagosom dan berfusi dengan membrannya untuk membentuk suatu fagolisosom sehingga terjadi proses ingesti. Pembunuhan intraseluler terhadap bakteri yang diingesti, dapat terjadi dalam beberapa menit, walaupun degradasi sel bakteri dapat menghabiskan waktu dalam beberapa jam Bellanti 1993. b. Komplemen Komplemen adalah suatu famili dari protein-protein yang ada dalam serum yang bereaksi bersama satu sama lainnya dalam suatu kaskade. Bakteri SGB dapat melakukan pengelakan terhadap komplemen. Hal ini disebabkan karena adanya kapsul pada permukaan bakteri dimana kapsul tersebut mengandung asam sialat yang mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi aktivasi jalur komplemen alternatif. Kapsul tersebut mempunyai afinitas yang sangat rendah terhadap C3b, dengan demikian opsonisasi tidak terjadi. Streptococcus Grup B juga dapat menghasilkan Streptococcal C5a peptidase C5aAse yang dapat menguraikan C5a sehingga tidak terjadi fagositosis Abbas et al. 1994; Roitt dan Delves 2001.

2.9 Pencegahan Infeksi Neonatal SGB

a. Kemoprofilaksis Sebelum era penggunaan antibiotika profilaksis intrapartum awal tahun 1990-an, diperkirakan 8000 kasus infeksi SGB early-onset terjadi di Amerika Serikat terjadi tiap tahun 2 kasus per 1000 kelahiran hidup. Setelah era penggunaan antibiotika profilaksis intrapartum, insidensi sepsis neonatal SGB early-onset menurun hingga 70 Schuchat et al. 2000; Tumbaga dan Philip 2003. Kemoprofilaksis yang dianjurkan untuk mencegah infeksi SGB adalah ampisilin intravena intrapartum 2 gram inisial, kemudian dilanjutkan 1-2 gram setiap 4-6 jam atau penisilin G 5 juta unit setiap 6 jam sampai melahirkan Tunkel dan Scheld 1995. Vellapi et al. 2003 mengusulkan protokol kombinasi kemoprofilaksis maternal dan neonatal dengan pemberian ampisilin intravena intrapartum 2 gram per 6 jam untuk maternal yang dikombinasikan dengan penisilin G dosis tunggal intramuskular dalam waktu 1 jam setelah lahir untuk semua neonatus yang dilahirkan oleh ibu dengan faktor resiko. Penisilin G diberikan dengan dosis 60.000 U 1 ml untuk bayi yang cukup bulan dan 30.000 U 0.5 ml untuk bayi dengan berat lahir 2 kg. Untuk maternal dengan chorioamnionitis selain ampisilin diberikan juga gentamisin dengan dosis awal 120 mg dilanjutkan 80 mg intravena setiap 8 jam. Klindamisin diberikan untuk wanita yang mempunyai riwayat alergi terhadap antibiotika β -laktam dengan dosis 900 mg intravena setiap 8 jam. Protokol tersebut telah terbukti secara signifikan mengurangi infeksi SGB early-onset. Penggunaan antibiotik profilaksis terhadap ibu hamil resiko tinggi yang diidentifikasi melalui skrining dapat mencegah kira-kira 3300 kasus 47 penyakit neonatal SGB tiap tahunnya di Amerika Serikat sehingga dapat menghemat biaya kesehatan kira-kira 16 juta dollar. Penggunaan kemoprofilaksis pada ibu hamil resiko tinggi yang diidentifikasi dengan menggunakan kriteria epidemiologi juga efektif dalam mencegah penyakit neonatal SGB mencegah kira-kira 3200 kasus tiap tahunnya, namun karena kriteria ini tidak memerlukan skrining sehingga dapat menghemat biaya kira-kira 66 juta dollar. Akan tetapi vaksinasi dapat mencegah kira-kira 4100 kasus penyakit neonatal tiap tahunnya sehingga dapat menghemat 131 juta dollar. Dengan demikian skrining prenatal yang universal terhadap SGB dan kemoprofilaksis untuk ibu hamil yang terkolonisasi masih membutuhkan biaya yang sangat besar dibanding vaksinasi Mohle-Boetani et al. 1993. b. Imunoprofilaksis Suatu vaksin yang efektif dapat mengeradikasi penyakit SGB, mengeliminasi resiko resistensi antibiotika dan menurunkan angka kematian bayi serta kelahiran prematur. Di beberapa negara maju dewasa ini penelitian- penelitian tentang vaksin SGB telah dikembangkan dengan pesat. Imunisasi aktif untuk wanita yang akan melahirkan telah diteliti dalam beberapa dekade. Konsep ini dibuat berdasarkan pemikiran tentang adanya antibodi IgG ibu yang dapat melintas secara transplasental ke janinnya. Namun pemberian vaksin pada infan prematur yang lahir sebelum usia kehamilan 32 minggu, tidak ada manfaatnya karena transfer antibodi maternal sangat terbatas pada usia kehamilan yang masih muda Schuchat et al. 1996; Cunningham et al. 1997; Tumbaga Philip 2003. Kapsul polisakarida SGB adalah merupakan target imunitas antibodi. Hal ini desebabkan karena antibodi terhadap kapsul polisakarida sangat protektif dalam mencegah penyakit SGB. Karena kapsul polisakarida SGB terdiri dari beberapa serotipe maka vaksin SGB harus multivalen, termasuk di dalamnya adalah kapsul polisakarida dari serotipe yang dominan pada suatu wilayah. Vaksin yang efektif untuk digunakan di Amerika Serikat telah diteliti berdasarkan serotipe yang dominan adalah serotipe Ia, Ib, II, III dan V Tumbaga Philip 2003.

2.10 Pengobatan Penyakit SGB