Pengobatan Penyakit SGB TINJAUAN PUSTAKA

melintas secara transplasental ke janinnya. Namun pemberian vaksin pada infan prematur yang lahir sebelum usia kehamilan 32 minggu, tidak ada manfaatnya karena transfer antibodi maternal sangat terbatas pada usia kehamilan yang masih muda Schuchat et al. 1996; Cunningham et al. 1997; Tumbaga Philip 2003. Kapsul polisakarida SGB adalah merupakan target imunitas antibodi. Hal ini desebabkan karena antibodi terhadap kapsul polisakarida sangat protektif dalam mencegah penyakit SGB. Karena kapsul polisakarida SGB terdiri dari beberapa serotipe maka vaksin SGB harus multivalen, termasuk di dalamnya adalah kapsul polisakarida dari serotipe yang dominan pada suatu wilayah. Vaksin yang efektif untuk digunakan di Amerika Serikat telah diteliti berdasarkan serotipe yang dominan adalah serotipe Ia, Ib, II, III dan V Tumbaga Philip 2003.

2.10 Pengobatan Penyakit SGB

Penisilin G sampai saat ini masih merupakan obat pilihan untuk penyakit SGB. Untuk orang dewasa dengan bakteremia, dosis penisilin G adalah 10-12 juta Unithari, sedangkan untuk kasus meningitis 20-30 juta Unithari. Untuk neonatus dengan kasus bakteremia dapat diberikan ampisilin dengan dosis inisial 150 mgkghr ditambah aminoglikosida, kemudian diteruskan dengan penisilin G dengan dosis 200.000 unitkghr. Pada kasus tanpa komplikasi bakteremia, terapi diberikan selama 7-10 hari, sedangkan pada kasus dengan bakteremia terapi dilanjutkan sampai 14 hari, namun bila ada komplikasi menigitis terapi diberikan selama 21-28 hari. Pada kasus dengan osteomilitis atau endokarditis, pemberian antibiotika memerlukan waktu 4-6 minggu Edwards Baker 1995; Tumbaga Philip 2003.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Laboratorium yang digunakan adalah Lab. Bakteriologi dan Lab. Terpadu FKH-IPB serta Lab. Bioteknologi Hewan dan Biomedis Pusat Riset Bioteknologi-IPB. Tempat pengambilan sampel penelitian di Rumah Sakit Marinir Cilandak Jakarta. Penelitian ini telah berlangsung dari April 2002 hingga Desember 2005. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian Bahan penelitian terdiri dari sampel swab vagina dan swab rektum dari ibu hamil yang mengalami komplikasi obstetri. Bahan penunjang lain adalah media perbenihan bakteri berupa media agar darah domba 5 Merck, Darmstadt, Jerman, Todd-Hewitt Broth THB Gibco, Karlsruhe, Jerman, soft-agar 10 ml Brain Heart Infusion dari Gibco ditambah 0,15 agar dan Tryptic Soy Agar. Bahan kimiawi yang digunakan antara lain adalah Agarose Serva, Heiderberg, Jerman, Polyetylen-glycol PEG 6000 Serva, Phosphat buffer saline PBS, asam hialuronat Sigma, Bovine Serum Albumin BSA Serva, amonium sulfat NH 4 2 SO 4 , sephadex Sigma, bufer Tris-HCl 0,1M; SDS 10, Acrylamidebis, Amonium persulfat 10, TEMED, Comassie blue R 250 Serva, Jerman, molekul marker untuk protein, antimouse IgG Peroxidase Conjugate Sigma, mouse IgG Sigma dan reagen-reagen untuk ELISA. Hewan yang digunakan adalah kelinci lokal, mencit strain DDY yang diperoleh dari PT. Biofarma. Bakteri referens SGB International Referens Strain yang digunakan untuk membuat antiserum monospesifik: Strain 090 tipe Ia, R36B tipe Ib, 18RS21 tipe II, COH-1 tipe III, 3139 tipe IV, SS1169 tipe V, NT6 tipe VI, 7271 tipe VII, JM9-130013 tipe VIII. Staphylococcus aureus K-39 digunakan untuk uji CAMP. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini selain alat-alat yang biasa digunakan di Laboratorium Mikrobiologi, digunakan juga kolom kromatografi berdiameter 1 cm dengan tinggi 40 cm dan fraction collector, alat elektroforesis, perangkat ELISA, spuit disposible ukuran 1 ml dan jarum suntik nomor 27 serta kandang hewan percobaan.