Penentuan Hialuronidase .1 Uji Plate Agar-Hyaluronidase

berasal dari ibu hamil sehat adalah tipe VI 27,3, V 18,2, IV 9,1 dan NT nontypable 45,. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian ini karena pada penelitian tersebut tidak dijumpai adanya serotipe III, VII dan VIII seperti yang dijumpai pada penelitian ini. Sedangkan serotipe IV dan V yang dijumpai pada penelitian tersebut tidak dijumpai pada penelitian ini. Dengan demikian dijumpai adanya perubahan dalam distribusi serotipe. Lin et al. 1998 dan Blumberg et al. 1996 juga melaporkan adanya perubahan serotipe SGB dari waktu ke waktu. Pada awal tahun 1990-an, serotipe V ditemukan sebagai serotipe baru di Amerika Serikat dan negara-negara lain. Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa distribusi serotipe SGB yang paling sering muncul adalah serotipe Ia dan III Lin et al. 1998. Di Jepang serotipe VIII dan VI adalah serotipe yang paling sering muncul Lachenauer et al. 1999. Menurut Lin et al. 1998 distribusi serotipe dipengaruhi oleh lokasi geografi, oleh karena itu perlu dilakukan serotyping pada suatu wilayah. Vormulasi vaksin multivalen dari kapsul polisakarida yang ditujukan untuk suatu wilayah sangat ditentukan oleh distribusi serotipe di wilayah tersebut. Antigen polisakarida pada permukaan bakteri SGB berdasarkan serologi terdiri dari serotipe Ia, Ib, II, III, IV, V, VI, VII dan VIII. Penentuan serotipe tersebut didasarkan pada komposisi antigen polisakarida spesifik-tipe pada permukaan bakteri yang tersusun dari galaktosa, glukosa, N-asetil glukosamin dan asam N-asetilneuraminik sialic acid = asam sialat. Perbedaan masing- masing serotipe terletak pada rantai tulang punggung dan ikatan rantai antar cabang gugus polisakarida serta ketebalan kandungan asam sialatnya Tissi et al. 1998. 4.4 Penentuan Hialuronidase 4.4.1 Uji Plate Agar-Hyaluronidase Dari 10 isolat SGB yang diskrining dengan uji plate agar-hyaluronidase semuanya menunjukkan reaksi positip dengan adanya zona bening disekitar pertumbuhan bakteri Gambar 8. Hal ini menunjukkan bahwa semua isolat SGB memperlihatkan adanya aktivitas hialuronidase sebagai enzim ekstraselulernya. Hal serupa juga dilaporkan oleh Crist 1989 dimana dari 5 isolat SGB yang diuji plate agar-hyaluronidase semuanya menunjukkan reaksi positip, sedangkan Granlund et al. 1997 melaporkan 19 dari 22 isolat SGB dari kolonisasi vagina dan 5 dari 13 isolat endokarditis memperlihatkan produksi hialuronidase pada uji plate. Gambar 8. Uji Plate Agar-Hyaluronidase. Reaksi positip ditunjukkan dengan adanya zona bening disekitar pertumbuhan bakteri 2 dan 3.

4.4.2 Purifikasi Hialuronidase

Dari hasil skrining di atas, diambil satu isolat SGB yaitu isolat SV-14 untuk dilakukan purifikasi. Hasil purifikasi tersebut kemudian dilakukan penentuan kadar protein, pengujian aktivitas dan karakterisasi hialuronidase. Penentuan Kadar Protein dan Aktivitas Hialuronidase Hasil penentuan kadar protein dan aktivitas hialuronidase SGB SV-14 dapat dilihat pada tabel 7 di bawah. Tabel 7. Hasil Uji Kadar Protein dan Aktivitas Spesifik Hialuronidase Tahap pemurnian Volume ml Total protein mg Konsentrasi Protein mgml Total Aktivitas Unitml Aktivitas spesifik Unitmg Ekstrak Kasar 100 506 5.06 0.600 0.0012 NH 4 2 SO 4 45 5 31.10 6.22 0.391 0.0126 Dialisa 5 29.38 5.88 0.366 0.0125 Filtrasi Gel 1 2.30 2.30 0.074 0.0322 Dari tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa konsentrasi protein dalam supernatan perbenihan SGB SV-14 dengan menggunakan metode Bradford adalah sebesar 5.06 mgml, sedangkan aktivitas spesifiknya menggunakan metode Bergmeyer 1987 adalah sebesar 0.0012 Umg. Sementara itu Afifi et al. 1993 melaporkan bahwa konsentrasi protein dalam serum manusia sebelum mengalami purifikasi adalah sebesar 86 mgml, sedangkan aktivitas spesifik hialuronidasenya adalah sebesar 0.009 Umg. Hasil optimisasi konsentrasi amonium sulfat diperoleh aktivitas hialuronidase SGB tertinggi dicapai pada pengendapan dengan amonium sulfat konsentrasi 45. Hasil uji konsentrasi protein pada konsentrasi amonium sulfat 45 adalah sebesar 6.22 mgml dengan aktivitas spesifik hialuronidase yaitu sebesar 0.0126 Umg. Sementara itu setelah mengalami proses dialisis, konsentrasi protein adalah sebesar 5.88 mgml dengan aktivitas spesifik hialuronidase 0.0125 Umg. Proses dialisis dilakukan untuk menghilangkan molekul garam amonium sulfat dan ion-ion pengganggu lainnya yang berpengaruh terhadap kestabilan molekul protein enzim. Hasil uji aktivitas spesifik hialuronidase SGB SV-14 dengan kromatografi filtrasi gel dalam sephadex G-100 tertinggi dijumpai pada fraksi ke-5 yaitu sebesar 0.032 Umg dengan konsentrasi protein total sebesar 2.3 mgml. Konsentrasi protein dalam serum manusia setelah mengalami purifikasi tahap pertama dalam DEAE-cellulose adalah sebesar 5.20 mgml dengan aktivitas spesifik hialuronidase 0.059 Umg, namun setelah mengalami purifikasi tahap ke dua dalam FPLC-Superose-12 aktivitas spesifik meningkat menjadi 53 Umg Afifi et al. 1993. Hialuronidase dapat dikelompokkan menjadi 3 katagori berdasarkan organisme penghasilnya yaitu: 1 tipe testikuler hyaluronate-4- glycanohydrolases , 2 hyaluronate-3-glycanohydrolases dari lintah, cacing dan ular, 3 hialuronidase bakterial hyaluronat lyase. Hialuronidase tipe testikular selain dihasilkan di testis juga dihasilkan di hati, paru, ginjal, placenta, otak dan kulit. Hyaluronat lyase diproduksi oleh beberapa jenis mikroorganisme gram positip seperti Streptococcus grup A, B, C, G dan L serta Streptokokus sanguis, stafilokokus, clostridium, propionibakterium dan streptomyces. Enzim tersebut dikaitkan dengan virulensi bakteri karena memotong komponen utama matriks ekstraseluler jaringan tubuh yaitu asam hialuronat hialuronan, menghasilkan dimer N-asetilglukosamin dan asam glukuronat. Saat ini gen-gen hialuronidase dari beberapa organisme tersebut telah disekuen Pritchard dan Lin 1993; Afifi et al . 1993; Pritchard et al. 1994; Hynes et al. 2000; Kudo dan Tu 2001. Hialuronidase bakteri berbeda dengan hialuronidase bisa ular dan testikular sapi. Kebanyakan hialuronidase bakteri kecuali streptomyces, menghasilkakn disakarida sebagai produk akhir hidrolisis hialuronan. Hialuronidase dari bisa ular dan testikular sapi menghasilkan produk campuran heksa- dan tetrasakarida sebagai produk hidrolisisnya. Selain itu hialuronidase bisa ular kurang aktivitas exo-glycosidase nya karena enzim ini gagal menghidolisa p-nitrophenyl- β-D- glucuronide dan p-nitrophenyl-N-acetyl- β-D-glucosamide. Hialuronidase bisa ular dan hialuronidase testikular sapi selain mempunyai persamaan dalam hal produk akhir hidrolisis, mempunyai perbedaan yang menyolok dalam hal spesifisitas substrat. Hialuronidase sapi selain menghidrolisis hialuronan juga menghidrolisis kondroitin, kondroitin sulfat A, C, D dan E. Hialuronidase bisa ular hanya spesifik terhadap hialuronan Kudo dan Tu 2001.

4.4.3 Penentuan Berat Molekul Hialuronidase SGB

Hasil penentuan berat molekul hialuronidase SGB SV-14 dengan SDS- PAGE dapat dilihat pada Gambar 9. 1 2 3 4 5 Marker kD Gambar 9. Hasil SDS-PAGE Hialuronidase SGB. Fraksi ke 5 pemurnian Sephadex G-100 1, hyaluronat lyase standar 2, hyaluronidase pada supernatan 3, pengendapan 45 NH 4 2 SO 4 4, dialisa 5. 200 116 97.4 66 45 Dari Gambar 9 di atas dapat dilihat bahwa sumur 1 yang merupakan hasil SDS-PAGE hialuronidase yang telah dipurifikasi dengan kromatografi filtrasi gel dalam Sephadex G-100 menujukkan adanya dua pita dengan berat molekul sekitar 100 kD. Pita-pita tersebut salah satunya diperkirakan merupakan pita hialuronidase SGB, hal ini ditandai dengan tingginya aktivitas hialuronidase pada fraksi tersebut. Enzim standar hyaluronat lyase sumur 2 menunjukkan satu pita dengan berat molekul yaitu sekitar 100 kD. Sumur 3 yang merupakan protein dalam supernatan menunjukkan adanya pita-pita protein yang berukuran besar 97,4 – 200 kD. Menurut Pritchard et al. 1994 hialuronidase SGB memiliki ukuran berat molekul sekitar 100 kD, dengan demikian diperkirakan pita-pita yang muncul salah satunya adalah pita dari hialuronidase. Streptokokus grup B strain 3502 dengan serotipe III menghasilkan hialuronidase dalam kadar yang tinggi dalam medium minimal dan tumbuh pada fase mid-log dimana material yang memiliki berat molekul tinggi dikeluarkan dalam medium kultur yang diperoleh dengan ultrafiltrasi. Hasil PAGE enzim tersebut yang dimurnikan dengan afinitas kromatografi pada kolum yang didesain khusus mengandung N- p-aminophenyl oxamic acid yang terikat pada agarose menunjukkan pita yang jelas pada 100 kDa. Pita tersebut diperkirakan adalah pita hialuronidase Pritchard dan Lin 1993

4.5 Uji Patogenisitas SGB