Eosinofil HASIL DAN PEMBAHASAN

Peningkatan glukokortikoid dalam darah memicu pergerakan sementara dari marginal pool ke circulating pool. Pergerakan sementara neutrofil ke circulating pool akan meningkatkan jumlah neutrofil neutrofilia di dalam peredaran darah Ganong 2002 Colville dan Bassert 2002. Pada minggu ke-3 jumlah neutrofil turun menjadi 3.10 ± 1.46 x 10 3 µL, kemudian menurun kembali pada minggu ke-4 menjadi 2.51 ± 0.97 x 10 3 µL. Jumlah neutrofil di minggu ke-3 dan ke-4 masih berada pada kisaran normal. Pada minggu ke-5 jumlah neutrofil mengalami peningkatan menjadi 2.84 ± 1.83 x 10 3 µL dan pada minggu ke-6 mengalami peningkatan kembali menjadi 3.40 ± 1.52 x 10 3 µL. Minggu ke-5 dan ke-6 umur kebuntingan induk sapi sudah memasuki bulan ke-9. Kajian yang dilakukan Nafizi, Ahmadi Gheisari 2008 menunjukkan bahwa peningkatan jumlah leukosit secara bertahap terjadi ketika mendekati partus. Peningkatan jumlah leukosit total mempunyai arti bahwa jumlah neutrofil dan limfosit di peredaran darah meningkat. Peningkatan jumlah neutrofil dan limfosit di peredaran darah berakibat pada peningkatan jumlah leukosit total Colville dan Bassert 2002.

4.4 Eosinofil

Eosinofil seringkali diproduksi dalam jumlah besar pada penderita infeksi parasit, dan eosinofil bermigrasi ke jaringan yang menderita infeksi parasit Guyton Hall 1997. Jumlah eosinofil sebelum dan sesudah vaksinasi dapat dilihat pada Gambar 12. Kisaran normal jumlah eosinofil pada induk sapi bunting umur kebuntingan 8 dan 9 bulan secara berturut-turut adalah 0.59 ± 0.36 x 10 3 µL dan 0.47 ± 0.42 x 10 3 L Conner, LaBelle, Eyster Wonnacot 1967. Jumlah eosinofil pada minggu ke-0 atau sebelum vaksinasi I adalah 0.90 ± 0.69 x 10 3 µL. Jumlahnya menurun pada minggu ke-1 menjadi 0.81 ± 0.24 x 10 3 µL. Namun demikian jumlah eosinofil di peredaran darah induk sapi masih berada pada kisaran normal. Penurunan jumlah eosinofil di dalam peredaran darah eosinopenia sulit untuk dideteksi karena secara normal jumlahnya memang sedikit Colville Bassert 2002. Gambar 12. Jumlah eosinofil induk sapi bunting sebelum dan setelah vaksinasi Pada minggu ke-2 jumlah eosinofil meningkat dan cenderung stabil hingga minggu ke-4. Namun demikian jumlahnya melebihi kisaran normal. Jumlah eosinofil pada minggu ke-2 hingga ke-4 secara berturut-turut adalah 1.58 ± 0.48 x 10 3 µL, 1.59 ± 0.42 x 10 3 µL, dan 1.50 ± 0.62 x 10 3 µL. Jumlah eosinofil sempat meningkat pada minggu ke-5 menjadi 2.22 ± 1.40 x 10 3 µL dan turun kembali pada minggu ke-6 menjadi 1.50 ± 0.85 x 10 3 µL. Jumlah eosinofil yang tinggi pada minggu ke-2 hingga minggu ke-6 diduga diakibatkan oleh adanya infeksi kecacingan yang berasal dari lingkungan. Haen 1995 menjelaskan bahwa eosinofil memegang peranan penting dalam memerangi infeksi kecacingan dan juga terlibat dalam reaksi hipersensitifitas tertentu. Infeksi parasitik dapat merangsang baik respon kekebalan humoral maupun seluler. Antibodi IgG spesifik diproduksi untuk berikatan pada parasit, membuat komplemen, memicu reaksi peradangan dan dapat merusak parasit itu sendiri Jain AH 1993. Walaupun kebanyakan parasit terlalu besar untuk difagositosis oleh eosinofil atau sel fagositik lain, eosinofil akan melekatkan diri pada parasit melalui molekul permukaan khusus, dan melepaskan bahan-bahan yang dapat membunuh parasit Guyton Hall 1997. Antibodi IgE spesifik dapat berikatan dengan sel mast jaringan dan menyebabkan degranulasi dan pelepasan substansi bioaktif seperti histamine, ECF-A, dan faktor pengaktivasi platelet PAF. Lymphokine khusus yang Vaksinasi II Vaksinasi III Vaksinasi I Eosinofil 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 1 2 3 4 5 6 J u m la h 1 3 µ L Waktu minggu diproduksi limfosit T diaktivasi oleh antigen parasitik akan merangsang produksi dan pelepasan eosinofil ke dalam sirkulasi darah. Hal tersebut dapat dicerminkan sebagai eosinofilia yaitu meningkatnya jumlah eosinofil di dalam sirkulasi darah Jain AH 1993.

4.5 Monosit