Vaksinasi Escherichia coli E.coli

Diare yang muncul akibat aktivitas enterotoksin pada ETEC pada prinsipnya bekerja sebagai antiabsortif karena bekerja menghalangi transpor Na + dan Cl - dari lumen ke sel epitel usus yang kemudian terjadi peningkatan sekresi cairan isotonis. Enterotoksin juga merusak motilitas usus yang merupakan faktor untuk memfasilitasi keberadaan ETEC di lumen usus Gyles dan Charles 1993.

2.4.2 Vaksinasi Escherichia coli

Vaksinasi adalah pemberian antigen untuk merangsang respon imun yang melindungi terhadap agen infeksius Tizard 2000, dan salah satu upaya untuk mencegah penyakit, serta upaya yang efektif untuk menghindarkan diri dari residu antibakteri dan resistensi bakteri Soeripto 2002. Efektifitas suatu vaksin dipengaruhi oleh empat faktor. Pertama, sel pendedah antigen Antigen Presenting CellAPC harus terstimulasi sehingga dapat memproses antigen secara efisien dan melepaskan sitokinin yang tepat. Kedua, sel B dan sel T harus terstimulasi sehingga keduanya dapat membangkitkan sejumlah besar sel memori. Ketiga, sel T helper Th harus dapat distimulasi oleh beberapa epitop dalam vaksin sehingga terbentuk beberapa variasi tipe molekul Major Histocompatibility Complex MHC kelas II dan epitop. Faktor terakhir adalah antigen harus dapat bertahan pada tempat yang tepat pada jaringan limfoid sehingga sel yang memproduksi antibodi dapat terstimulasi dan perlindungan dapat bertahan selama mungkin Tizard 2000. Bakterin adalah istilah yang digunakan untuk vaksin yang berisi bakteri yang dimatikan. Biasanya bakteri dibunuh dengan formaldehid dan menggabungkannya dengan alum atau adjuvant aluminum hidroksida Tizard 2000. Sebagaimana vaksin mati lain, kekebalan yang dihasilkan hanya berlangsung relatif pendek, biasanya hanya bertahan tidak lebih dari satu tahun dan kadang untuk jangka waktu yang sangat pendek. Kemampuan bakterin dapat ditingkatkan melalui penambahan antigen yang bersifat imunogenik pada bakteri yang dimatikan. Oleh karena itu bakterin E.coli terhadap kolibasilosis dapat diperkaya dengan penambahan pilus antigen K88 atau K99. Antibodi terhadap antigen tersebut mencegah terjadinya perlekatan E.coli pada dinding usus dan oleh karena itu berperan secara signifikan pada respon imun protektif Tizard 2000. Vaksin yang diberikan untuk sapi pada dasarnya menggunakan antigen K99 dan pada umumnya sangat efektif Gyles dan Charles 1993. Vaksin diberikan pada induk pada 6 dan 3 minggu sebelum melahirkan. Pemberian vaksin ini membantu terbentuknya titer antibodi yang tinggi di dalam kolostrum, dan pedet harus mendapat kolostrum sesegera mungkin setelah dilahirkan agar antibodi dapat bekerja efektif Manglayang 2008.

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Patologi Klinik Bagian Penyakit Dalam Departemen Klinik, Reproduksi, dan Patologi, dan Kawasan Usaha Peternakan Sapi Perah KUNAK Cibungbulang-Bogor. Penelitian ini berlangsung mulai bulan Mei hingga Juli 2008.

3.2 Bahan dan Alat

Hewan coba yang digunakan adalah tiga ekor induk sapi FH bunting yang sedang dalam masa kering kandang atau umur kebuntingan sekitar 7 bulan. Induk sapi dipilih yang sehat secara klinis dan berada pada laktasi 2-3 umur 3-4 tahun. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah immunomodulator Inmunair ® , vaksin E.coli polivalen, alkohol 70 , larutan Turk, Giemsa 10, metanol, xylol dan minyak emersi.