Limfosit HASIL DAN PEMBAHASAN

antibodi atau ke sistem kekebalan yang diperantarai oleh sel. Sistem ini kemudian dengan segera merespon dengan membentuk antibodi spesifik, sel spesifik atau keduanya, yang mampu menghancurkan antigen. Sistem kekebalan dapatan seperti ini juga ’mengingat’ kejadian ini sehingga pada pemaparan berikutnya dengan antigen yang sama, respon yang muncul akan lebih cepat dan efisien Tizard 2000. Pada minggu ke-3 atau satu minggu setelah vaksinasi II jumlah leukosit total meningkat menjadi 10.47 ± 1.27 x 10 3 µL dan menurun pada minggu ke-4 menjadi 9.00 ± 1.20 x 10 3 µL. Peningkatan dan penurunan jumlah leukosit masing-masing pada minggu ke-3 dan ke-4 diakibatkan oleh vaksinasi pada minggu ke-2. Respon imun sekunder berjalan lebih cepat dan efisien Tizard 2000, oleh karena itu pada minggu ke-4 jumlah leukosit kembali menurun. Pada minggu ke-5 dan minggu ke-6 jumlah leukosit total meningkat, berturut-turut menjadi 10.37 ± 1.64 x 10 3 µL dan 11.20 x 10 3 µL. Hal ini diduga merupakan respon fisiologis. Seperti yang dijelaskan oleh Tizard 2000, pemberian antigen ketiga ditunjukkan oleh respon imun yang lebih pendek dan respon antibodi yang tinggi. Pada minggu ke-5 dan ke-6 umur kebuntingan induk sapi sudah memasuki bulan ke-9. Kajian yang dilakukan Nafizi, Ahmadi Gheisari 2008 menunjukkan bahwa peningkatan jumlah leukosit secara bertahap terjadi ketika mendekati partus.

4.2 Limfosit

Limfosit berperan dalam imunitas yang diperantarai sel dan yang diperantarai oleh antibodi Dellman Eurell 1998. Kisaran normal jumlah limfosit pada peredaran darah induk sapi bunting umur kebuntingan 8 dan 9 bulan, masing-masing adalah 4.72 ±1.38 x10 3 µL dan 4.57 ±1.26 x10 3 L Conner, LaBelle, Eyster Wonnacot 1967. Jumlah limfosit sebelum dan sesudah vaksinasi dapat dilihat pada Gambar.10. Gambar 10. Jumlah limfosit induk sapi bunting sebelum dan setelah vaksinasi. Pada minggu ke-0 jumlah limfosit adalah 3.17 ± 2.17 x10 3 µL. Jumlah ini masih berada dalam kisaran normal. Pada minggu ke-1 jumlah limfosit meningkat menjadi 4.30 ± 0.52 x 10 3 µl dan turun kembali pada minggu ke-2 menjadi 3.84 ± 1.07 x 10 3 µL, dan jumlahnya masih dalam kisaran normal dan masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan sebelum vaksinasi atau minggu ke-0. Minggu ke-1 bersamaan dengan satu minggu setelah vaksinasi I. Peningkatan jumlah limfosit di peredaran darah terjadi karena limfosit menjalankan perannya dalam ‘mengenali’ antigen dan memicu respon imun. Tizard 2000 melaporkan bahwa pemberian antigen akan menyebabkan tubuh hewan akan menjalankan respon kekebalan selular dan humoral. Pembentukan antibodi biasanya melibatkan makrofag, sel T dan sel B. Makrofag akan mengikat antigen melalui reseptor permukaan dan memproses antigen tersebut menjadi sangat imunogenik Jain AH 1993. Antigen ini kemudian dipresentasikan ke T-helper virgin dan sel B. Melalui permukaannya, sel T mengenali porsi carier dan sel B mengenali porsi hapten dari antigen. Interaksi antar sel melibatkan pengenalan antigen permukaan Ia. Interaksi ini memicu proliferasi klonal sel B dan sel T. Lymphokine dari sel T yang distimulasi antigen akan meningkatkan limfopoiesis yang kemudian diatur oleh faktor dari sel T-suppressor, IL-1 dan substansi inhibitory dari makrofag. Aktivasi antigenik sel B dalam respon imun juga terjadi akibat peran sel T. Sel T Vaksinasi III Vaksinasi II Vaksinasi I Limfosit 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Waktu minggu J u m la h 1 3 µ L yang teraktivasi akan secara langsung menghubungkan silang reseptor permukaan sel pada sel B dan mengaktifkan sel B Jain AH 1993. Perubahan sel B menjadi imunosit pembentuk antibodi atau sel plasma adalah dasar dari respon antibodi humoral. Antibodi yang dibentuk adalah IgM. Namun demikian bersamaan dengan respon imun yang terus berlangsung, antibodi yang dibentuk kemudian adalah IgG Jain AH 1993. Keturunan limfosit yang memiliki reseptor antigen yang spesifik akan mengenali antigen yang sama yang muncul berikutnya dan menjalankan respon yang sama namun dengan respon yang lebih tinggi. Beberapa keturunan limfosit berubah menjadi sel memori yang mempercepat respon imun spesifik, baik itu kekebalan humoral maupun seluler Jain AH 1993. Pada minggu ke-3 jumlah limfosit mengalami peningkatan menjadi 5.43 ± 2.99 x 10 3 µL, dan pada minggu ke-4 menurun kembali menjadi 4.70 ± 2.17 x 10 3 µL. Namun demikian jumlahnya masih berada dalam kisaran normal dan masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan sebelum vaksinasi atau minggu ke-0. Minggu ke-3 bersamaan dengan satu minggu setelah vaksinasi II. Pemberian vaksinasi II akan menyebabkan tubuh menjalankan respon imun sekunder. Respon tubuh pada respon imun sekunder sangat berbeda dari respon yang pertama. Respon imun sekunder berjalan lebih cepat dengan pembentukan antibodi yang lebih tinggi Tizard 2000. Pada respon imun sekunder, sel memori juga berperan dalam pembentukan antibodi. Menurut Colville dan Bassert 2002 dan Tizard 2000, selain membentuk antibodi, limfosit juga membentuk sel memori yang kemudian akan berkoloni di sumsum tulang. Sel-sel ini tidak berperan dalam respon imun awal terhadap suatu antigen namun bertahan di jaringan limfoid sementara menunggu paparan kedua dari antigen tersebut. Pada minggu ke-2 dan ke-4 jumlah limfosit mengalami penurunan. Hal ini diduga karena limfosit dimobilisasi ke jaringan limfoid untuk pembentukan antibodi. Jain AH 1993 melaporkan bahwa respon imun yang mengarah pada pembentukan antibodi seringkali tidak ditunjukkan oleh tingginya jumlah limfosit di peredaran darah. Pada minggu ke-5 dan ke-6 jumlah limfosit meningkat secara berturut- turut menjadi 4.90 ± 1.05 x 10 3 µL dan 5.71 ± 2.01 x 10 3 µL, dan jumlahnya masih dalam kisaran normal. Minggu ke-5 dan ke-6 bersamaan dengan satu minggu dan dua minggu setelah vaksinasi III. Jumlah limfosit yang meningkat diduga terjadi bukan sebagai respon terhadap vaksinasi melainkan respon fisiologis. Seperti yang dijelaskan oleh Tizard 2000, pemberian antigen ketiga ditunjukkan oleh respon imun yang lebih cepat dan respon antibodi yang tinggi. Minggu ke-5 dan ke-6 umur kebuntingan induk sapi sudah memasuki bulan ke-9. Kajian yang dilakukan Nafizi, Ahmadi Gheisari 2008 menunjukkan bahwa peningkatan jumlah leukosit secara bertahap terjadi ketika mendekati partus. Peningkatan jumlah leukosit total mempunyai arti bahwa jumlah jenis leukosit di peredaran darah meningkat. Peningkatan jumlah neutrofil dan limfosit di peredaran darah berakibat pada peningkatan jumlah leukosit total Colville dan Bassert 2002.

4.3 Neutrofil