Lama dan frekuensi menyusui Mitos Tentang Menyusui

c. Dagu bayi menempel pada payudara d. Mulut bayi terbuka cukup lebar e. Bibir bawah bayi juga terbuka lebar f. Areola yang kelihatan lebih luas dibagian atas daripada ibagian bawah mulut bayi. g. Bayi ketika menghisap ASI cukup dalam menghisapnya, lembut dan tidak ada bunyi. h. Putting susu tidak merasa nyeri. i. Kepala dan badan bayi berada pada garis lurus. j. Kepala bayi tidak pada posisi tengadah. Gambar 2.2 Perlekatan yang benar. Gambar 2.3 Perlekatan yang salah.

4. Lama dan frekuensi menyusui

Menurut kristiyanasari, 2009 Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan disetiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain kencing, kepanasankedinginan atau sekedar ingin didekap atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara Universitas Sumatera Utara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang BH yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

5. Mitos Tentang Menyusui

Menurut kristiyanasari,2009 berkembangnya informasi yang tidak benar dan kurang tepat di masyarakat, ditambah lagi adanya mitos menyusui, dapat membuat ibu kurang percaya diri serta menurun semangatnya untuk menyusui. Yang sangat menyedihkan, mitos-mitos ini diajarkan secara turun temurun sehingga menjadi semacam budayaadat istiadat. Berikut ini mitos- mitos di seputar masalah menyusui: a. Menyusui mengubah payudara wanita Mitos ini tidak benar. Menyusu tidak mengubah bentuk payudara wanita secara permanen. Yang mengubah bentuk payudara adalah kehamilan.kehamilan menyebabkan dikeluarkannya hormone dan Universitas Sumatera Utara menyebabkan terbentuknya air susu yang mengisi payudara. Payudara yang sudah penuh terisi air susu tentu akan berbeda bentuknya dengan payudara yang belum pernah terisi air susu Yuliarti, 2010 b. Menyusui menyebabkan kesukaran penurunan berat badan Mitos ini juga tidak benar. Data membuktikan menyusui dapat membantu ibu menurunkan berat badan lebih cepat daripada yang tidak memberikan ASI eksklusif. Dengan menyusui, timbunan lemak sewwaktu hamil akan digunakan dalam proses menyusui. Wanita yang tidak menyusui akan sukar menghilangkan timbunan lemak karena lemak memang khusus dipersiapkan tubuh untuk menyusui. c. ASI belum keluar pada hari- hari pertama sehingga perlu ditambah susu formula Pada hari pertama sebenarnya bayi belum memerlukan cairan atau makanan sehingga belum diperlukan pemberian susu formula, cairan lain, atau cairan prelactal feeding. Bayi pada usia 30 menit harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi nonnutritive sucking, tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan mengisap putting susu, dan guna mempersiapkan ibu mulai memproduksi ASI. Gerakan refleks menghisap pada bayi baru lahir mencapai puncaknya. d. Ibu bekerja tidak dapat memberikan ASI eksklusif 4-6 bulan Ini tidak benar. Banyak ibu bekerja berhasil memberikan ASI eksklusif pada banyinya selama 4-6 bulan, tanpa cuti tambahan. Kuncinya adalah dengan memberikan ASI perah pada bayi selama ibu bekerja. Universitas Sumatera Utara e. Payudara kecil, tidak menghasilkan cukup ASI. Ini juga tidak benar. Besar kecilnya payudara tidak menentukan banyak sedikitnya produksi ASI karena payudara yang besar hanya mengandung lebih banyak jaringan lemak dibandingkan yang kecil. f. ASI keluar pertama kali harus dibuang karena kotor ASI keluar pada hari ke-1 hingga hari ke-5 atau ke-7 dinamakan kolostrum atau susu jolong. Cairan jernih kekuningan ini mengandung zat putih telur atau protein dalam kadar tinggi, zat antiinfeksi, atau zat daya tahan tubuh immunoglobulin dalam kadar yang lebih tinggi daripada susu mature. g. ASI ibu kurang gizi, kualitasnya tidak baik Bayi dan ASI sebenarnya bersifat parasit. Sampai batas tertentu, kualitas dan kuantitas ASI akan tetap dipertahankan walaupun harus mengorbankan gizi ibu. Kulitas ASI baru berkurang apabila ibu menderita kekurangan gizi tingkat ke-3. h. ASI saya tidak cukup, ASI saya kering, bayi tidak cukup mendapat ASI karena minumnya banyak Dari 100 ibu yang mengatakan produksi ASI-nya kurang, berdasarkan penelitian ternyata hanya dua ibu yang benar- benar kurang. Yang lainnya mempunyai ckup ASI, tetapi kurang mendapat informasi manajemen laktasi yang benar, posisi menyusui masih kurang tepat, dan terpengaruh mitos- mitos menyusui sehingga produksi ASI terhambat. i. Takut memberikan ASI karena ASI mengandung residu pestisida dan bahan beracun Banyak ibu gelisah dengan adanya laporan menakutkan tentang tercemarnya susu sapi juga ASI oleh zat beracun, seperti dioxin atau logam Universitas Sumatera Utara berat berbahaya yang akan membahayakan bayi. Sebenarnya tidak ditemukan bukti- bukti secara kedokteran adanya bayi yang sakit karena ASI mengandung zat-zat beracun.

C. Keberhasilan Menyusui

Angka keberhasilan menyusui khususnya secara eksklusif meningkat dinegara maju, tetapi hal ini belum terjadi di Negara berkembang seperti di Indonesia. Menyusui dengan baik dan tepat akan membuat produksi ASI lancar dan banyak, dan anak menjadi puas dan tenang setelah menyusu. Banyak ibu yang merasa bahwa menyusu dengan cara apapun hasilnya akan sama, susu tetap bisa keluar dan bayi akan kenyang Wordpress, 2011.

1. Faktor- faktor yang berpengaruh Terhadap Keberhasilan Menyusui a.

Memberikan Informasi yang benar tentang ASI Informasi tentyang ASI perlu diperhatikan kepada siapa saja dan sedini mungkin agar terjadi lingkungan yang mendukung pemberian ASI. Pemberian informasi untuk usia kanak- kanak. Anak sekolah Taman Kanak- kanak dan Sekolah Dasar diperkenalkan tentang pemberian ASI dengan cara memperlihatkan dan menjelaskan bahwa semua makhluk yang melahirkan akan menyusui bayinya sendiri. Dengan demikian mereka akan tahu bahwa bayi manusia sewajarnya juga mendapat ASI ibunya sebagaiman sapi menyusui anak sapi Sidi, et al.2004 Pemberian informasi untuk usia remaja. Pada usia ini para remaja melalui pelajaran anatomi dan biologi yang diajarkan di SMP dan SMA diperkenalkan dengan anatomi dan fungsi payudara. Dijelaskan pada para remaja Universitas Sumatera Utara