Tehnik Menyusui Interpretasi dan Diskusi Hasil a. Karakteristik responden

Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga. Hal ini bertujuan melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki responden, maka semakin mudah dan berwawasan luas mengetahui tentang tehnik menyusui yang benar. Melalui pendidikan juga menetukan mudah tidaknya seseorang memahami pengetahuan. Karenma pendidikan yang rendah mempengaruhi pemahaman seseorang dalam memperoleh pengetahuan. Demikian juga paritas, mayoritas responden yaitu multipara dan minoritas responden adalah primipara. Sumber informasi juga mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, semakin tinggi paritas responden maka semakin berpengalaman responden dalam tehnik menyusui dan semakin mengetahui cara menyusui yang benar.

b. Tehnik Menyusui

Jika dilihat secara rinci dari lembar observasi tehnik menyusui mayoritas responden menjawab ”Ya” pada pernyataan yaitu pernyataan tentang tehnik menyusui yaitu ibu menopang badan bayi bagian belakang, disamping kepala dan bahu. Ini menunjukkan bahwa hampir seluruh ibu bisa melakukan tehnik menyusui yang benar bahwa bayi prematur memerlukan perawatan yang intensif. Sedangkan mayoritas menjawab ”Tidak” adalah pernyataan tentang tehnik menyusui yaitu ibu selalu mengoleskan ASI disekitar putting susu sebelum menyusui bayinya. Hal ini kemungkinan masih kurangnya ibu mendapatkan sumber informasi tentang bagaimana cara menyusui yang benar, karena sumber informasi juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Mayoritas responden telah melakukan tehnik menyusui yang benar. Hal ini sesuai dengan penelitian Perinasia, 2003 yaitu pegalaman menyusui pada Universitas Sumatera Utara kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga atau dikalangan kerabat, pengetahuan ibu dan keluarganya tentang manfaat ASI, juga sikap ibu terhadap kehamilannya diinginkan atau tidak berpengaruh terhadap keputusan ibu, apakah ia akan menyusui atau tidak. Hal ini juga ditegaskan oleh teori Notoatmodjo, 2007 yaitu umur, paritas, pendidikan, dan informasi merupakan variabel yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan deskriptif. Melalui pendidikan manusia akan dianggap memperoleh pengetahuannya manusia diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya dengan lebih baik, semakin tinggi penddidikan hidup manusia akan semakin berkualitas, jiwa wanita berpendidikan, mereka akan membuat keputusan yang benar dalam memperhatikan kesehatannya. Sidi, et al 2004 mengatakan dalam teorinya menyusui dengan tehnik yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Pernyataan diatas mendukung teori nirwana 2012 yang mengatakan semakin banyak ibu menyusui semakin melimpah ASI yang akan diproduksi oleh ibu. Begitu juga sebaliknya, apabila bayi jarang menyusu maka produktivitas ASI akan berkurang. Karena dengan setitik atau sedikit ASI akan membuat bayi menjadi kenyang dan itu akan membuat bayi enggan untuk menyusu.

c. Keberhasilan Menyusui