kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga atau dikalangan kerabat, pengetahuan ibu dan keluarganya tentang manfaat ASI, juga
sikap ibu terhadap kehamilannya diinginkan atau tidak berpengaruh terhadap keputusan ibu, apakah ia akan menyusui atau tidak.
Hal ini juga ditegaskan oleh teori Notoatmodjo, 2007 yaitu umur, paritas, pendidikan, dan informasi merupakan variabel yang selalu diperhatikan
dalam penyelidikan deskriptif. Melalui pendidikan manusia akan dianggap memperoleh pengetahuannya manusia diharapkan dapat membangun
keberadaan hidupnya dengan lebih baik, semakin tinggi penddidikan hidup manusia akan semakin berkualitas, jiwa wanita berpendidikan, mereka akan
membuat keputusan yang benar dalam memperhatikan kesehatannya. Sidi, et al 2004 mengatakan dalam teorinya menyusui dengan tehnik
yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi
enggan menyusu. Pernyataan diatas mendukung teori nirwana 2012 yang mengatakan
semakin banyak ibu menyusui semakin melimpah ASI yang akan diproduksi oleh ibu. Begitu juga sebaliknya, apabila bayi jarang menyusu maka
produktivitas ASI akan berkurang. Karena dengan setitik atau sedikit ASI akan membuat bayi menjadi kenyang dan itu akan membuat bayi enggan untuk
menyusu.
c. Keberhasilan Menyusui
Jika dilihat secara rinci berdasarkan lembar observasi keberhasilan menyusui
mayoritas menjawab ”Ya” adalah pernyataan tentang
parameter keberhasilan menyusui yaitu bayi tidur dengan pulas
, sedangkan mayoritas
Universitas Sumatera Utara
menjawab ”Tidak” adalah pernyataan tentang
parameter keberhasilan menyusui yaitu Ibu merasa geli pada saat bayi mengisap
.
Mayoritas responden dinyatakan berhasil menyusui bayinya.Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian Perinasia 2003 yaitu pegalaman menyusui
pada kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga atau dikalangan kerabat, pengetahuan ibu dan keluarganya tentang manfaat ASI, juga
sikap ibu terhadap kehamilannya diinginkan atau tidak berpengaruh terhadap keputusan ibu, apakah ia akan menyusui atau tidak.
Prasetyono 2009 dalam teorinya mengatakan, ibu kurang mengetahui cara perlekatan bayi tepat, sehingga ibu kadang merasa kesakitan ketika
menyusui bayinya. Semestinya, menyusui terasa menyenangkan bagi ibu dan bayi, bukan menyakiti ibu.
Pernyataan diatas mendukung teori Sidi, et al 2004 setiap tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan perawatan bayi baru
lahir seharusnya mempunyai pedoman tertulis tentang menyusui, yang mencakup perawatan calon ibu, ibu yang baru melahirkan serta ibu yang
menyusui. Pedoman ini hendaknya memperhatikan dan memasyarakatkan peraturan perudangan yang mendukung program peningkatan penggunaan ASI.
Para petugas perlu menyadari sepenuhnya pentingnya menyusui dan untuk ini harus dibekali pengetahuan tentang manfaat menyusui serta keterampilan
penatalaksanaan laktasi agar dapat melaksakan tugas penyuluhan dan tata laksana laktasi yang baik dan benar.
d. Hubungan tehnik menyusui terhadap keberhasilan menyusui
Berdasarkan hasil uji statistic terdapat hubungan yang signifikan antara tehnik menyusui terhadap keberhasilan menyusui.Dari hasil analisis ibu yang
Universitas Sumatera Utara
melakukan tehnik menyusui secara benar mempunyai peluang 5,2 kali dalam keberhasilan menyusui dibandingkan dengan ibu yang salah melakukan tehnik
menyusui. Pernyataan diatas sesuai dengan teori Wordpress 2011 tehnik menyusui
dengan baik dan tepat akan membuat produksi ASI lancar dan banyak, dan anak menjadi puas dan tenang setelah menyusu dan hal ini menunjukkan keberhasilan
menyusui. Pernyataan diatas sesuai dengan penelitian Afifah 2007 mengatakan
faktor keberhasilan dalam menyusui adalah komitmen ibu untuk menyusui, dilaksanakan secara dini early initiation, posisi menyusui yang benar dan baik
untuk ibu maupun bayi, menyusui atas permintaan bayi on demand dan diberikan secara eksklusif.
Suherni, dkk 2009 dalam penelitiannya juga mengatakan bahwa menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu sehingga keberhasilan menyusui tidak
tercapai dan bila bayi menyusu dengan benar maka akan memperlihatkan keberhasilan menyusui. Namun dari hasil penelitian juga diperoleh ibu yang
melakukan tehnik menyusui yang salah juga berhasil menyusui bayinya, hal ini dikarenakan ada faktor lain yang menjadi pendukung dalam keberhasilan
menyusui yang tidak bisa dibatasi yang diantaranya produksi ASI ibu yang sangat banyak sehingga tehnik menyusui yang salah pun bayi tetap berhasil
menyusui. Prasetyono 2009 dalam teorinya juga mengatakan saat menyusui,
mungkin perlekatan mulut bayi ke putting payudara terlepas, sehingga bayi
Universitas Sumatera Utara
menangis. Selanjutnya, ibu berusaha mengarahkan kembali mulut bayi ke putting payudara ibu. Ketika itulah, tangisnya bertambah kencang lantaran tidak dapat
memuaskan keinginannya untuk menyusu kepada ibunya. Inilah pentingnya perlekatan yang baik agar ibu berhasil menyusui bayinya.
Dengan pernyataan yang tertera diatas yang diatas terbukti bahwa ada hubungan antara tehnik menyusui terhadap keberhasilan menyusui.
B. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak ketebatasan yang dihadapi dalam melaksanakan penelitian, dari proses pengumpulan data hingga
penyajian hasil. Hal ini disebabkan keterbatasan pengelolaan dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki.
Peneliti hanya melihat tehnik menyusui pada ibu post partum tetapi tidak mengkaji produksi ASI yang dihasilkan ibu sehingga masih terdapat ibu yang
melakukan tehnik menyusui yang salah juga berhasil menyusui. Jika dilihat dari tehnik menyusui dan produksi ASI yang dihasilkan ibu mungkin penelitian ini akan
menghasilkan nilai yang lebih akurat.
C. Implikasi Penelitian
Bagi pelayanan kebidanan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan
perhatian terhadap asuhan kebidanan kepada ibu postpartum. Setelah membuktikan bahwa tehnik menyusui mempunyai hubungan terhadap keberhasilan menyusuim,
maka diharapkan kepada para bidan untuk mempromosikan tentang tehnik menyusui yang benar dalam asuhan kebidanan pada ibu nifas agar tercapai keberhasilan
Universitas Sumatera Utara
menyusui secara optimal sehingga meningkatkan angka kecerdasan pada generasi penerus.
Berdasarkan uraian diatas maka diambil kesimpulan bahwa hipotesa penelitian diterima karena terdapat hubungan yang signifikan antar tehnik menyusui
terhadap keberhasilan menyusui.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan tehnik menyusui terhadap keberhasilan menyusui di Rumah Bersalin Delima Tembung Medan
Tahun 2012 dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1.
Mayoritas responden berusia 26-30 tahun. Mayoritas responden berpendidikan SMA. Mayoritas responden berparitas multipara.
2.
Mayoritas responden melakukan tehnik menyusui yang benar.
3. Mayoritas responden dinyatakan berhasil menyusui.
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara tehnik menyusui terhadap
keberhasilan menyusui.
B. Saran 1. Bagi Pelayanan Kebidanan
Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan pemahaman dan informasi mengenai tehnik menyusui yang benar melalui penyuluhan-penyuluhan
sehingga ibu hamil memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang tehnik menyusui yang benar dan mau melakukan tehnik menyusui yang benar kepada
bayinya.
2. Bagi Masyarakat Khususnya Para Ibu