Optimasi Tekstur Tahu Lembut

22 4 Daya Kunyah Tahu Lembut Daya kunyah merupakan energi yang dibutuhkan untuk mengunyah bahan pangan padat hingga siap untuk ditelan. Dayah kunyah adalah hasil perkalian antara kekerasan, daya kohesif dan elastisitas. Berdasarkan hasil pengujian, nilai daya kunyah tahu lembut yang diperoleh antara 0.40-11.90 gf. Model prediksi untuk respon daya kunyah adalah quadratic. Hasil analisis ANOVA pada taraf signifikansi 5 menunjukkan bahwa model yang direkomendasikan tersebut signifikan p0.05 dengan nilai lack of fit model signifikan p0.05. Persamaan matematik untuk repon daya kunyah adalah sebagai berikut: Keterangan: A = konsentrasi kalsium sulfat B = konsentrasi karaginan Persamaan matematik tersebut hanya berlaku untuk memprediksi nilai daya kunyah pada rentang konsentrasi kalsium sulfat 0.20-0.50 dan karaginan 0.10-0.20. Berdasarkan persamaan matematik di atas dapat dilihat bahwa daya kunyah tahu lembut meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi karaginan dan interaksi antara kedua faktor ditandai dengan konstanta yang bernilai positif. Sedangkan konsentrasi kalsium sulfat berkorelasi negatif dengan respon daya kunyah tahu lembut, ditandai dengan nilai konstanta yang bernilai negatif. Hasil ANOVA menunjukkan bahwa faktor konsentrasi kalsium sulfat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap respon daya kunyah pada taraf α=0.05. Nilai R 2 untuk model respon daya kunyah sebesar 0.9423. Hal ini memiliki arti bahwa pengaruh faktor konsentrasi CaSO 4 dan konsentrasi karaginan terhadap daya kunyah tahu lembut sebesar 94.23, sedangkan sisanya 5.77 dipengaruhi oleh faktor lain. Data hasil ANOVA dan persamaan matematik respon daya kunyah dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 7. Respon daya kunyah secara visual dapat dilihat pada Gambar 8. Warna- warna yang berbeda pada grafik menunjukkan nilai respon yang berbeda-beda pada setiap kombinasi antar komponen faktor. Daya kunyah yang rendah ditunjukkan oleh area yang berwarna biru sedangkan daya kunyah yang tinggi ditunjukkan oleh area yang berwarna merah. Peningkatan konsentrasi kalsium sulfat dan konsentrasi karaginan akan meningkatkan daya kunyah tahu lembut. Berdasarkan Kao et al. 2003 peningkatan konsentrasi kalsium sulfat akan membentuk struktur tahu yang kompak dan rapat. Struktur yang rapat dan kompak akan memberikan korelasi yang positif terhadap nilai kekerasan dan elastisitas tahu lembut. Daya kunyah merupakan hasil kali antara kekerasan, daya kohesif dan elastisitas. Sehingga semakin tinggi nilai kekerasan dan elastisitas produk, maka semakin tinggi daya kunyahnya. Peningkatan konsentrasi karaginan juga meningkatkan daya kunyah tahu lembut. Hal ini sesuai dengan penelitian Li et al. 2015 yang menyebutkan bahwa peningkatan konsentrasi karaginan akan meningkatkan daya kunyah tahu. Interaksi antara karaginan-protein akan meningkatkan kekerasan tahu lembut. Semakin tinggi tingkat kekerasan suatu produk maka dibutuhkan energi yang lebih tinggi untuk mengunyah bahan pangan tersebut hingga siap untuk ditelan. 23 Gambar 8 Respon daya kunyah tahu lembut berdasarkan konsentrasi kalsium sulfat A dan karaginan B

3. Karakteristik Tahu Lembut Terpilih

a. Karakteristik Penerimaan Tahu Lembut Terpilih

Uji hedonik dilakukan untuk mendapatkan respon berupa tingkat kesukaan dari panelis terhadap atribut produk Guinard 1998. Tabel 5 merupakan karakteristik sensori tahu lembut formula komersial dan tahu lembut terpilih. Tahu lembut formula komersial yang dimaksud adalah tahu lembut yang tahapan pembuatannya menggunakan pendekatan pembuatan tahu lembut yang ada di pasaran dan hanya menggunakan kalsium sulfat saja sebagai koagulan. Tabel 5 Karakteristik penerimaan tahu lembut komersial dan tahu lembut terpilih Formula Rating kesukaan panelis Warna Aroma Rasa Tekstur Overall Tahu lembut formula komersial 5.69±0.84 a 4.43±1.52 a 3.74±1.46 a 4.89±1.34 a 4.44±1.16 a Tahu lembut terpilih 5.11±1.08 b 4.90±1.23 b 4.73±1.35 b 5.31±1.19 b 5.17±0.88 b Skala hedonik rentang 1 sangat tidak suka sampai 7 sangat suka a-b Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf yang berbeda, berbeda nyata p0.05 Warna merupakan salah satu atribut produk yang sering kali menentukan tingkat penerimaan konsumen terhadap produk secara keseluruhan Fellows 2000. Nilai tingkat kesukaan warna tahu lembut formula optimal adalah 5.11±1.08 yang artinya penerimaan warna tahu lembut formula optimal adalah agak suka hingga suka. Hasil uji Independent-Sample T Test Lampiran 9 menunjunkkan bahwa panelis lebih menyukai warna tahu lembut komersial dibandingkan dengan warna tahu lembut formula optimal secara signifikan p0.05. Tahu lembut komersial memiliki warna putih bersih sedangkan tahu lembut formula optimal memiliki warna putih tulang. Hal ini disebabkan karena karaginan yang dihasilkan dari penelitian tahap pertama memiliki warna putih kekuningan sehingga mempengaruhi warna tahu lembut yang dihasilkan. Daya kunyah 11.8954 0.395064 X1 = A: CaSO4 X2 = B: Karaginan 24 Aroma terbentuk akibat adanya senyawa volatil dalam makanan. Penerimaan aroma bergantung pada sensitifitas indera penciuman setiap orang Meilgaard et al. 2000. Nilai tingkat kesukaan aroma tahu lembut formula optimal adalah 4.80±1.24 yang artinya penerimaan warna tahu lembut formula optimal adalah netral hingga agak suka. Hasil uji Independent-Sample TTest Lampiran 10 menunjunkkan penerimaan aroma tahu lembut formula optimal berbeda nyata p0.05 dengan aroma tahu lembut komersial. Panelis lebih menyukai aroma tahu lembut formula optimal dibandingkan dengan aroma tahu lembut komersial secara signifikan p0.05. Rasa merupakan sensor yang timbul akibat adanya rangsangan kimiawi yang sampai pada indera pengecapan Meilgaard et al. 2000. Nilai penerimaan rasa tahu lembut formula optimal adalah 4.73±1.35 yang artinya penerimaan rasa tahu lembut formula optimal adalah netral hingga agak suka. Hasil uji Independent- Sample T Test Lampiran 11 menunjunkkan bahwa panelis lebih menyukai rasa tahu lembut formula optimal dibandingkan dengan rasa tahu lembut komersial secara signifikan p0.05. Tekstur memberikan pengaruh nyata terhadap kualitas produk dan penerimaan konsumen terutama untuk produk pangan yang memiliki rasa hambar Kao et al. 2003. Nilai penerimaan tekstur tahu lembut formula optimal adalah 5.31±1.19 yang artinya penerimaan tekstur tahu lembut formula optimal adalah agak suka hingga suka. Hasil uji Independent-Sample T Test Lampiran 12 menunjunkkan bahwa panelis lebih menyukai tekstur tahu lembut formula optimal dibandingkan dengan tekstur tahu lembut komersial secara signifikan p0.05. Nilai penerimaan tahu lembut formula optimal secara overall adalah 5.17±0.88 yang artinya penerimaan tahu lembut formula optimal secara overall adalah agak suka hingga suka. Hasil uji Independent-Sample T Test Lampiran 13 menunjukkan bahwa panelis secara overall lebih menyukai tahu lembut formula optimal dibandingkan dengan tahu lembut komersial secara signifikan p0.05. Rendahnya nilai penerimaan tahu lembut komersial dan formula optimal disebabkan karena tahu memiliki rasa yang hambar sedangkan dalam penyajiannya biasa dikonsumsi bersama dengan kuah jahe untuk memperbaiki cita rasa. b. Karakteristik Kimia dan Perhitungan Nilai Gizi Tahu Lembut Terpilih 1 Kadar air, abu, protein, lemak dan karbohidrat tahu lembut terpilih Uji proksimat tahu lembut terpilih dibandingkan dengan standar mutu tahu menurut Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM tahun 1995. Tabel 6 merupakan data proksimat dari tahu lembut terpilih. Tabel 6 Perbandingan nilai gizi tahu lembut formula optimal dan standar mutu tahu menurut DKBM Parameter bk Formula optimal DKBM Kadar air 92.38±0.03 82.20 Abu 4.20±1.73x10 -3 7.86 Protein 41.59±0.22 61.24 Lemak 52.04±0.35 26.40 Karbohidrat 2.17±0.13 4.49 Sumber Depkes RI 1995 Perhitungan basis basah 25 Kadar air pada tahu lembut terpilih adalah sebesar 92.38 bb, nilai ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan standar tahu menurut DKBM. Tingginya kadar air ini disebabkan karena tahu lembut tidak mengalami proses pengepresan sehingga kandungan air yang terperangkap di dalam curd sangat tinggi. Kadar air berbanding terbalik dengan kadar padatan di dalam bahan pangan Winarno 1992. Kadar abu merepresentasikan kadar mineral dalam bahan pangan. Kadar abu pada tahu lembut terpilih adalah sebesar 4.20 bk. Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan standar kadar abu produk tahu menurut DKBM. Perbedaan jenis dan konsentrasi koagulan yang digunakan akan mempengaruhi kadar abu produk tahu. Koagulan dari jenis garam akan memberikan nilai kadar abu yang lebih tinggi dibandingkan dengan koagulan jenis asam. Semakin tinggi konsentrasi koagulan garam yang digunakan, maka semakin tinggi kadar abu produk tahu Permana 2001. Murdia dan Wadhwani 2010 menyebutkan bahwa jumlah kalsium sulfat yang biasa ditambahkan pada pembuatan tahu reguler adalah sebanyak 0.5 wv. Hal ini yang mungkin menyebabkan kadar abu berdasarkan standar DKBM lebih tinggi dari kadar abu formula komersial. Kadar protein tahu lembut terpilih berdasarkan hasil uji proksimat adalah sebesar 41.59 bk. Nilai ini jauh kecil dibandingkan dengan stadar mutu protein produk tahu yang ditetapkan oleh DKBM yaitu 55.71 bk. Menurut Blazek 2008 perbedaan penggunaan jenis dan konsentrasi koagulan, pengadukan selama koagulasi, dan tekanan terhadap curd akan memberikan variasi tahu mulai dari keras hingga lunak dengan kandungan air berkisar antara 70.00 hingga 90.00 dan kandungan protein 5.00 hingga 16.00 berdasarkan berat basah. Semakin tinggi konsentrasi koagulan yang digunakan sampai batas tertentu akan meningkatkan kadar protein tahu. Kao et al. 2003 menyebutkan bahwa peningkatan konsentrasi koagulan akan meningkatkan interaksi antara molekul protein dengan ion kalsium sehingga kadar protein produk tahu meningkat secara signifikan. Kadar lemak tahu lembut terpilih yaitu sebesar 52.04 bk. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan standar mutu kadar lemak produk tahu yang ditetapkan oleh DKBM yaitu 32.86bb. Perbedaan jenis kedelai yang digunakan sebagai bahan baku diduga mempengaruhi kadar lemak pada tahu. Tahu yang dibuat dengan kadar lemak yang tinggi memiliki kadar lemak yang tinggi pula Permana 2001. Hasil uji kadar karbohidrat dari tahu lembut terpilih adalah sebesar 2.17 bk. Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan standar karbohidrat produk tahu berdasarkan DKBM yaitu sebesar 10.5. Hal ini disebabkan karena perbedaan proporsi terhadap lemak. Tahu lembut formula optimal memiliki kadar lemak lebih tinggi hampir dua kali lipat dibandingkan standar tahu menurut DKBM, hal ini yang menyebabkan nilai karbohidrat tahu lembut formula optimal lebih kecil dibandingkan standar karbohidrat produk tahu menurut DKBM. Perbedaan jenis, konsentrasi dan kondisi koagulasi juga memberikan pengaruh terhadap kadar karbohidrat tahu. 2 Perbandingan nilai gizi tahu lembut terpilih dan tahu komersial Angka kecukupan gizi AKG berguna sebagai nilai rujukan yang digunakan untuk perencanaan dan penilaian konsumsi makanan dan asupan gizi bagi orang sehat, agar terhindar dari defisiensi ataupun kelebihan asupan zat gizi. 26 Nilai AKG digunakan sebagai pedoman bagi industri pangan untuk membuat label pangan dan kandungan zat gizi dalam produk Sanusi 2006. Pada penelitian ini, perhitungan nilai gizi tahu lembut formula terpilih dibandingkan terhadap tahu reguler dan tahu sutera komersial berdasarkan basis kering. Perhitungan energi per sajian serta AKG pada tahu reguler dan tahu sutera didasarkan pada informasi nilai gizi yang tercantum di label kemasan. Tahu reguler yang digunakan sebagai pembanding adalah tahu merek A. Berdasarkan informasi yang tertera pada label, komposisi tahu A adalah kedelai, air, garam dan kunyit. Tahu jenis ini menggunakan whey protein hasil pembuatan tahu sebelumnya sebagai koagulan. Tahu sutera yang digunakan sebagai pembanding adalah tahu merek B. Berdasarkan informasi yang tertera pada label, komposisi tahu B adalah kedelai organik dan air. Jenis koagulan yang digunakan dalam pembuatan tahu ini adalah kombinasi antara kalsium sulfat CaSO 4 dan nigari MgCl 2 . Informasi nilai gizi tahu lembut terpilih, tahu reguler dan tahu sutera dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Informasi nilai gizi tahu lembut terpilih dan tahu komersial Jenis tahu Protein Lemak Karbohidrat Kadar g100g Tahu lembut terpilih 41.59±0.22 52.04±0.35 2.17±0.13 Tahu sutera 21.05 10.53 5.26 Tahu reguler 51.71 36.19 12.10 Energi per sajian kkal100g Tahu lembut terpilih 166.35 468.39 8.66 Tahu sutera 84.21 94.74 21.05 Tahu reguler 206.83 325.75 48.40 AKG Tahu lembut terpilih 83.18 94.62 0.67 Tahu sutera 42.11 19.14 1.62 Tahu reguler 103.41 65.81 3.72 AKG berdasarkan kebutuhan energi 2000 kkal Tahu sutera merek A Tahu reguler merek B Nilai energi yang disumbangkan oleh protein tahu lembut terpilih berdasarkan basis kering adalah 166.35 kkal per 100 gram produk. Setiap kemasan mengandung 100 g x 41.59protein = 41.59 g protein. Jumlah protein yang dibutuhkan setiap hari berdasarkan diet 2000 kkal adalah sebanyak 50 g BPOM 2004. Tahu lembut terpilih memenuhi nilai AKG untuk protein sebesar 41.5950 x 100 = 83.18. Tahu reguler memiliki nilai protein yang paling tinggi dibandingkan tahu lembut terpilih dan tahu sutera. Perbedaan kadar protein ini disebabkan oleh perbedaan varietas kedelai yang digunakan. Kedelai yang memiliki kandungan protein yang lebih tinggi umumnya akan menghasilkan tahu dengan kadar protein yang lebih tinggi Schaefer dan Love 1992. Perbedaan jumlah air yang digunakan pada tahap ekstraksi juga memberikan pengaruh terhadap kadar protein tahu. Pada tahap ekstraksi, tahu reguler dimungkinkan menggunakan jumlah air yang lebih banyak dibandingkan tahu lembut terpilih dan tahu sutera. Karsono 2010 menyebutkan bahwa jumlah air pengekstrak pada pembuatan tahu reguler yang menggunakan whey tahu sebagai koagulan adalah sebesar 10 kali berat kedelai kering. Sedangkan Tamaroh 2005 menyebutkan bahwa dalam proses pembuatan tahu sutera, jumlah air yang ditambahkan pada tahap ekstraksi adalah sebesar 4 kali bobot kedelai kering. Yuwono dan Susanto 2006 mempelajari pengaruh 27 perbandingan kedelai:air pada proses ekstraksi terhadap ekstraktabilitas protein. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar air yang digunakan dalam proses ekstraksi akan meningkatkan kadar protein terekstrak pada susu kedelai. Hal ini terjadi karena protein kedelai terletak pada bagian kotiledon yang jika sel tersebut dihancurkan pada proses penggilingan dengan adanya air, protein akan terekstrak dan larut bersama air. Tahu sutera komersial memiliki kadar protein paling rendah, hal ini mungkin disebabkan oleh penggunaan nigari sebagai koagulan. Nigari memiliki laju koagulasi yang cepat sehingga memiliki kemampuan w ater holding capacity yang rendah, hal ini menyebabkan komponen nutrisi seperti protein dapat hilang bersama dengan air yang terbuang Li et al. 2014. Penggunaan koagulan jenis asam whey mampu menghasilkan kadar protein yang lebih tinggi karena koagulan jenis ini memanfaatkan kondisi pH isoelektrik protein tanpa membutuhkan kehadiran ion yang bertindak sebagai penghubung molekul protein, akibatnya pada konsentrasi yang rendah sekalipun penggunaan koagulan asam telah mampu mengkoagulasikan protein lebih banyak karena titik isoelektriknya telah tercapai Fahmi 2010. Proses pengepresan juga dapat mempengaruhi kandungan protein pada tahu. Murdia dan Wadhwani 2010 menyebutkan bahwa semakin tinggi tekanan yang diaplikasikan selama proses pengepresan, maka akan meningkatkan kandungan protein tahu secara signifikan. Hal ini disebabkan semakin besar tekanan yang diberikan, semakin banyak air yang keluar dari matriks tahu sehingga kandungan protein lebih terkonsentrasi. Nilai energi yang disumbangkan oleh lemak berdasarkan basis kering adalah 468.36 kkal per 100 gram. Setiap kemasan mengandung 100 g x 52.04lemak = 52.04 g lemak. Jumlah lemak yang dibutuhkan setiap hari berdasarkan diet 2000 kkal adalah sebanyak 55 g BPOM 2004. Tahu lembut terpilih memenuhi nilai AKG untuk lemak sebesar 52.0455 x 100 = 94.62. Tahu lembut terpilih memiliki kadar lemak yang paling tinggi jika dibandingkan dengan tahu sutera dan tahu reguler. Kadar lemak tahu diduga dipengaruhi oleh kadar lemak dari kedelai yang digunakan sebagai bahan baku dalam proses pembuatannya. Kedelai yang memiliki kadar lemak tinggi umumnya akan menghasilkan tahu dengan kadar lemak tinggi. Perbedaan jenis koagulan yang digunakan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kandungan lemak tahu Permana 2001. Nilai energi yang disumbangkan oleh karbohidrat adalah 8.68 kkal per 100 gram. Setiap kemasan mengandung 100 g x 2.17 karbohidrat = 2.17 g karbohidrat. Jumlah karbohidrat yang dibutuhkan setiap hari berdasarkan diet 2000 kkal adalah sebanyak 325 g BPOM 2004. Tahu lembut terpilih memenuhi nilai AKG untuk karbohidrat per sajian sebesar 2.17325 x 100 = 0.67. Kadar karbohidrat dari tahu lembut terpilih berdasarkan basis kering memiliki nilai yang paling kecil jika dibandingkan dengan tahu reguler dan tahu sutera. Kadar karbohidrat pada tahu diduga dipengaruhi oleh varietas kedelai yang digunakan. Perbedaan lama waktu dan jumlah air perendaman juga diduga mempengaruhi kadar karbohidrat tahu. Proses perendaman mampu mengurangi oligosakarida hingga 30 Purwaningsih 2007. Semakin lama waktu dan semakin banyak jumlah air perendaman yang digunakan maka akan semakin banyak oligosakarida ikut terbuang bersama air. Pada pembuatan tahu reguler, proses perendaman dilakukan selama 4 jam dengan volume air sebanyak 2 kali 28 volume kedelai Karsono 2010. Sedangkan pada pembuatan tahu sutera proses perendaman dilakukan selama 8 jam dengan menggunakan air sebanyak 2 kali volume kedelai. Hal ini yang dimungkinkan menjadi penyebab rendahnya kadar karbohidrat total pada tahu lembut formula optimal. Jumlah kalori per sajian 100 g tahu lembut yaitu 643.4 kkal. Nilai ini hampir sama dengan nilai kalori tahu reguler akan tetapi lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai kalori tahu sutera.

c. Karakteristik Fisik Tahu Lembut Terpilih