Kerusakan Mangrove yang Mengarah pada Perubahan Luasan dan Kerapatan Mangrove

2.5 Kerusakan Mangrove yang Mengarah pada Perubahan Luasan dan Kerapatan Mangrove

Kerusakan vegetasi merupakan tipe dan intensitas dari efek manapun Lo 1986 dalam Annisa 2004. Efek yang terjadi pada satu atau lebih tipe vegetasi yang datang dari luar baik sementara atau permanen mengurangi nilai finansial atau merubah kemampuan pertumbuhan dan reproduksi. Penyebab kerusakan ekosistem mangrove dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis gangguan Kusmana dan Onrizal, 1998 : 1. Gangguan fisik-mekanis ¾ Abrasi pantai atau pinggir sungai ¾ Sedimentasi dengan laju yang tidak terkendali ¾ Banjir yang menyebabkan melimpah air tawar ¾ Gempa bumi tsunami 2. Gangguan kimia ¾ Pencemaran air, tanah dan udara ¾ Hujan asam 3. Gangguan Biologi ¾ Konversi mangrove untuk pemukiman, industri, pertambakan, pertanian, pertambangan, sarana angkutan dan penggunaan lahannon kehutanan. ¾ Penebangan pohon yang tidak memperhatikan azas kelestarian hutan. ¾ Invasi Acrostichum aureum piay dan jenis semak belukar lainnya. Menurut Annisa 2004, terdapat beberapa aktivitas yang menyebabkan kerusakan dan tekanan pada mangrove : ¾ Tersedianya kandungan unsur hara dan mineral ¾ Tersedianya air tawar ¾ Eksploitasi hutan mangrove secara liar ¾ Perubahan fungsi menjadi lahan pertanian dan budidaya perikanan ¾ Limbah minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang berbahaya ¾ Pembuangan limbah keluarga Setiap tipe mangrove yang terbentuk berkaitan erat dengan faktor-faktor tanah, genangan pasang, salinitas, erosi, pertambahan lahan pesisir, fisiografis, kondisi sungai, dan aktivitas. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi luasan dan kerapatan areal mangrove antara lain Annisa, 1996 : ¾ Pengikisan air laut abrasi, yang berkaitan dengan fungsi mangrove sebagai penahan ombak. ¾ Tanah timbul sedimentasi, diartikan sebagai akumulasi tanah dan pelebaran pantai yang mempengaruhi ekosistem mangrove. Hal ini terjadi karena proses pengendapan lumpur yang terus menerus secara hidrologi yang terbawa oleh air ke daerah hulu sungai. ¾ Pasang surut, mempengaruhi penyebaran dan perkembangan mangrove di suatu daerah. Pasang surut dan kisaran vertikalnya dapat membedakan kumpulan mangrove yang dapat tumbuh pada suatu daerah dan berpengaruh dalam perbedaan tipe-tipe zonasi. Fenomena pasang surut penting pada lamanya hari ketika suatu daerah mangrove tidak tergenangi pasang surut, atau dengan kata lain dalam keadaan tanah terbuka. Tanaman dewasa dapat mentolerir tergantung pada musim, dimana air meresap melalui akar-akar tanaman. Keterbukaan yang lama dapat membentuk lapisan tanah bagian atas yang mempunyai konsentrasi garam yang tinggi dan mengakibatkan kematian mangrove dan mangrove tergeser oleh tumbuhan semak Halophyta . Proses berkurangnya lahan mangrove di beberapa propinsi bisa disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini Kusmana, 1998 : ¾ Konversi ekosistem mangrove menjadi bentuk lahan penggunaan lain seperti pemukiman, pertanian, industri, pertambangan, dan lain-lain. ¾ Kegiatan eksploitasi hutan yang tidak terkendali oleh perusahaan-perusahaan HPH serta penebangan liar dan bentuk perambahan hutan lainnya. ¾ Polusi di perairan estuari, pantai, dan lokasi-lokasi perairan lainnya dimana tumbuhnya mangrove. ¾ Terjadinya pembelokan aliran sungai maupun proses sedimentasi dan abrasi yang tidak terkendali.

2.6 Rehabilitasi Ekosistem Mangrove