III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan Maret-Agustus 2007 di ekosistem mangrove Desa Tiwoho Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara,
Propinsi Sulawesi Utara. Peta lokasi penelitian dan jalur pengambilan contoh disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2 Lokasi penelitian dan stasiun pengamatan Desa Tiwoho merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Wori,
Kabupaten Minahasa Utara, Propinsi Sulawesi Utara. Letak Desa Tiwoho yaitu pesisir pantai dengan ketinggian kira-kira 20 km di atas permukaan laut. Secara
geografis, terletak di sebelah Utara Manado pada posisi geografis 01
35’22,70’’LU - 01 35’27,57’’LU dan 124
50’21,06’’BT - 24 50’37,28’’BT.
Secara administrasi, batas wilayahnya adalah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Laut Sulawesi Sebelah Selatan
: Gunung Tumpa Sebelah Timur
: Desa Wori Sebelah
Barat :
Kelurahan Tongkaina
Desa Tiwoho terdiri dari 6 dusun dengan luas wilayah mencapai 557,295 ha yang diantaranya diperuntukkan sebagai lahan pemukiman, perkebunan kelapa,
ladang, serta sawah Tabel 1. Tabel 1 Luas wilayah dan pemanfaatan lahan
No Pemanfaatan Luas Ha
1 Pemukiman 15,190
2 Sawah 26,115
3 Ladang 163,238
4 Hutan Rakyat
3 5
Lahan Pohon Sagu 0,81
6 Hutan Lindung
2,375 7 Perkebunan
Kelapa 282,365
8 Perkebunan Cengkih
1,70 9 Mangrove
62,502 Sumber : Pemerintah Desa Tiwoho 2003
3.2
Metode Pengumpulan Data dan Penarikan Contoh
Penelitian ini menggunakan metode observasi pengamatan langsung untuk mengumpulkan data potensi sumberdaya ekosistem mangrove dan metode survei
untuk mengumpulkan data sosial ekonomi masyarakat.
Data Primer
Adapun data primer yang dibutuhkan adalah: -
Biofisik wilayah meliputi: luas lahan mangrove, jenis-jenis mangrove, kerapatan, kondisi ekologi ekosistem mangrove aspek fisik, kimia dan
biologi. -
Identitas reponden umur, pendapatan, lama tinggal, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelembagaan yang ada, manfaat kegiatan dan keberadaan
mangrove bagi masyarakat serta aktivitas masyarakat dalam upaya rehabilitasi ekosistem mangrove.
Data primer dikumpulkan melalui observasi, kuisioner dan wawancara terbukalangsung open-ended di lokasi penelitian. Pengamatan dan pengambilan
contoh data primer pada komunitas mangrove dilakukan dengan skimming dan identifikasi pengenalan terhadap jenis-jenis flora penyusun struktur mangrove.
Pengamatan ini dilakukan dengan menelusuri ke arah ekosistem mangrove secara tegak lurus dengan garis pantai dan berjalan kaki. Pekerjaan ini hanya bisa
dilakukan pada saat air surut yang dikerjakan sebagai berikut Kusmana et al. 2005:
• Pada setiap stasiun pengambilan contoh, ditetapkan transek-transek garis dari arah laut ke arah darat tegak lurus garis pantai sepanjang zonasi ekosistem
mangrove di daerah intertidal. • Pada setiap zone ekosistem mangrove yang berada sepanjang transek garis,
diletakkan secara acak petak-petak contoh kuadrat atau plot berbentuk bujursangkar dengan ukuran 10x10 m.
• Pada setiap petak contoh kuadratplot yang telah ditentukan, dideterminasi setiap jenis mangrove yang ada dan dihitung jumlah individunya untuk setiap
jenis, serta diukur diameter pohonnya. • Apabila belum diketahui nama jenis tumbuhan mangrove yang ditemukan,
dipotong bagian ranting yang lengkap dengan daunnya, dan bila mungkin diambil pula bunga dan buahnya. Bagian tumbuhan tersebut selanjutnya
dipisahkan menurut jenisnya dan dimasukkan ke dalam kantung plastik atau dibuatkan koleksinya herbarium serta diberikan label dengan keterangan yang
sesuai dengan yang tercantum pada form mengrove untuk masing-masing koleksi.
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti hasil penelitian sebelumnya, publikasi ilmiah, peraturan perundangan, publikasi daerah dan peta-
peta yang sudah dipublikasikan. Data sekunder yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
• Kondisi geomorfologi Desa Tiwoho Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Propinsi Sulawesi Utara yang meliputi : geologi, topografi dan bentuk
lereng. • Kondisi tanah karakteristik tanah : jenis, tekstur, kesuburan tanah, kestabilan
tanah. • Dinamika hidrooseanografi menyangkut karakteristik tinggi pasang surut,
suhu dan salinitas.
• Kondisi sosial-ekonomi, budaya dan kelembagaan yang meliputi kependudukan, mata pencaharian, tingkat ketergantungan terhadap ekosistem,
pendidikan, kelembagaan, ekonomi dan budaya.
Data Sosial dan Lingkungan Masyarakat
Untuk sosial ekonomi masyarakat, penelitian ini menggunakan metode survei dengan mengumpulkan informasi dari responden menggunakan kuisioner
wawancara sebagai alat pengumpul data pokok Singarimbun, 1995. Wawancara merupakan suatu alat pembantu utama dari metode observasi yang
bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka Koentjaraningrat, 1997.
Parameter fisik sosial dan lingkungan yang diamati, yaitu aksesbilitas menuju lokasi penelitian, pendapatan, keadaan sosial-budaya masyarakat, tingkat
pemahaman, persepsirespon masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan mangrove serta keinginan mereka terhadap pengembangan kawasan konservasi
khususnya rehabilitasi ekosistem mangrove. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka penentuan responden untuk
data sosial ekonomi menggunakan teknik Penarikan Contoh Sengaja purpossive sampling method
. Sejumlah 34 responden diwawancarai tentang hal-hal yang berhubungan langsung dengan ekosistem mangrove. Informasi digali dari orang-
orang yang berpengalaman dalam pengelolaan mangrove, baik dari pihak institusi pemerintah, pihak lembaga non pemerintah, maupun masyarakat pemanfaat
ekosistem mangrove.
3.3 Analisis Data