namun berbagai jenis mangrove dapat tumbuh di tanah berpasir, koral, tanah berkerikil bahkan tanah gambut.
2.4 Fungsi dan Pengelolaan Mangrove
Ekosistem mangrove bagi sumberdaya ikan berfungsi sebagai tempat mencari makan, memijah, memelihara juvenil dan berkembang biak. Fungsi
ekologis sebagai penghasil sejumlah detritus dan perangkap sedimen, fungsi ekonomi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, kayu bakar, bahan arang,
bahan baku kertas pulp, alat tangkap ikan, selain itu kawasan ekosistem mangrove dapat dijadikan tempat pariwisata.
Menurut Kusmana dan Onrizal 1998 pada tingkat ekosistem sebagai wetland
secara keseluruhan ekosistem mangrove mempunyai perananfungsi sebagai : 1 pembangunan lahan dan pengendapan lumpur, 2 habitat fauna
terutama fauna laut, 3 lahan pertanian dan kolam garam, 4 melindungi ekosistem pantai secara global, 5 keindahan bentang darat dan 6 pendidikan dan
pelatihan. Menurut Bengen 2002a, ekosistem mangrove memiliki beberapa fungsi
bio-ekologis dan sosio-ekologis, yaitu : 1.
Fungsi perlindungan terhadap abrasi laut Sistem perakaran mangrove, yang rapat dan terpancang seperti jangkar,
dapat berfungsi meredam gempuran gelombang laut. Cengkraman akar yang menancap pada tanah dapat pula menahan lepasnya partikel-partikel tanah.
Dengan demikian abrasi atau erosi oleh gelombang laut dapat dicegah. 2. Fungsi
menangkap sedimen
Sistem perakaran mangrove juga efektif dalam menangkap partikel-partikel tanah yang berasal dari hasil erosi di daerah hulu. Perakaran mangrove
menangkap partikel-partikel tanah tersebut dan mengendapkannya. 3.
Fungsi sebagai daerah penghasil makanan Mangrove merupakan penghasil sejumlah besar detritus, terutama yang
berasal dari daun dan dahan pohon mangrove yang rontok. Sebagian dari detritus ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan bagi hewan pemakan
detritus, dan sebagian lagi diuraikan secara bakterial menjadi mineral- mineral hara yang berperan dalam menyuburkan perairan.
4. Sebagai daerah pemijahan spawning ground, asuhan nursery ground, dan
daerah mencari makanan feeding ground Kehadiran sistem perakaran mangrove yang sangat efektif dalam meredam
gelombang laut, membuat lingkungan ekosistem mangrove relatif tenang, dan menjadi tempat terjadinya pembuahan telur ikan yang berlangsung di
luar tubuh induknya. Selanjutnya sistem perakaran mangrove akan menahan telur ikan yang telah dibuahi dari kemungkinan hanyut ke laut, sehingga
menetas. Daerah ini merupakan daerah perlindungan yang baik untuk anak- anak ikan dari serangan predator, serta merupakan wilayah yang kaya akan
sumber makanan, sehingga ikan-ikan kecil dapat tumbuh menjadi ikan dewasa. Kemudian serasah daun mangrove diuraikan menjadi
mikroorganisme terutama kepiting dan mikroorganisme pengurai menjadi detritus, sebagai makanan utama plankton. Selanjutnya plankton dimakan
oleh binatang laut tingkat yang lebih tinggi. 5.
Sebagai daerah bersarang burung Mangrove dengan tajuknya yang rata dan rapat serta selalu hijau merupakan
tempat yang disukai oleh burung-burung besar untuk membuat sarang dan bertelur. Dengan berkembangbiaknya burung, maka dapat menghambat
perkembangbiakan nyamuk malaria karena nyamuk tersebut dikonsumsi oleh burung yang berkembangbiak dan bersarang di tajuk mangrove tersebut.
6. Habitat alami yang membentuk keseimbangan ekologis
Dalam lingkungan ekosistem mangrove terdapat berbagai aneka macam biota. Dalam keadaan alami keragaman biota tersebut membentuk suatu
keseimbangan antara biota yang dimangsa prey dengan biota pemangsa predator, atau terjadi simbiosis mutualisme.
7. Fungsi mencegah terjadinya keasaman tanah
Di dalam dasar lumpur pantai sering terjadi penimbunan pyrite. Kehadiran tegakan ekosistem mangrove dapat mencegah pembongkaran sedimen yang
kaya akan kandungan pyrite, sehingga tidak memungkinkan terjadinya oksidasi dengan udara yang dapat bereaksi menjadi asam sulfat. Dengan
demikian proses pengasaman lahan dapat dicegah.
8. Fungsi perlindungan pemukiman dari bahaya angin laut
Jajaran tegakan mangrove yang tumbuh di pantai dapat melindungi pemukiman di belakangnya ke arah daratan dari hembusan angin laut yang
kencang. Angin laut yang bertiup kencang ke arah daratan, ditahan oleh mangrove dan dibelokkan ke arah atas. Dengan demikian pemukiman di
belakangnya menjadi terletak di belakang bayangan angin leeward area, sehingga suasana kehidupan menjadi lebih nyaman.
9. Fungsi menghambat intrusi air laut
Kehadiran ekosistem mangrove di pantai menjadi wilayah penyangga terhadap rembesan air laut intrusi ke daratan.
10. Daerah penghasil kayu Pohon
jenis Rhizopora
spp. merupakan bahan dasar untuk pembuatan kayu arang dan untuk bahan bangunan teki.
11. Daerah penghasil ikan Daerah atau wilayah yang memiliki kawasan ekosistem mangrove yang luas
merupakan wilayah penghasil ikan yang cukup produktif. Hal ini dikaitkan sebagai wilayah spawning ground dan kaya akan makanan alami.
12. Daerah pariwisata
Pada beberapa kawasan, ekosistem mangrove merupakan daerah yang berpotensi untuk dikembangkan kegiatan pariwisata. Kawasan yang telah
dikembangkan dan cukup menarik sebagai kawasan pariwisata yaitu kawasan ekosistem mangrove Cilacap.
Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang diikuti oleh peningkatan kebutuhan hidup yang terus bertambah, kecenderungan untuk membuka kawasan
ekosistem mangrove untuk pemukiman usaha pertanian dan usaha pertambakan merupakan satu-satunya pilihan bagi penduduk untuk melangsungkan hidupnya.
Akibatnya secara langsung maupun tidak langsung telah memacu degradasi habitat dan keanekaragaman hayati ekosistem alamiah, pengaruh sedimentasi, serta
tekanan penduduk kayu bakar, arang, konversi lahan mangrove. Dampak sedimentasi pada ekosistem mangrove adalah peningkatan materi sedimen di
perairan laguna yang berupa meningkatnya paparan berlumpur, menyempitnya areal yang terkena pasang-surut, dan semakin luasnyatumbuh semak belukar.
Selanjutnya hal ini mendorong penduduk setempat mengkonversi menjadi lahan budidaya pertanianperikanan LPPM, 1998.
Menteri negara lingkungan hidup menentukan batas penebangan hutan tidak melebihi 20, untuk mengatasi pelestarian hutan tersebut Kanmeneg LH, 1993.
Sedangkan Dinas Perikanan Sulawesi Selatan, memperbolehkan penebangan sampai 40, akan tetapi ekosistem mangrove yang dibuka menjadi tambak
tersebut harus ditanami tumbuhan mangrove sehingga tanaman tersebut dapat berfungsi sebagai sabuk hijau. Mackinnon dan Mackinnon dalam Davies et al.
1995 mengemukakan bahwa setiap kehilangan ekosistem mangrove seluas 1 ha akan mengurangi kemampuan perairan sekitarnya berproduksi sebesar 480
kghatahun. Pengelolaan ekosistem mangrove yang berkelanjutan diharapkan dapat
mempertahankan produktivitas ekosistem mangrove dan kawasan sekitarnya, agar kelestariannya dapat dipertahankan. Manfaat ekosistem mangrove bagi
sumberdaya perikanan, yaitu dengan proses dekomposisi serasah mangrove seperti daun, ranting dan bunga menjadi sumber makanan utama bagi organisme
air dalam bentuk partikel bahan organik detritus. Proses tersebut menciptakan rantai makanan yang kompleks, sehingga memperkaya produktivitas hewan bentos
di dasar perairan dan merupakan sumber makanan bagi berbagai jenis larva ikan, udang dan biota lainnya. Manfaat tersebut untuk meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat pesisir. Sebagai langkah awal mencegah semakin rusaknya ekosistem mangrove
yang ada, salah satu cara untuk pengelolaan ekosistem mangrove adalah berdasarkan filosofi konservasi. Menurut Dahuri et al. 2004 bahwa ekosistem
mangrove sangat sensitif terhadap faktor-faktor seperti sirkulasi air, salinitas, dan aspek fisika-kimia dan substrat hidupnya. Konservasi ekosistem dan sumberdaya
didalamnya dapat dicapai dengan mencegah terjadinya perubahan-perubahan nyata dari faktor-faktor tersebut di atas. Namun yang lebih penting adalah pengelolaan
mangrove harus mencakup rencana pengelolaan yang mengoptimumkan konservasi sumberdaya mangrove untuk memenuhi kebutuhan manusia baik
tradisional dan masa kini, dengan tetap mempertahankan cadangan yang cukup untuk melindungi keanekaragaman flora dan fauna yang hidup.
2.5 Kerusakan Mangrove yang Mengarah pada Perubahan Luasan dan Kerapatan Mangrove