• Kondisi sosial-ekonomi, budaya dan kelembagaan yang meliputi kependudukan, mata pencaharian, tingkat ketergantungan terhadap ekosistem,
pendidikan, kelembagaan, ekonomi dan budaya.
Data Sosial dan Lingkungan Masyarakat
Untuk sosial ekonomi masyarakat, penelitian ini menggunakan metode survei dengan mengumpulkan informasi dari responden menggunakan kuisioner
wawancara sebagai alat pengumpul data pokok Singarimbun, 1995. Wawancara merupakan suatu alat pembantu utama dari metode observasi yang
bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat serta pendirian-pendirian mereka Koentjaraningrat, 1997.
Parameter fisik sosial dan lingkungan yang diamati, yaitu aksesbilitas menuju lokasi penelitian, pendapatan, keadaan sosial-budaya masyarakat, tingkat
pemahaman, persepsirespon masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan mangrove serta keinginan mereka terhadap pengembangan kawasan konservasi
khususnya rehabilitasi ekosistem mangrove. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka penentuan responden untuk
data sosial ekonomi menggunakan teknik Penarikan Contoh Sengaja purpossive sampling method
. Sejumlah 34 responden diwawancarai tentang hal-hal yang berhubungan langsung dengan ekosistem mangrove. Informasi digali dari orang-
orang yang berpengalaman dalam pengelolaan mangrove, baik dari pihak institusi pemerintah, pihak lembaga non pemerintah, maupun masyarakat pemanfaat
ekosistem mangrove.
3.3 Analisis Data
Analisis Mangrove
Data-data mengenai jenis, jumlah individu, dan diameter pohon yang telah dicatat pada form mangrove, diolah lebih lanjut untuk memperoleh
kerapatan jenis, frekuensi jenis, luas areal tutupan, nilai penting suatu jenis sebagai berikut Bengen, 2002b:
Kerapatan Jenis Di
Kerapatan jenis adalah jumlah individu jenis ke-i dalam suatu unit area.
A ni
Di =
Dimana: Di = Kerapatan jenis ke-i ni
= Jumlah total individu dari jenis A
= Luas area total pengambilan contoh hektar
Kerapatan Relatif Jenis RDi
Kerapatan relatif jenis adalah perbandingan antara jumlah individu jenis ke-i dan jumlah total individu seluruh jenis dengan formula sebagai berikut :
Dimana: RDi = Kerapatan relatif jenis ke-i Di
= Jumlah tegakan jenis ke-i ∑n = Jumlah tegakan seluruh jenis
Frekuensi Jenis Fi
Frekuensi jenis adalah peluang ditemukannya jenis ke-i dalam petak contoh yang diamati :
Dimana: Fi = Frekuensi jenis ke-i
Pi = Jumlah petak contoh dimana ditemukan jenis ke-i
∑p = Jumlah total petak contoh yang diamati.
Frekuensi Relatif Jenis RFi
Frekuensi relatif jenis adalah perbandingan antara frekuensi jenis dan jumlah frekuensi untuk seluruh jenis.
Dimana: RFi = Frekuensi relatif jenis Fi
= Frekuensi jenis ke-i ∑F = Jumlah frekuensi seluruh jenis
100
1
× =
∑
= =
n i
i
n ni
RDi
∑
= =
=
n i
i
p pi
Fi
1
100
1
× =
∑
= =
n i
i
F Fi
RFi
Penutupan Jenis Ci
Penutupan jenis adalah luas penutupan jenis ke-i dalam suatu unit area.
Dimana: Ci = Penutupan jenis ke-i
BA =
ΠDBH
2
4 dalam cm
2
Π = 3,14 DBH = Diameter pohon dari jenis ke-i cm. Diameter batang diukur
setinggi 1.3 m dari permukaan tanah A
= luas area total pengambilan contoh cm
Penutupan Relatif Jenis RCi
Penutupan relatif jenis adalah perbandingan antara luas area penutupan jenis ke-i dan luas total area penutupan untuk seluruh jenis.
Dimana: RCi = Penutupan relatif jenis Ci
= Luas area penutupan jenis ke-i ∑Ci = Luas total seluruh jenis
Nilai Penting Jenis IVi
Nilai penting jenis adalah jumlah nilai kerapatan relatif jenis, frekuensi relatif jenis dan penutupan relatif jenis.
A BA
Ci
n i
i
∑
= =
=
1
100
1
× =
∑
= =
n i
i
Ci Ci
RCi
RCi RFi
RDi IVi
÷ ÷
=
Nilai penting suatu jenis berkisar antara 0 - 300. Nilai penting ini memberikan suatu gambaran mengenai pengaruh atau peranan suatu jenis tumbuhan mangrove
dalam komunitas mengrove.
Analisis Tingkat Kerusakan
Untuk mendapatkan luasan serta sebaran mangrove di Desa Tiwoho digunakan Citra Landsat ETM+ tanggal 5 September 2005 dan Citra Digital
Quickbird ketinggian tera 1,254 km Tahun 2007. Citra ini diolah dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis SIG, dengan menggunakan software
ER-Mapper 6.4 dan ArcView 3.3. Analisis data digital citra Landsat-ETM terdiri
atas pemulihan citra Image Restoration, penajaman citra Image Enhancement, dan pengklasifikasian citra Image Classification. Untuk keperluan analisis
keruangan tersebut, SIG mempunyai kemampuan yang sangat fleksibel dan akurat. Keuntungan SIG dalam analisis spasial adalah tersedianya teknik tumpang tindih
overlay yang sebelumnya data spasial terlebih dahulu dibentuk menjadi layercoverage
yang termuat entitas-entitas data atribut yang telah dianalisa menurut masing-masing komponen dan kemudian dimasukkan dalam bentuk data
tabular data base. Analisis tingkat kerusakan mangrove ditentukan berdasarkan kerapatan
mangrove melalui hasil olahan citra yang disesuaikan dengan hasil observasi di lokasi penelitian. Selanjutnya hasil analisis tersebut diolah lagi untuk menentukan
pola ruang ekologi untuk rehabilitasi ekosistem mangrove. Ada tiga kriteria pola ruang ekologi untuk rehabilitasi yaitu pola ruang ekologi untuk Rehabilitasi I, II
dan III. Ketiga pola ekologi rehabilitasi ini digunakan dalam merumuskan strategi rehabilitasi mangrove di Desa Tiwoho.
Analisis Strategi Rehabilitasi Ekosistem Mangrove Analisis Komponen Utama
atau Principal Component Analysis PCA
Analisis ini dilakukan dalam 2 tahap. Pertama, analisis hasil scoring tingkat partisipasi responden masyarakat pada masing-masing tahapan kegiatan. Tahap
berikutnya adalah Analisis Komponen Utama atau Principal Component Analysis PCA.
Analisis ini dilakukan untuk mengkaji keterkaitan antara total partisipasi ∑Y dengan karakteristik sosial ekonomi dan budaya masyarakat.
PCA merupakan metode statistik deskriptif yang bertujuan untuk menampilkan data dalam bentuk grafik dan informasi maksimum yang terdapat
dalam suatu matriks data. Matriks data yang dimaksud terdiri dari variabel sebagai kolom dan observasiresponden sebagai baris. Analisis ini juga digunakan
mereduksi gugus variabel yang berukuran besar dan saling berkorelasi Bengen 2000.
Pada prinsipnya PCA menggunakan jarak Euclidean jumlah kuadrat perbedaan antara individubaris dan variabelkolom yang berkoresponden pada
data.
Dimana, i dan i’ adalah baris dan j adalah indeks kolom. Semakin kecil jarak Euclidean antara variabel, maka makin mirip
karakteristiknya. Demikian pula sebaliknya semakin besar jarak Euclidean antara variabel, maka semakin berbeda karakteristiknyaketerdekatannya. Pengolahan
data melalui analisis komponen utama dilakukan dengan menggunakan program komputer Xlstat 2008.1.01.
Tujuan analisis ini adalah :
Untuk mengekstraksi informasi yang terdapat dalam matriks data yang berukuran besar.
Untuk menghasilkan suatu representasi grafik yang memudahkan
interpretasi.
Mempelajari suatu matriks data dari sudut pandang kemiripan antara individu atau hubungan antara variabel.
Analisis SWOT
Analisis strategi rehabilitasi ekosistem mangrove di Desa Tiwoho dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT strength, weakness, opportunity, dan
threat . Analisis ini dilakukan dengan menerapkan kriteria kesesuaian dengan data
kuantitatif dan deskripsi keadaan faktor internal dan eksternal yang diperoleh dengan wawancara secara terbukalangsung open-ended dan wawancara
mendalam in-depth interview. Pembobotan dan skoring dalam analisis SWOT
2 2
,
∑
=
− =
p i
j
j xi
xij i
i d
ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara tersebut, yang kemudian dijustifikasi oleh peneliti dalam bentuk bobot dan skor.
Berdasarkan Rangkuti 2004 langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis SWOT ini adalah sebagai berikut :
Tahap pengumpulan data Tahap pengumpulan data merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan
pra-analisis. Pada tahap ini data dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan internal. Data eksternal berasal dari lingkungan luar peluang dan ancaman,
sedangkan data internal berasal dari dalam sistem pengelolaan ekosistem mangrove Desa Tiwoho, mencakup ketersediaan sumberdaya alam, kondisi
sumberdaya manusia dan pengembangan kawasan yang sedang dijalankan kekuatan dan kelemahan.
Dalam tahap ini digunakan dua model matriks yaitu: i matriks faktor strategi eksternal dan ii matriks faktor strategi internal Lampiran 1. Adapun
matriks faktor strategi internal disusun dengan langkah-langkah Tabel 2. Tabel 2 Analisis strategi faktor internal Internal Strategic Factors Analysis
Summary
Faktor-faktor Strategi Eksternal
Bobot Rating Skor Komentar 1 2
3 4
5 Peluang:
S1 S2
S3 ....
4 3
2 1
Ancaman: W1
W2 W3
.... 1
2 3
4
TOTAL 1.00 -
Tabel 3 Analisis strategi faktor eksternal Internal Strategic Factors Analysis Summary
Faktor-faktor Strategi Eksternal
Bobot Rating Skor Komentar 1 2
3 4
5 Peluang:
O1 4
O2 O3
.... 3
2 1
Ancaman: T1
T2 T3
.... 1
2 3
4
TOTAL 1.00 -
Tahap Analisis Pada tahap analisis digunakan Model Matriks SWOT, dimana terdapat 4
strategi yang dapat dihasilkan, yaitu strategi SO, WO, ST, dan WT Tabel 4. Setelah diperoleh matriks SWOT, selanjutnya disusun rangking semua strategi
yang dihasilkan berdasarkan faktor-faktor penyusun strategi tersebut. Tabel 4 Model matriks hasil analisis SWOT
IFAS EFAS
STRENGTH S WEAKNESSES W
SO1 WO1 SO2 WO2
SO3 WO3 .. ..
.. .. OPPORTUNITIES
O SOn WOn
ST1 WT1 ST2 WT2
ST3 WT3 .. ..
.. .. THREATS
T STn WTn
`
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN