30 Tabel 11. Hasil analisis uji independen t untuk masing-masing deskripsi aroma
Deskripsi Aroma Output SPSS
Kesimpulan
Sweet Sig. 0.016
α 0.05 Berbeda nyata
Fruity Sig. 0.348
α 0.05 Tidak berbeda nyata
Floral Sig. 0.060
α 0.05 Tidak berbeda nyata
Green leafy Sig. 0.611
α 0.05 Tidak berbeda nyata
Fatty green Sig. 0.378
α 0.05 Tidak berbeda nyata
Plastic green Sig. 0.001
α 0.05 Berbeda nyata
Buah naga berkerabat dekat dengan prickly pear Opuntia ficus indica L. mill. Cactaceae
. Kedua spesies ini masuk ke dalam famili Cactaceae. Berdasarkan penelitian terbaru mengenai komponen volatil pada prickly pear oleh Arena et al tahun 2001 dari Catania
University, Italy, menyatakan bahwa aroma yang paling mempengaruhi prickly pear adalah aroma fresh fruity, sedangkan pada buah naga adalah aroma green leafy dan floral.
B. PENELITIAN TAHAP 2
1. Identifikasi Senyawa Volatil dengan GC-MS Gas Chromatography-Mass Spectrometry
dan Karakterisasi Flavor Buah Naga
Ekstrak flavor buah naga yang telah terpilih dan dipekatkan, kemudian dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas kolom kapiler yang dihubungkan dengan spektrometer
massa untuk mengidentifikasi komposisi komponen volatil. Setiap peak yang terdeteksi oleh alat GC-MS mempunyai waktu retensi yang berbeda-beda. Penentuan nilai LRI untuk masing-
masing komponen dihitung berdasarkan waktu retensi standar eksternal alkana C
7
-C
30
dalam solven pengekstrak yang disuntikkan pada alat dengan kolom yang sama yaitu DB-5 yang diset
kondisinya sesuai dengan kondisi sampel. Output peaks hasil injeksi ekstrak buah naga putih ulangan 1 dan 2, buah naga ulangan 1 dan 2, serta standar eksternal alkana C
7
-C
30
dapat dilihat pada Lampiran 46, 47, 48, 49, dan 50.
Dari hasil ekstraksi dengan menggunakan pelarut diklorometana, teridentifikasi senyawa alkohol, asam karboksilat, alkana, keton, aldehida, terpenoid, alkena, dan ester. Profil
aroma buah naga putih dan merah dapat dilihat pada Lampiran 50. Senyawa alkohol dan asam karboksilat mendominasi komposisi volatil dari buah naga, baik buah naga merah maupun
buah naga putih. Konsentrasi senyawa golongan alkohol adalah yang paling tinggi diantara senyawa golongan lainnya, yaitu sebesar 143.40
μgg untuk buah naga putih dan 114.62 μgg untuk buah naga merah. Kemudian diikuti oleh senyawa golongan asam karboksilat 54.70
μgg untuk buah naga putih dan 45.68 μgg untuk buah naga merah, alkana 41.38 μgg untuk buah naga putih dan 21.81
μgg untuk buah naga merah, keton 20.63 μgg untuk buah naga putih dan 7.20
μgg untuk buah naga merah, aldehida 19.64 μgg untuk buah naga putih dan 7.47
μgg untuk buah naga merah, terpenoid 1.77 μgg hanya pada buah naga merah, alkena 1.01
μgg untuk buah naga putih dan 0.91 μgg untuk buah naga merah, dan ester 0.38 μgg untuk buah naga putih dan 0.60
μgg untuk buah naga merah. Masing-masing golongan tersebut memiliki senyawa volatil dengan konsentrasi paling
tinggi. Senyawa golongan alkohol yang paling berpengaruh dengan konsentrasi tertinggi adalah 1-tetradecanol 50.23
μgg pada buah naga putih dan 1-hexadecanol 38.38 μgg pada
31 buah naga merah. Senyawa golongan asam karboksilat dengan konsentrasi tertinggi adalah
dodecanoic acid pada buah naga putih 16.88
μgg dan pada buah naga merah 23.75 μgg. Senyawa golongan alkana dengan konsentrasi tertinggi adalah tridecane untuk buah naga putih
35.83 μgg dan buah naga merah 14.94 μgg. Senyawa golongan keton dengan konsentrasi
tertinggi adalah benzophenone 6.03 μgg pada buah naga putih dan 1-penten-3-one 1.91
μgg pada buah naga merah. Senyawa golongan aldehida dengan konsentrasi tertinggi adalah 5-hydroxymethyl-2-furancarboxaldehyde
8.31 μgg pada buah naga putih dan tetradecanal
1.81 μgg pada buah naga merah. Senyawa golongan terpenoid hanya dijumpai pada buah
naga merah dengan senyawanya yang memiliki konsentrasi paling tinggi adalah isolongifolene 1.12
μgg, dimana senyawa ini merupakan sesquiterpen. Senyawa golongan alkena dengan konsentrasi tertinggi adalah 3-ethyl-1-octene pada buah naga putih 0.88
μgg dan buah naga merah 0.63
μgg. Senyawa golongan ester dengan konsentrasi tertinggi adalah n-octyl acetate pada buah naga putih 0.33
μgg dan buah naga merah 0.38 μgg. Namun, dari keseluruhan komponen yang teridentifikasi, 1-tetradecanol adalah
komponen yang memiliki konsentrasi tertinggi pada buah naga dan 1-hexadecanol pada buah naga merah. Keseluruhan senyawa volatil beserta nilai LRI masing-masing dapat dilihat pada
Tabel 12. Selain itu, profil aroma kedua buah naga sesuai dengan golongannya dapat dilihat pada Lampiran 51.
Peaks yang berhasil dapat diidentifikasi hanya sampai menit ke-55. Peaks pada menit-
menit selanjutnya tidak dapat teridentifikasi dan diperkirakan merupakan pengotor atau impurities
, sehingga disebut unknown compounds. Hal ini dapat terjadi kemungkinan besar karena kurang teliti dalam memisahkan daging buah dengan kulitnya sehingga ada sebagian
matriks kulit buah ikut terekstrak. Dengan demikian, komponen senyawa kulit buah ikut diinjeksikan ke GC-MS kemudian muncul pada output dan mengganggu proses identifikasi.
Contoh senyawa-senyawa teridentifikasi yang berasal dari kulit buah naga, antara lain heneicosanoic acid methyl ester
; hexadecanoic acid, 1-hydroxymethyl-1,2-ethanediyl ester; tricosanoic acid methyl ester
; 22-Z-dehydrocholesterol-1-ether; 10,13,10,13 tetramethyl- dotriacontahydro [3,3] bi [cyclopenta[A]phenanthrenyl]
. Selain itu, pengotor lain yang muncul dan terdeteksi pada hasil injeksi GC-MS adalah 1,2-benzenedicarboxylic acid, bis2-
methylpropyl ester . Senyawa ini merupakan senyawa jenis phthalate dengan sinonim
diisobutyl phthalate yang diperkirakan berasal dari komponen plastik vial injeksi Anonim,
2011. Senyawa 2-methyl-propanoic acid-1-1,1-dimethylethyl-2-methyl-1,3-propanediyl ester dan 2,2,4-Trimethyl-1,3-pentanediol diisobutyrate juga terdeteksi sebagai pengotor pada hasil
injeksi GC-MS. Senyawa ini merupakan salah satu jenis plasticizer dan diperkirakan berasal dari plastik vial injeksi Anonim 2011.
Korelasi diperoleh antara komponen-komponen volatil dengan deskripsi-deskripsi aroma buah naga yang ditentukan oleh panelis terlatih dengan teknik FGD Focus Group
Discussion . Senyawa furfural;
2,4-Dihydroxy-2,5-dimethyl-32H-furan-3-one ;
2- furancarboxylic acid
, 2-hydroxy-benzaldehyde; 2-2-hydroxypropoxy-1-propanol; 2,3- dihydro-3,5-dihydroxy-6-methyl-4H-Pyran-4-one
; dihydro-4-Hydroxy-23H-furanone
; 5-
hydroxymethyl-2-furancarboxaldehyde ; benzenemethanol; dan 9-octadecen-1-ol yang
teridentifikasi berkontribusi membentuk karakter aroma sweet pada buah naga putih; sedangkan pada buah naga merah senyawa furfural; 2,4-Dihydroxy-2,5-dimethyl-32H-furan-
3-one ; 2-hydroxy-benzaldehyde; 2-2-hydroxypropoxy-1-propanol; 3-hydroxy-2-methyl-4H-
Pyran-4-one ; dihydro-4-Hydroxy-23H-furanone; 5-hydroxymethyl-2-furancarboxaldehyde;
2,5-dihydroxybenzaldehyde ; dan benzenemethanol yang teridentifikasi dan berkontribusi
32 membentuk karakteristik sweet. Karakteristik sweet ini muncul juga pada FGD oleh panelis
sebagai salah satu deskripsi aroma yang ada pada buah naga putih dan buah naga merah. Senyawa 2-hexanol; 1-p-menthen-8-yl acetate; 2-ethyl-1-hexanol; E, Z-2,4-
decadienal ; 1-dodecanol yang teridentifikasi berkontribusi membentuk karakteristik fruity pada
buah naga putih, sedangkan pada buah naga merah senyawa 2-hexanol; 1-p-menthen-8-yl acetate
; 2-ethyl-1-hexanol; 1-dodecanol adalah senyawa yang teridentifikasi dan berkontribusi membentuk deskripsi aroma ini. Hasil FGD oleh panelis juga menunjukkan bahwa aroma fruity
terdeskripsikan pada buah naga putih dan buah naga merah. Senyawa 2-pentanol; n-octyl acetate yang teridentifikasi berkontribusi membentuk
karakter aroma floral pada buah naga putih, sedangkan senyawa n-octyl acetate ditemukan pada buah naga merah dan berkontribusi membentuk karakter aroma floral. Karakter aroma
floral juga muncul dan terdeskripsikan dalam FGD oleh panelis, baik pada buah naga putih,
maupun pada buah naga merah. Senyawa hexanal; 4-methyl-2-pentanol; heptanal; dan decanal yang teridentifikasi
berkontribusi membentuk karater aroma green leafy pada buah naga putih, sedangkan pada buah naga merah senyawa hexanal; heptanal; dan decanal adalah senyawa yang teridentifikasi
dan berkontribusi membentuk karakter aroma green leafy. Pada FGD, panelis juga mendeskripsikan aroma ini sebagai salah satu karakter aroma yang terdapat pada buah naga
putih dan buah naga merah. Senyawa nonanal dan E, E-2,4-decadienal yang berhasil teridentifikasi berkontribusi
membentuk karakter aroma fatty green, sedangkan pada buah naga merah senyawa 2-heptenal; nonanal
; dan 2-nonenal adalah senyawa yang teridentifikasi dan berkontribusi membentuk karakter ini. Panelis juga mendeskripsikan aroma ini pada FGD sebagai salah satu karakter
aroma yang ada pada buah naga putih dan buah naga merah. Senyawa acetophenone dan 4-vinyl-2-methoxy-phenol yang berhasil teridentifikasi pada
buah naga putih dan buah naga merah berkontribusi membentuk karakter aroma plastic green. Aroma plastic green ini juga merupakan salah satu karakter aroma yang dideskripsikan panelis
pada FGD. Hasil analisis sangat menunjukkan bahwa korelasi ditemukan antara senyawa-senyawa
volatil pembentuk karakter aroma sweet, fruity, floral, green leafy, fatty green, dan plastic green
, dengan deskripsi-deskripsi aroma tersebut oleh panelis pada FGD yang telah dilakukan pada penelitian tahap 1.
Senyawa-senyawa volatil lainnya yang juga berhasil teridentifikasi ternyata berkontribusi pula membentuk karakter-karakter aroma yang lain, yaitu woody, clove-
likespicy, rancid, soapy, sweaty, cheesy, musty , dan rubberleather. Namun, karakter-karakter
ini tidak terdeskripsikan oleh panelis pada FGD. Hal ini dapat disebabkan oleh konsentrasi senyawa-senyawa volatil yang membentuk karakter-karakter tersebut sangat rendah dan odour
threshold nya tinggi. Tingkat konsentrasi tersebut untuk odour threshold yang tinggi tidak
dapat terdeteksi dan tercium oleh indera penciuman manusia. Penyebab lainnya yang mungkin terjadi adalah adanya interaksi antara senyawa-senyawa volatil tersebut sehingga aroma untuk
senyawa volatil tertentu tertutupi dan tidak dapat tercium. Senyawa trans-cinnamic acid teridentifikasi pada kedua buah naga. Senyawa ini
membentuk karakter aroma woody. Namun, buah naga merah memiliki senyawa terpenoid, yaitu isologifolene dan alpha-longipinene yang juga berkontribusi membentuk karakter aroma
woody .
33 Senyawa methyl trans-isoeugenol hanya teridentifikasi pada buah naga putih. Senyawa
ini berkontribusi membentuk karakteristik aroma clove-likespicy. Senyawa pentanoic acid, octanoic acid, 2-undecenoic acid teridentifikasi pada buah
naga putih. Senyawa pentanoic acid dan octanoic acid juga teridentifikasi pada buah naga merah. Senyawa-senyawa tersebut berkontribusi membentuk karakter rancid.
Senyawa n-decanoic acid teridentifikasi pada buah naga putih dan buah naga merah. Senyawa ini membentuk karakteristik aroma soapy.
Senyawa 2-methyl-propanoic acid, 3-hydroxy butanoic acid, dan hexanoic acid teridentifikasi pada buah naga putih. Senyawa 3-hydroxy butanoic acid, dan hexanoic acid,
juga teridentifikasi pada buah naga merah. Senyawa-senyawa volatil tersebut berkontribusi membentuk karakter aroma sweaty.
Senyawa propanoic acid dan butanoic acid teridentifikasi pada buah naga merah. Senyawa propanoic acid juga teridentifikasi pada buah naga putih. Senyawa-senyawa ini
berkontribusi membentuk karakter aroma cheesy. Senyawa 1-octanol dan dodecanoic acid teridentifikasi pada buah naga putih dan buah
naga merah. Kedua senyawa ini berkontribusi membentuk karakter aroma musty. Selain itu, senyawa hexadecanal juga muncul dan teridentifikasi pada kedua buah naga.
Senyawa volatil ini berkontribusi membentuk karakter aroma rubberleather. Senyawa-senyawa volatil yang teridentifikasi beserta kontribusinya terhadap karakter
aroma tertentu dapat dilihat pada Tabel 13. Berdasarkan senyawa-senyawa yang telah teridentifikasi, karakteristik aroma pada buah
naga putih dan merah dapat diketahui. Buah naga putih dan buah naga merah memiliki karakter aroma sweet, fruity, floral, green leafy, fatty green, plastic green, woody, rancid, soapy,
sweaty, cheesy, musty , dan rubberleather. Sebagian besar karakter aroma ini terdeskripsikan
oleh panelis terlatih melalui teknik FGD. Karakter yang terdeskripsikan yaitu karakter aroma sweet, fruity, floral, green leafy, fatty green,
dan plastic green. Karakter-karakter aroma yang tidak terdeskripsikan, kemungkinan besar konsentrasinya sangat rendah dengan odour
threshold tinggi atau ada interaksi antara komponen-komponen volatilnya sehingga aroma
tertutupi. Namun, terdapat perbedaan komposisi senyawa volatil antara buah naga putih dan buah
naga merah. Senyawa methyl trans-isoeugenol hanya teridentifikasi pada buah naga putih, sedangkan pada buah naga merah tidak teridentifikasi. Senyawa ini berkontribusi membentuk
aroma clove-likespicy sehingga karakter aroma ini hanya ditemukan pada buah naga putih. Selain itu, perbedaan lainnya adalah buah naga merah mengandung dua senyawa terpenoid,
yaitu isolongifolene dan alpha-longipinene. Kedua senyawa ini banyak ditemukan pada tumbuhan pinus sehingga berkontribusi membentuk karakter aroma woody yang lebih nyata
atau menonjol pada buah naga merah Anonim 2011. Senyawa terpenoid ini hanya teridentifikasi pada buah naga merah.
Buah naga berkerabat dekat dengan prickly pear Opuntia ficus indica L. mill. Cactaceae
. Kedua spesies ini masuk ke dalam famili Cactaceae. Berdasarkan penelitian Flath dan Takhashi pada tahun 1978, prickly pear didominasi oleh senyawa alkohol 84 area
dimana etanol merupakan pemberi kontribusi terbesar. Sedangkan penelitian terbaru mengenai komponen volatil pada prickly pear oleh Arena et al dari Catania University, Italy, tahun 2001,
menyatakan bahwa E-2-hexen-1-ol dan hexan-1-ol merupakan senyawa dengan persentase 80 dari total berat ekstrak. Namun, senyawa yang paling berpengaruh penting dalam
identifikasi adalah E,Z-2,6-nonadien-1-ol dan 2-methylbutanoic acid methyl ester. Walaupun
34 hanya terdapat dalam jumlah kecil pada ekstrak, kedua senyawa ini memberikan kontribusi
sebesar 97 dari total nilai aroma karena thresholdnya yang sangat rendah. Senyawa E,Z- 2,6-nonadien-1-ol
memberikan aroma khas prickly pear, sedangkan 2-methylbutanoic acid methyl ester
memberikan aroma fresh fruity. Kedua penelitian prickly pear ini menunjukkan bahwa secara garis besar, profil aroma
prickly pear didominasi oleh senyawa alkohol. Hal serupa juga terjadi pada buah naga setelah
diidentifikasi pada penelitian ini. Namun, senyawa alkohol yang mendominasi pada buah naga adalah 1-tetradecanol untuk buah naga putih dan 1-hexadecanol untuk buah naga merah. Selain
itu, aroma yang paling mempengaruhi buah naga adalah aroma green leafy dan floral, sedangkan pada prickly pear adalah aroma fresh fruity.
Umumnya, profil aroma buah terdiri dari komponen volatil golongan alkohol, ester, aldehida, keton, asam karboksilat, asam-asam lemak rantai pendek, terpenoid Potter, 1980.
Komposisi profil aroma buah naga hasil identifikasi ini sejalan dengan profil aroma buah pada umumnya. Namun, yang menjadi perbedaan adalah senyawa volatil golongan apa yang
dominan pada masing-masing spesies buah dan jika diteliliti lebih dalam lagi key compound dapat diketahui sebagai senyawa yang paling mempengaruhi aroma buah tertentu.
Melalui hasil identifikasi senyawa volatil dan deskripsi aroma, buah naga memiliki kekhasan, didominasi oleh senyawa alkohol, dimana 1-tetradecanol adalah senyawa dengan
konsentrasi tertinggi pada buah naga putih dan 1-hexadecanol pada buah naga merah. Kekhasan lainnya adalah green leafy merupakan deskripsi aroma yang paling intens, baik pada
buah naga putih maupun pada buah naga merah.
35 Tabel 12. Daftar senyawa volatil buah naga putih dan buah naga merah
No Identifikasi LRI LRI
Ref Ref
Konsentrasi μgg A B
Rata-Rata A dan B
C D Rata-Rata
C dan D
1 2-propenoic acid
734 - -
6.06 3.03
- -
- 2 1-penten-3-one
738 748 f -
- -
0.73 3.09 1.91
3 propanoic acid
750 739 l 4.18 7.78 5.98
- 1.95
0.97 4
butanoic acid 770
765 h
- - - 1.33 2.73
2.03 5
Octane 785 790
c 1.26 0.63
- 11.29
5.64 6 4-methyl
octane 788
793 n - 7.42 3.71
- 1.28
0.64 7
Hexanal 792 799 d 0.82 -
0.41 0.28 0.66
0.47 8
2-hexanol 802 802
q 3.51 - 1.76 2.38 5.47 3.92
9 2-pentanol 813
818 k 0.92 - 0.46
- -
- 10
Furfural 828 830 m -
0.82 0.41 -
0.20 0.10
11 4-methyl-2-pentanol 835
823 n - 11.39 5.70 -
- -
12 3-hydroxy butanoic acid
846 856
b - 1.07 0.53
- 0.33 0.17 13 2-methyl-propanoic
acid 887 874 l
- 3.47 1.74 - - -
14 3-ethyl-1-octene 937
- n - 1.75 0.88 0.39 0.87 0.63
15 2-heptenal 953
959 o
- - - - 0.32
0.16 16 2,4-Dihydroxy-2,5-dimethyl-32H-furan-3-one 975
989 q 0.55 3.91 2.23
0.40 0.80 0.60
17 2-methyl-5-1-methylethenyl-cyclohexanol 1018
- - 0.18
0.61 0.39 0.14 - 0.07 18
1-p-menthen-8-yl acetate 1022
1023 b 0.10 -
0.05 0.14
0.31 0.22
19 2-ethyl-1-hexanol 1028
1027 n 2.45 7.90 5.18
0.55 1.23
0.89 20
2-hydroxy-benzaldehyde 1033 - -
0.33 1.07 0.70 0.17 0.41 0.29
21 2-2-hydroxypropoxy-1-propanol 1050
1050 b 0.85 2.80 1.82
0.17 0.32
0.25 22
pentanoic acid 1052
- - - 0.35 0.17 - 6.45 3.22
23 Acetophenone 1060
1065 a 0.55 -
0.27 0.13
0.25 0.19
24 1-octanol 1070
1070 n 0.93 0.34 0.64
0.13 0.30
0.22 25
2-furancarboxylic acid 1077
1090 m - 0.20
0.10 -
- -
26 3-hydroxy-2-methyl-4H-Pyran-4-one 1089
1110 e - -
- 0.87
1.23 1.05
36 27 Undecane
1094 1099
d -
- - - 0.25
0.12 28 2-hydroxy-3-methyl-4H-Pyran-4-one
1096 1110 m - 5.20 2.60 - -
- 29
Nonanal 1100 1102 d 1.16
3.71 2.44 0.47 1.09 0.78
30 3,5,5-trimethyl-2-Cyclohexen-1-one 1114
- 1.08 0.54 - - -
31 hexanoic acid
1125 1122 o 0.43
0.84 0.63 0.05 2.50 1.28
32 2,3-dihydro-3,5-dihydroxy-6-methyl-4H-Pyran-4-
one 1140 1150 m 1.82 9.55 5.69 0.85 1.62 1.23
33 2-nonenal
1155 1163 k - -
- 0.08 0.18 0.13
34 Heptanal 1167
1180 j 0.47 - 0.23 - 1.45 0.73 35
dihydro-4-Hydroxy-23H-furanone 1168 1167
m - 4.39 2.19 0.75
1.92 1.34 36
octanoic acid 1181
1778 i 0.62 0.10 0.36 0.92
8.53 4.72 37
n-Octyl acetate 1184
1202 b 0.15 0.51 0.33 0.16
0.60 0.38 38
Dodecane 1193 1198 a 0.23 - 0.12 - -
- 39
Decanal 1200 1204 a 0.21
0.37 0.29 0.07 0.16 0.12
40 tetrahydro-2H-Pyran-2-methanol 1221
2.62 - 1.31 - - -
41 5-hydroxymethyl-2-furancarboxaldehyde 1230
1228 k 2.97 13.64 8.31 0.84
1.41 1.12 42
1,2,3-propanetriol 1244 1247 m 2.80
9.55 6.17 1.34 - 0.67 43
2-octanone 1263 1265 c 0.17 - 0.09 - -
- 44
nonanoic acid 1277
1280 d 0.87 5.50 3.19 0.46
1.07 0.76 45
2,4-decadienal E, Z 1287
1291 a 1.36 5.29 3.32 - -
- 46
1-tridecene 1290 1292 a 0.26 - 0.13 0.16
0.40 0.28 47
Tridecane 1294 1299 a 17.24
54.41 35.83 9.11
20.77 14.94
48 4-vinyl-2-methoxy-phenol 1309
1321 l 8.07 36.94
22.51 3.23
6.55 4.89 49
2,4-decadienal E, E 1310
1314 a 0.21 - 0.10 - - -
50 Piperonal 1325
1329 - 1.72
0.86 0.40
0.91 0.65
51 alpha-longipinene 1341
1351 a - - - 0.40
0.90 0.65 52 2-undecenoic
acid 1355
- 0.28 0.14 - - -
53 n-decanoic acid
1373 1368 i 1.49
4.78 3.14 1.11 2.54 1.83
54 Isolongifolene 1396
1387 a - - - 0.69
1.54 1.12 55
2,5-Dihydroxybenzaldehyde 1402
- - - -
1.46 0.73
56 trans-Cinnamic acid
1441 1438 a 3.61
10.12 6.86 2.59 5.88 4.23
57 6,10-dimethyl-5,9-undecadien-2-one 1447
1438 o 1.99 - 0.99 0.53 1.17 0.85
37 58 1-dodecanol
1468 1473 a 1.12 3.73
2.43 0.98
2.16 1.57
59 methyl trans-isoeugenol
1493 1498 g 1.56 4.88
3.22 -
- -
60 4-methyl-2,6-di-tert-butylphenol 1505
1505 - 1.30 - 0.65
- -
- 61 1-tridecanol
1572 1575 a -
0.64 0.32
- -
- 62 dodecanoic
acid 1575
1568 a 8.56 25.21 16.88 7.53 39.98 23.75
63 2,2,4-Trimethyl-1,3-pentanediol diisobutyrate
1592 Pengotor Impurity 64
Tetradecanal 1606 1611
a 1.04
2.22 1.63
0.74 2.88
1.81 65
Benzophenone 1617 -
- -
12.06 6.03 0.07
- 0.03
66 Benzenemethanol 1634
- -
1.25 3.90
2.58 0.46
1.14 0.80
67 2-methyl-propanoic acid-1-1,1-dimethylethyl-2-
methyl-1,3-propanediyl ester 1642 Pengotor
Impurity 68
trans-isoelemicin 1652 -
- 2.17
- 1.09
0.93 -
0.47 69
Cyclododecanol 1660 -
- 2.41
7.58 5.00
0.90 -
0.45 70 1-tetradecanol
1675 1676
a 80.74
19.73 50.23
19.10 42.21
30.66 71 1-Pentadecanol
1774 1778
a 9.04
10.32 9.68
19.51 44.12
31.81 72 Tetradecanoic
acid 1795
1770 p
16.85 7.05
11.95 0.72
4.73 2.72
73 Hexadecanal 1808
1808 p
1.87 -
0.94 0.77
- 0.38
74 1,2-Benzenedicarboxylic acid, bis2-
methylpropyl ester 1862 Pengotor
Impurity 75 1-Hexadecanol
1895 1879
a 24.09 22.61 23.35 22.89
53.88 38.38 76
Heneicosanoic acid methyl ester 1922 Pengotor Impurity
77 9-Octadecen-1-ol 1976 1995
p -
- -
0.08 -
0.04 78 Unknown
1 14.06 37.62 25.84 0.08 77.48
38.78 79
Unknown 2 107.03
297.93 202.48
- -
- 80 Unknown
3 67.14 167.04 117.09 0.08 49.99
25.03 81 Unknown
4 43.24 103.08 73.16 0.08 123.16
61.62 82 Unknown
5 1.38 4.08
2.73 0.08 10.18 5.13
83 Unknown 6
0.48 1.23 0.85 0.08
- 0.04
84 Unknown 7
0.10 0.93 0.52 0.08 14.32
7.20 85 Unknown
8 0.59 1.44
1.02 -
1.70 0.85
86 Unknown 9
0.29 0.82 0.55
- 0.57
0.29 87
Unknown 10 2.15
5.43 3.79
- -
-
38 88 Unknown
11 2.39 5.90
4.15 0.08 12.04 6.06 89 Unknown
12 0.45 2.10
1.27 -
0.79 0.40 90 Unknown
13 0.19 0.65
0.42 -
- -
91 Unknown 14
1.43 -
0.72 0.09 4.69 2.39 92 Unknown
15 1.09 1.89
1.49 -
1.38 0.69 93 Unknown
16 3.51 8.45
5.98 0.09 1.48 0.79 94 Unknown
17 2.98 6.52
4.75 - 16.72 8.36
95 Unknown 18
0.02 -
0.01 0.09 0.47 0.28 96 Unknown
19 0.72 1.42
1.07 0.09 5.52 2.81 97 Unknown
20 -
- -
0.09 0.74 0.41 98 Unknown
21 0.99 2.15
1.57 -
1.47 0.73 99 Unknown
22 -
- -
0.09 16.72 8.41 100 Unknown
23 1.78 148.43 75.11
- 0.21
0.11 101 Unknown
24 2.09
- 1.05
- 1.77
0.88 102 Unknown
25 10.16 20.57 15.36
- 5.68
2.84 103 Unknown
26 8.10 15.95 12.03
- 44.00 22.00
104 Unknown 27
0.20 -
0.10 -
0.45 0.23
105 Unknown 28
3.50 6.58 5.04
0.10 1.85 0.97
106 Unknown 29
1.44 4.17 2.81
- -
- 107 Unknown
30 0.58
- 0.29
- 4.12
2.06 108 Unknown
31 2.47 4.62
3.55 0.10 17.53 8.81
109 Unknown 32
- -
- 0.10
0.28 0.19
Keterangan : LRI Ref = LRI Referensi Ref = Referensi
A = buah naga putih ulangan 1 B = buah naga putih ulangan 2
C = buah naga merah ulangan 1 D = buah naga merah ulangan 2
39 Referensi:
a Adams, R. 1995. Identification of Essensial Oil Components by Gas ChromatographyMass
Spectometry. Allured Publishing Corporation, Carol Stream. b
Blank, I., Wust, M., dan Yeretzian, C. 2008. Expression of Multidisciplinary Flavour Science. Zurcher Hochschule fur Angewandte, Wadenswil.
c Brunton, N., Cronin, D., dan Monahan, F. 2002. Volatile components associated with freshly
cooked and oxidized off-flavours in turkey breast meat. Journal of Flavor and Fragrance 17:327-334.
d Chevance, F. dan Farmer, L. 1999. Identification of major volatile odor compounds in
frankfurters. Journal of Agriculture and Food Chemistry 47:5151-5160. e
Cho, I., Lee, S., Jun, H., Roh, H., dan Kim, Y. 2010. Comparison of volatile maillard reaction products from tagatose and other reducing sugars with amino acids. Journal of Food
Science and Biotechnology 192:431-438. f
Hashizume, M., Gordon, M., dan Mottram, D. 2007. Light-induced off-flavor development in cloudy apple juice. Journal of Agriculture and Food Chemistry 55:9177-9182.
g Jantan, I., Ayop, N., Hiong, A., dan Ahmad, A. 2002. Chemical composition of the essential
oils of Cinnamomum cordatum Kosterm. Journal of Flavour and Fragrance 17:212-214. h
Larrayoz, P., Addis, M., Gauch, R., dan Bosset, J. 2001. Comparison of dynamic headspace and simultaneous distillation extraction techniques used for the analysis of the volatile
components in three European PDO ewes’ milk cheeses. International Dairy Journal 11:911- 926.
i Leffingwell, J. dan Alford, E. 2011. Volatile constituents of the giant puffball mushroom
Calvatia gigantea. Journal of Agriculture and Food Chemistry 4:1-17. j
Liu, X., Jin, Q., Liu, Y., Huang, J., Wang, X., Mao, W., dan Wang, S. 2011. Changes in volatile compounds of peanut oil during the roasting process for production of aromatic
roasted peanut oil. Journal of Food Science 763:1-9. k
Miyazaki, T., Plotto, A., Goodner, K., dan Gmitter, F. 2010. Distribution of aroma volatile compounds in tangerine hybrids and proposed inheritance. Journal of Agriculture and Food
Science 91:449-460. l
Perez-Cacho, P., Mahattanatawee, K., Smoot, J., dan Rouseff, R. 2007. Identification of Sulfur Volatiles in Canned Orange Juices Lacking Orange Flavor. Journal of Agriculture and
Food Chemistry 55:5761-5767. m
Siddhu, S. 2010. Sensory analysis of refined and whole wheat breads made from red and white wheat using electronic nose and gas chromatography-mass spectrometry. Thesis.
Department of Food Science, University of Manitoba, Winnipeg, Manitoba. n
Tavares, J. 2009. Fermented alcoholic product of sugar cane characterization and its aging evaluation. Thesis. Department of Agricultural Sciences. Federal University of Bahia
Reconcavo.
40 o
Tietel, Z., Bar, E., Lewinsohn, E., Feldmesser, E., Fallik, E. dan Porat, R. 2010. Effects of wax coatings and postharvest storage on sensory quality and aroma volatile composition of
‘mor’ mandarins. Journal of Agriculture and Food Science 90:995-1007. p
Varlet, V., Knockaert, C., Prost, C., dan Serot, T. 2006. Comparison of odor-active volatile compounds of fresh and smoked salmon. Journal of Agriculture and Food Chemistry
54:3391-3401. q
Vermeir, S., Hertog, M., Vankerschaver, K., Swennen, R., Nicolai, B., dan Lammertyn, J. 2009. Instrumental based flavor characterization of banana fruit. Journal of Food Science and
Technology 42:1647-1653. r
Weldegergis, B. 2009. Application of Modern Chromatographic Technologies for The Analysis of Volatile Compounds in South African Wines. Dissertation. Department of
Chemistry. University of Stellenbosch.
41
Senyawa Karakteristik
Aroma Referensi
Buah Naga Putih Buah Naga Merah
Furfural furfural
Sweet o
2,4-Dihydroxy-2,5-dimethyl-32H-furan-3-one 2,4-Dihydroxy-2,5-dimethyl-32H-furan-3-one s
2-furancarboxylic acid ‐
o 2-hydroxy-benzaldehyde 2-hydroxy-benzaldehyde
o 2-2-hydroxypropoxy-1-propanol 2-2-hydroxypropoxy-1-propanol
b - 3-hydroxy-2-methyl-4H-Pyran-4-one
e 2,3-dihydro-3,5-dihydroxy-6-methyl-4H-Pyran-4-one -
o dihydro-4-Hydroxy-23H-furanone dihydro-4-Hydroxy-23H-furanone
o 5-hydroxymethyl-2-furancarboxaldehyde
5-hydroxymethyl-2-furancarboxaldehyde k
- 2,5-dihydroxybenzaldehyde h
Benzenemethanol Benzenemethanol j
9-octadecen-1-ol - r
2-hexanol 2-hexanol
Fruity l
1-p-menthen-8-yl acetate 1-p-menthen-8-yl acetate
b 2-ethyl-1-hexanol 2-ethyl-1-hexanol
l E, Z-2,4-decadienal
- m
1-dodecanol 1-dodecanol a
Tabel 13. Karakter aroma senyawa volatil yang teridentifikasi
42 2-pentanol
‐ Floral
k n-octyl acetate
n-octyl acetate b
Hexanal hexanal
Green Leafy d
4-methyl-2-pentanol ‐
p Heptanal Heptanal
c Decanal Decanal
a
- 2-heptenal Fatty Green
q Nonanal Nonanal
m - 2-nonenal
m E, E-2,4-decadienal
- m
Acetophenone Acetophenone Plastic Green
a 4-vinyl-2-methoxy-phenol
4-vinyl-2-methoxy-phenol n
43 trans-cinnamic acid
trans-cinnamic acid Woody
a - Isologifolene
a - alpha-longipinene
a
methyl trans-isoeugenol -
Clove-likeSpicy f
pentanoic acid pentanoic acid
Rancid h
octanoic acid octanoic acid
h 2-undecenoic acid
- n
n-decanoic acid n-decanoic acid
Soapy i
2-methyl-propanoic acid ‐
Sweaty n
3-hydroxy butanoic acid 3-hydroxy butanoic acid
b hexanoic acid
hexanoic acid q
44 propanoic acid
propanoic acid Cheesy
n butanoic acid
- g
1-octanol 1-octanol Musty
p dodecanoic acid
dodecanoic acid l
hexadecanal Hexadecanal RubberLeather
q
45 Referensi:
a Adams, R. 1995. Identification of Essensial Oil Components by Gas ChromatographyMass
Spectometry. Allured Publishing Corporation, Carol Stream. b
Blank, I., Wust, M., dan Yeretzian, C. 2008. Expression of Multidisciplinary Flavour Science. Zurcher Hochschule fur Angewandte, Wadenswil.
c Carrapiso, A., Ventanas, J., dan Garcia, C. 2002. Characterization of the most odor-active
compounds of iberian ham headspace. Journal of Agriculture and Food Chemistry 50:1996- 2000.
d Chevance, F. dan Farmer, L. 1999. Identification of major volatile odor compounds in
frankfurters. Journal of Agriculture and Food Chemistry 47:5151-5160. e
Cho, I., Lee, S., Jun, H., Roh, H., dan Kim, Y. 2010. Comparison of volatile maillard reaction products from tagatose and other reducing sugars with amino acids. Journal of Food
Science and Biotechnology 192:431-438. f
Jantan, I., Ayop, N., Hiong, A., dan Ahmad, A. 2002. Chemical composition of the essential oils of Cinnamomum cordatum Kosterm. Journal of Flavour and Fragrance 17:212-214.
g Larrayoz, P., Addis, M., Gauch, R., dan Bosset, J. 2001. Comparison of dynamic headspace
and simultaneous distillation extraction techniques used for the analysis of the volatile components in three European PDO ewes’ milk cheeses. International Dairy Journal 11:911-
926.
h Laohakunjit, N., Kadchoechuen, O., Matta, F., Silva, J., dan Holmes, W. 2007. Postharvest
survey of volatile compounds in five tropical fruits using headspace-solid phase micoextraction HS-SPME. Journal of Horticultural Science 422:309-314.
i Leffingwell, J. dan Alford, E. 2011. Volatile constituents of the giant puffball mushroom
Calvatia gigantea. Journal of Agriculture and Food Chemistry 4:1-17. j
Liu, X., Jin, Q., Liu, Y., Huang, J., Wang, X., Mao, W., dan Wang, S. 2011. Changes in volatile compounds of peanut oil during the roasting process for production of aromatic
roasted peanut oil. Journal of Food Science 763:1-9. k
Miyazaki, T., Plotto, A., Goodner, K., dan Gmitter, F. 2010. Distribution of aroma volatile compounds in tangerine hybrids and proposed inheritance. Journal of Agriculture and Food
Science 91:449-460. l
Nelson, K. 2005. Photochemically Induced flavour changes in orange juice exposed to light in glass and polyethylene terephthalate at 4
o
C. Thesis. University of Florida. m
Ong, P., Acree, T., dan Lavin, E. 1998. Characterization of volatiles in rambutan fruit Naphelium lappaceum L.. Journal of Agriculture and Food Chemistry 46:611-615.
n Perez-Cacho, P., Mahattanatawee, K., Smoot, J., dan Rouseff, R. 2007. Identification of
Sulfur Volatiles in Canned Orange Juices Lacking Orange Flavor. Journal of Agriculture and Food Chemistry 55:5761-5767.
46 o
Siddhu, S. 2010. Sensory analysis of refined and whole wheat breads made from red and white wheat using electronic nose and gas chromatography-mass spectrometry. Thesis.
Department of Food Science, University of Manitoba, Winnipeg, Manitoba. p
Tavares, J. 2009. Fermented alcoholic product of sugar cane characterization and its aging evaluation. Thesis. Department of Agricultural Sciences. Federal University of Bahia
Reconcavo. q
Tietel, Z., Bar, E., Lewinsohn, E., Feldmesser, E., Fallik, E. dan Porat, R. 2010. Effects of wax coatings and postharvest storage on sensory quality and aroma volatile composition of
‘mor’ mandarins. Journal of Agriculture and Food Science 90:995-1007. r
Varlet, V., Knockaert, C., Prost, C., dan Serot, T. 2006. Comparison of odor-active volatile compounds of fresh and smoked salmon. Journal of Agriculture and Food Chemistry
54:3391-3401. s
Vermeir, S., Hertog, M., Vankerschaver, K., Swennen, R., Nicolai, B., dan Lammertyn, J. 2009. Instrumental based flavor characterization of banana fruit. Journal of Food Science and
Technology 42:1647-1653.
47
V. KESIMPULAN DAN SARAN