4.3.2 Kohesi Leksikal dalam Cerpen “The Killers”
Jenis kohesi kedua yakni kohesi leksikal dalam wacana cerpen The Killers diwujudkan dalam bentuk repetisi, sinonim sinonim dekat,
hiponimi, antonimi, dan meronimi. Unsur leksikal wacana yang membentuk ikatan kohesi ini dinyatakan lewat tingkat hubungan itu sendiri. Dalam hal
ini, Halliday dan Hasan menyebutnya sebagai Relatedness of the lexical item. Tingkat hubungan yang lebih kuat menyatakan bahwa unsur-unsur
leksikal yang dimaksud membentuk ikatan kohesi. Dari hasil analisis data, ada beberapa fakta yang dapat disimpulkan
mengenai kohesi leksikal ini. Pertama, repetisi dalam wacana banyak ditemukan pada hal-hal; berupa benda, orang, tempat, aktivitas; yang
memiliki peran penting dalam pembentukan alur cerpen. Kemudian, repetisi beberapa satuan lingual ini juga bertujuan untuk mempertegas alur cerita dan
juga maksud yang ingin disampaikan oleh penulis dalam wacana cerpen tersebut. Contohnya, dalam wacana ini ditemukan banyak repetisi kata the
counter. Repetisi kata tersebut menekankan pentingnya kata the counter sebagai salah satu tempat di rumah makan Henry dimana segala aktivitas
dari karakter dalam cerpen terjadi. Di tempat inilah terjadi pembicaraan dan perdebatan antara the killers Al and Max dan para pelayan di rumah makan
Henry George and Nick mengenai rencana pembunuhan Al dan Max terhadap Ole Anderson. Dan rencana pembunuhan itulah yang menjadi inti
dari cerita atau permasalahan dalam wacana cerpen The Killers.
Kedua, jenis kohesi leksikal berupa sinonim dalam wacana ini
direalisasikan dalam bentuk sinonim dan sinonim dekat. Relasi makna yang
berupa sinonim dan sinonim dekat ini ada yang merupakan sinonim penuh dan ada juga yang merupakan sinonim sebagian. Sinonim penuh dalam
konteks analisis wacana artinya dua katafrasa atau lebih dalam wacana yang memiliki makna sama atau hampir sama, dan juga memiliki relasi kohesif.
Memiliki relasi kohesif artinya merujuk pada satu unsur acuan yang sama. Contohnya terdapat pada kata dinner dalam data S.16, S.27, S.28,
S.49 yang diulangi lagi dengan kata supper pada data S.180 dan S.283. Dalam konteks wacana, kedua kata ini memiliki makna yang sama, dan juga
merujuk pada satu hal yang sama. Sedangkan sinonim sebagian artinya dua katafrasa atau lebih dalam
wacana yang memiliki makna sama atau hampir sama, akan tetapi tidak memiliki relasi kohesif atau tidak merujuk pada satu unsur acuan yang sama
unsur acuannya berbeda. Contohnya terdapat pada kata dishes dan platters, small dan little, dumb dan silly, listen dan hear, good dan fine dan well, look
dan see. Kemudian, Jenis kohesi leksikal berupa hiponimi dan meronimi
dalam wacana cerpen ini ditemukan dalam penggunaan satuan-satuan lingual berupa kata atau frasa yang identik dengan topik cerpen atau
merupakan bagian dari alur cerita. Misalnya pada kelompok kata dan frasa yang terdapat dalam data S.24 sandwiches; S.25 ham and eggs; S.25
bacon and eggs; S.25 liver and bacon; S.25 steak; S.13 a roast pork
tenderloin; S.13 apple sauce; S.13 mashed potatoes; S.26 chicken croquettes; S.26 green peas; S.26 cream sauce; S.65 fried potatoes,
yang membentuk ikatan semantis dan merupakan hiponim dari kata Food atau menu. Kelompok kata dan frasa yang membentuk hiponim ini dapat
mengindiksikan hal-hal yang merupakan bagian dari alur cerita. Dengan kelompok kata dan frasa ini, pembaca dapat dengan segera menafsirkan
bahwa salah satu setting dari cerpen The Killers adalah di sebuah rumah makan.
Kemudian, dalam kelompok kata: S.31 chest; S.32 face; S.32 lips; S.38 elbow; S.188 head; S.195 mouth; S.220 waist; S.240
thumbs yang merupakan meronim dari body, menegaskan cara pengungkapan penulis cerpen dalam mengilustrasikan ciri dari karakter atau
tokoh cerita. Untuk kohesi leksikal berupa antonim ditemukan pada beberapa
pasang kata dan frasa seperti pada: S.121 the little man dengan S.292 the big man; S.27 dinner dengan kata S.208 lunch; S.165 tied dengan kata
S.229 untied, dan sebagainya.
4.3.3 Alasan Penggunaan Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Cerpen