SOIL AND WATER ASSESMENT TOOL SWAT

5 c. Jenis tanah dan penggunaan lahan. Perbedaan misalnya pada karakteristik tanah dalam menyerap air dan besarnya lahan hijau penyerap air atau besarnya luas wilayah kedap air. Daerah Hulu dari suatu DAS beperan sebagai lingkungan pengendali conditioning environtment. Sedangkan dearah hilir merupakan daerah penrima acceptor bahan dan energi, atau lingkungan konsumsi atau lingkungan yang dikendalikan commanded environment. Perubahan yang terjadi dalam suatu DAS dari segi hidrologi dapat mempengaruhi bagian lain dalam DAS tersebut. Penanganan suatu DAS harus meliputi penanganan sebagai suatu kesatuan sistem dengan bagian DAS lainnya sehingga perbaikan DAS dapat berjalan efektif Sinukaban, 2007.

2.2 GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM GIS

Bidang ilmu yang berkaitan dengan informasi keruangan saat ini tidak lepas dari bantuan Geographic Information Sistem GIS. Geographic Information Sistem GIS merupakan suatu sistem yang dirancang untuk menangkap, menyimpan, mrngedit, memanipulasi, menganalisis, menampilkan, dan mengeksport data yang berhubungan dengan fitur-fitur geografis. Sistem ini tidak hanya meliputi hardware dan software yang digunakan, tapi juga meliputi database yang diperlukan atau dikembangkan dan personal yang mengerjakan Bettinger dan wing, 2004. Aplikasi GIS banyak dituangkan dalam bentuk software karena lebih mudah dan presisi dibandingkan dengan metode manual. Data peta digital akan diolah menggunakan software berbasis GIS. Peta digital tersebut memiliki sistem koordinator tersendiri. Sistem koordinat adalah aturan bagaimana mendefinisikan suatu titj awal pada pembuatan peta. Sistem koordinat yang di gunakan di Indonesia terdiri dari sistem koordinat geografis dan sistem kooodinat Universal Transverse Mecator UMT. Pada sistem koordinasi geograofis, bumi dibagi menurut garis khayal yang disebut garis lintang. latitudeparalell dan garis bujur longitudemeridian Pada sistem koordinat UTM, permukaan bumi dibagi kedalam 60 bagian zona bujur yang setiap zona dibnatasi oleh 2 meridian selebar 6° yang memiliki meridian tengah sendiri. Zona 1-60 dimulai dari 180°-174°, 174°-168°BB,174°-180°BT. Untuk Indonesia 90° BT-144°BT, 11°LS-6°LU terdapat sembilan zone, yaitu zone 46-54Gandasasmita et al, 2003. Data GIS terdiri dari dua jenis yaitu data raster dan data vektor. Data vektor , data ini tidak memiliki bentuk yang tidak berkententuan dan terdiri atas tiga jenis yaitu point, lines, dan polygons. Data vektor menggunakan koordinat x dan y dalam menampilkan data spasial Chang, 2004. Sedangkan data raster terdiri atas satuan kecil yang disebut grid cells atau piksel-piksel yang memiliki posisi kolom dan baris tertentu dalam file database. Database GIS yang memiliki struktur raster misalnya terdapat hasil citra satelit dan Digital Elevation Models DEM. Bila suatu data raster GIS dikatakan memiliki resolusi 30 m, maka suatu gris cells akan mewakili luas wilayah sebesar 900 m² 30 m x 30 m.

2.3 SOIL AND WATER ASSESMENT TOOL SWAT

Analisis hidrologi dapat dilakukan dengan menggunakan software SWAT yang pertama kali dikembangkan oleh Dr. Jeff Arnold pada awal tahun 1990an untuk Agricultural Research Service ARS dari USDA. Menurut Neitsch et al 2005, SWAT merupakan hasil gabungan dari beberapa 6 model yaitu Simulator for Water Resources in Rular Basin SWWRRB; Chemical, Runoff, and Erosion from Agricultultural Management Sistem CREAMS; Groundwater Loading effects on Agricultural Management Sistem GREAMS; dan Erosian Productivity Impact Calculator EPIC. Software SWAT pertama kali digunakan di Amerika Serikat yang kemudian meluas ke Eropa, Afrika dan Asia. Software SWAT dikembangkan untuk mengetahui pengaruh dari menejemen lahan terhadap siklus hidrologi, sedimen yang ditimbulkan dan daur dari bahan kimia pertanian yang diproleh berdasarkan data pada waktu tertentu. Software SWAT akan diaplikasikan sebagai tool tambahan pada menu bar plug-in MapWindow 46SR. MapWindow 46SR adalah open source software berbasis GIS yang kemungkinan para penggunanya untuk menambahkan sendiri program atau tool baru. Dengan demikian, SWAT dapat diintegrasikan dengan MapWindow MapWindow SWATMWSWAT tanpa perlu membeli sistem berbasis GIS lainnya secara lengkap Usman et al, 2008. SWAT memungkinkan beberapa proses fisik yang berbeda untuk disimulasikan pada DAS. Neraca air dalam SWAT adala fenomena paling utama yang dikadikan dasar dari setiap kejadian suatu DAS. Siklus hidrologi yang dijalankan oleh software SWAT dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah fase lahan yang mengatur jumlah air, sedimen, unsur hara, dan pestisida untuk mengisi saluran utama pada masing-masing sub basin. Kedua adalah fase air yang berupa pergerakan air, sedimen dan lainnya melalui jaringan-jaringan sungai pada DAS menuju outlet. Persamaan neraca air yang digunakan dalam SWAT : SW t = SW o + Ʃ R day – Q surf – E a -W seep – Q gw Keterangan : SW t = kandungan akhir air tanah mm H 2 O SW o = kandungan air tanah awal pada hari ke-i mm H 2 O R day = jumlah presipitasi padaahri ke-i mm H 2 O Q surf = jumlah surface runoff pada hari ke-i mm H 2 O Ea = jumlah avapotranspirasi pada hari ke-i mm H 2 O W seep = jumlah air yang memasuki vadose zone pada profil tanah pada hari ke-i mm H 2 O Q gw = jumlah air yang kembali pada hari ke-i mm H 2 O Iklim menyediakan masukan air dan energi yang berpengaruh terhadap keseimbangan air. Input energi berupa iklim penting dalam melakukan simulasi SWAT untuk perhitungkan water balance yang akurat Neitsch et al, 2005. Parameter iklim yang digunakan dalam SWAT berupa hujan harian, temperatur udara maksimum dan minimum, radiasi matahari, kecepatan angin, serta kelembapan nisbi. Keunggulan dari SWAT adalah iklim yang sulit untuk disediakan secara harian dapat dibangkitkan dengan menggunakan input file water generator .wgn. Selain iklim, masukkan data lainnya berupa sifat-sifat tanah, jenis penutupan lahan landcover, jenis pengelolaan tanah, dan jenis pemukiman. Adapun syarat agar SWAT dapat diterapkan di Asia Tenggara adalah kesiapan dalam menerima teknologi baik hardware atau software, ketersediaan data untuk mendukung proses input data dan kalibrasi, kebutuhan akan penggunaan SWAT, dukungan masyarakat dan para ahli ahli didaerah tersebut Neitsch et al 7

2.4 SEQUENCIAL UNCERTAINT FITTING VERSION 2. SOIL AND