TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1 KONSEP RUANG LUAR
Konsep perancangan diuraikan sebagai berikut: No Konsep
Uraian 1
Zoning, Angin Dan
Matahari
2 Sirkulasi
`
Angin berhembus dari laut ke darat pada sore hari hingga pagi hari
Angin berhembus dari darat ke laut pada pagi hari hingga sore hari
Matahari Barat baik untuk
pencahayan sore hari tapi panas
yang dihasilkan harus di atasi.
Matahari timur baik untuk
pencahayan pagi tapi panas yang
dihasilkan harus di atasi
Sirkulasi pejalan kaki di buat
senyaman mungkin
Sirkulasi kendaraan
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
3 Parkir
Kendaraan
4 penerangan
dan open
space
Tabel 5.1 : Tabel Konsep Ruang Luar
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
5.2 KONSEP RUANG DALAM
Konsep perancangan ruang dalam diuraikan sebagai berikut: No Konsep
Uraian 1
Zoning ruang
2 Sirkulasi
dalam bangunan
Zoning ruang dalam bangunan dapat dilihat pada gambar diatas. Dari zoning disamping terbentuk
denah museum yang diseuaikan dengan fungsi dan bentuk.
Bagian ini merupakan sirkulasi masuk utama main entrance bagi pengunjung
baik pejalan kaki maupun yang membawa kendaraan.
Bagian belakan merupakan sirkulasi
peneliti yang ingin melakukan
penelitian. Side entrance untuk
pengelola, service, dan pengunjung yang
membawa kendaraan
ram spiral sirkulasi pengunjung museum.
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
3 Fasad
bangunan
Fasad bangunan memakai elemen kaca, alumunium sebagai bukaan dan menonjolkan struktur untuk membentuk fasad bangunan itu
sendiri.
5.3 KONSEP BENTUK MASSA
Konsep bentuk massa disesuaikan dengan sejarah kota medan itu sendiri. Pendiri Kota Medan adalah Guru Patimpus Sembiring Pelawi, beliau merupakan seseorang bersuku karo.
Di suku karo sendiri memiliki lambing atau symbol di suku tersebut. Ketika kita melihat rumah Lingga rumah adat suku karo kita dapat melihat gambar cecak di dindingnya.
Sehingga bentuk massa yang terbentuk terinspirasi dari bentuk cecak itu sendiri dan ditambahkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan karo yang menunjukkan symbol itu pada
desain.
tudu g erupaka topi adat karo yang
dipakai oleh perempuan
diilustrasikan sebagai penutup kepala dan
di aplikasikan ke bangunan sebagai
bagiap atap utama beka buluh erupaka
pelengkap busana adat karo yang dipakai oleh
pria diilustrasikan sebagai pelindung bahu
dan di aplikasikan ke bangunan sebagai
bagiap atap tambahan Tabel 5.2 : Tabel Konsep Ruang Dalam
Gambar 5.3 : Konsep Massa
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
5.4 Konsep Struktur