TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
BAB II DESKRIPSI PROYEK
2.1 TERMINOLOGI JUDUL
Judul proyek yang direncanakan adalah “Museum Sejarah Dan Seni Medan”.
Pengertian kata demi kata judul proyek ini adalah : Museum :
gedung yg digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu; tempat
menyimpan barang kuno Sejarah :    pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi di
masa lampau; ilmu sejarah Seni :         karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan,
ukiran; seniman tari sering juga menciptakan -- susastra yang indah. Medan :     ibukota provinsi Sumatera Utara.
Jadi Museum Sejarah dan Seni Medan adalah suatu bangunan yang mewadahi karya- karya  di  masa  lampau  baik  dalam  bentuk,  suara,  rupa  visual  yang  memiliki  nilai  sejarah
yang tinggi agar masyarakat khususnya masyarakat Medan dapat berkunjung di museum ini.
2.2 TINJAUAN UMUM 2.2.1  Museum
Menurut  Ensiklopedia  Nasional  Indonesia,  Museum  adalah  institusi  permanen  dalam hal  melayani  dan  mengembangkan  masyarakat,  terbuka  untuk  umum  yang  mempelajari,
mengawetkan,  melakukan  penelitian,  melakukan  penyampaian  kepada  masyarakat  dan pameran untuk tujuan pembelajaran, pendidikan, rekreasi, dan memberikan tahukan asset-aset
barang berharga yang nyata dan “tidak nyata” tentang lingkungannya kepada masyarakat. Menurut  Association  of  Museum  1998  definisi  tentang  museum  adalah  museum
membolehkan  orang  untuk  melakukan  penelitian  untuk  inspirasi,  pembelajaran,  dan kesenangan.  Museum  adalah  badan  yang  mengumpulkan,  menyelamatkan  dan  menerima
artefak dan specimen dari orang yang dipercaya oleh badan museum. Definisi yang terdahulu menurut Association of Museum
“Museum merupakan sebuah badan  yang  mengumpulkan,  mendokumentasikan,  melindungi,  memamerkan  dan
menunjukkan mat eri bukti dan memberikan informasi demi kepentingan umum.”
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
Secara Etimologi kata museum berasal dari bahasa latin yaitu “museum” “musea”. Aslinya  dari  bahasa  Yunani  mouseion  yang  merupakan  kuil  yang  dipersembahkan  untuk
Muses dewa seni dalam mitologi Yunani, dan merupakan bangunan tempat pendidikan dan  kesenian,  khususnya  institut  untuk  filosofi  dan  penelitian  pada  perpustakaan  di
Alexandria yang didirikan oleh Ptolomy I Soter 280 SM. Museum  mengumpulkan  dan  merawat  benda-benda  ilmu  pengetahuan  alam,
bendabenda seni, dan benda-benda yang memiliki sejarah penting agar tampak bernilai dan untuk dipamerkan kepada masyarakat umum melalui pameran permanen atau temporer.
Museum  besar  terletak  di  kota  besar  dan  museum  lokal  berada  di  kota  kecil. Kebanyakan  museum  menawarkan  program  dan  kegiatan  yang  menjangkau  seluruh
pengunjung, termasuk orang dewasa, anak-anak, seluruh keluarga, dan tingkat profesi lainnya. Program  untuk  umum  terdiri  dari  perkuliahan  atau  pelatihan  dengan  staf  pengajar,  orang-
orang  yang  ahli,  dengan  film,  musik  atau  pertunjukan  tarian,  dan  demontrasi  dengan teknologi.
Museum  memiliki  berbagai  tipe  dilihat  dari  jenis  koleksi  yang  dimilikinya. Kategorinya  meliputi  barang-barang  kesenian  seni  lukis,  patung  ,  arkeologi,  antropologi,
etnologi,  sejarah,  sejarah  militer,spesialisasi,  virtual,  numismatis,  botani,  zoology,  prangko. Juga  ada  museum  dengan  kategori  khusus  seperti  museum  seni  modern,  museum  sejarah
lokal, museum penerbangan, pertanian, atau geologi. Jenis-jenis museum berdasarkan jenis koleksi yang dimilikinya antara lain :
1.
Museum  Seni  juga  dikenal  sebagai  sebuah  galeri  seni  ,  merupakan  sebuah  ruang
untuk  pameran  seni  ,  biasanya  merupakan  seni  visual  ,  dan  biasanya  terdiri  dari lukisan , ilustrasi , dan patung . Koleksi dari lukisan dan dokumen lama biasanya tidak
dipamerkan didinding , akan tetapi diletakkan di ruang khusus . 2.
Museum  Sejarah  merupakan  museum  yang  memberikan  edukasi  terhadap  sejarah
dan  relevansinya  terhadap  msa  sekarang  dan  masa  lalu  .  Beberapa  museum  sejarah menyimpan aspek kuratorial tertentu dari sejarah dari daerah lokal tertentu . Museum
jenis  ini  memiliki  koleksi  yang  beragam  termasuk  dokumen  ,  artefak  ,  seni,  benda arkeologi .
3.
Museum  Maritim  merupakan  museum  yang  menspesialisasi  terhadap  objek  yang
berhubungan dengan kapal , dan perjalanan di laut dan danau . 4.
Museum Otomotif merupakan museum yang memamerkan kenderaan .
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
5.
Museum  sejarah  alam  merupakan  museum  yang  memamerkan  dunia  alam  yang
memiliki fokus di alam dan budaya . Pada umumnya memberi edukasi yang berfokus pada dinosaurus , sejarah kuno , dan antropologi .
6.
Museum Open Air merupakan museum yang mengkoleksi dan membangun kembali
bangunan tua di daerah terbuka luar . Biasanya bertujuan untuk menciptakan kembali bangunan dan suasana lansekap masa lalu.
7.
Science  Museum  merupakan  museum  yang  membahas  tentang  seputar  masalah
scientific , dan sejarahnya . Untuk menjelaskan penemuan-penemuan yang kompleks , pada umumnya digunakan media visual . Museum jenis ini memmungkinkan memiliki
studioIMAX yang merupakan studio visual tiga dimensi 8.
Museum  Spesialisasi  merupakan  museum  yang  menspesialisasikan  pada  topic
tertentu . Contoh museum ini adalah museum musik , museum anak , museum gelas, dsb  .Museum  ini  pada  umumnya  memberi  edukasi  dan  pengalaman  yang  berbeda
dibandingkan museum lainnya . 9.
Museum  Virtual  merupakan  museum  yang  berada  di  dunia  maya  berupa  internet
dimana tidak memiliki fisik museum dan isinya hanya berupa data . Dalam  kongres  majelis  umum  ICOM  International  Council  of  Museums  sebuah
organisasi  internasional  di  bawah  UNESCO,  menetapkan  definisi  museum  sebagai berikut:
“Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan dalam  melayani  masyarakat,  terbuka  untuk  umum,  memperoleh,  mengawetkan,
mengkomunikasikan  dan  memamerkan  barang-barang  pembuktian  manusia  dan lingkungan  untuk  tujuan  pendidikan,  pengkajian  dan  hiburan.”  Kedudukan  museum  di
Indonesia sekarang di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
2.2.2 Sejarah Permuseuman di Indonesia Berdirinya  suatu  museum  di  Indonesia  dimulai  tahun  1778  dengan  didirikannya
Museum  Bataviaasch  Genootschap  Van  Kunsten  en  Westenschappen  di  Batavia  sekarang Jakarta.  Karena  mulai  dilakukannya  penelitian  benda-benda  warisan  budaya  di  Indonesia
yang telah dikumpulkan. Pada tahun 1915 didirikannya Museum Sono Budoyo di Yogyakarta. Jumlah museum yang terdapat di Indonesia kurang lebih 30 buah sampai akhir Perang Dunia
II.  Jumlah  itu  terus  bertambah  setelah  kemerdekaan  Indonesia  dan  tujuan  pendiriannya berubah  dari  tujuan  untuk  kepentingan  pemerintah  penjajah  menjadi  untuk  kepentingan
masyarakat dalam usaha pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
Pada  tahun  1964  urusan  museum  ditingkatkan  menjadi  Lembaga  Museum-museum Nasional,  kemudian  pada  tahun  1966  Lembaga  Museum-museum  Nasional  diganti  menjadi
Direktorat  Museum  dalam  lingkungan  Direktorat  Jenderal  Kebudayaan.  Dalam  rangka pembinaan dan pengembangan permuseuman di Indonesia maka:
  Pada tahun 1971 Direktorat Permuseuman mengelompokan museum-museum menurut jenis  koleksinya  menjadi  tiga  jenis  yaitu  Museum  Umum,  Museum  Khusus  dan
Museum Lokal.   Pada tahun 1975 pengelompokan itu diubah menjadi Museum Umum, dan Museum
Khusus, dan Museum Pendidikan.   Pada  tahun  1980  pengelompokan  itu  disederhanakan  menjadi  Museum  Umum,  dan
Museum Khusus. Berdasarkan  tingkat  kedudukan  Direktorat  Permuseuman  mengelompokan  Museum
Umum dan Museum Khusus menjadi Museum tingkat Nasional, Museum Regional propinsi dan  Museum  tingkat  Lokal  kodyakabupaten.  Menurut  catatan,  pada  tahun  1981  di
Indonesia terdapat 135 buah museum. Dalam era pembangunan program pengembangan permuseuman dilakukan melalui:
  PELITA  I  dengan  proyek  rehabilitasi  dan  perluasan  museum  pada  museum  pusat Museum Nasional dan Museum Bali Denpasar.
  PELITA II sampai tahun kedua 19751976 program proyek dilanjutkan pada sebelas lokasi dan sampai tahun kelima mencapai 26 lokasi propinsi.
  Pada  PELITA  II  proyek  rehabilitasi  dan  perluasan  diganti  menjadi  proyek pengembangan permuseuman dengan tugas yang lebih luas yaitu selain membina dan
mengembangkan museum yang dikelola oleh swasta dan museum pemerintah daerah. Pembinaan  dan  pengembangan  permuseuman  di  Indonesia  Khususnya  museum
dilingkungan  Departemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan  meliputi  bidang  kolekasi,  fisik bangunan,  ketenagaan,  sarana  penunjang,  fungsionalisasi  dan  peranan  museum  sebagai
museum pembinan museum daerah dan swasta.
2.2.3 Garis Besar Kebijakan Permuseuman di Indonesia 1984-1989 Rencana  induk  permuseuman  di  Indonesia  adalah  perwujudan  hasil  pemikiran
dibidang pembinaan dan pengembemangan permuseuman secara garis besar sebagai landasan dan  pedoman  pengembangan  Museum  nasional,  Museum  Umum,  dan  Museum  Khusus  di
Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
Rencana  induk  permuseuman  ini  mencakup  kebijaksanaan  program-program pegembangan  Museum  Nasional,  Museum  Umum,  dan  Museum  Khusus  dengan  penekanan
pada REPELITA IV, dan dengan berpedoman kepada sasaran  yang ingin dicapai pada akhir REPELITA  V,  yaitu  kesiapan  “tinggal  landas”.  Pengembangan  permuseuman  di  Indonesia
pada  kurun  waktu  REPELITA  IV  pada  dasarnya  merupakan  kelanjutan  dan  peningkatan usaha  penekanan  pada  pembinaan  REPELITA  sebelumnya  dan  memberi  tekanan  pada
pembinaan  dan  pengembangan  suatu  sistem  permuseuman  nasional  yang  dijiwai  falsafah Pancasila dan berdasarkan kepada Undang-Undang Dasar 1945.
Kebijakan  permuseuman  mencakup  kebijaksanaan  pengembangan  Museum  Nasional, Museum Umum, dan Museum Khusus dalam bidang-bidang koleksi, fisik, ketenagaan, sarana
penunjang,  dan  fungsionalisasi.  Untuk  Museum  Nasional  dan  Museum  Propinsi dikembangkan  pula  peranannya  sebagai  museum  pembina.  Kebijakan  pengembangan
permuseuman  Indonesia  juga  berpegang  kepada  rumusan  ICOM  mengenai  fungsi  museum yaitu:
  Mengumpulkan dan pengamanan warisan alam dan budaya   Dokumentasi dan penelitian ilmiah
  Konservasi dan preservasi   Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum
  Pengenalan dan penghayatan kesenian   Pengenalan kebudayaan antar daerah dan bangsa
  Visualisasi warisan alam dan budaya   Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia
  Pembangkit rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
Fungsi di atas menunjukan bahwa warisan sejarah budaya dan warisan sejarah alam perlu dipelihara  dan  diselamatkan  dengan  demikian  dapat  dibina  nilai-nilai  budaya  nasional  yang
dapat memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal harga diri dan kebanggaan nasional serta memperkokoh kesatuan nasional.
2.2.4 Landasan Kebijaksanaan
1. Landasan Idial
Landasan Idial permuseuman adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari landasan idial pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional yaitu Landasan idial Pancasila,
yang tercantum dalam pembukaan Undang- undang Dasar 1945. “….dan untuk memajukan
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial….”
2. Landasan Konstitusional
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31: 1. Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran
2. Pemerintahan mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur oleh undang-undang. Undang-
Undang Dasar 1945 pasal 32: “Pemerintah memajukan kebuday
aan nasional Indonesia” hal ini mengandung arti seperti disebut dalam penjelasan pasal tersebut.
3. Landasan Operasional
Sejalan dengan Garis-Garis Besar haluan Negara Ketetapan MPR No.IIMPR1983 landasan operasional pembinaan dan pengembangan kebudayaan termasuk pembinaan
penghayatan Kepercayaan Terhadap Yang Maha Esa, antara lain menyebutkan. •  Nilai budaya Indonesia yang mencerminkan nilai tukar bangsa harus dibina dan
dikembangkan guna memperkuat penghayatan dan pengamalan pancasila, memperkuat kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri dan kebangsaan
nasional serta memperkokoh jiwa persatuan. •  Kebudayaan nasional terus dibina dan diarahkan pada penerapan nilai-nilai
kepribadian bangsa yang berlandaskan pancasila. •  Dengan tumbuhnya kebudayaan yang berkeribadian nasional maka sekaligus dapat
dicegah dengan nilai-nilai social budaya yang bersifat feudal dan kedaerahan yang sempit serta ditanggulangi pengaruh kebudayaan asing yang negative sedang dilain
pihak ditimbulkan.
2.2.5  Luas Area Museum
Museum merupakan bangunan publik . Oleh karena itu luasan museum diukur dari banyaknya penduduk lokal daerah tersebut . Walupun begitu , juga terdapat beberapa
museum  yang  luas  di  daerah  dengan  penduduk  yang  sedikit  ,  begitu  juga  sebaliknya Pendistribusian luas areal museum baru harus sesuai dengan pembagian yang merata,
dimana luas areal untuk kuratorial ditambah administrasi dan servis harus seluas areal
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
pameran.  Menurut  Laurence  Vail  Coleman  dalam  Mueum  Buildings  Standar  luasan museum berdasarkan jumlah penduduk lokal adalah :
2.2.6 Perkembangan Seni di Indonesia
Perkembangan  kesenian  Indonesia  mencakup  berbagai  bentuk,  gerak,suara  dan rupa  visual.  Menurut  Hegel,  perkembangan  seni  mengakibatkan  tumbuhnya
bermacam-macam seni. Seni adalah cerminan jiwa yang menyatukan kehidupan cipta yang  dibatasi  oleh  ruang  yang  terwujud  menjadi  benda-benda  kasat  mataSuwaji  B.
1990:36. A.
Sifat – Sifat Umum Seni Rupa Indonesia 1.
Bersifat tradisionalstatis Dengan adanya kebudayaan agraris mengarah pada bentuk kesenian yang berpegang
pada suatu kaidah yang turun temurun 2.
Bersifat Progresif Dengan adanya kebudayaan maritim. Kesenian Indonesia sering dipengaruhi
kebudayaan luar yang kemudian di padukan dan dikembangkan sehingga menjadi milik bangsa Indonesia sendiri
3. Bersifat Kebinekaan
Indonesia terdiri dari beberapa daerah dengan keadaan lingkungan dan alam yang berbeda, sehingga melahirkan bentuk ungkapan seni yang beraneka ragam
4. Bersifat Seni Kerajinan
Dengan kekayaan alam Indonesia yang menghasilkan bermacam – macam bahan
untuk membuat kerajinan 5.
Bersifat Non Realis Dengan latar belakang agama asli yang primitif berpengaruh pada ungkapan seni yang
Populasi Luas area museum
10.000 jiwa 650m
2
- 1300m
2
25.000 jiwa 1115m
2
- 2230m
2
50.000 jiwa 1800m
2
– 3600m
2
50.000 jiwa 2700m
2
– 5500m
2
250.000 jiwa 4830m
2
– 9800m
2
500.000 jiwa 7600m
2
– 15000m
2
1.000.000 jiwa 12000m
2
– 23500m
2
Tabel 2.1 : tabel luas area museum
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
selalu bersifat perlambangan  simbolisme
B. Seni Rupa Prasejarah Indonesia
Jaman prasejarah Prehistory adalah jaman sebelum ditemukan sumber – sumber
atau  dokumen –  dokumen  tertulis  mengenai  kehidupan  manusia.  Latar  belakang
kebudayaannya  berasal  dari  kebudayaan  Indonesia  yang  disebarkan  oleh  bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme
yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara bersifat simbolisme Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas: Jaman Batu dan Jaman Logam.
1. Seni Rupa Jaman Batu Jaman batu terbagi lagi menjadi: jaman batu tua Palaeolithikum, jaman batu
menengah  Mesolithikum,  Jaman  batu  muda  Neolithikum,  kemudian  berkembang kesenian  dari  batu  di  jaman  logam  disebut  jaman  megalithikum  Batu  Besar
Peninggalan – peninggalannya yaitu:
a. Seni Bangunan
Manusia  phaleolithikum  belum  meiliki  tempat  tinggal  tetap,  mereka  hidup mengembara  nomaden  dan  berburu  atau  mengumpulkan  makanan  food  gathering
tanda – tanda adanya karya seni rupa dimulai dari jaman Mesolithikum. Mereka sudah
memiliki  tempat  tinggal  di  goa –  goa.  Seperti  goa  yang  ditemukan  di  di  Sulawesi
Selatan  dan  Irian  Jaya.  Juga  berupa  rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan
bukti – bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit
kerang Klokkenmodinger sebagai sisa – sisa sampah dapur para nelayan Kemudian
jaman  Neolithikum,  manusia  sudah  bisa  bercocok  tanah  dan  berternak  food producting  serta  bertempat  tinggal  tinggal  di  rumah
–  rumah  kayu    bambu.  Pada jaman  megalithikum  banyak  menghasilkan  bangunan
–  bangunan  dari  batu  yang berukuran  besar  untuk  keperluan  upacara  agama,  seperti  punden,  dolmen,  sarkofaq,
meja batu, dll. b.
Seni Patung Seni  patung  berkembang  pada  jaman  Neolithikum,  berupa  patung
–  patung  nenek moyang  dan  patung  penolak  bala,  bergaya  non  realistis,  terbuat  dari  kayu  atau  batu.
Kemudian  jaman  megalithikum  banyak  itemukan  patung –  patung  berukuran  besar
bergaya statis monumental dan dinamis piktural c.
Seni Lukis
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan – lukisan yang dibuat pada dinding gua
seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti adegang perburuan binatang lambing nenek
moyang  dan  cap  jari.  Kemudian  pada  jaman  neolithikum  dan  megalithikum,  lukisan diterapkan  pada  bangunan
–  bangunan  dan  benda  –  benda  kerajinan  sebagai  hiasan ornamentik motif geometris atau motif perlambang.
2. Seni Rupa Jaman Logam Jaman logam di Indonesia dikenal sebagai jaman perunggu, Karena banyak ditemukan
benda – benda kerajinan dari bahan perunggu seperti ganderang, kapak, bejana, patung
dan perhiasan, karya seni tersebut dibuat dengan teknik mengecor mencetak yang dikenal dengan 2 teknik mencetak:
o Bivalve, ialah teknik mengecor yang bisaa di ualng berulang
o Acire Perdue, ialah teknim mengecor yang hany satu kali pakai tidak bisa
diulang
C. Seni Rupa Indonesia Hindu
Kebudayaan  Hindu  berasal  dari  India  yang  menyebar  di  Indonesia  sekitar  abad pertama  Masehi  melalui  kegiatan  perdagangan,  agama  dan  politik.  Pusat
perkembangannya  di  Jawa,  Bali  dan  Sumatra  yang  kemudian  bercampur  akulturasi dengan  kebudayaan  asli  Indonesia  kebudayaan  istana  dan  feodal.  Prose  akulturasi
kebudayan India dan Indonesia berlangsung secara bertahap dalam kurun waktu yang lama, yaitu dengan proses:
o Proses peniruan imitasi
o Proses Penyesuaian adaptasi
o Proses Penguasaan kreasi
1. Ciri – Ciri Seni rupa Indonesia Hindu
a. Bersifat Peodal, yaitu kesenian berpusat di istana sebagai medi pengabdian Raja kultus Raja
b. Bersifat Sakral, yaitu kesenian sebagai media upacara agama c. Bersifat Konvensional, yaitu kesenian yang bertolak pada suatu pedoman pada sumber
hukum agama Silfasastra d. Hasil akulturasi kebudayaan India dengan indonesia
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
2. Karya Seni Rupa Indonesia Hindu   Bangunan Candi
Candi berasala dari kata “Candika” yang berarti nama salah satu Dewa kematian Dugra. Karenanya candi selalu dihubungkan dengan mnumen untuk memuliakan
Raja yang meninggal contohnya candi Kidal untuk memuliakan Raja Anusapati.   Bangunan pura
Pura adalah bangunan tempat Dewa atau arwah leluhur yang banyak didirikan di Bali. Pura merupakan komplek bangunan yang disusun terdiri dari tiga halaman pengaruh
dari candi penataran.    Bangunan Puri
Puri adalah bangunan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan pusat keagamaan. Bangunan
– bangunan yang terdapat di komplek puri antara lain: Tempat kepala keluarga Semanggen, tempat upacara meratakan gigi Balain Munde dsb.
D. Seni Rupa Indonesia Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke 7 M oleh para pedagang dari India,  Persia  dan  Cina.  Mereka  menyebarkan  ajaran  Islam  sekligus  memperkenalkan
kebudayaannya masing – masing, maka timbul akulturasi kebudayaan.Seni rupa Islam
juga  dikembangkan  oleh  para  empu  di  istana –  istana  sebagai  media  pengabdian
kepada  para  penguasa  RajaSultan  kemudian  dalam  kaitannya  dengan  penyebaran agama  Islam,  para  walipun  berperan  dalam  mengembangkan  seni  di  masyarakat
pedesaan, misalnya da’wah Islam disampaikan dengan media seni wayang.
1. Ciri – Ciri Seni Rupa Indonesia Islam
a. Bersifat feodal, yaitu kesenian yang bersifat di istana sebagai media pengabdian kepada Raja  sultan
b. Bersumber dari kesenian pra Islam seni prasejarah dan seni Hindu Budha c. Berperan
2. Karya Seni Rupa Indonesia Islam A. Seni Bangunan
  Mesjid Pengaruh hindu tampak pada bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil
seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali, contohnya atap mesjid Agung Demak dan Mesjid Agung Banten
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
  Istana Istana    keraton  berfungsi  sebagai  tempat  tinggal  Raja,  pusat  pemerintahan.  Pusat
kegiatan  agama  dan  budaya.  Komplek  istana  bisaanya  didirikan  di  pusat  kota  yang dikelilingi oleh dinding keliling dan parit pertahanan.
  Makam Arsitektur makam orang muslimin di Indonesia merupakan hasil pengaruh dari tradisi
non  muslim.  Pengaruh  seni  prasejarah  tampak  pada  bentuk  makam  seperti  punden berundak. Sedangkan pengaruh hindu tampak pada nisannya yang diberi hiasan motif
gunungan  atau  motif  kala  makara.  Adapun  pengaruh  dari  Gujarat  India  yaitu  pada makam yang beratap sungkup.
B. Seni Kaligrafi Seni  kaligrafi  atau  seni  khat  adalah  seni  tulisan  indah.  Dalam  kesenian  Islam
menggunakan bahasa arab. Sebagai bentuk simbolis dari rangkaian ayat – ayat suci Al
– Qur’an. Berdasarkan fungsinya seni kaligrafi dibedakan menjadi, yaitu:   Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi  hiasan
  Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar   Kaligrafi  ekspresi  berfungsi  sebagai  media  ungkapan  perasaan  seperti  kaligrafi
karya AD. Pireus dan Ahmad Sadeli
C. Seni Hias Seni hias islam selalu menghindari penggambaran makhluk hidup secara realis,
maka  untuk  penyamarannya  dibuatkan  stilasinya  digayakan  atau  diformasi disederhanakan dengan bentuk tumbuh
– tumbuhan.
E. Seni Rupa Indonesi Modern Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni
yang terjadi akibat dari pengaruh kaidah seni Barat  Eropa. Dalam perkembangannya sejalan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan.
  Aliran – Aliran Seni Lukis Aliran  seni  lukis  muncul  di  eropa  pada  abd  ke  19  yang  dipengaruhi  oleh
pesatya perkembangan di bidang ilmu dan teknologi. Penemuan teori – teori baru itu
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
kemudian dijadikan kaidah seni  yang berlaku dalam ikatan kelompok pendukungnya, maka lahirlah suatu aliran atau faham dalam seni:
1. Kalsisisme, cirinya: Objek lukisan seperti dibuat – buat dekoratif, berkesan indah dan
elok. Tokohnya: Watteau, Ringaud, Viee Lebrun, Fragnorad dan Marisot Boucher 2.
Neoklasisisme,  cirinya  objek  lukisan  sekitar  lingungan  istana  dan  tokoh  agama, bersifat intelektual dan akademis. Semua bentuk dibatasi dengan garis nyata, berkesan
tenang dan agung. Pelopornya Louis Davis kemudian dilanjutkan oleh Ingres 3.
Romantisme,  cirinya:  bertemakan  tentang  cerita  yang  dahsyat  atau  kegemilangan sejarah  dan  peristiwa  yang  menggugah  perasaan,  emosional  kaya  dengan  warna  dan
kontras  cahaya,  kesan  gerak  lebih  menonjol  bahkan  melebihi  kejadian  sebenarnya. Tokohnya: Teodore Gericault, Delaxroix, Cemille Corot, Rouseau. Millet dll
4. Realisme,  cirinya:  mengungkapkan  kejadian  yang  sebenarnya  dengan  objek  lukisan
tentang  rakyat  jelata,  kemiskinan  atau  kepahitan  hidup,  penderitaan  dan  kesibukan –
kesibukan, tokohnya Gustave Courbet dan George Hendrik Breitner 5.
Naturalisme,  cirinya:  melukis  objek  alam    pemandangan  secara  visual  forografis tanpa  ada  penafsiran  lain.  Pelukisnya;  Rudolf  Bonnet,  Le  Mayeur,  R.  Locatelli  dab
Albercth Durer 6.
Improsionisme,  cirinya:  melukis  kesan  alam  secara  langsung  dan  cepat  berdasarkan kaidah  hukum  cahaya,  garis  kontur    blabar  dan  kaya  dengan  warna,  pelukisnya  :
Claude Monet, Degas, Pisarro dll 7.
Pointilisme, cirinya: melukis dengan teknik bintik – bintik kecil untuk menampilkan efek cahaya dan warna, pelukisnya Seurat
8. Ekspresionisme, cirinya : hasil ungkapan emosi dan perasaan objeknya menyimpang
dari bentuk alam, spontanitas dan kecepatan dalam melukis dana menggunakan warna secara murni. Pelopornya ialah Vincent, Van Gogh dan para pengikutnya: Emil Nolde,
Karl Scmidt dan Mondesohn 9.
Kubisme,  ada  dua  jenis  yaitu  Kubisme  Analitis  cirinya  objek  lukisan  menyerupai susunan  balok    kubus  yang  berkesan  3  dimensi,  dan  kubisme  sintesis  cirinya  objek
lukisan  menyerupai  susunan  bidang  trasparan  yang  berkesan  2  dimensi.  Pelukisnya Pablo Picasso, George Braque, Jan Gris, dan Fernand Leger
10. Futurisme,  cirinya:  menampilkan  kesan  gerak  pada  objek  dengan  cara  pengulangan
bentuk yang berubah - rubah arah. Pelukisnya: G. Balla, Severini, dan Carlo Carra
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
11. Abstrak, cirinya melukis hasil ungkapan batin yang tidak ada identifikasinya di dunia
nyata  dengan  mempergunakan  kesatuan  garis,  bidang,  warna  dan  unsur  seni  rupa lainnya. Pelukisnya : Wassily Kadinsky, Piet Mondrin dan Malevich
12. Dadaisme, cirinya: lukisan seperti kekanak – kekanakan, nihilistic, naïf, lucu, menolak
hukum seni dan keindahan. Pelopornya Paul Klee 13.
Surrealisme,  cirinya:  objek  lukisan  tampak  aneh  dan  asing  seolah  –  olah  hanya terdapat di alam impian , pelukisnya Salvador dali, Marc Ghagall Joan Miro dll.
14. Pop  Art,  cirinya:  berkesan  seolah  –  olah  sindiran,  karikatur,  humor  dan  apa  adanya
dari  objek  aa  saja  dapat  ditampilkan  walaupun  tidak  lajim  dalam  karya  seni, senimannya Tom Waselman, Cristo dan lain
– lain 15.
Optical Art, cirinya: termasuk seni non objektif dengan menampilkan bentuk – bentuk geometris  atau  garis
–  garis  yang diulang secara teratur rapih dan terperinci dengan warna
– warna cemerlang pelukisnya: Jackson Pollok, William de Kooning dan Andy Warhol.
2.2.7 Pentingnya Sejarah dan Seni
“Janganlah  melihat  ke  masa  depan  dengan  mata  buta  Masa  yang  lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.”
Pidato  HUT  Proklamasi  1966,  Soekarno.  Dari  kutipan  berikut  jelas  bahwa  sejarah adalah  titik  tolak  ukur  untuk  menghadapi  masa  depan  agar  kita  selalu  menjadikan
masa  lalu  sebagai  pengalaman  yang  berharga.  Arsitektur  terkait  dengan  seni  baik secara  bentuk,  structural  dan  rupa.  Oleh  karena  itu,  perlu  sebuah  tempat  atau  wadah
untuk menunjukkan sejarah dan seni Indonesia pada masyarakat dengan menyediakan
museum untuk dijadikan tempat berkunjung dan mencari pengetahuan. 2.3  TINJAUAN KASUS PROYEK
Museum sejarah pada umumnya berbeda dengan museum seni karena museum sejarah lebih bersifat edukatif sedangkan museum seni lebih bersifat kreatif dan rekreatif. Tetpai
keduanya  memiliki  kesamaan  yang  paling  mendasar  yaitu  sebagai  tempat  mengoleksi benda-benda  yang memiliki nilai  sejarah dan seni  yang cukup tinggi  untuk dipamerkan
pada pengunjung. Sebuah museum  tidak hanya sebagai tempat untuk berkunjung melihat benda-benda,
tetapi  juga  sebagai  sarana  umum  yang  bersifat  mendidik  dan  tempat  untuk  meneliti benda-benda  yang  bebilai  sejarah  untuk  dipublikasikan  ke  khalayak  umum  agar  semua
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
orang dapat merasakan dan melihat benda-benda tersebut secara langsung. Faktor  keamanan  merupakan  faktor  penting  dalam  museum  agar  dapat  menjamin
keamanan  benda-benda  yang  ada  di  dalamnya.  Oleh  karena  itu,  perlu  ditingkatkan keamanan museum dengan membuat sistem kamera cctv dan penjagaan yang ketat.
2.4  TINJAUAN KELAYAKAN
2.4.1 Kelayakan Fungsional Keberadaan  museum  saat  ini  sangat  diperlukan  di  Medan  dapat  membawa
keuntungan  besar  bagi  Pemerintahan  Medan  itu  sendiri,  tidak  hanya  itu,  warga  Kota Medan  juga  sangat  merasa  senang  dengan  keberadaan  museum  itu  sebab  selain
menambah  ilmu  pengetahuan  mereka  juga  dapat  menikmati  rekreatif  dengan  melihat sejarah Negara kita terkhusus sejarah Kota Medan.
Minat  warga  untuk  datang  ke  museum  tidak  terlalu  tertarik  dikarenakan  unsur tertentu  misalnya,  sarana  museum  yang  kurang  memadai,  pusat  pencarian  data  dan
penelitian  tidak  tersedia,  fasilitas  pendukung  yang  tidak  tersedia,  dan  ruang  luar  yang kurang  baik.  Hal  ini  yang  membuat  masyarakat  lebih  memilih  browsing  internet  untuk
mencari data dari pada dating ke museum. Kegiatan yang diharapkan terjadi di museum adalah:
- Dapat melihat secara langsung benda-benda dan karya-karya sejarah dan benilai seni.
- Pusat penelitian dan penyimpanan data yang kongkrit
- Menjadi salah satu tempat wisata yang bersifat edukatif
- Dapat menikmati ruang luar yang bisa digunakan untuk fasilitas lain
Pengelolaan  Museum  Sejarah  dan  Seni  Medan  ini  sangat  diharapkan  kepada pemerintah  dan  warga  untuk  saling  menjaga  sarana  kita  bersama  untuk  kepentingan
bersama.
2.4.2 Kelayakan Proyek Sebagai  salah  satu  daerah  kunjungan  wisata  di  Sumatera  Utara,  Medan  memiliki
keunikan tersendiri karena merupakan daerah wisata yang didominasi oleh tujuan wisata bisnis,  sekaligus  kota  Medan  juga  merupakan  pintu  gerbang  bagian  barat  daerah  tujuan
wisata di  Indonesia termuat dalam Tap MPR No.11MPR1983. Dalam era globalisasi sekarang ini, Medan  yang berpendudukan relatif sekuler dan telah berpikir maju, belum
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
memiliki  sebuah  sarana  pendidikan  yang  berfungsi  untuk  menyediakan  sarana  umum untuk tempat menyimpan barang-barang bersejarah dan karya-karya seni yang akan dapat
meningkatkan nilai jual pariwisata kota Medan. Hal  tersebut  yang  menjadi  dasar  dalam  perencanaan  Museum  Sejarah  dan  Seni
Medan yang akan menampung benda-benda dan karya seni yang ada di Medan. Dengan demikian  sangat  peting  bagi  warga  dan  pemerintah  Medan  terhadap  perencanaan
museum ini. Beberapa  alas  an  untuk  memperkuat  perencanaan  museum  ini  didirikan  di  Medan
adalah: -
Museum di Medan saat ini telah berkurang peminatnya -
Sarana dan prasarana di bidang edukatif di Medan ini masih belum memadai -
Pelaksanaan tujuan wisata ke daerah Sumatera Utara yang termuat dalam  Tap MPR No.11MPR1983.
- 2.4.3 Kelayakan Lokasi
Pemilihan  lokasi  merupakan  hal  yang  sangat  penting  dalam  menempatkan  sebuah museum  di  mudan  dikarenakan  bangunan  ini  memerlukan  lahan  yang  luas  dan  sebisa
mungkin  mudah  untuk  dijangkau  oleh  semua  warga  di  belahan  kota  Medan.  Hal  yang dijadikan prinsip pemilihan lokasi antara lain :
- Berada  di  daerah  yang  sesuai  dengan  peruntukan  site  dan  strategis  baik  dalam
pencapaian dan prasarana -
Berada di kawasan kota Medan yang sudah di pertimbangkan untuk pencapaian -
Dapat mengakomodasi kegiatan yag akan terjadi di dalam dan di luar museum -
Memiliki luas tapak yang dapat dikembangkan kearah vertikal maupun horizontal.
Universitas Sumatera Utara
TRI SUSANTO SEMBIRING
070406064
2.5  TINJAUAN LOKASI