DESKRIPTIF TEMA DESKRIPSI PROYEK

TRI SUSANTO SEMBIRING 070406064 Gambar 3.2.1 : Nagoya City Art Museum Sumber : Google.com Pengertian Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya. Prinsip-prinsip Metafora dalam Arsitektur pada umumnya dipakai jika:  mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain.  mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain.  mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru. Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :  Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain.  Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.  Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya.  Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif.

3.2 DESKRIPTIF TEMA

Menurut Anthony C. Antoniades dal am bukunya, “Poetic of Architecture : Theory of Design” , mengidentifikasi metafora arsitektur ke dalam 3 kategori, yakni: 3.2.1 Intangible metaphor Metafora Abstrak : Rancangan mengacu kepada hal-hal yang bersifat abstrak dan tidak dapat dibendakan. Metafora Abstrak dapat dilihat pada beberapa karya Arsitek Jepang, seperti Kisho Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat konsep simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba membawa elemen sejarah dan budaya pada engawa tempat peralihan sebagai ”ruang antara” pada bangunan: antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan. Konsep ini dapat dilihat pada karya Kisho Kurokawa, salah satunya yaitu Nagoya City Art Museum. Universitas Sumatera Utara TRI SUSANTO SEMBIRING 070406064 Gambar 3.2.2 : Station TGV Airport Sumber : Google.com Elemen sejarah dan budaya merupakan sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan Intangible. Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa tergolong pada Metafora Abstrak. 3.2.2 Tangible metaphor Metafora Konkrit : Rancangan arsitektur yang mengacu kepada benda-benda atau objek nyata Tangible dan dapat dirasakan secara visual. Metafora Konkrit dapat dilihat pada karya Santiago Calatrava yaitu Lyon Satolas Airport TGV. Bandara TGV ini merupakan interpretasi dari Metafora bentuk seekor burung. 3.2.3 Combination : Rancangan arsitektur yang memiliki metafora abstrak dan konkrit didalamnya menghasilkan dan suatu bentuk penerapan yang tidak secara lansung menampilkan sebuah bentuk melainkan terdapat sebuah tahap transformasi didalamnya. Hal ini mengakibatkan adanya tanggapan yang berbeda dari setiap pengamat terhadap bangunan tersebut. Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah EX Plaza Indonesia karya Budiman Hendropurnomo yang menjadikan gaya kinetik pada mobil sebagai konsepnya, yang diterjemahkan menjadi gubahan masa lima kotak yang miring sebagai ekspresi gaya kinetik mobil, kolom-kolom penyangganya sebagai ban mobil. Universitas Sumatera Utara TRI SUSANTO SEMBIRING 070406064 Gambar 3.2.3 : EX Plaza Sumber : Google.com Dari penjelasan di atas, perancangan Museum Sejarah dan Seni Medan mengambil tema Metafora konkrit tangible metaphor.

3.3 INTERPRETASI TEMA